Setelah membaca suara perjanjian kontrak pernikahan siri tadi Husna jadi banyak melamun nya ketimbang ia mendengar ucapan bik Yatri.
Dua poin perjanjian pernikahan terakhir yang di ubah oleh Mahesa yaitu Husna tidak boleh mencari anak nya nanti dan Husna harus merelakan anak nya itu di bawa oleh Mahesa dan yang paling menyakitkan bagi Husna saat anak itu berusia satu bulan, Mahesa akan membawa anak nya itu.
"Nyonya makan siang sudah selesai!" ujar bik Yatri
Lamunan Husna langsung buyar karena bik Yatri memegang bahu Husna, bahkan Husna masih memotong-motong wortel untuk ia masak tapi bik Yatri sudah lebih dulu selesai memasak untuk makan siang.
"Ah iya bik!" ujar Husna
Husna sebenarnya enggan memanggil Mahesa untuk makan siang, tapi kata bik Yatri tidak boleh seperti itu maka nya Husna pergi memanggil Mahesa.
"Mas makan siang sudah selesai!" ujar Husna
Mahesa mematikan laptop nya lalu ia menuruti Husna yang lebih dulu jalan dari nya, Husna mengambilkan nasi berserta lauk untuk suaminya itu.
Mahesa tidak mempermasalahkan hal yang dilakukan oleh istri di atas kertas nya ini, Mahesa menerima piring berisi nasi dan lauk itu dari Husna.
...
Malam pun tiba lebih kurang dua hari mereka menikah tapi Husna merasa hidup nya sudah lebih baik dari sebelumnya, karena dia tidak merasa ada yang menganggu bahkan dia juga tak mendengar ucapan bibi Inah yang selalu membuat perasaan nya tersakiti.
Sudah tiga hari Husna bolos kuliah apa lagi beberapa hari lagi mereka akan melaksanakan ujian semester genap.
Dan sudah tiga hari juga Husna tidak memberi kabar tentang diri nya kepada teman-teman dekat nya.
pintu kamar di buka oleh Mahesa, Husna tersentak dari lamunan panjang nya, malam ini merupakan malam yang di tunggu-tunggu oleh Mahesa karena Husna berjanji malam ini ia akan melaksanakan tugas nya.
Mahesa pergi ke kamar mandi sementara Husna sudah was-was karena malam ini ia akan menyerahkan mahkota yang sangat berharga dan ia jaga selama ini kepada suami sah di mata agama.
Husna memilin ujung jilbab nya karena ia sangat takut dan was-was, Mahesa keluar dari kamar mandi ia melihat Husna yang sedang tertunduk dalam.
"Husna Tri Hanasari, umur kamu benar 21 tahun? tanya Mahesa
Husna mengangguk kecil ia masih menundukkan kepalanya ke bawah tanpa mau melihat suami nya.
"Menurut kedokteran di usia 21 tahun itu sudah pas untuk memiliki seorang anak!" ujar Mahesa membuat Husna tambah takut dan was-wasan.
"Kamu tau kan aku menikahi kamu alasan nya apa?" ujar Mahesa langsung diangguki oleh Husna.
Husna tau dari awal pernikahan ini, Mahesa hanya menginginkan seorang anak, Husna harus memenuhi persyaratan yang telah ia setujui, dengan itu Husna akan bebas dari bibi dan paman nya.
Tapi ada lagi yang membuat Husna memikirkan sampai saat ini, bagaimana surat perjanjian itu akan ia lalui jika ada kehadiran anak di tengah-tengah nya, apakah Husna sanggup menjalankan hidup nya setelah apa yang ia lakukan saat ini. Mendengarkan hak asuh anak akan di ambil sepenuhnya oleh Mahesa membuat Husna tidak rela.
Malam ini adalah malam yang di tunggu-tunggu oleh Mahesa, Husna harus menepati janji nya.
Lalu Mahesa lebih mendekati Husna, Husna masih tertunduk takut oleh Mahesa yang tak ada jarak lagi dengan nya, seluruh tubuh Husna menegang karena gugup.
"Bagaimana kamu siap dengan janji kamu waktu itu?" tanya Mahesa
Husna mengangguk menempati janji nya, sama seperti tadi Husna tetap menundukkan kepalanya seraya memilin ujung kerudung nya.
"Tatap saya, saya tidak mau kamu menundukkan kepala kamu itu!" ujar Mahesa
Dengan ragu-ragu Husna menatap Mahesa dengan jarak sedekat ini, Husna tambah gugup karena wajah Mahesa sangat tampan jika di lihat dari dekat.
