Siang harinya Mahesa sangat santai, ia duduk di teras belakang sambil menikmati secangkir kopi apa lagi angin sepoi-sepoi menghembus seakan menyapu kulit nya, berbeda dengan Husna sekarang ini dia sedang membaca artikel tentang ibu hamil di handphone nya.
Husna membaca tentang ibu hamil yang harus sering mendapatkan perhatian dari sang suami atau sang ayah dari anak itu, Husna tersenyum sendu dengan keadaan yang berbanding terbalik terhadap diri nya.
Mendapatkan kasih sayang dari orang terdekat nya saja sangat sulit, suaminya saja tidak pernah peduli pada nya, apa kemauan nya saja Mahesa tidak pernah tau, mana mungkin perhatian itu bisa Husna dapatkan, kalau ia dapat perhatian itu mungkin itu hanya mimpi Husna saja.
"Kapan ya sayang, ayah kamu mau memperhatikan kita berdua?" ujar Husna mengusap perut nya yang sudah mulai membesar itu.
Sudah satu bulan Husna mengandung anak Mahesa tapi Mahesa tidak pernah memberikan perhatian khusus untuk nya dan calon anak nya ini, padahal Husna sangat menanti momen seperti itu.
"Mungkin bunda terlalu menjijikkan sehingga ayah kamu tidak pernah mendekati bunda, bunda pengen seperti istri-istri orang lain, dapat perhatian dari suaminya saat istri nya sedang hamil, bunda kepengen itu sayang!" Husna mulai curhat lagi dengan calon anak nya itu.
Bik Yatri tidak sengaja mendengar curhatan nyonya nya itu kepada calon anak yang ia kandung, bik Yatri jadi sedih mendengar isi hati nyonya nya itu.
"Kasihan sekali kamu Uus, bibik mendengar isi hati kamu saja sudah sedih begini bagaimana kamu bisa menjalankan hari-hari kamu dengan kesedihan kamu itu, sungguh lapang hati kamu saat suami kamu tidak peduli pada kamu, baru kali ini bibik melihat betapa sakitnya hati kamu saat suami sendiri tidak pernah peduli!" lirih bik Yatri
Terlalu sering bik Yatri melihat nyonya nya itu bersedih, terlalu sering juga bik Yatri melihat Husna menangis dalam diam tanpa di ketahui semua orang, dia sungguh pandai menyimpan kesedihan nya itu.
Tidak banyak orang yang pandai menyimpan kesedihan nya itu, bahkan orang yang tidak terima dengan kesedihan nya lebih memilih mengakhiri hidupnya.
"Coba aja ayah kamu memberikan perhatian kepada bunda, pasti bunda akan menjadi orang paling bahagia di dunia ini!" curhat Husna kepada calon anak yang ia kandung
Tidak jadi membaca artikel ia malah curhat tentang isi hatinya itu, sedikit saja Mahesa mengerti dengan perasaan Husna itu pasti dia akan merasa bersalah.
"Ayah kamu kapan bisa menerima bunda?, walaupun bunda ini hanya istri sirinya tapi bunda ingin ayah kamu memperhatikan bunda, bunda merasa capek tidak di pedulikan seperti ini, bunda sangat lelah sayang, demi kamu apapun itu bunda akan lakukan semua ini hanya untuk anak bunda sayang ini, sehat-sehat ya di dalam sana!" ujar Husna tersenyum mengusap lembut perut nya itu, semua kasih sayang ia tumpahkan kepada calon anak nya itu.
Bik Yatri dari tadi masih mendengarkan curhatan nyonya nya itu, tanpa di sadari bik Yatri ikut meneteskan air matanya.
"Ya Allah kapan nyonya Husna mendapatkan kebahagiaan itu?, bibik sangat sedih terus menerus mendengar curhatan sedih nyonya Husna!" lirih bik Yatri
Mahesa kembali ke dalam rumah ia melihat Husna lagi duduk di sofa ruang keluarga, Mahesa memangku tangannya di depan dada seraya melihat Husna yang sedang tersenyum mengusap perut nya yang sudah mulai kelihatan itu.
Mahesa menghampiri Husna ia duduk di sebelah Husna, Husna hanya diam dengan kedatangan Mahesa itu, tanpa Husna bayangkan Mahesa mengusap perut Husna.
Deg
jantung Husna berdetak saat tangan besar Mahesa itu mengusap perutnya, apa lagi senyum Mahesa mengembang saat ia mengusap perut Husna.
"Anak ayah baik-baik ya di sana, ayah sayang kamu, jangan nyusahin bunda terus!" ujar Mahesa tanpa sadar ia mengucapkan hal yang membuat hati Husna senang.
Mahesa mengecup perut Husna itu, tanpa Husna sadari air matanya menetes begitu saja, dengan gerak cepat Husna mengusap air mata nya itu agar tidak jatuh menimpa Mahesa yang masih setia mengecup perut Husna.
"Cepat lahir ya sayang, ayah tidak sabar ingin ketemu kamu, kalau kamu laki-laki pasti kamu akan tampan seperti ayah kamu ini, kalau kamu perempuan sudah pasti kamu mirip ayah juga!" ujar Mahesa menirukan ucapan Husna pagi tadi, tapi ada kalimat yang di tambah Mahesa yang membuat Husna cemberut, harusnya mirip Husna kalau anak mereka perempuan, bukan mirip ayahnya juga.
