part 10. Batal Wudhu

Pagi pun tiba, selesai sholat subuh tadi Husna ketiduran di sajadah nya, saat sholat subuh tadi ia masih merasakan kalau kepala nya sangat berat, jadinya ia ketiduran di atas sajadah nya.

Bik Yatri masuk ke kamar nyonya nya itu untuk melihat Husna, betapa terkejutnya bik Yatri melihat nyonya nya tidur di sajadah, bik Yatri buru-buru menghampiri Husna, beliau pikir Husna pingsan.

"Nyonya, nyonya, nyonya Husna!" ujar bik Yatri sangat takut karena tubuh Husna dingin.

"Ya Allah... nyonya...!" lirih bik Yatri

Mata Husna terbuka perlahan, kepala Husna sudah terletak di paha bik Yatri.

"Alhamdulillah nyonya bangun!" ujar bik Yatri

"Badan Uus lemas bik!" lirih Husna

Bik Yatri meneriaki mang Udin agar mereka membawa Husna ke rumah sakit, mang Udin dan bik Yatri memapah Husna ke mobil yang sudah di siapkan oleh mang Udin tadi.

"Nyonya bertahan ya kita ke rumah sakit sekarang!" ujar bik Yatri mata bik Yatri berembun karena sedih.

Husna tidak bisa bergerak semua tubuhnya terasa lemas, untuk berjalan saja ia harus menyeret kaki nya.

Mereka sampai di rumah sakit, Husna langsung di bawa ke ruang UGD oleh perawat itu, kini Husna sedang di periksa oleh dokter di ruang UGD itu.

Bik Yatri dan mang Udin sangat khawatir mereka berdua mondar-mandir menunggu hasil dari dokter, sudah setengah jam lama nya mereka menunggu di luar.

"Bagaimana ini mang?" ujar bik Yatri

"Saya juga tidak tau bik Yatri!" ujar mang Udin

"Apa saya harus kasih tau tuan ya mang?" ujar bik Yatri

"Sebaiknya begitu bik, takut terjadi sesuatu dengan nyonya Husna!" ujar mang Udin

Sebelum bik Yatri menelepon tuan nya, dokter yang menangani Husna sudah keluar lebih dulu. Bik Yatri tidak jadi menelepon Mahesa.

"Tidak perlu di khawatirkan, pasien hanya kelelahan saja, untuk memastikan lebih lanjut saya sarankan pasien harus di rawat di sini terlebih dahulu, agar pasien bisa istirahat dan benar-benar pulih, untuk pemantauan lebih lanjut!" ujar dokter tersebut

"Baik dokter!" ujar bik Yatri

Husna di pindahkan ke ruang rawat sekarang ini Husna masih tidur, bik Yatri menunggu Husna bangun.

Kriiing... kriiing... kriiing

headphone milik bik Yatri berbunyi ternyata yang menelepon itu Mahesa tuan nya, bik Yatri mengangkat panggilan telepon itu.

"Tuan, nyonya di rawat di rumah sakit!" beritahu bik Yatri

"Terus bagaimana keadaan nya bik?"

"Nyonya masih tidur tuan, kata dokter nyonya hanya kecapekan saja!" ujar bik Yatri

"Menyusahkan saja!" ujar Mahesa di penghujung ucapan nya.

Panggilan telepon di matikan oleh Mahesa bertepatan dengan itu Husna terbangun, hal yang paling utama yang ia panggil yaitu Abang sepupu nya.

"Bang Fajri!" lirih Husna sangat pelan

Bik Yatri menyadari bahwa Husna sudah bangun.

"Nyonya mau apa?" tanya bik Yatri

"Abang Fajri bik!" ujar Husna

Bik Yatri tidak tau dengan nama yang terus di panggil Husna itu.

Husna berusaha menjangkau tangan seseorang ia harus dapat meraih tangan itu, air mata nya meleleh begitu saja saat tangan yang akan ia jangkau itu menghilang entah ke mana.

"Hiks... bang Fajri, bang jangan tinggalkan Uus, Uus pengen ikut Abang hiks...!" Husna kembali meracau tidak jelas.

"Nyonya, siapa Fajri itu?" tanya bik Yatri

"Abang... hiks... panggil bang Fajri, Uus pengen ikut dia!" ujar Husna

Bik Yatri tambah bingung dengan nyonya nya ini, entah Fajri siapa yang ia maksud, bik Yatri bahkan tak mengenal keluarga Husna.

Bik Yatri memanggil dokter lalu dokter tersebut memeriksa Husna, suhu tubuh nya kembali naik, bik Yatri kembali di buat khawatir dengan kondisi Husna.

"Mang Udin gimana ini, bibik tidak tau harus gimana!" ujar bik Yatri

"Saya juga tidak tau bik, apa mungkin nyonya lagi merindukan abang nya?" tanya mang Udin

"Seperti nya begitu mang Udin!" ujar bik Yatri

Takut terjadi sesuatu dengan Husna bik Yatri lebih mengabari Mahesa, siapa tau Mahesa bisa mencari Fajri yang di maksud oleh Husna.

"Panas nyonya kembali naik tuan!" beritahu bik Yatri

"Ck! apa dokter sudah menanganinya?"

"Sudah tuan, tapi nyonya selalu memanggil nama Fajri!"

"Fajri?"

"Iya tuan, apa tuan bisa pulang untuk melihat kondisi nyonya, nyonya seperti nya lebih membutuhkan tuan dari pada saya dan mang Udin!" ujar bik Yatri

"Ck!, menyusahkan orang saja, baiklah saya akan ke sana sekarang!"

