Flashback on
Husna pergi keluar Mahesa juga keluar dari kamar mandi, terlebih dahulu Mahesa mengecek telepon genggam nya, saat ini Mahesa tidak bisa berleha-leha dengan pekerjaan nya.
Walaupun Mahesa cuma di beri waktu dua hari untuk cuti, tapi tetap saja Mahesa sangat di butuhkan oleh pihak rumah sakit.
Hendri merupakan salah satu dokter umum seperti Mahesa, ia juga bisa melakukan tugasnya seperti tugas Mahesa juga, Hendri belajar banyak dari Mahesa karena Mahesa merupakan guru bagi Hendri.
Tidak ada Mahesa di rumah sakit Hendri pasti bisa menangani pasien yang lagi membutuhkan dokter.
"Baik tuan, saya akan menggantikan tuan selama dua hari ini!"
"Oke, terima kasih Hendri!"
Mahesa mematikan sambungan telepon itu, kini ia melihat cctv yang berada di kamar nya ini, Mahesa selalu memantau setiap pergerakan Husna lewat cctv yang ia pasang di setiap sudut rumah ini.
Hal pertama yang Mahesa lihat yaitu cctv yang berada di kamar nya ini, Mahesa memutar cctv pada hari-hari tidak ada dia di rumah ini.
Mahesa melihat Husna di dalam cctv itu, Husna mengambil sebuah benda dari dalam lemari nya, Mahesa sangat ingin tau apa yang Husna ambil sehingga dia mengendap-endap seperti itu.
"Apa yang dia lakukan?"
Mahesa dengan penasaran yang tinggi memperhatikan betul yang di ambil oleh Husna itu, bahkan Husna juga meminum benda yang tidak terlalu jelas itu.
"Apa yang dia minum?"
Mahesa dengan marah nya menutup laptop itu secara kasar, ia membuka lemari Husna lalu mencari benda yang di minum oleh Husna.
Tidak membutuhkan waktu lama Mahesa bisa menemukan butiran obat kontrasepsi itu di bawah baju-baju Husna.
"Damn it!" umpat Mahesa menggenggam butiran obat itu secara kasar.
Perjanjian tetap perjanjian tapi kenapa Husna malah mengingkari perjanjian yang telah ia sepakati bersama, bahkan Husna tidak tau apa akibat yang akan ia terima.
"Licik sekali kamu Husna!"
Mahesa sangat marah dengan apa yang telah Husna lakukan pada nya, Mahesa pergi ke bawah untuk mencari Husna ternyata Husna lagi menyiapkan sarapan, Mahesa mengahmpiri Husna dan ia duduk di kursi meja makan itu.
Ia mengurungkan niatnya untuk tidak memarahi Husna di depan bik Yatri, Husna mengambilkan Mahesa sarapan.
"Kamu sudah cek?, atau sudah ada tanda-tanda nya?"
"Apa nya?" tanya Husna
Mahesa mengepalkan sebelah tangan nya, karena Husna berpura-pura tidak tau.
"Sudah hamil atau belum?" tanya Mahesa
Raut wajah Husna jadi tegang seperti ada hal yang ia sembunyikan dari Mahesa, Mahesa tetap diam dan tidak membahas tentang obat kontrasepsi yang ia ketemukan itu, dan lebih parah lagi Husna meminum obat itu agar proses kehamilan nya tidak jadi.
Betapa marah nya Mahesa saat tau Husna meminum obat itu, Mahesa sudah menahan marah nya itu sampai-sampai wajah nya memerah.
...
Flashback off
Mahesa mencari bik Yatri, ia mau menanyakan kepada bik Yatri semenjak kapan Husna mengonsumsi obat kontrasepsi itu, Mahesa tidak tinggal diam dia tidak mau keinginan nya untuk memiliki keturunan tertunda gara-gara Husna mempermainkan nya.
"Bik Yatri!" panggil Mahesa tidak biasanya menggunakan nada tinggi.
Bik Yatri yang di panggil tergopoh-gopoh menghampiri tuan nya itu, perasaan bik Yatri tidak enak pasalnya Mahesa memanggil diri nya dengan nada yang tidak seperti biasa nya.
"Iya tuan!" ujar bik Yatri
"Semenjak kapan Husna mengonsumsi obat ini!" ujar Mahesa memperlihatkan butiran obat itu pada bik Yatri.