"Tidak, kalau anak ini perempuan pasti akan mirip dengan ku!" ujar Husna
"Mirip ayah nya lah, kalau mirip bunda pasti suka berdusta juga seperti tadi pagi!" ujar Mahesa
Husna membelalakkan matanya jadi ternyata Mahesa mendengar ucapan nya pagi tadi, dan ucapan dusta Husna itu Mahesa juga tau juga, alibi Husna sangat tidak matang sehingga musuhnya ngampang tahu.
"Tidak!" bantah Husna dengan pipi sudah memerah seperti tomat matang.
"Intinya anak ayah harus mirip ayah, nggak boleh mirip bunda!" ujar Mahesa
"Harus mirip bundanya!" protes Husna
"Nggak boleh!" ujar Mahesa
"Boleh!" ujar Husna
"Nggak boleh!" ujar Mahesa
"Boleh!" ujar Husna
Karena terlalu senang dengan apa yang dilakukan oleh Mahesa tadi dan mengajak calon anak nya bicara, Mahesa sadar dengan apa yang ia lakukan saat ini, saat ini ia sangat dekat dengan Husna.
Mahesa langsung menjauh dia juga canggung dengan keadaan sekarang ini, mereka saling canggung-canggungan satu sama lain.
Mahesa beranjak pergi dari sana, Husna melihat kepergian Mahesa sampai tubuh Mahesa hilang di sebalik tembok. Husna tersenyum karena tadi ia dapat berbicara dengan Mahesa sangat dekat, ya walaupun obrolan mereka tentang anak yang di kandung Husna.
"Makasih anak bunda, karena kamu ayah mau bicara sama bunda, ya walaupun ayah kamu lebih banyak bicara tentang kamu, tapi bunda sangat senang!" ujar Husna
Husna menghela nafas, ia sadar diri juga karena Mahesa tidak akan pernah peduli padanya, Mahesa hanya menginginkan seorang anak, tidak seorang istri.
Bik Yatri sempat tersenyum melihat keharmonisan rumah tangga majikan nya itu, tapi itu hanya sebentar juga, tidak apa-apa juga melihat keharmonisan mereka, ya walau hanya sebentar dan hilang begitu saja.
"Melihat mereka seperti tadi saja sudah membuat hati bibik senang, apa lagi keluarga kalian akan utuh pasti hati bibik tambah senang, semoga keluarga kecil kalian ini di berikan keberkahan dan keridhoan Allah SWT!" ujar bik Yatri
...
Husna mencari Mahesa tapi ia tidak menemukan Mahesa entah kenapa dia untuk sekarang ini tidak mau jauh-jauh dari Mahesa, apa ini bawaan calon bayi?
"Mas Mahesa mana sih?" gumam Husna mencari di kamar tapi tidak ketemu juga.
Husna sudah mencari ke ruang kerjanya tapi tidak ia temukan juga, apa iya Mahesa sudah pergi lagi tanpa sepengetahuan Husna?
"Mas Mahesa!" panggil Husna
Karena sudah lelah mencari kini Husna duduk di sofa dekat tv, tanpa di cari Mahesa datang menghampiri Husna yang sedang memijat kaki nya.
"Apa?" tanya Mahesa
Husna tidak menjawab ia hanya fokus dengan kakinya yang ia pijat, Mahesa menghela nafas karena di abaikan, dengan inisiatif sendiri Mahesa mengambil kaki Husna lalu ia pangku di paha nya ia juga yang memijat kaki Husna.
Husna mengerjap-ngerjapkan matanya karena perilaku baik Mahesa semenjak dari tadi keluar, bahkan sikap dinginnya juga lenyap.
"Jangan ge'er dulu kamu, ini semua saya lakukan hanya semata-mata untuk anak saya yang kamu kandung!" ujar Mahesa jutek
Husna tersenyum saja, walaupun ini hanya semata-mata untuk anaknya tapi Husna merasa senang karena Mahesa bisa memberikan sikap perhatian juga padanya.
"Kalau anak kita tau pasti dia akan senang memiliki ayah pengertian seperti kamu!" ujar Husna mengusap perut nya itu.
Mahesa tidak menjawab nya serasa sudah lama memijat kaki istri sirinya itu, Mahesa menghentikan pijat di kaki Husna, ia hendak pergi tapi ditahan oleh Husna, dengan gerak cepat Husna memeluk tangan Mahesa dan menyenderkan kepalanya di pangkal tangan Mahesa itu.
"Mulai lagi!" ujar Mahesa
Mahesa menghela nafas pasrah sedangkan Husna hanya tersenyum karena Mahesa tidak marah padanya.
"Ya Allah Uus pengen sekali seperti ini saja, Uus tidak minta banyak Uus hanya minta mas Mahesa perhatian sama Uus hanya itu saja ya Allah!" batin Husna
Husna tambah mempererat pelukannya, Mahesa menyenderkan kepalanya di penyenderan sofa.
...
Bersambung...
IG : purna_yudiani
fb : purna yudiani
Like, komentar dan vote nya juga!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sity Meisya Azzahra
sedih bangat hidup Husna😭😭😭😭
2023-09-24
0