Husna termenung di belakang rumah nya ini, ia merenungi nasibnya yang akan datang nanti nya, Husna terpikir jika ia memiliki anak dari Mahesa apakah ia sanggup saat anak itu lahir lalu Mahesa membawa anak itu dari nya.
"Nyonya!" ujar bik Yatri
Husna kaget lalu ia meletakkan selang air itu, Husna menghapus air matanya yang sempat keluar.
"Bik Yatri!" ujar Husna tersenyum
Bik Yatri juga ikut senyum sebenarnya bik Yatri sudah tau kalau Husna menangis, bik Yatri tidak bisa membantu Husna dalam hal ini, ia hanya art di rumah ini.
"Nyonya ngapain di sini?, sudah dari tadi lho nyonya nyiram bunga nya!" ujar bik Yatri
Husna dari tadi menang di taman belakang ini, karena dia mau menenangkan diri nya saja.
"Tidak!" ujar Husna
Mereka berdua duduk di bangku taman belakang rumah ini, Husna tersenyum miris karena hidup nya tidak seindah yang bibi Inah ucapkan waktu itu. Baru tiga hari mereka menikah tapi Mahesa sudah meninggalkan nya.
Dari awal pernikahan ini hanya pernikahan di atas kertas, pernikahan siri yang tidak Husna ingin kan.
"Bik Yatri kerja sama mas Mahesa sudah lama ya?" tanya Husna
Bik Yatri sedikit gugup karena tebakan Husna memang benar, bik Yatri sudah lama berkerja dengan tuan nya itu, bahkan bik Yatri sudah tau betul dengan keluarga besar Radyta.
"Kan nyonya tau kalau bibik baru bekerja dengan tuan Mahesa!" ujar bik Yatri dengan tenang agar Husna tidak curiga dengan nya.
Husna tidak percaya betul dengan bik Yatri ini karena Husna pernah melihat bik Yatri bicara sangat akrab dengan Mahesa.
...
Di sisi lain nya Mahesa baru sampai di rumah sakit tempat ia bekerja, saat ini tenaga nya sangat di butuhkan karena pasien harus di operasi.
"Syukurlah dokter sampai tepat pada waktunya!" ujar suster
Mahesa bersama suster itu berlari ke ruang operasi, "bagaimana keadaan nya dok?" tanya Mahesa saat dokter ahli jantung juga ada di dalam ruang operasi itu.
"Kondisi jantung pasien sangat normal dok, kita harus mengambil tindakan sekarang juga, apa dokter sudah siap untuk proses operasi ini?" tanya dokter ahli jantung itu.
Mahesa mengangguk karena dokter Mahesa inilah yang di tunggu-tunggu dari tadi, karena Mahesa dokter ahli bedah. Di dalam ruang operasi ini sudah ada lima dokter dengan tugas nya masing-masing, suster yang membantu dokter juga ada juga, Di dalam sini Mahesa tidak sendirian bekerja, melainkan mereka berkerja sama dengan dokter ahli lain nya.
Tiga jam operasi itu berlangsung akhirnya operasi yang Mahesa lakukan kepada pasien nya berakhir dengan berhasil juga.
"Alhamdulillah!" ujar mereka semua saat operasi itu telah usai.
Mahesa pergi dari ruangan operasi itu karena tugas nya sudah selesai, yang menjelaskan ke keluarga pasien bukan dokter Mahesa karena Mahesa hanya dokter ahli bedah.
Mahesa hanya menyampaikan ke keluarga pasien tentang operasi nya lancar saja.
"Baik, yang akan menjelaskan kondisi pasien akan di jelaskan oleh dokter Niko!" ujar Mahesa
"Terima kasih dokter!" ujar keluarga pasien
Mahesa mengangguk kecil seraya tersenyum, ia kini pergi ke ruangan nya, nanti Mahesa akan ada tugas di luar kota karena di rumah sakit sana kekurangan tenaga dokter.
"Dokter, nanti penerbangan dokter ke kota A pada jam tiga sore nanti!" ujar suster yang membantu mengurus jadwal Mahesa
Seperti hari-hari biasanya mau sebelum nikah maupun setelah nikah hari Mahesa tidak ada yang berubah, Mahesa sering sibuk dengan pekerjaan nya karena tenaga nya banyak di butuhkan.
"Hendri ke ruangan saya sekarang!" ujar Mahesa lewat sambungan telepon nya.
Hendri merupakan asisten sekaligus tangan kanan Mahesa, Hendri juga termasuk lama bekerja dengan Mahesa.
Tidak membutuhkan waktu lama Hendri sudah sampai di ruangan Mahesa.
