part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan

Siang harinya Mahesa sangat santai, ia duduk di teras belakang sambil menikmati secangkir kopi apa lagi angin sepoi-sepoi menghembus seakan menyapu kulit nya, berbeda dengan Husna sekarang ini dia sedang membaca artikel tentang ibu hamil di handphone nya.

Husna membaca tentang ibu hamil yang harus sering mendapatkan perhatian dari sang suami atau sang ayah dari anak itu, Husna tersenyum sendu dengan keadaan yang berbanding terbalik terhadap diri nya.

Mendapatkan kasih sayang dari orang terdekat nya saja sangat sulit, suaminya saja tidak pernah peduli pada nya, apa kemauan nya saja Mahesa tidak pernah tau, mana mungkin perhatian itu bisa Husna dapatkan, kalau ia dapat perhatian itu mungkin itu hanya mimpi Husna saja.

"Kapan ya sayang, ayah kamu mau memperhatikan kita berdua?" ujar Husna mengusap perut nya yang sudah mulai membesar itu.

Sudah satu bulan Husna mengandung anak Mahesa tapi Mahesa tidak pernah memberikan perhatian khusus untuk nya dan calon anak nya ini, padahal Husna sangat menanti momen seperti itu.

"Mungkin bunda terlalu menjijikkan sehingga ayah kamu tidak pernah mendekati bunda, bunda pengen seperti istri-istri orang lain, dapat perhatian dari suaminya saat istri nya sedang hamil, bunda kepengen itu sayang!" Husna mulai curhat lagi dengan calon anak nya itu.

Bik Yatri tidak sengaja mendengar curhatan nyonya nya itu kepada calon anak yang ia kandung, bik Yatri jadi sedih mendengar isi hati nyonya nya itu.

"Kasihan sekali kamu Uus, bibik mendengar isi hati kamu saja sudah sedih begini bagaimana kamu bisa menjalankan hari-hari kamu dengan kesedihan kamu itu, sungguh lapang hati kamu saat suami kamu tidak peduli pada kamu, baru kali ini bibik melihat betapa sakitnya hati kamu saat suami sendiri tidak pernah peduli!" lirih bik Yatri

Terlalu sering bik Yatri melihat nyonya nya itu bersedih, terlalu sering juga bik Yatri melihat Husna menangis dalam diam tanpa di ketahui semua orang, dia sungguh pandai menyimpan kesedihan nya itu.

Tidak banyak orang yang pandai menyimpan kesedihan nya itu, bahkan orang yang tidak terima dengan kesedihan nya lebih memilih mengakhiri hidupnya.

"Coba aja ayah kamu memberikan perhatian kepada bunda, pasti bunda akan menjadi orang paling bahagia di dunia ini!" curhat Husna kepada calon anak yang ia kandung

Tidak jadi membaca artikel ia malah curhat tentang isi hatinya itu, sedikit saja Mahesa mengerti dengan perasaan Husna itu pasti dia akan merasa bersalah.

"Ayah kamu kapan bisa menerima bunda?, walaupun bunda ini hanya istri sirinya tapi bunda ingin ayah kamu memperhatikan bunda, bunda merasa capek tidak di pedulikan seperti ini, bunda sangat lelah sayang, demi kamu apapun itu bunda akan lakukan semua ini hanya untuk anak bunda sayang ini, sehat-sehat ya di dalam sana!" ujar Husna tersenyum mengusap lembut perut nya itu, semua kasih sayang ia tumpahkan kepada calon anak nya itu.

Bik Yatri dari tadi masih mendengarkan curhatan nyonya nya itu, tanpa di sadari bik Yatri ikut meneteskan air matanya.

"Ya Allah kapan nyonya Husna mendapatkan kebahagiaan itu?, bibik sangat sedih terus menerus mendengar curhatan sedih nyonya Husna!" lirih bik Yatri

Mahesa kembali ke dalam rumah ia melihat Husna lagi duduk di sofa ruang keluarga, Mahesa memangku tangannya di depan dada seraya melihat Husna yang sedang tersenyum mengusap perut nya yang sudah mulai kelihatan itu.

Mahesa menghampiri Husna ia duduk di sebelah Husna, Husna hanya diam dengan kedatangan Mahesa itu, tanpa Husna bayangkan Mahesa mengusap perut Husna.

