1 bulan kemudian...
Dalam satu bulan ini Mahesa tidak pernah melihat Husna, ia sangat sibuk di kota A itu, tenaga nya sangat di butuhkan, bahkan Mahesa sangat sulit untuk di hubungi di kota A tersebut.
Semenjak Mahesa pergi Husna lebih leluasa menjalani hidup nya, tinggal di rumah semewah ini membuat hidup nya lebih bahagia karena bibi Inah dan paman Adi tidak pernah memarahi bahkan memukuli nya dengan benda tumpul.
Tapi ada satu yang tidak Husna tau paman dan bibi nya itu sangat tega menjual rumah peninggalan orang tua Husna itu, paman dan bibi berserta sepupu nya itu sudah pindah dari rumah itu.
"Kenapa ayah sama ibu tega dengan Uus?" ujar Fajri Abang sepupu Husna
"Kamu tidak perlu ikut campur urusan ayah sama ibu mu ini, sudah untung Husna menikah dengan laki-laki kaya itu, seharusnya dia berterima kasih kepada kita!" ujar paman Adi
Fajri tidak abis pikir dengan kedua orang tua nya ini, dia pikir ayah dan ibu nya merawat Husna dengan ikhlas dan tulus tapi tidak semudah itu ternyata orang tua nya sama saja menjual keponakan nya sendiri kepada laki-laki yang tidak ia kenal.
"Husna itu sudah tenang hidup nya, jadi kamu jangan harap mencari atau mencuci pikiran nya itu untuk kembali lagi ke sini, ibu tau watak kamu itu Fajri!" ujar bibi Inah
"Tapi kasihan Uus ibu, ibu kenapa tega dengan keponakan ibu sendiri?" ujar Fajri
"Tidak perlu berbelas kasih pada nya, sudah untung ibu mu mau menjodohkan nya dengan laki-laki mapan itu!" ujar paman Adi
Mereka merasa senang sudah menguras harta kekayaan milik almarhum ayah nya Husna, bahkan mereka tak pernah mempedulikan Husna, yang mereka pikirkan itu hanya harta dan harta.
...
Malam ini Mahesa pulang dari kota A ia langsung pergi melihat Husna ke Bandung, ia tidak pulang ke rumah asli nya, melainkan ia pulang ke rumah istri nya.
Husna sudah tidur karena hari sudah larut malam, Mahesa baru sampai di depan rumah nya ini. Ia tidak sabar ingin tau apakah Husna sudah mengandung atau belum.
"Seharusnya Husna sudah hamil, karena kami melakukan nya sudah lewat satu bulan yang lalu!" gumam Mahesa
Mahesa masuk ke dalam rumah nya ini, semuanya sudah pada tidur kecuali mang Udin masih berjaga di luar.
Mahesa memasuki kamar nya ia melihat Husna yang telah lelap tertidur, karena badan nya terlalu letih Mahesa langsung ikut istirahat di samping Husna, ia menelusup kan tangan nya di perut rata Husna, ia ingin merasakan apakah Husna sudah mengandung atau belum.
Mahesa tetap meletakkan tangan nya di perut Husna, sementara Husna tidak sadar kalau diri nya di peluk oleh Mahesa.
Selama ini Husna sering mengonsumsi obat kontrasepsi itu, ia tidak ingin memiliki anak dari Mahesa karena ia tidak mau Mahesa membawa anak itu nanti nya, setiap mau tidur pasti Husna meminum obat itu.
Maka nya sampai sekarang Husna belum kunjung juga mengandung.
Husna terbangun saat azan subuh berkumandang, ia merasa ada orang yang memeluk diri nya, Husna melihat ternyata Mahesa yang memeluk diri nya.
"Eh, kapan dia pulang?" gumam Husna melihat suami tampan nya itu.
Husna berusaha melepaskan pelukan dari Mahesa karena dia mau ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan berwudhu.
Semakin Husna bergerak semakin kencang juga pelukan Mahesa terhadap nya, Husna berusaha menyingkirkan tangan besar Mahesa.
"Mas lepas dong!" gerutu Husna
Tanpa Mahesa sadari ia tidak sengaja memeluk Husna, ia pikir Husna ini bantal guling yang selalu ia peluk tiap tidur.
"Mas Mahesa!" ujar Husna menyingkirkan tangan itu, tapi Mahesa tidak mau menyingkirkan tangan nya itu.
"Ck, waktu subuh nanti kelewat mas!" ujar Husna
Barulah mata Mahesa terbuka sedikit demi sedikit karena ia mendengar suara-suara yang menganggu tidur nya, untung Mahesa tidak mendorong tubuh Husna, Mahesa langsung melepaskan pelukan nya dari Husna.
