Pernikahan Siri Seorang Dokter

Pernikahan Siri Seorang Dokter

part 1. Jaminan Hutang

Husna Tri Hanasari ia merupakan gadis berumur 21 tahun, ia tinggal bersama paman dan bibi nya, Husna merupakan anak yatim piatu semenjak dari SD ayah dan ibu nya meninggal dunia karena kecelakaan pesawat.

Husna merupakan mahasiswi dengan jurusan Administrasi Negara, ia berkuliah di salah satu kampus terbaik di kota nya ini.

Siang hari nya dia bercerita kembali bersama teman-teman nya, ia menceritakan kehidupan nya semenjak di tinggal oleh kedua orang tua nya. Husna banyak dapat kecaman dari paman dan bibi nya.

"Husna, kamu nggak mau kabur dari rumah itu?" tanya Chintya teman Husna

"Iya benar kata Chintya, menurut aku sih paman sama bibi kamu itu sangat kejam, lebih baik kamu pergi aja deh dari rumah itu!" ujar Shilla

"Aku nggak mau pergi dari rumah itu chin, Shil kalian kan tau rumah itu peninggalan orang tua aku, aku kadang merasa ingin pergi juga tapi aku nggak bisa juga, aku nggak mau paman ku itu ngambil hak rumah ku itu!" ujar Husna

Mereka bertiga sama-sama saling termenung saat Husna usai bicara tadi, mereka larut dalam pikiran mereka masing-masing.

...

Sore harinya Husna sampai di rumah paman dan bibi nya itu, lebih tepat lagi rumah itu milik orang tua Husna, tapi dengan kelicikan paman nya ia memindahkan sertifikat rumah itu atas nama nya.

"Dari mana saja kamu?" tanya bibi nya itu sangat sinis penuh kemarahan.

"Husna habis belajar kelompok bibi!' ujar Husna

Tadi Husna sepulang dari kampus ia pergi ke rumah shilla untuk mengerjakan tugas yang di berikan oleh dosen nya.

"Cuci baju sama piring sana, cucian udah numpuk, jangan banyak alasan saja!" ujar Inah bibi nya.

Setiap pulang kampus Husna tak pernah merasakan yang nama nya istirahat itu, setiap pulang kuliah dia selalu mengerjakan pekerjaan rumah semua nya.

Bibi nya itu mendatangi Husna yang lagi mencuci piring.

"Uus, nanti ada tamu, kamu harus manggil bibi ibu dan manggil paman dengan sebutan ayah ya!" ujar bibi nya itu.

Uus merupakan panggilan kecil Husna, selesai cuci piring sekarang Husna memasak untuk makan malam nanti.

"Uus Abang bantu ya!" ujar Fajri sudah berdiri di samping Husna yang lagi kerepotan memasak makanan.

Husna melihat Abang sepupu nya itu, tapi Husna hanya diam saja, Husna diam karena dia tak ingin di bantu oleh Abang sepupu nya ini, dia takut nanti bibi dan paman nya marah.

"Abang bantu ya biar cepat selesai nya!" ujar Fajri

"Jangan bang!" barulah Husna bersuara

Dengan keras kepala nya Fajri tetap membantu Husna, Husna tidak bisa melarang lagi jika Abang sepupu nya ini sudah bertindak.

"FAJRI! bentak bibi Inah

Husna kaget dengan suara bibi nya itu, sementara Fajri langsung melindungi Husna di sebalik punggung nya.

"Ibu jangan pukul Uus, ini inisiatif aku sendiri yang bantu Uus memasak!" ujar Fajri

Selain kena marah Husna sering mendapatkan pukulan benda tumpul di tubuh nya itu oleh bibi nya.

"Fajri masuk kamar!" ujar bibi Inah itu sangat murka, Fajri menggeleng karena ia masih mau melindungi adik sepupu nya ini.

Sementara di sebalik punggung Fajri, Husna sudah menangis karena ia takut kena pukul benda tumpul di tubuh nya lagi.

Plakk

"Masuk kamar!" bentak bibi Inah menampar pipi Fajri, Fajri rela kena tamparan ibu nya demi melindungi adik sepupu nya ini.

"Fajri tidak akan mau masuk kamar, Fajri mau melindungi adik fajri!" bantah Fajri masih menutupi seluruh tubuh Husna dengan tubuhnya jadi tameng untuk Husna

"Bang masuk aja bang!" ujar Husna terisak kecil.