...
Pagi pun tiba Husna sudah melaksanakan tugas dari Mahesa tadi malam, kini Husna sedang mandi besar, selesai mandi lalu ia mengambil wudhu karena waktu subuh pun telah tiba.
Husna melaksanakan sholat subuh dua rakaat, sementara Mahesa masih tidur nyenyak karena malam panjang mereka berdua.
"Ya Allah, Husna telah melaksanakan tugas dan kewajiban Husna sebagai seorang istri, mungkin dengan kehadiran mas Mahesa di kehidupan Husna, nantinya Husna akan merasakan kebahagiaan itu ya Allah...!"
Selesai berdo'a Husna melipat sajadah dan mukenah nya lalu ia simpan di dalam lemari kembali. Husna masih berdiri melihat Mahesa yang sangat nyenyak tidur di sebalik selimut tebal nya.
"Mas!" Husna membangunkan Mahesa tapi Mahesa tak bergerak sedikit pun ia sangat nyenyak tidur nya.
"Sholat subuh dulu!" ujar Husna sedikit menggoyang kan tubuh Mahesa agar ia bangun.
"Nanti waktu subuh nya kelewat mas!" ujar Husna lagi lebih menggoyangkan tubuh Mahesa agar dia bangun.
"A-apa?" ujar Mahesa dengan suara serek khas bangun tidur.
"Sholat dulu!" ujar Husna
"Udah pagi aja?" tanya Mahesa lalu ia duduk seperti orang linglung.
"Sudah!" ujar Husna
Dari tadi Husna sangat malu karena Mahesa tidak mengenakan pakaian ia hanya menggunakan celana pendek saja.
"Nggak tau malu!" gumam Husna masih di dengar oleh Mahesa
"Apa yang di maluin, sudah kamu lihat juga kan!" ujar Mahesa lalu ia pergi ke kamar mandi.
Pipi Husna sudah memerah karena omongan Mahesa yang terlalu vulgar menurut nya, Husna pergi ke bawah untuk memasak sarapan, di dapur sudah ada bik Yatri yang sedang memasak.
"Pagi bik Yatri!" sapa Husna
"Pagi nyonya!" ujar bik Yatri melihat Husna
Bik Yatri merasa sangat bahagia karena tuan dan nyonya nya ini abis melakukan itu, jelas saja bik Yatri tau karena sepagi ini rambut Husna sudah basah, walaupun Husna menutupi nya dengan kerudung sekali pun masih tetap kelihatan oleh bik Yatri, karena rambut Husna tergerai apa lagi kerudung yang ia pakai juga ikutan basah.
"Bakalan ada tuan kecil atau nona kecil nih!" ujar bik Yatri langsung membuat Husna tersedak air liur nya.
"Uhuk... uhuk... uhuk...!"
Wajah Husna sudah memerah karena bik Yatri menggoda nya, Husna tersenyum kikuk jadi nya.
"Bik Yatri...!" ujar Husna menatap bik Yatri dengan wajah malu
Bik Yatri tertawa kecil karena sudah membuat nyonya nya ini jadi malu, Husna melanjutkan memasak nya tanpa mau melihat bik Yatri, yang ada Husna pasti bakalan di goda lagi.
Dengan gagah nya Mahesa turun dari lantai atas, ia telah bersiap-siap untuk mulai masuk kerja lagi, sudah lebih lima hari Mahesa tidak masuk kerja karena mengurus urusan pernikahan ini.
Mahesa duduk di kursi meja makan, Husna sudah ada juga di sana sambil menghidangkan sarapan di meja makan ini.
"Saya tidak bisa ikut sarapan karena saya harus buru-buru!" ujar Mahesa meninggalkan Husna yang sedang menghidangkan sarapan itu.
Husna melihat langkah kaki panjang Mahesa menuju pintu keluar, Husna tidak bisa melarang atau pun mencegah kepergian Mahesa dia bahkan tak punya hak untuk itu.
"Nyonya kenapa?" tanya bik Yatri saat bik Yatri mengahmpiri Husna yang sedang bersedih, baru saja bik Yatri melihat ada kesenangan di wajah nyonya nya itu, tapi dengan sekejap sudah bersedih lagi.
"Tidak ada apa bik!" ujar Husna
Bik Yatri sudah menebak jika tuan nya itu pergi tanpa sarapan terlebih dahulu. Husna menghibur diri nya dengan bercanda gurau dengan bik Yatri karena yang ia kenal di sini hanya bik Yatri dan mang Udin saja.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
yang sabar ya husna
2023-09-11
0