Pagi pun tiba, selesai sholat subuh tadi Husna ketiduran di sajadah nya, saat sholat subuh tadi ia masih merasakan kalau kepala nya sangat berat, jadinya ia ketiduran di atas sajadah nya.
Bik Yatri masuk ke kamar nyonya nya itu untuk melihat Husna, betapa terkejutnya bik Yatri melihat nyonya nya tidur di sajadah, bik Yatri buru-buru menghampiri Husna, beliau pikir Husna pingsan.
"Nyonya, nyonya, nyonya Husna!" ujar bik Yatri sangat takut karena tubuh Husna dingin.
"Ya Allah... nyonya...!" lirih bik Yatri
Mata Husna terbuka perlahan, kepala Husna sudah terletak di paha bik Yatri.
"Alhamdulillah nyonya bangun!" ujar bik Yatri
"Badan Uus lemas bik!" lirih Husna
Bik Yatri meneriaki mang Udin agar mereka membawa Husna ke rumah sakit, mang Udin dan bik Yatri memapah Husna ke mobil yang sudah di siapkan oleh mang Udin tadi.
"Nyonya bertahan ya kita ke rumah sakit sekarang!" ujar bik Yatri mata bik Yatri berembun karena sedih.
Husna tidak bisa bergerak semua tubuhnya terasa lemas, untuk berjalan saja ia harus menyeret kaki nya.
Mereka sampai di rumah sakit, Husna langsung di bawa ke ruang UGD oleh perawat itu, kini Husna sedang di periksa oleh dokter di ruang UGD itu.
Bik Yatri dan mang Udin sangat khawatir mereka berdua mondar-mandir menunggu hasil dari dokter, sudah setengah jam lama nya mereka menunggu di luar.
"Bagaimana ini mang?" ujar bik Yatri
"Saya juga tidak tau bik Yatri!" ujar mang Udin
"Apa saya harus kasih tau tuan ya mang?" ujar bik Yatri
"Sebaiknya begitu bik, takut terjadi sesuatu dengan nyonya Husna!" ujar mang Udin
Sebelum bik Yatri menelepon tuan nya, dokter yang menangani Husna sudah keluar lebih dulu. Bik Yatri tidak jadi menelepon Mahesa.
"Tidak perlu di khawatirkan, pasien hanya kelelahan saja, untuk memastikan lebih lanjut saya sarankan pasien harus di rawat di sini terlebih dahulu, agar pasien bisa istirahat dan benar-benar pulih, untuk pemantauan lebih lanjut!" ujar dokter tersebut
"Baik dokter!" ujar bik Yatri
Husna di pindahkan ke ruang rawat sekarang ini Husna masih tidur, bik Yatri menunggu Husna bangun.
Kriiing... kriiing... kriiing
headphone milik bik Yatri berbunyi ternyata yang menelepon itu Mahesa tuan nya, bik Yatri mengangkat panggilan telepon itu.
"Tuan, nyonya di rawat di rumah sakit!" beritahu bik Yatri
"Terus bagaimana keadaan nya bik?"
"Nyonya masih tidur tuan, kata dokter nyonya hanya kecapekan saja!" ujar bik Yatri
"Menyusahkan saja!" ujar Mahesa di penghujung ucapan nya.
Panggilan telepon di matikan oleh Mahesa bertepatan dengan itu Husna terbangun, hal yang paling utama yang ia panggil yaitu Abang sepupu nya.
"Bang Fajri!" lirih Husna sangat pelan
Bik Yatri menyadari bahwa Husna sudah bangun.
"Nyonya mau apa?" tanya bik Yatri
"Abang Fajri bik!" ujar Husna
Bik Yatri tidak tau dengan nama yang terus di panggil Husna itu.
Husna berusaha menjangkau tangan seseorang ia harus dapat meraih tangan itu, air mata nya meleleh begitu saja saat tangan yang akan ia jangkau itu menghilang entah ke mana.
"Hiks... bang Fajri, bang jangan tinggalkan Uus, Uus pengen ikut Abang hiks...!" Husna kembali meracau tidak jelas.
"Nyonya, siapa Fajri itu?" tanya bik Yatri
"Abang... hiks... panggil bang Fajri, Uus pengen ikut dia!" ujar Husna
Bik Yatri tambah bingung dengan nyonya nya ini, entah Fajri siapa yang ia maksud, bik Yatri bahkan tak mengenal keluarga Husna.
Bik Yatri memanggil dokter lalu dokter tersebut memeriksa Husna, suhu tubuh nya kembali naik, bik Yatri kembali di buat khawatir dengan kondisi Husna.
"Mang Udin gimana ini, bibik tidak tau harus gimana!" ujar bik Yatri
"Saya juga tidak tau bik, apa mungkin nyonya lagi merindukan abang nya?" tanya mang Udin
"Seperti nya begitu mang Udin!" ujar bik Yatri
Takut terjadi sesuatu dengan Husna bik Yatri lebih mengabari Mahesa, siapa tau Mahesa bisa mencari Fajri yang di maksud oleh Husna.
"Panas nyonya kembali naik tuan!" beritahu bik Yatri
"Ck! apa dokter sudah menanganinya?"
"Sudah tuan, tapi nyonya selalu memanggil nama Fajri!"
"Fajri?"
"Iya tuan, apa tuan bisa pulang untuk melihat kondisi nyonya, nyonya seperti nya lebih membutuhkan tuan dari pada saya dan mang Udin!" ujar bik Yatri
"Ck!, menyusahkan orang saja, baiklah saya akan ke sana sekarang!"
