part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?

1 bulan kemudian...

Dalam satu bulan ini Mahesa tidak pernah melihat Husna, ia sangat sibuk di kota A itu, tenaga nya sangat di butuhkan, bahkan Mahesa sangat sulit untuk di hubungi di kota A tersebut.

Semenjak Mahesa pergi Husna lebih leluasa menjalani hidup nya, tinggal di rumah semewah ini membuat hidup nya lebih bahagia karena bibi Inah dan paman Adi tidak pernah memarahi bahkan memukuli nya dengan benda tumpul.

Tapi ada satu yang tidak Husna tau paman dan bibi nya itu sangat tega menjual rumah peninggalan orang tua Husna itu, paman dan bibi berserta sepupu nya itu sudah pindah dari rumah itu.

"Kenapa ayah sama ibu tega dengan Uus?" ujar Fajri Abang sepupu Husna

"Kamu tidak perlu ikut campur urusan ayah sama ibu mu ini, sudah untung Husna menikah dengan laki-laki kaya itu, seharusnya dia berterima kasih kepada kita!" ujar paman Adi

Fajri tidak abis pikir dengan kedua orang tua nya ini, dia pikir ayah dan ibu nya merawat Husna dengan ikhlas dan tulus tapi tidak semudah itu ternyata orang tua nya sama saja menjual keponakan nya sendiri kepada laki-laki yang tidak ia kenal.

"Husna itu sudah tenang hidup nya, jadi kamu jangan harap mencari atau mencuci pikiran nya itu untuk kembali lagi ke sini, ibu tau watak kamu itu Fajri!" ujar bibi Inah

"Tapi kasihan Uus ibu, ibu kenapa tega dengan keponakan ibu sendiri?" ujar Fajri

"Tidak perlu berbelas kasih pada nya, sudah untung ibu mu mau menjodohkan nya dengan laki-laki mapan itu!" ujar paman Adi

Mereka merasa senang sudah menguras harta kekayaan milik almarhum ayah nya Husna, bahkan mereka tak pernah mempedulikan Husna, yang mereka pikirkan itu hanya harta dan harta.

...

Malam ini Mahesa pulang dari kota A ia langsung pergi melihat Husna ke Bandung, ia tidak pulang ke rumah asli nya, melainkan ia pulang ke rumah istri nya.

Husna sudah tidur karena hari sudah larut malam, Mahesa baru sampai di depan rumah nya ini. Ia tidak sabar ingin tau apakah Husna sudah mengandung atau belum.

"Seharusnya Husna sudah hamil, karena kami melakukan nya sudah lewat satu bulan yang lalu!" gumam Mahesa

Mahesa masuk ke dalam rumah nya ini, semuanya sudah pada tidur kecuali mang Udin masih berjaga di luar.

Mahesa memasuki kamar nya ia melihat Husna yang telah lelap tertidur, karena badan nya terlalu letih Mahesa langsung ikut istirahat di samping Husna, ia menelusup kan tangan nya di perut rata Husna, ia ingin merasakan apakah Husna sudah mengandung atau belum.

Mahesa tetap meletakkan tangan nya di perut Husna, sementara Husna tidak sadar kalau diri nya di peluk oleh Mahesa.

Selama ini Husna sering mengonsumsi obat kontrasepsi itu, ia tidak ingin memiliki anak dari Mahesa karena ia tidak mau Mahesa membawa anak itu nanti nya, setiap mau tidur pasti Husna meminum obat itu.

Maka nya sampai sekarang Husna belum kunjung juga mengandung.

Husna terbangun saat azan subuh berkumandang, ia merasa ada orang yang memeluk diri nya, Husna melihat ternyata Mahesa yang memeluk diri nya.

"Eh, kapan dia pulang?" gumam Husna melihat suami tampan nya itu.

Husna berusaha melepaskan pelukan dari Mahesa karena dia mau ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan berwudhu.

Semakin Husna bergerak semakin kencang juga pelukan Mahesa terhadap nya, Husna berusaha menyingkirkan tangan besar Mahesa.

"Mas lepas dong!" gerutu Husna

Tanpa Mahesa sadari ia tidak sengaja memeluk Husna, ia pikir Husna ini bantal guling yang selalu ia peluk tiap tidur.

"Mas Mahesa!" ujar Husna menyingkirkan tangan itu, tapi Mahesa tidak mau menyingkirkan tangan nya itu.

"Ck, waktu subuh nanti kelewat mas!" ujar Husna

Barulah mata Mahesa terbuka sedikit demi sedikit karena ia mendengar suara-suara yang menganggu tidur nya, untung Mahesa tidak mendorong tubuh Husna, Mahesa langsung melepaskan pelukan nya dari Husna.

