part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna

Husna termenung di belakang rumah nya ini, ia merenungi nasibnya yang akan datang nanti nya, Husna terpikir jika ia memiliki anak dari Mahesa apakah ia sanggup saat anak itu lahir lalu Mahesa membawa anak itu dari nya.

"Nyonya!" ujar bik Yatri

Husna kaget lalu ia meletakkan selang air itu, Husna menghapus air matanya yang sempat keluar.

"Bik Yatri!" ujar Husna tersenyum

Bik Yatri juga ikut senyum sebenarnya bik Yatri sudah tau kalau Husna menangis, bik Yatri tidak bisa membantu Husna dalam hal ini, ia hanya art di rumah ini.

"Nyonya ngapain di sini?, sudah dari tadi lho nyonya nyiram bunga nya!" ujar bik Yatri

Husna dari tadi menang di taman belakang ini, karena dia mau menenangkan diri nya saja.

"Tidak!" ujar Husna

Mereka berdua duduk di bangku taman belakang rumah ini, Husna tersenyum miris karena hidup nya tidak seindah yang bibi Inah ucapkan waktu itu. Baru tiga hari mereka menikah tapi Mahesa sudah meninggalkan nya.

Dari awal pernikahan ini hanya pernikahan di atas kertas, pernikahan siri yang tidak Husna ingin kan.

"Bik Yatri kerja sama mas Mahesa sudah lama ya?" tanya Husna

Bik Yatri sedikit gugup karena tebakan Husna memang benar, bik Yatri sudah lama berkerja dengan tuan nya itu, bahkan bik Yatri sudah tau betul dengan keluarga besar Radyta.

"Kan nyonya tau kalau bibik baru bekerja dengan tuan Mahesa!" ujar bik Yatri dengan tenang agar Husna tidak curiga dengan nya.

Husna tidak percaya betul dengan bik Yatri ini karena Husna pernah melihat bik Yatri bicara sangat akrab dengan Mahesa.

...

Di sisi lain nya Mahesa baru sampai di rumah sakit tempat ia bekerja, saat ini tenaga nya sangat di butuhkan karena pasien harus di operasi.

"Syukurlah dokter sampai tepat pada waktunya!" ujar suster

Mahesa bersama suster itu berlari ke ruang operasi, "bagaimana keadaan nya dok?" tanya Mahesa saat dokter ahli jantung juga ada di dalam ruang operasi itu.

"Kondisi jantung pasien sangat normal dok, kita harus mengambil tindakan sekarang juga, apa dokter sudah siap untuk proses operasi ini?" tanya dokter ahli jantung itu.

Mahesa mengangguk karena dokter Mahesa inilah yang di tunggu-tunggu dari tadi, karena Mahesa dokter ahli bedah. Di dalam ruang operasi ini sudah ada lima dokter dengan tugas nya masing-masing, suster yang membantu dokter juga ada juga, Di dalam sini Mahesa tidak sendirian bekerja, melainkan mereka berkerja sama dengan dokter ahli lain nya.

Tiga jam operasi itu berlangsung akhirnya operasi yang Mahesa lakukan kepada pasien nya berakhir dengan berhasil juga.

"Alhamdulillah!" ujar mereka semua saat operasi itu telah usai.

Mahesa pergi dari ruangan operasi itu karena tugas nya sudah selesai, yang menjelaskan ke keluarga pasien bukan dokter Mahesa karena Mahesa hanya dokter ahli bedah.

Mahesa hanya menyampaikan ke keluarga pasien tentang operasi nya lancar saja.

"Baik, yang akan menjelaskan kondisi pasien akan di jelaskan oleh dokter Niko!" ujar Mahesa

"Terima kasih dokter!" ujar keluarga pasien

Mahesa mengangguk kecil seraya tersenyum, ia kini pergi ke ruangan nya, nanti Mahesa akan ada tugas di luar kota karena di rumah sakit sana kekurangan tenaga dokter.

"Dokter, nanti penerbangan dokter ke kota A pada jam tiga sore nanti!" ujar suster yang membantu mengurus jadwal Mahesa

Seperti hari-hari biasanya mau sebelum nikah maupun setelah nikah hari Mahesa tidak ada yang berubah, Mahesa sering sibuk dengan pekerjaan nya karena tenaga nya banyak di butuhkan.

"Hendri ke ruangan saya sekarang!" ujar Mahesa lewat sambungan telepon nya.

Hendri merupakan asisten sekaligus tangan kanan Mahesa, Hendri juga termasuk lama bekerja dengan Mahesa.

Tidak membutuhkan waktu lama Hendri sudah sampai di ruangan Mahesa.