Setelah memberi tahu tentang kondisi Husna bik Yatri kembali lagi ke kamar rawat Husna, bik Yatri menatap wajah pucat nyonya nya itu.

"Kasihan sekali kamu nak, andai bibik bisa bantu pasti bibik sudah membantu kamu, entah kemana keluarga kamu!" gumam bik Yatri

...

Malam sudah sangat larut Mahesa baru sampai di rumah sakit tempat Husna di rawat, ia mencari kamar rawat Husna, kebetulan mang Udin lagi tidur di kursi tunggu itu.

Mahesa hanya melewati mang Udin yang sudah nyenyak tidur dengan menyenderkan kepalanya di dinding rumah sakit ini.

Mahesa masuk ke kamar itu ia melihat Husna yang sedang tidur dengan gelisah nya, Mahesa mendekati Husna ia menaikan sebelah alisnya.

"Selalu menyusahkan orang!" umpat Mahesa

Karena tubuh nya lelah Mahesa duduk di kursi berdekatan dengan brankar tempat Husna tidur, tangan Husna menjangkau sesuatu ia mendapatkan tangan Mahesa yang ia letakkan di samping Husna.

"Hey apa ini!" protes Mahesa saat tangan nya di pegang oleh Husna

Husna terus saja meracau tidak jelas ia mencari kenyamanan di tangan Mahesa itu, Husna tidur memiringkan tubuhnya menghadap Mahesa.

"Jangan tinggalkan Uus!" racau Husna

Mahesa hanya pasrah karena tangan nya di peluk oleh Husna, dengan mata yang sudah mengantuk pula Mahesa merebahkan kepala nya di samping Husna, kepala nya itu mengenai perut Husna.

Mereka tidur dengan nyaman apa lagi Husna, ia tidak meracau lagi karena ia sudah menemukan benda untuk ia pegang.

Kebiasaan Husna kalau lagi sakit pasti mencari benda untuk ia pegang, ia akan memeluk benda itu untuk kenyamanan nya.

Azan subuh berkumandang bik Yatri terbangun hal pertama yang beliau lihat yaitu nyonya dan tuan nya saling tidur dengan nyenyak.

"Syukurlah nyonya tidur nyenyak, mungkin ini pengaruh dari tuan Mahesa!" kekeh bik Yatri lebih memilih untuk pergi ke mushola rumah sakit ini untuk melaksanakan shalat subuh.

Husna terbangun ia membuka mata nya rasa pusing sudah tidak ia rasakan lagi, hanya saja ia masih merasa lemas tenaga nya sudah tidak ada saja rasanya.

Husna masih memeluk tangan Mahesa, ia masih belum sadar kalau ia memeluk tangan Mahesa, begitu pun Mahesa ia masih tidur dengan nyenyak.

Husna ingin pergi ke toilet ia ingin mengambil wudhu, ia baru menyadari jika Mahesa berada sangat dekat dengan nya, kepala Mahesa sudah mengenai perut Husna.

"Mas Mahesa!" gumam Husna

Ia juga baru menyadari jika tangan Mahesa ia peluk, Husna langsung melepaskan pelukan tangan itu, ia tidak ingin Mahesa marah pada nya.

Husna turun dari brankar tapi ia sangat kesusahan untuk berjalan.

Brukk

Tubuh nya langsung jatuh ke lantai, Mahesa langsung terbangun karena ia mendengar suara orang jatuh.

Mahesa melihat Husna yang lagi kesusahan untuk berdiri, Mahesa menghela nafas.

"Kalau tidak bisa minta bantuan orang saja!" ujar Mahesa membantu Husna berdiri.

"Maaf!" ujar Husna

"Kamu mau ke mana?" tanya Mahesa

"Toilet, aku mau berwudhu!" ujar Husna

Mahesa mengantarkan Husna ke toilet ia menunggu Husna di pintu toilet itu, tidak lama kemudian Husna kembali dengan keadaan sudah suci, Mahesa tidak bisa memegang Husna karena ia sudah berwudhu.

"Ayo!" ujar Mahesa

"Aku udah berwudhu!" ujar Husna

Mahesa menghela nafas lalu ia meninggalkan Husna, Husna berjalan sambil memegangi dinding kamar rawat nya ini.

Husna melaksanakan sholat subuh dua rakaat, barulah Mahesa pergi ke kamar mandi untuk berwudhu juga, selesai ia berwudhu Husna masih duduk di sajadah nya itu.

"Masih lama nggak sih?" ujar Mahesa karena ia juga ingin memakai sajadah yang Husna gunakan, Husna menoleh ke arah suami dingin nya itu.

"Sudah!" jawab Husna

Husna berdiri tapi ia sedikit oleng, alhasil ia memegangi tangan Mahesa agar ia tidak terjatuh.

"Husna... jadi batalkan wudhu saya!" protes Mahesa

"Ah, maaf mas!" ujar Husna langsung melepaskan tangan nya dari tangan Mahesa.

Mahesa kembali ke kamar mandi, sebenarnya wudhu Mahesa tidak akan batal karena Husna tidak sengaja memegang tangan nya, kalau Husna sengaja memegang tangan Mahesa otomatis wudhu nya akan batal.

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maizul Nurlaela Hasani

Maizul Nurlaela Hasani

thor mau sengaja atau tidak kalau bersentuhan itu ya batal

2024-03-09

0

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

kalau kamu ga iklas menolong husna mending ga usah di paksakan hen

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!