Husna tidak bicara ia hanya langsung pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan berwudhu, tidak membutuhkan waktu lama Husna kembali lagi dengan keadaan sudah berwudhu.

Husna menyelenggarakan sajadah nya lalu ia melaksanakan sholat subuh dua rakaat, sementara Mahesa masih merebahkan tubuhnya di kasur nya itu, rasanya badan nya ini masih sangat lelah.

"Ya Allah, ampunilah Uus karena Uus tidak mau menuruti keinginan suami Uus, Uus tidak ingin menuruti keinginan nya karena Uus tidak mau menerima perjanjian yang telah kami sepakati ya Allah, ampunilah Uus ya Allah, Aamiin...!"

Selesai Husna berdo'a ia tidak melihat Mahesa lagi, Husna melipat sajadah dan juga mukenah yang ia gunakan tadi lalu ia simpan lagi ke dalam lemari.

Husna pergi ke bawah untuk membantu bik Yatri untuk memasak, karena Mahesa sudah ada di sini Husna mau memasakkan sarapan yang sangat spesial untuk Mahesa.

"Nyonya Husna nampak berbinar, apakah tuan sudah kembali?" tanya bik Yatri

"Sudah bik, tapi Husna tidak tau kapan dia pulang!" ujar Husna

"Mungkin tuan pulang pada saat nyonya Husna lagi tidur!" ujar bik Yatri

"Mungkin bik!" ujar Husna

Selesai membuat sarapan, Mahesa juga muncul di meja makan itu, ia langsung menduduki kursi yang selalu ia duduki.

Husna mengambilkan sarapan untuk Mahesa, mereka tidak banyak bicara. Husna sedang mencari alasan saat Mahesa menanyakan kalau dia sudah hamil atau belum nya.

"Kamu sudah cek?, atau sudah ada tanda-tanda nya?" tanya Mahesa

Apa yang Husna pikirkan terjadi juga, pasti Mahesa bakal bertanya pada nya.

"Apa nya?" Husna pura-pura tidak ngeh dengan pertanyaan Mahesa ia hanya ingin mengalihkan pembicaraan saja.

"Sudah hamil atau belum?" tanya Mahesa

Deg

Wajah Husna langsung tegang ia belum tau alasan apa yang ia berikan kepada Mahesa.

"Husna!" ujar Mahesa

Husna langsung menggeleng-nggelengkan kepalanya, ia sangat takut jika Mahesa tau kalau diri nya selalu meminum obat itu.

"Ck!" decak Mahesa

"Jangan-jangan kamu mandul lagi!" ujar Mahesa

Husna langsung menitikkan air matanya saat Mahesa menuduh diri nya mandul, Husna langsung berlari dari sana ia sangat sedih dan sakit hati saat suaminya menuduh diri nya mandul.

Bukan mandul tapi Husna sendiri yang tidak mau memiliki anak dari Mahesa, dia sangat takut harus kehilangan lagi, sudah cukup diri nya pernah kehilangan kedua orang tua nya.

"Kenapa begitu sakit saat ia menuduh ku mandul, aku bukan mandul mas, tapi aku memang tidak mau memiliki anak dari kamu, aku takut mas takut jika kamu membawa anak kita nanti nya, membayangkan nya saja membuat aku ngeri!" batin Husna

Husna menangis sesenggukan di kamar ia hanya ingin hidup bahagia tidak mau hidup menderita lagi, tapi keinginan nya itu tidak pernah ia dapatkan, yang selau ia dapatkan hanya penderitaan di setiap saat.

"Ayah ibu hiks... apakah Husna salah hiks... Husna mengambil jalan ini karena Husna tidak mau kehilangan lagi hiks... hiks... hiks..!"

Husna terus menangis di kamar nya itu, Mahesa tidak ada merasa salah atau menyesali atas kata-kata nya tadi.

"Bibik selalu memastikan Husna makan yang bergizi dan sehat kan?" tanya Mahesa

"Bibik selalu memberi nyonya makanan yang bergizi tuan, apa lagi bibik selalu mengontrol semua yang dilakukan oleh nyonya, tuan!" ujar bik Yatri

Mahesa tidak habis pikir kenapa sampai saat ini Husna belum juga hamil anak nya, atau mereka baru melakukan nya sekali makanya Husna tidak hamil juga?

"Atau belum rezeki tuan!" ujar bik Yatri

"Mungkin saja!" ujar Mahesa

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

jangan sampai husna ketahuan suaminya minum obat penunda hamil

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!