Bik Yatri langsung menganga lebar saat ia melihat obat kontrasepsi itu, bik Yatri seakan syok saat melihat obat itu, bik Yatri menggeleng-nggelengkan kepalanya, karena dia juga tidak tau kalau nyonya nya selama ini mengonsumsi obat yang mencegah kehamilan itu.
"Bibik tidak tau tuan, bahkan bibik baru tau kalau nyonya meminum obat itu!" ujar bik Yatri apa ada nya.
"Sekali lagi saya melihat dia mengonsumsi obat ini, saya pastikan akan hal buruk terjadi pada nya!" ujar Mahesa membuat bik Yatri bergidik ngeri.
"Bibik akan pastikan nyonya tidak akan mengonsumsi obat itu lagi!" ujar bik Yatri
Mahesa pergi ke kamar untuk mencari sisa-sisa obat yang Husna sembunyin kan, Husna melihat Mahesa yang sedang mengobrak-abrik lemari pakaian Husna.
Husna hanya diam melihat Mahesa, dia sudah tau kalau Mahesa pasti mencari sisa obat yang Husna sembunyi kan.
"Diman kamu menyimpan obat sialan itu lagi?" tanya Mahesa karena dia tak menemukan obat itu lagi.
Husna sudah membuang obat itu semua nya, jadinya obat itu tidak akan ada lagi.
"T--tidak a-ada!" jawab Husna sangat takut melihat kemarahan Mahesa.
Mahesa tidak percaya ia menghampiri Husna lalu mencengkram rahang Husna, air mata Husna mengalir kembali saat Mahesa kasar pada nya.
"Ini akibat nya jika kamu bermain-main dengan saya!" ujar Mahesa mendorong rahang yang ia cengkram tadi.
Husna memegang rahang nya yang sakit itu, hanya tangisan yang keluar dari mulut Husna, ia takut melawan Mahesa karena ia juga tak mau membuat Mahesa tambah marah.
"Diaman kamu menyimpan obat itu lagi?" tanya Mahesa sekali lagi.
"S-sudah a-aku buang!" ujar Husna
Mahesa melihat Husna dengan tatapan mematikan lawan, ia berkacak pinggang saat melihat Husna menangis.
"Jangan perlihatkan air mata buaya kamu itu pada saya!" ujar Mahesa.
Husna menghapus air mata nya ia mengurangi volume tangis nya, ia takut dengan Mahesa marah lagi.
"Licik sekali kamu, saya pikir kamu wanita polos ternyata otak kamu sangat cerdik, kamu ingat perjanjian tetaplah perjanjian, kamu tidak berhak mengambil keputusan semau kamu!" ujar Mahesa
Husna masih sesenggukan, Mahesa pergi keluar kamar itu.
...
Malam harinya Mahesa tidak mau tidur sekamar dengan Husna karena dia masih marah dengan keputusan yang di ambil Husna.
Sementara di kamar Husna sudah terlelap tidur karena dia terlalu capek akibat menangis seharian.
Mahesa lupa ternyata handphone nya tertinggal di dalam kamar, handphone itu sangat berguna untuk Mahesa karena banyak orang penting yang akan menghubungi nya.
Mahesa masuk ke kamar nya itu ia melihat Husna yang lagi tidur dengan wajah damai, Mahesa mengendihkan bahu nya ia tidak peduli dengan Husna.
Azan subuh berkumandang Husna terbangun ia tidak menemukan Mahesa ada di kamar nya ini.
"Pasti dia masih marah!" gumam Husna
Husna mengambil wudhu lalu ia melaksanakan sholat subuh, usai sholat ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
"Saya harus pergi, jangan ulangi kesalahan kamu itu lagi, saya tidak akan memberi ampun jika kamu mengulangi nya lagi!" ujar Mahesa
Husna mengangguk lalu Mahesa pergi begitu saja, Husna menghela nafas ia harus memulai hidup nya yang akan datang nanti, ia juga harus mempersiapkan mental yang kuat agar ia rela melepaskan yang bukan hak nya.
"Mulai lah mempersiapkan diri mu Uus, agar kamu kuat akan hal yang akan menimpa mu nanti!"
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
yang sabar ya uus
2023-09-11
0