part 14. Morning Sicknees

Husna memalingkan wajahnya saat Mahesa melihat nya dengan tatapan tidak mengenakkan untuk di lihat.

Husna lebih memilih untuk menghindar dari Mahesa karena ia juga tidak ingin Mahesa memarahi atau menatap nya dengan tatapan sulit di artikan.

Azan isya berkumandang, Husna mengambilkan air wudhu di kamar mandi, mencium bau sabun mandi milik Mahesa membuat Husna jadi berlama-lama di kamar mandi, aroma sabun mandi itu sangat wangi bagi nya.

Mahesa mengerutkan keningnya semenjak dua puluh menit yang lalu Husna belum kunjung keluar kamar mandi, ia ingin memanggil Husna tapi gengsi nya membuat dia enggan memanggil Husna.

Mahesa kembali membaca buku tentang kedokteran itu, lima menit kemudian Mahesa jadi tidak tenang karena Husna belum juga keluar. Mahesa mendekati pintu kamar mandi itu ia meletakkan daun telinga nya di pintu kamar mandi itu.

"Tidak ada suara air maupun suara dia!" gumam Mahesa

Mahesa langsung membuka pintu itu, hal pertama yang ia lihat yaitu Husna lagi mengendus-endus sabun mandi milik Mahesa.

"Kamu lagi ngapain?" tanya Mahesa

Husna tidak menjawab ia masih mengendus aroma sabun mandi yang menguak di kamar mandi itu.

"Husna!" panggil Mahesa sekali lagi

Tetap sama Husna tidak menjawab nya ia masih mengendus aroma sabun itu, Mahesa menghampiri Husna lalu Mahesa mengambil sabun mandi itu.

"Mas... jangan ambil!" protes Husna berusaha mengambil sabun yang di pegang oleh Mahesa

"Kembaliin mas...!" ujar Husna tidak ingin sabun itu di rebut dari nya.

"Mas... jangan ambil aku masih mau mencium aroma wangi nya!" beri tahu Husna

Mahesa mengerutkan keningnya, apakah ibu hamil itu harus memiliki kelakuan yang sangat aneh seperti ini?

"Apa sih, kamu mau ngapa ha?" tanya Mahesa

"Sabun!" lirih Husna tidak bisa apa-apa karena ia takut dengan Mahesa.

"Wudhu!" titah Mahesa membawa sabun itu keluar kamar mandi.

Husna mengerucutkan bibirnya karena sabun itu telah di ambil oleh Mahesa, Mahesa geleng-geleng kepala saat ia melihat kelakuan aneh dari Husna.

Husna selesai berwudhu lalu ia menyelenggarakan sajadah nya dan ia melaksanakan sholat isya empat rakaat, Mahesa tadi membawa sabun mandi milik nya ke kamar tamu lalu ia meletakkan sabun itu di kamar tamu itu.

Husna selesai sholat ia pergi mencari Mahesa karena ia sangat ingin mencium sabun beraroma maskulin itu yang sangat membuat dia tenang.

"Mas Mahesa!" panggil Husna

Mahesa keluar dari kamar tamu itu, Husna tersenyum karena ia menemukan Mahesa, Husna menghampiri suaminya itu.

"Apa?" ujar Mahesa membuat Husna tidak jadi bicara.

Mahesa pergi berlalu dari hadapan Husna, bukanya takut tapi Husna malah tersenyum karena aroma sabun itu ada pada diri Mahesa, Husna mengejar Mahesa karena ia sangat ingin mencium aroma sabun yang lengket pada tubuh Mahesa.

"Apa-apa ini!" ujar Mahesa saat Husna memeluk Mahesa dari belakang, tidak dapat sabun yang ia minta ke Mahesa tadi kini Husna memberanikan dirinya untuk memeluk suaminya itu karena aroma sabun itu lengket pada Mahesa.

Mahesa menghela nafas ia pasrah dengan kelakuan Husna ini, ia paham dengan sikap ibu hamil itu memang seperti ini, aneh sangat aneh.

Husna baru sadar dengan apa yang telah ia perbuat, ia langsung melepaskan pelukannya dari Mahesa, ia sedikit mundur karena takut dengan Mahesa.

"Maaf!" ujar Husna menundukkan kepalanya

Mahesa menggeleng-nggelengkan kepalanya, ia lebih memilih untuk tidur lebih dulu, sebenarnya Husna masih mau menghirup aroma sabun yang sering Mahesa gunakan itu, Husna juga ikut terbaring di samping Mahesa.

Husna tidak bisa memicingkan matanya karena ia masih mau mencium aroma sabun itu, ingin sekali ia mendekati Mahesa tapi ia tidak mampu untuk melakukan nya, sementara itu Mahesa sudah pulas tidur nya.

"Aku pengen mencium aroma mas Mahesa, tapi bagaimana cara nya?" ujar Husna menatap Mahesa yang sudah pulas tidur.

"Kalau aku peluk duluan pasti dia akan marah pada ku, tadi saja ia sangat marah!"

Husna mengusap perut nya dengan lembut, ia ingin memberikan pengertian kepada calon bayi nya itu, dia benar-benar tidak mampu untuk melakukan nya.

"Bunda tidak bisa melakukan nya untuk kamu nak!" ujar Husna mengusap perut nya itu.

Mahesa tersentak ia melihat Husna duduk sambil menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang, Mahesa mendengar keluh kesah istrinya itu yang ingin memeluk diri nya.

