par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu

Setelah membaca suara perjanjian kontrak pernikahan siri tadi Husna jadi banyak melamun nya ketimbang ia mendengar ucapan bik Yatri.

Dua poin perjanjian pernikahan terakhir yang di ubah oleh Mahesa yaitu Husna tidak boleh mencari anak nya nanti dan Husna harus merelakan anak nya itu di bawa oleh Mahesa dan yang paling menyakitkan bagi Husna saat anak itu berusia satu bulan, Mahesa akan membawa anak nya itu.

"Nyonya makan siang sudah selesai!" ujar bik Yatri

Lamunan Husna langsung buyar karena bik Yatri memegang bahu Husna, bahkan Husna masih memotong-motong wortel untuk ia masak tapi bik Yatri sudah lebih dulu selesai memasak untuk makan siang.

"Ah iya bik!" ujar Husna

Husna sebenarnya enggan memanggil Mahesa untuk makan siang, tapi kata bik Yatri tidak boleh seperti itu maka nya Husna pergi memanggil Mahesa.

"Mas makan siang sudah selesai!" ujar Husna

Mahesa mematikan laptop nya lalu ia menuruti Husna yang lebih dulu jalan dari nya, Husna mengambilkan nasi berserta lauk untuk suaminya itu.

Mahesa tidak mempermasalahkan hal yang dilakukan oleh istri di atas kertas nya ini, Mahesa menerima piring berisi nasi dan lauk itu dari Husna.

...

Malam pun tiba lebih kurang dua hari mereka menikah tapi Husna merasa hidup nya sudah lebih baik dari sebelumnya, karena dia tidak merasa ada yang menganggu bahkan dia juga tak mendengar ucapan bibi Inah yang selalu membuat perasaan nya tersakiti.

Sudah tiga hari Husna bolos kuliah apa lagi beberapa hari lagi mereka akan melaksanakan ujian semester genap.

Dan sudah tiga hari juga Husna tidak memberi kabar tentang diri nya kepada teman-teman dekat nya.

pintu kamar di buka oleh Mahesa, Husna tersentak dari lamunan panjang nya, malam ini merupakan malam yang di tunggu-tunggu oleh Mahesa karena Husna berjanji malam ini ia akan melaksanakan tugas nya.

Mahesa pergi ke kamar mandi sementara Husna sudah was-was karena malam ini ia akan menyerahkan mahkota yang sangat berharga dan ia jaga selama ini kepada suami sah di mata agama.

Husna memilin ujung jilbab nya karena ia sangat takut dan was-was, Mahesa keluar dari kamar mandi ia melihat Husna yang sedang tertunduk dalam.

"Husna Tri Hanasari, umur kamu benar 21 tahun? tanya Mahesa

Husna mengangguk kecil ia masih menundukkan kepalanya ke bawah tanpa mau melihat suami nya.

"Menurut kedokteran di usia 21 tahun itu sudah pas untuk memiliki seorang anak!" ujar Mahesa membuat Husna tambah takut dan was-wasan.

"Kamu tau kan aku menikahi kamu alasan nya apa?" ujar Mahesa langsung diangguki oleh Husna.

Husna tau dari awal pernikahan ini, Mahesa hanya menginginkan seorang anak, Husna harus memenuhi persyaratan yang telah ia setujui, dengan itu Husna akan bebas dari bibi dan paman nya.

Tapi ada lagi yang membuat Husna memikirkan sampai saat ini, bagaimana surat perjanjian itu akan ia lalui jika ada kehadiran anak di tengah-tengah nya, apakah Husna sanggup menjalankan hidup nya setelah apa yang ia lakukan saat ini. Mendengarkan hak asuh anak akan di ambil sepenuhnya oleh Mahesa membuat Husna tidak rela.

Malam ini adalah malam yang di tunggu-tunggu oleh Mahesa, Husna harus menepati janji nya.

Lalu Mahesa lebih mendekati Husna, Husna masih tertunduk takut oleh Mahesa yang tak ada jarak lagi dengan nya, seluruh tubuh Husna menegang karena gugup.

"Bagaimana kamu siap dengan janji kamu waktu itu?" tanya Mahesa

Husna mengangguk menempati janji nya, sama seperti tadi Husna tetap menundukkan kepalanya seraya memilin ujung kerudung nya.

"Tatap saya, saya tidak mau kamu menundukkan kepala kamu itu!" ujar Mahesa

Dengan ragu-ragu Husna menatap Mahesa dengan jarak sedekat ini, Husna tambah gugup karena wajah Mahesa sangat tampan jika di lihat dari dekat.