"Ada apa tuan?" tanya Hendri

"Dalam satu minggu ini saya tidak ada di kota ini, karena saya harus ke luar kota untuk urusan pekerjaan, tolong selama saya pergi kamu pantau pergerakan istri saya, saya tidak mau dia kemana pun!" ujar Mahesa

"Baik tuan!"

"Saya ingatkan, jangan sampai ada orang yang tau tentang pernikahan saya ini, baik keluarga saya maupun yang lain, paham! ujar Mahesa

"Paham tuan!"

"Silahkan pergi!" ujar Mahesa

Hendri berbalik arah lalu ia pergi dari ruangan Mahesa, sebelum Hendri keluar Mahesa kembali memanggil Hendri.

"Satu lagi!" ujar Mahesa

Hendri langsung berbalik menghadap Mahesa, "jangan sampai ia tau kalau kamu sedang memata-matai nya, cukup dari jarak jauh saja!" ujar Mahesa

"Siap tuan!"

Mahesa sangat ingin memiliki keturunan secepatnya agar pernikahan siri ini tidak berlanjut terlalu lama.

...

Husna dari tadi benar-benar tidak bisa keluar rumah, Mahesa berpesan pada nya kalau dia tidak boleh keluar rumah kecuali ada urusan yang sangat penting.

Mahesa sangat melarang Husna untuk keluar, agar program hamil nya itu berjalan dengan lancar, Mahesa sangat berharap jika Husna hamil secepatnya.

"Husna bosan bik!" ujar Husna mengadu pada bik Yatri

"Bagaimana kita nonton tv aja nyonya!" ujar bik Yatri

"Bosan bik, tadi kan kita udah nonton masa kita nonton lagi!" ujar Husna

Bik Yatri sebenarnya merasa bosan juga karena pekerjaan nya sudah selesai, sangat berbeda sekali antara di rumah ini dan di rumah Mahesa yang satu lagi. Di rumah Mahesa yang satu lagi bik Yatri tidak akan pernah berhenti bekerja karena di sana banyak yang akan ia lakukan.

Husna sudah merindukan teman-teman kampus nya, bahkan Mahesa melarang Husna untuk bertemu dengan teman-teman nya.

"Mas Mahesa tidak asik, masa aku di kurung dalam rumah gini!" gumam Husna tidak terima.

"Itu tanda nya tuan peduli dengan nyonya!" ujar bik Yatri

Mahesa peduli pada Husna karena ia ingin memiliki anak segera mungkin dari Husna.

"Semoga saja!" gumam Husna

Setelah seharian Husna tidak kemana-mana malam ini ia langsung beristirahat lebih cepat, setelah bangun lagi ia berharap kalau ada keajaiban nanti nya.

Semakin Husna memejamkan mata nya semakin ia melihat bayangan Mahesa tadi malam yang sangat agresif pada nya, Husna sampai malu sendiri karena bayangan sangat memalukan tadi malam teringat oleh nya.

"Kenapa ini?" ujar Husna menggusar-gusar wajah nya.

Ia tersenyum lagi saat bayangan Mahesa yang tersenyum sangat manis pada nya itu hadir di depan mata nya.

"Tampan sekali!" gumam Husna

Entah sejak kapan Husna kepikiran terus dengan suami nya itu, seakan dia tidak mau kehilangan, tapi biar bagaimanapun Husna harus berbagi pikir Husna.

"Aku harus berbagi aku tidak boleh egois!" ujar Husna

Husna memegang perut nya, jika kehadiran seorang anak apakah hubungan nya dengan Mahesa jadi tambah harmonis?

Tapi itu hanya bayangan Husna saja karena setelah anak itu lahir tidak akan menjadi hak Husna melainkan Mahesa yang berhak atas itu.

"Kalau begitu aku tidak mau hamil!" ujar Husna

Husna pergi ke lemari ia mengambil sebuah obat yang telah ia siapkan sejak pernikahan ini.

"Aku tidak mau memiliki anak dari nya!" ujar Husna meminum butiran obat kontrasepsi itu agar dia tidak memiliki seorang anak dari Mahesa.

Biarkan Mahesa menceraikan nya agar hidup Husna lebih baik dari ini, ia tidak sanggup membayangkan jika ia memiliki anak lalu anak itu di bawa oleh Mahesa, jalan ini lah yang di ambil Husna agar Husna bisa terlepas dari Mahesa.

Lebih baik dia menderita dari pada harus kehilangan semua nya nanti nya.

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

pintar juga kamu husna, tp kalau kamu ketahuan suamimu nanti kamu bakal dapat masalah

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!