"Ayah kamu tidak mengizinkan bunda untuk memeluk nya, padahal ini permintaan kamu, maafin bunda ya!" ujar Husna mengusap air matanya yang mengalir

Mahesa ikut duduk, Husna kaget dengan pergerakan Mahesa itu, cepat-cepat Husna menghapus bekas air matanya itu. Tanpa bicara apapun Mahesa langsung memeluk Husna dan menyuruh Husna tidur.

Husna kaget dengan perlakuan manis Mahesa itu, tapi hati Husna langsung sedih lagi karena perlakuan manis Mahesa ini semata untuk menuruti kemauan calon anak nya itu.

"Tidur!" ujar Mahesa saat Husna menatap wajah Mahesa tanpa kedip.

Husna mengangguk ia langsung membenamkan wajahnya di dada bidang milik Mahesa, Husna menghirup aroma sabun yang melekat pada tubuh Mahesa itu, hatinya senang karena kemauan calon anak mereka di kabulkan oleh Mahesa.

...

Azan subuh berkumandang, Husna langsung berlari ke kamar mandi karena ia sangat mual sekali, ia memuntahkan isi perutnya, sampai-sampai tenaga Husna habis.

Husna kembali ke kamar nya ia duduk di sofa, baru duduk di sofa itu Husna sudah berlari lagi ke kamar mandi.

"Huek... huek... huek...!"

Husna memegang perutnya ia sangat mual sekali, ia terus muntah-muntah di wastafel kamar mandi itu.

Mahesa terbangun karena ada suara yang sangat menggangu tidur nya, ia melihat ke samping nya ternyata Husna sudah tidak ada.

Mahesa memindai seluruh ruang kamar nya ini, mata nya terpaku pada pintu kamar mandi, Mahesa turun dari tempat tidurnya ia berniat mencari Husna di kamar mandi.

"Huek...!"

Mahesa mendengar kalau ada seseorang yang lagi muntah, ia membuka pintu kamar mandi itu, hal pertama yang ia lihat yaitu Husna yang lagi muntah-muntah di wastafel.

"Huek...!"

Mahesa berdiri di belakang Husna lalu membantu memegang rambut Husna yang tergerai ke depan, Mahesa juga memijat tengkuk leher Husna, Husna terus muntah-muntah di wastafel itu.

"Huek... huek... huek...!"

Selesai muntah ia mencuci mulut nya, Mahesa masih setia berdiri di belakang Husna, ada kehangatan yang menyelimuti hati Husna karena perhatian Mahesa kepada nya itu.

"Mual terus!" keluh Husna memberitahu kepada Mahesa

"Capek mual terus!" keluh nya

Mahesa memijat tengkuk leher Husna, ia tidak bicara hanya saja Mahesa tau apa yang harus dia lakukan, Mahesa membimbing Husna kembali ke kamar, baru sampai di sofa Husna kembali berlari ke kamar mandi.

Mahesa menghampiri Husna lagi ke kamar mandi, di sana Husna sudah memuntahkan isi perutnya, Mahesa sebagai suami harus siap siaga dengan kondisi Husna yang hamil muda ini, apa lagi setiap pagi Husna akan mengalami morning sicknees ini

Mereka kembali duduk di sofa, Mahesa mengambil minyak kayu putih lalu ia memberikan kepada Husna, Husna menerima minyak kayu putih itu. Kini Mahesa meninggalkan Husna ia pergi ke dapur untuk membuat teh hangat.

Mahesa kembali ke kamar lalu memberikan teh hangat itu pada Husna, ia meminum teh pemberian dari suaminya itu, serasa tidak merasa mual lagi Husna pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.

Kini Husna melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang hamba Allah Subhana wa ta'ala.

"Terima kasih mas!" ujar Husna selesai sholat ia pergi ke tempat Mahesa yang lagi duduk di sofa.

"Jangan ge'er dulu, saya melakukan ini hanya karena anak saya saja!" ujar Mahesa

"Iya tau, tapi kamu sudah memberikan yang terbaik untuk anak ini!" ujar Husna

Mahesa bergeming saja, Husna melihat wajah suaminya itu dari samping, dari samping saja sudah kelihatan ganteng apa lagi melihat dari depan pasti sangat tampan pikir Husna.

Husna kembali memikirkan soal perjanjian itu, ia kepikiran lagi dengan isi perjanjian itu, Husna bermimpi suatu saat nanti Mahesa akan berubah pikiran nya untuk tidak membawa anak ini dari nya.

"Mas!" ujar Husna

"Hmm!" jawab Mahesa

"Kamu tidak sholat?" tanya Husna

Sebenarnya Husna tidak hanya mengalihkan pembicaraan nya, ia sebenarnya ingin menanyakan tentang perjanjian itu, tapi ia mengurungkan niatnya untuk tidak jadi bicara.

"Urus saja urusan mu jangan urus urusan saya!" ketus Mahesa

Husna mengusap dada nya karena perkataan Mahesa sangat sakit hati bagi nya, bagaimana tidak ia sakit hati karena suaminya ini sangat jarang melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah Subhana wa ta'ala.

"Tidak takut dosa apa!" ujar Husna menyindir suaminya itu, sindiran Husna itu tidak mampu menyadarkan hati sekeras batu Mahesa itu.

Husna lebih memilih untuk membersihkan tempat tidur mereka, lalu Husna menyiapkan baju untuk mandi Mahesa nanti, Husna pergi ke bawah untuk membantu bik Yatri memasak sarapan.

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

husna kamu tu jangan mau melayani mahes biar dia urus dia sendiri

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!