"Ada apa tuan?" tanya Hendri
"Dalam satu minggu ini saya tidak ada di kota ini, karena saya harus ke luar kota untuk urusan pekerjaan, tolong selama saya pergi kamu pantau pergerakan istri saya, saya tidak mau dia kemana pun!" ujar Mahesa
"Baik tuan!"
"Saya ingatkan, jangan sampai ada orang yang tau tentang pernikahan saya ini, baik keluarga saya maupun yang lain, paham! ujar Mahesa
"Paham tuan!"
"Silahkan pergi!" ujar Mahesa
Hendri berbalik arah lalu ia pergi dari ruangan Mahesa, sebelum Hendri keluar Mahesa kembali memanggil Hendri.
"Satu lagi!" ujar Mahesa
Hendri langsung berbalik menghadap Mahesa, "jangan sampai ia tau kalau kamu sedang memata-matai nya, cukup dari jarak jauh saja!" ujar Mahesa
"Siap tuan!"
Mahesa sangat ingin memiliki keturunan secepatnya agar pernikahan siri ini tidak berlanjut terlalu lama.
...
Husna dari tadi benar-benar tidak bisa keluar rumah, Mahesa berpesan pada nya kalau dia tidak boleh keluar rumah kecuali ada urusan yang sangat penting.
Mahesa sangat melarang Husna untuk keluar, agar program hamil nya itu berjalan dengan lancar, Mahesa sangat berharap jika Husna hamil secepatnya.
"Husna bosan bik!" ujar Husna mengadu pada bik Yatri
"Bagaimana kita nonton tv aja nyonya!" ujar bik Yatri
"Bosan bik, tadi kan kita udah nonton masa kita nonton lagi!" ujar Husna
Bik Yatri sebenarnya merasa bosan juga karena pekerjaan nya sudah selesai, sangat berbeda sekali antara di rumah ini dan di rumah Mahesa yang satu lagi. Di rumah Mahesa yang satu lagi bik Yatri tidak akan pernah berhenti bekerja karena di sana banyak yang akan ia lakukan.
Husna sudah merindukan teman-teman kampus nya, bahkan Mahesa melarang Husna untuk bertemu dengan teman-teman nya.
"Mas Mahesa tidak asik, masa aku di kurung dalam rumah gini!" gumam Husna tidak terima.
"Itu tanda nya tuan peduli dengan nyonya!" ujar bik Yatri
Mahesa peduli pada Husna karena ia ingin memiliki anak segera mungkin dari Husna.
"Semoga saja!" gumam Husna
Setelah seharian Husna tidak kemana-mana malam ini ia langsung beristirahat lebih cepat, setelah bangun lagi ia berharap kalau ada keajaiban nanti nya.
Semakin Husna memejamkan mata nya semakin ia melihat bayangan Mahesa tadi malam yang sangat agresif pada nya, Husna sampai malu sendiri karena bayangan sangat memalukan tadi malam teringat oleh nya.
"Kenapa ini?" ujar Husna menggusar-gusar wajah nya.
Ia tersenyum lagi saat bayangan Mahesa yang tersenyum sangat manis pada nya itu hadir di depan mata nya.
"Tampan sekali!" gumam Husna
Entah sejak kapan Husna kepikiran terus dengan suami nya itu, seakan dia tidak mau kehilangan, tapi biar bagaimanapun Husna harus berbagi pikir Husna.
"Aku harus berbagi aku tidak boleh egois!" ujar Husna
Husna memegang perut nya, jika kehadiran seorang anak apakah hubungan nya dengan Mahesa jadi tambah harmonis?
Tapi itu hanya bayangan Husna saja karena setelah anak itu lahir tidak akan menjadi hak Husna melainkan Mahesa yang berhak atas itu.
"Kalau begitu aku tidak mau hamil!" ujar Husna
Husna pergi ke lemari ia mengambil sebuah obat yang telah ia siapkan sejak pernikahan ini.
"Aku tidak mau memiliki anak dari nya!" ujar Husna meminum butiran obat kontrasepsi itu agar dia tidak memiliki seorang anak dari Mahesa.
Biarkan Mahesa menceraikan nya agar hidup Husna lebih baik dari ini, ia tidak sanggup membayangkan jika ia memiliki anak lalu anak itu di bawa oleh Mahesa, jalan ini lah yang di ambil Husna agar Husna bisa terlepas dari Mahesa.
Lebih baik dia menderita dari pada harus kehilangan semua nya nanti nya.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
pintar juga kamu husna, tp kalau kamu ketahuan suamimu nanti kamu bakal dapat masalah
2023-09-11
0