"Tapi Abang tidak mau kamu di pukul ibu lagi!" ujar Fajri

"Pergi bang Uus tidak papa!" ujar Husna

Terpaksa Fajri pergi dari sana kini tinggal Husna dan bibi nya itu.

"Bersiap-siap sekarang!" ujar bibi nya itu dengan nada datar, kali ini Husna tidak kena pukulan dari bibi nya itu.

Husna masih berdiri di sana ia masih menangis karena ia masih takut dengan bibi nya itu.

"Tinggalkan dulu pekerjaan kamu ini dulu, kamu berdandan lah dengan cantik!" ujar bibi nya itu lagi.

Husna langsung berlari ke kamar nya ia melaksanakan perintah dari bibi nya itu, bahkan Husna tak menaruh curiga kepada bibi nya itu.

...

Husna bersama bibi dan paman nya sudah duduk di ruang tamu, mereka kedatangan tamu seperti yang telah di ucapkan oleh bibi nya tadi.

"Mana wanita yang akan melunasi hutang kau itu Inah?" ujar pria itu sangat dingin

Husna tak percaya dengan ucapan pemuda yang mengatakan jika ia yang akan menjadi jaminan atas hutang-hutang paman dan bibi nya.

"I-ini t-tuan!" ujar bibi nya itu menunjuk Husna yang sudah tak bisa lagi menahan air mata nya.

"Baiklah, besok bawa dia ke Aula yang telah aku katakan!" ujar pemuda itu, setelah itu pemuda itu langsung pergi.

Serasa pemuda itu sudah pergi barulah Husna bersuara ingin mempertanyakan tentang hal ini.

"Bibi paman apa maksud kalian menjadikan aku jaminan dari hutang-hutang kalian!" ujar Husna

"Bantu kami Husna hanya kamulah yang bisa membantu kami, kamu mau kan bantu paman dan bibi kamu ini!" ujar paman nya itu.

"Tapi paman!" ujar Husna

"Kali ini saja Husna, anggap saja ini balas budi kamu untuk kami yang telah membesarkan kamu!" ujar bibi nya itu.

Husna tak habis pikir dengan paman dan bibi nya ini, dia pikir paman dan bibi nya ini tulus dalam merawat nya sedari kecil, tapi apa dia malah meminta balas budi atas semua ini.

Husna kembali ke kamar nya ia tak bisa melawan semua ucapan paman dan bibi nya itu, ia sangat takut untuk melawan paman dan bibi nya itu.

"Ayah, ibu kenapa kalian begitu cepat meninggalkan aku, aku sendirian di sini ayah ibu, kalian tau mereka sangat tak adil dengan aku, mereka menjadikan ku sebagai jaminan hutang-hutang mereka, Husna harus bagaimana?"

Husna menangis sambil memeluk foto mereka bertiga, setiap ada masalah Husna selalu curhat ke foto yang ada di dalam kamar nya itu.

...

Husna melaksanakan sholat subuh, selesai sholat subuh ia mengambil foto keluarga nya itu lagi, Husna mengusap foto itu air matanya mengalir begitu saja.

"Ayah, ibu aku kangen kalian!" lirih Husna begitu pilu.

Tok tok tok

Pintu kamar di ketuk oleh bibi nya Husna, sepagi ini Husna selalu memasak sarapan untuk orang rumah, Husna menghapus air mata nya lalu baru ia membuka pintu kamar nya itu.

"Iya bibi Husna sebentar lagi masak!" ujar Husna sudah tau apa yang ingin bibi nya ucapkan.

"Art sudah selesai masak, cepat ganti baju dan dandan yang cantik!" ujar bibi nya itu.

"Kita mau kemana bibi?" tanya Husna

"Sudah jangan banyak tanya, buruan kamu dandan yang cantik!" ujar bibi nya itu, Husna hanya bisa menurut saja.

Selesai Husna memoleskan sedikit make up di wajah nya kini ia di bawa oleh bibi dan paman nya itu ke tempat Aula yang di suruh oleh tamu nya kemaren.

"Kita mau apa ke sini bibi?" tanya Husna

"Sudah kamu jangan banyak tanya Uus, dari tadi kamu nanya melulu!" ujar paman Adi

Husna langsung diam tanpa banyak bertanya lagi, kini mereka bertiga duduk di sofa yang di arahkan oleh penjaga aula ini.