Setelah memberi tahu tentang kondisi Husna bik Yatri kembali lagi ke kamar rawat Husna, bik Yatri menatap wajah pucat nyonya nya itu.
"Kasihan sekali kamu nak, andai bibik bisa bantu pasti bibik sudah membantu kamu, entah kemana keluarga kamu!" gumam bik Yatri
...
Malam sudah sangat larut Mahesa baru sampai di rumah sakit tempat Husna di rawat, ia mencari kamar rawat Husna, kebetulan mang Udin lagi tidur di kursi tunggu itu.
Mahesa hanya melewati mang Udin yang sudah nyenyak tidur dengan menyenderkan kepalanya di dinding rumah sakit ini.
Mahesa masuk ke kamar itu ia melihat Husna yang sedang tidur dengan gelisah nya, Mahesa mendekati Husna ia menaikan sebelah alisnya.
"Selalu menyusahkan orang!" umpat Mahesa
Karena tubuh nya lelah Mahesa duduk di kursi berdekatan dengan brankar tempat Husna tidur, tangan Husna menjangkau sesuatu ia mendapatkan tangan Mahesa yang ia letakkan di samping Husna.
"Hey apa ini!" protes Mahesa saat tangan nya di pegang oleh Husna
Husna terus saja meracau tidak jelas ia mencari kenyamanan di tangan Mahesa itu, Husna tidur memiringkan tubuhnya menghadap Mahesa.
"Jangan tinggalkan Uus!" racau Husna
Mahesa hanya pasrah karena tangan nya di peluk oleh Husna, dengan mata yang sudah mengantuk pula Mahesa merebahkan kepala nya di samping Husna, kepala nya itu mengenai perut Husna.
Mereka tidur dengan nyaman apa lagi Husna, ia tidak meracau lagi karena ia sudah menemukan benda untuk ia pegang.
Kebiasaan Husna kalau lagi sakit pasti mencari benda untuk ia pegang, ia akan memeluk benda itu untuk kenyamanan nya.
Azan subuh berkumandang bik Yatri terbangun hal pertama yang beliau lihat yaitu nyonya dan tuan nya saling tidur dengan nyenyak.
"Syukurlah nyonya tidur nyenyak, mungkin ini pengaruh dari tuan Mahesa!" kekeh bik Yatri lebih memilih untuk pergi ke mushola rumah sakit ini untuk melaksanakan shalat subuh.
Husna terbangun ia membuka mata nya rasa pusing sudah tidak ia rasakan lagi, hanya saja ia masih merasa lemas tenaga nya sudah tidak ada saja rasanya.
Husna masih memeluk tangan Mahesa, ia masih belum sadar kalau ia memeluk tangan Mahesa, begitu pun Mahesa ia masih tidur dengan nyenyak.
Husna ingin pergi ke toilet ia ingin mengambil wudhu, ia baru menyadari jika Mahesa berada sangat dekat dengan nya, kepala Mahesa sudah mengenai perut Husna.
"Mas Mahesa!" gumam Husna
Ia juga baru menyadari jika tangan Mahesa ia peluk, Husna langsung melepaskan pelukan tangan itu, ia tidak ingin Mahesa marah pada nya.
Husna turun dari brankar tapi ia sangat kesusahan untuk berjalan.
Brukk
Tubuh nya langsung jatuh ke lantai, Mahesa langsung terbangun karena ia mendengar suara orang jatuh.
Mahesa melihat Husna yang lagi kesusahan untuk berdiri, Mahesa menghela nafas.
"Kalau tidak bisa minta bantuan orang saja!" ujar Mahesa membantu Husna berdiri.
"Maaf!" ujar Husna
"Kamu mau ke mana?" tanya Mahesa
"Toilet, aku mau berwudhu!" ujar Husna
Mahesa mengantarkan Husna ke toilet ia menunggu Husna di pintu toilet itu, tidak lama kemudian Husna kembali dengan keadaan sudah suci, Mahesa tidak bisa memegang Husna karena ia sudah berwudhu.
"Ayo!" ujar Mahesa
"Aku udah berwudhu!" ujar Husna
Mahesa menghela nafas lalu ia meninggalkan Husna, Husna berjalan sambil memegangi dinding kamar rawat nya ini.
Husna melaksanakan sholat subuh dua rakaat, barulah Mahesa pergi ke kamar mandi untuk berwudhu juga, selesai ia berwudhu Husna masih duduk di sajadah nya itu.
"Masih lama nggak sih?" ujar Mahesa karena ia juga ingin memakai sajadah yang Husna gunakan, Husna menoleh ke arah suami dingin nya itu.
"Sudah!" jawab Husna
Husna berdiri tapi ia sedikit oleng, alhasil ia memegangi tangan Mahesa agar ia tidak terjatuh.
"Husna... jadi batalkan wudhu saya!" protes Mahesa
"Ah, maaf mas!" ujar Husna langsung melepaskan tangan nya dari tangan Mahesa.
Mahesa kembali ke kamar mandi, sebenarnya wudhu Mahesa tidak akan batal karena Husna tidak sengaja memegang tangan nya, kalau Husna sengaja memegang tangan Mahesa otomatis wudhu nya akan batal.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Maizul Nurlaela Hasani
thor mau sengaja atau tidak kalau bersentuhan itu ya batal
2024-03-09
0
Erna Fadhilah
kalau kamu ga iklas menolong husna mending ga usah di paksakan hen
2023-09-11
0