Husna kembali duduk di sofa itu berhadapan dengan Mahesa, sementara itu paman dan bibi nya kembali ke luar ruangan itu.
"Sudah saya bilang tinggal jalanin saja apa susah nya!" ujar Mahesa
Husna tetap menggelengkan kepalanya, ia masih tidak mau menerima ajakan dari laki-laki di depan nya ini, Husna tidak mau menerima pernikahan siri ini karena tidak ada untung bagi nya yang ada hanya rugi yang di dapatkan oleh Husna.
"Saya tidak mau tuan hiks... cari saja wanita yang mau melahirkan anak tuan hiks... saya tidak mau!" ujar Husna menangis
Mahesa mengepalkan kedua tangannya, ia tak mungkin mencari wanita lagi karena Husna sudah menarik saja bagi nya.
Mahesa mau menikah siri dengan Husna agar keluarga nya tidak tau kalau dia menikah, Mahesa hanya ingin keturunan hanya itu saja yang ia minta.
"Saya akan menuruti mau kamu, tapi tolong menikahlah dengan saya!" ujar Mahesa dengan dingin nya
"Tidak!" bantah Husna
Mahesa mengertakan gigi nya lalu ia memukul sofa yang ia duduki itu, "berati kamu mau rumah peninggalan orang tua kamu itu saya sita, saya pastikan kamu tidak kan punya tempat tinggal setelah ini, camkan ucapan saya ini!" ujar Mahesa sangat marah
Husna sangat takut dengan suara keras dari Mahesa ini.
"T-tuan jangan ambil rumah orang tua saya!" ujar Husna terisak-isak.
"Kalau begitu, kamu terima pernikahan ini!" ujar Mahesa
Husna menangis karena ia harus memilih dalam hidup nya, merelakan rumah peninggalan orang tua nya di ambil orang lain atau justru ia rela mengorbankan perasaan nya hanya untuk menahan agar rumah itu tetap jadi milik nya.
"Cepat, saya tidak punya banyak waktu!" ujar Mahesa membentak Husna
Dengan ragu Husna mengambil map berisi surat kontrak pernikahan siri itu, di sana sudah di tuliskan bahwa Husna harus melahirkan seorang anak untuk Mahesa, setelah anak itu lahir Mahesa akan membawa anak itu pergi.
"Saya sudah siap!" ujar Husna memberikan map yang sudah ia tanda tangani itu.
"Bagus!" ujar Mahesa lalu Mahesa juga ikut menandatangani kontrak pernikahan itu.
"Besok pagi kamu harus kembali lagi ke sini, jangan coba-coba untuk bisa kabur dari saya!" ujar Mahesa
Setelah kesepakatan itu Husna sangat menyesali diri nya yang sudah terikat dengan surat kontrak pernikahan itu.
"Bagaimana?" tanya paman nya itu
"Sudah puas kalian menghancurkan hidup ku?" ujar Husna
"Kami bukan menghancurkan hidup kamu Uus, melainkan memberikan kebahagiaan untuk kamu, setelah pernikahan itu terjadi kami jamin hidup kamu akan lebih baik dari ini!" ujar bibi Inah
Paman dan bibi nya ini bahkan tak mau tau tentang kebahagiaan keponakan nya, yang mereka tau hanya hutang-hutang nya sudah lunas.
"Hutang kita sudah lunas buu...!" ujar paman nya itu dengan senang
Husna menangis mengurung diri nya dalam kamar, ia memeluk foto orang tua nya itu, tidak tau akan apa Husna lewati setelah pernikahan ini, ia sangat hancur saat ini, paman dan bibi nya sangat tega dengan diri nya.
Untuk kepuasan mereka ia rela mengorbankan perasaan keponakan nya sendiri, sama saja paman dan bibi nya itu telah menjual diri nya.
"Ayah... ibu... hiks... Husna tidak mau menikah hiks... Husna tidak mau ayah... Husna tidak mau... hiks...!" Husna terus saja menangis karena dia benar-benar tidak ingin menikah dengan pria itu.
Hanya saja Husna sudah menandatangani kontrak perjanjian pernikahan itu, ia tidak bisa kabur begitu saja setelah dapat ancaman dari Mahesa tadi.
...