"Wah kalian cepat sekali datang nya, kalian tunggu sebentar di sini saya mau memanggil tuan dulu!" ujar Hendri pemuda yang kemaren malam ke rumah mereka.

Husna sudah sangat takut dengan rencana paman dan bibi nya ini, ia mau kabur dari sini tapi kesempatan itu tak ada.

"Bibi, Husna harus kuliah pagi ini aku ada kelas pagi!" ujar Husna

Memang betul pagi ini Husna ada kelas pagi, ia tidak mungkin bolos hari ini karena sebentar lagi mereka akan melaksanakan ujian semester genap.

"Bolos aja dulu!" ujar paman nya

Tidak lama dari itu datanglah seorang pemuda yang sangat tampan di iringi oleh dua pengawal dan Hendri tadi.

"Ini tuan mereka sudah datang!" ujar Hendri kepada tuan nya itu.

"T-tuan Mahesa kami telah datang sesuai yang diinginkan!" ujar paman Adi

Ya pria yang ada di depan mereka ini merupakan Mahesa Radyta, dia merupakan seorang dokter yang berumur 28 tahun.

Karena paman dan bibi nya ini memiliki hutang yang tak bisa di lunasi nya, akhirnya Husna lah jadi jaminan untuk melunasi hutang-hutang mereka.

"Kalian semua keluar, tinggalkan saya dengan gadis ini!" ujar Mahesa sangat dingin

Deg

Jantung Husna berdetak karena ia sangat takut dengan pria yang ada di hadapannya ini, mereka semua sudah pergi kini tinggal Husna dan Mahesa di ruangan itu.

Mahesa melempar sebuah map berisi surat perjanjian pernikahan kontrak.

"Baca, jika setuju tinggal tanda tangan!" ujar Mahesa dingin tanpa ekspresi apa pun.

Husna dengan tangan gemetaran mengambil map itu lalu ia membaca nya, Husna melempar map itu lalu ia berdiri.

"Saya tidak mau menikah dengan anda, apa lagi pernikahan ini hanya pernikahan siri, saya tidak bisa tuan!" ujar Husna dengan isakan tangis nya sudah terdengar.

Mahesa tersenyum sinis dengan ajakan nya ini di tolak mentah-mentah oleh Husna.

"Damn it!" umpat Mahesa

Husna tambah takut dengan umpatan dari Mahesa ini, bahkan Husna tambah menangis.

"Saya tidak mau hiks... cari saja wanita lain tapi jangan saya hiks...!" ujar Husna

Husna berlari keluar dari ruangan itu tapi bibi dan paman nya itu memaksa Husna masuk ke dalam kembali.

"Anak sialan, siapa suruh kamu keluar ha?" ujar paman Adi menyeret Husna masuk ke dalam lagi.

"Husna tidak mau paman Husna lebih baik mati dari pada menikah dengan laki-laki itu!" ujar Husna mengutarakan isi hati nya, ia tak sudi menikah dengan laki-laki yang hanya menikah siri dengan nya bahkan dia hanya meminta keturunan saja.

"Kamu mulai membangkang ha?" ujar paman Adi sangat marah, bahkan tangan paman nya itu hampir menampar pipi Husna.

Husna menitikkan air mata nya kembali saat paman nya itu hampir menampar nya.

"Husna mohon paman Husna tidak mau!" ujar Husna

"Uus ayolah bantu kami!" ujar bibi nya itu.

"Husna tidak bisa bibi!" ujar Husna

"Hidup kamu akan terjamin jika menikah dengan dia, dia itu orang kaya yang bisa membuat kamu bahagia!" ujar bibi Inah

Husna tetap menggeleng-nggelengkan kepalanya, ia tidak mau menikah dengan laki-laki itu.

"Nurut saja Husna!" ujar bibi nya itu mengertakan gigi nya karena kesal dengan keponakan nya ini.

"Tidak, Husna tidak mau, sampai kapan pun Husna tidak mau!" ujar Husna

Bibi Inah memberi kode kepada paman nya itu untuk menyeret paksa Husna agar kembali ke dalam ruangan itu lagi.

Apalah daya Husna lagi ia tak bisa melawan paman dan bibi nya itu, tidak satu pun orang yang bisa membantu nya.

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

aku mampir thor walau terlambat, ayo husna kamu yang semangat

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!