...

Pagi pun tiba Husna sudah melaksanakan tugas dari Mahesa tadi malam, kini Husna sedang mandi besar, selesai mandi lalu ia mengambil wudhu karena waktu subuh pun telah tiba.

Husna melaksanakan sholat subuh dua rakaat, sementara Mahesa masih tidur nyenyak karena malam panjang mereka berdua.

"Ya Allah, Husna telah melaksanakan tugas dan kewajiban Husna sebagai seorang istri, mungkin dengan kehadiran mas Mahesa di kehidupan Husna, nantinya Husna akan merasakan kebahagiaan itu ya Allah...!"

Selesai berdo'a Husna melipat sajadah dan mukenah nya lalu ia simpan di dalam lemari kembali. Husna masih berdiri melihat Mahesa yang sangat nyenyak tidur di sebalik selimut tebal nya.

"Mas!" Husna membangunkan Mahesa tapi Mahesa tak bergerak sedikit pun ia sangat nyenyak tidur nya.

"Sholat subuh dulu!" ujar Husna sedikit menggoyang kan tubuh Mahesa agar ia bangun.

"Nanti waktu subuh nya kelewat mas!" ujar Husna lagi lebih menggoyangkan tubuh Mahesa agar dia bangun.

"A-apa?" ujar Mahesa dengan suara serek khas bangun tidur.

"Sholat dulu!" ujar Husna

"Udah pagi aja?" tanya Mahesa lalu ia duduk seperti orang linglung.

"Sudah!" ujar Husna

Dari tadi Husna sangat malu karena Mahesa tidak mengenakan pakaian ia hanya menggunakan celana pendek saja.

"Nggak tau malu!" gumam Husna masih di dengar oleh Mahesa

"Apa yang di maluin, sudah kamu lihat juga kan!" ujar Mahesa lalu ia pergi ke kamar mandi.

Pipi Husna sudah memerah karena omongan Mahesa yang terlalu vulgar menurut nya, Husna pergi ke bawah untuk memasak sarapan, di dapur sudah ada bik Yatri yang sedang memasak.

"Pagi bik Yatri!" sapa Husna

"Pagi nyonya!" ujar bik Yatri melihat Husna

Bik Yatri merasa sangat bahagia karena tuan dan nyonya nya ini abis melakukan itu, jelas saja bik Yatri tau karena sepagi ini rambut Husna sudah basah, walaupun Husna menutupi nya dengan kerudung sekali pun masih tetap kelihatan oleh bik Yatri, karena rambut Husna tergerai apa lagi kerudung yang ia pakai juga ikutan basah.

"Bakalan ada tuan kecil atau nona kecil nih!" ujar bik Yatri langsung membuat Husna tersedak air liur nya.

"Uhuk... uhuk... uhuk...!"

Wajah Husna sudah memerah karena bik Yatri menggoda nya, Husna tersenyum kikuk jadi nya.

"Bik Yatri...!" ujar Husna menatap bik Yatri dengan wajah malu

Bik Yatri tertawa kecil karena sudah membuat nyonya nya ini jadi malu, Husna melanjutkan memasak nya tanpa mau melihat bik Yatri, yang ada Husna pasti bakalan di goda lagi.

Dengan gagah nya Mahesa turun dari lantai atas, ia telah bersiap-siap untuk mulai masuk kerja lagi, sudah lebih lima hari Mahesa tidak masuk kerja karena mengurus urusan pernikahan ini.

Mahesa duduk di kursi meja makan, Husna sudah ada juga di sana sambil menghidangkan sarapan di meja makan ini.

"Saya tidak bisa ikut sarapan karena saya harus buru-buru!" ujar Mahesa meninggalkan Husna yang sedang menghidangkan sarapan itu.

Husna melihat langkah kaki panjang Mahesa menuju pintu keluar, Husna tidak bisa melarang atau pun mencegah kepergian Mahesa dia bahkan tak punya hak untuk itu.

"Nyonya kenapa?" tanya bik Yatri saat bik Yatri mengahmpiri Husna yang sedang bersedih, baru saja bik Yatri melihat ada kesenangan di wajah nyonya nya itu, tapi dengan sekejap sudah bersedih lagi.

"Tidak ada apa bik!" ujar Husna

Bik Yatri sudah menebak jika tuan nya itu pergi tanpa sarapan terlebih dahulu. Husna menghibur diri nya dengan bercanda gurau dengan bik Yatri karena yang ia kenal di sini hanya bik Yatri dan mang Udin saja.

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

yang sabar ya husna

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!