Pagi pun tiba bahkan Husna sudah siap dengan baju pemberian dari bibi nya, pernikahan itu akan dilaksanakan hari ini juga.
Husna termenung melihat diri nya sudah memakai kebaya warna putih dan jilbab yang senada dengan kebaya itu, mungkin ini dimana hari yang sangat menyesal bagi Husna.
Mahesa sudah siap juga dengan jas berwarna hitam yang ia kenakan, bahkan peci berwarna hitam sudah bertengger dengan indah di kepala nya itu.
Husna kembali menangis karena ia tak ingin melanjutkan pernikahan siri ini, ia ingin kabur saja dari tempat ini tapi ia tidak bisa penjaga sudah banyak mengawal diri nya di luar.
"Aku tidak ingin pernikahan ini berlangsung!" ujar Husna
Cklekk
Pintu kamar di buka oleh bibi nya lalu bibi nya itu menampakkan senyum manis tapi senyum palsu yang nampak di mata Husna.
"Ijab kabul akan segera di mulai, kamu di minta keluar!" ujar bibi nya itu
Husna tidak mau keluar dari kamar itu ia tidak sanggup melihat pria itu mengucapkan ijab Kabul di hadapan nya.
"Husna di dalam aja bibi, setelah ijab kabul di ucapkan baru aku keluar!" ujar Husna
"Baiklah, bibi tidak memaksa!" ujar bibi nya itu
Husna kembali diam bahkan air mata itu mengalir kembali di pipi mulus nya, ia hanya bisa berdo'a setelah pernikahan ini hidup nya akan berubah seperti apa yang telah bibi ucapkan itu.
"Saya terima nikah dan kawin nya Husna Tri Hanasari..... tunai!"
Deg
Sah, Husna sudah sah menjadi istri dari pria yang bernama Mahesa itu, bahkan Husna hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi pada hidup nya setelah pernikahan siri ini.
Pintu kamar di buka ternyata yang masuk adalah Mahesa yang sudah sah jadi suami nya, Husna enggan melihat pria itu, ia hanya menundukkan kepalanya.
"Siapa suruh menundukkan kepala?" ujar Mahesa dengan nada datar.
Husna masih enggan mengangkat kepala nya ia masih setia menundukkan kepala nya itu.
"Sekarang kamu sudah sah jadi istri saya!" ujar Mahesa
"Lakukan tugas mu seperti apa yang telah ada di surat perjanjian itu!" ujar Mahesa
Husna langsung menatap wajah Mahesa ia bahkan sampai terpukau melihat wajah Mahesa yang sangat tanpa setelah mereka sah menjadi pasangan suami istri.
"T-tuan!" panggil Husna gemetaran
"Saya sudah menjadi suami mu, jangan panggil saya tuan saya bukan tuan mu!" ujar Mahesa
...
Malam harinya Husna di ajak pindah oleh Mahesa ke rumah yang sangat bagus yang tidak jauh dari kota tempat tinggal nya ini.
"Malam ini kamu harus melakukan tugas mu!" ujar Mahesa
"T-tapi tuan!" ujar Husna masih takut bahkan ia enggan mengubah panggilan tuan itu.
Kini mereka sedang di meja makan sebelum ke sini mereka tidak sempat makan, Husna tidak berselera makan karena ia takut dengan perkataan Mahesa tadi.
"Ini bik Yatri, dia yang akan menemani kamu nanti saat saya tidak ke sini!" ujar Mahesa memperkenalkan bik Yatri kepada Husna
"Salam kenal nyonya Husna senang bertemu dengan anda!" ujar bik Yatri
"Salam kenal juga bik Yatri!" ujar Husna tersenyum manis
Selesai makan Mahesa sudah lebih dulu masuk ke kamar, sementara Husna masih di ruang tengah, ia takut untuk bertemu dengan Mahesa.
"Siapa yang menyuruh mu untuk duduk di sini? tanya Mahesa menghampiri Husna karena dari tadi Mahesa menunggu Husna tapi dia tak masuk juga ke kamar.
Husna sudah sangat takut dengan Mahesa ini, dari kemarin-kemarin ucapan Mahesa tak pernah lembut.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
ayo husna semangat kamu buatlah suamimu bucin sama kamu
2023-09-11
0