Husna tidak bicara ia hanya langsung pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan berwudhu, tidak membutuhkan waktu lama Husna kembali lagi dengan keadaan sudah berwudhu.
Husna menyelenggarakan sajadah nya lalu ia melaksanakan sholat subuh dua rakaat, sementara Mahesa masih merebahkan tubuhnya di kasur nya itu, rasanya badan nya ini masih sangat lelah.
"Ya Allah, ampunilah Uus karena Uus tidak mau menuruti keinginan suami Uus, Uus tidak ingin menuruti keinginan nya karena Uus tidak mau menerima perjanjian yang telah kami sepakati ya Allah, ampunilah Uus ya Allah, Aamiin...!"
Selesai Husna berdo'a ia tidak melihat Mahesa lagi, Husna melipat sajadah dan juga mukenah yang ia gunakan tadi lalu ia simpan lagi ke dalam lemari.
Husna pergi ke bawah untuk membantu bik Yatri untuk memasak, karena Mahesa sudah ada di sini Husna mau memasakkan sarapan yang sangat spesial untuk Mahesa.
"Nyonya Husna nampak berbinar, apakah tuan sudah kembali?" tanya bik Yatri
"Sudah bik, tapi Husna tidak tau kapan dia pulang!" ujar Husna
"Mungkin tuan pulang pada saat nyonya Husna lagi tidur!" ujar bik Yatri
"Mungkin bik!" ujar Husna
Selesai membuat sarapan, Mahesa juga muncul di meja makan itu, ia langsung menduduki kursi yang selalu ia duduki.
Husna mengambilkan sarapan untuk Mahesa, mereka tidak banyak bicara. Husna sedang mencari alasan saat Mahesa menanyakan kalau dia sudah hamil atau belum nya.
"Kamu sudah cek?, atau sudah ada tanda-tanda nya?" tanya Mahesa
Apa yang Husna pikirkan terjadi juga, pasti Mahesa bakal bertanya pada nya.
"Apa nya?" Husna pura-pura tidak ngeh dengan pertanyaan Mahesa ia hanya ingin mengalihkan pembicaraan saja.
"Sudah hamil atau belum?" tanya Mahesa
Deg
Wajah Husna langsung tegang ia belum tau alasan apa yang ia berikan kepada Mahesa.
"Husna!" ujar Mahesa
Husna langsung menggeleng-nggelengkan kepalanya, ia sangat takut jika Mahesa tau kalau diri nya selalu meminum obat itu.
"Ck!" decak Mahesa
"Jangan-jangan kamu mandul lagi!" ujar Mahesa
Husna langsung menitikkan air matanya saat Mahesa menuduh diri nya mandul, Husna langsung berlari dari sana ia sangat sedih dan sakit hati saat suaminya menuduh diri nya mandul.
Bukan mandul tapi Husna sendiri yang tidak mau memiliki anak dari Mahesa, dia sangat takut harus kehilangan lagi, sudah cukup diri nya pernah kehilangan kedua orang tua nya.
"Kenapa begitu sakit saat ia menuduh ku mandul, aku bukan mandul mas, tapi aku memang tidak mau memiliki anak dari kamu, aku takut mas takut jika kamu membawa anak kita nanti nya, membayangkan nya saja membuat aku ngeri!" batin Husna
Husna menangis sesenggukan di kamar ia hanya ingin hidup bahagia tidak mau hidup menderita lagi, tapi keinginan nya itu tidak pernah ia dapatkan, yang selau ia dapatkan hanya penderitaan di setiap saat.
"Ayah ibu hiks... apakah Husna salah hiks... Husna mengambil jalan ini karena Husna tidak mau kehilangan lagi hiks... hiks... hiks..!"
Husna terus menangis di kamar nya itu, Mahesa tidak ada merasa salah atau menyesali atas kata-kata nya tadi.
"Bibik selalu memastikan Husna makan yang bergizi dan sehat kan?" tanya Mahesa
"Bibik selalu memberi nyonya makanan yang bergizi tuan, apa lagi bibik selalu mengontrol semua yang dilakukan oleh nyonya, tuan!" ujar bik Yatri
Mahesa tidak habis pikir kenapa sampai saat ini Husna belum juga hamil anak nya, atau mereka baru melakukan nya sekali makanya Husna tidak hamil juga?
"Atau belum rezeki tuan!" ujar bik Yatri
"Mungkin saja!" ujar Mahesa
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
jangan sampai husna ketahuan suaminya minum obat penunda hamil
2023-09-11
0