Deg

jantung Husna berdetak saat tangan besar Mahesa itu mengusap perutnya, apa lagi senyum Mahesa mengembang saat ia mengusap perut Husna.

"Anak ayah baik-baik ya di sana, ayah sayang kamu, jangan nyusahin bunda terus!" ujar Mahesa tanpa sadar ia mengucapkan hal yang membuat hati Husna senang.

Mahesa mengecup perut Husna itu, tanpa Husna sadari air matanya menetes begitu saja, dengan gerak cepat Husna mengusap air mata nya itu agar tidak jatuh menimpa Mahesa yang masih setia mengecup perut Husna.

"Cepat lahir ya sayang, ayah tidak sabar ingin ketemu kamu, kalau kamu laki-laki pasti kamu akan tampan seperti ayah kamu ini, kalau kamu perempuan sudah pasti kamu mirip ayah juga!" ujar Mahesa menirukan ucapan Husna pagi tadi, tapi ada kalimat yang di tambah Mahesa yang membuat Husna cemberut, harusnya mirip Husna kalau anak mereka perempuan, bukan mirip ayahnya juga.

"Tidak, kalau anak ini perempuan pasti akan mirip dengan ku!" ujar Husna

"Mirip ayah nya lah, kalau mirip bunda pasti suka berdusta juga seperti tadi pagi!" ujar Mahesa

Husna membelalakkan matanya jadi ternyata Mahesa mendengar ucapan nya pagi tadi, dan ucapan dusta Husna itu Mahesa juga tau juga, alibi Husna sangat tidak matang sehingga musuhnya ngampang tahu.

"Tidak!" bantah Husna dengan pipi sudah memerah seperti tomat matang.

"Intinya anak ayah harus mirip ayah, nggak boleh mirip bunda!" ujar Mahesa

"Harus mirip bundanya!" protes Husna

"Nggak boleh!" ujar Mahesa

"Boleh!" ujar Husna

"Nggak boleh!" ujar Mahesa

"Boleh!" ujar Husna

Karena terlalu senang dengan apa yang dilakukan oleh Mahesa tadi dan mengajak calon anak nya bicara, Mahesa sadar dengan apa yang ia lakukan saat ini, saat ini ia sangat dekat dengan Husna.

Mahesa langsung menjauh dia juga canggung dengan keadaan sekarang ini, mereka saling canggung-canggungan satu sama lain.

Mahesa beranjak pergi dari sana, Husna melihat kepergian Mahesa sampai tubuh Mahesa hilang di sebalik tembok. Husna tersenyum karena tadi ia dapat berbicara dengan Mahesa sangat dekat, ya walaupun obrolan mereka tentang anak yang di kandung Husna.

"Makasih anak bunda, karena kamu ayah mau bicara sama bunda, ya walaupun ayah kamu lebih banyak bicara tentang kamu, tapi bunda sangat senang!" ujar Husna

Husna menghela nafas, ia sadar diri juga karena Mahesa tidak akan pernah peduli padanya, Mahesa hanya menginginkan seorang anak, tidak seorang istri.

Bik Yatri sempat tersenyum melihat keharmonisan rumah tangga majikan nya itu, tapi itu hanya sebentar juga, tidak apa-apa juga melihat keharmonisan mereka, ya walau hanya sebentar dan hilang begitu saja.

"Melihat mereka seperti tadi saja sudah membuat hati bibik senang, apa lagi keluarga kalian akan utuh pasti hati bibik tambah senang, semoga keluarga kecil kalian ini di berikan keberkahan dan keridhoan Allah SWT!" ujar bik Yatri

...

Husna mencari Mahesa tapi ia tidak menemukan Mahesa entah kenapa dia untuk sekarang ini tidak mau jauh-jauh dari Mahesa, apa ini bawaan calon bayi?

"Mas Mahesa mana sih?" gumam Husna mencari di kamar tapi tidak ketemu juga.

Husna sudah mencari ke ruang kerjanya tapi tidak ia temukan juga, apa iya Mahesa sudah pergi lagi tanpa sepengetahuan Husna?

"Mas Mahesa!" panggil Husna

Karena sudah lelah mencari kini Husna duduk di sofa dekat tv, tanpa di cari Mahesa datang menghampiri Husna yang sedang memijat kaki nya.

"Apa?" tanya Mahesa

Husna tidak menjawab ia hanya fokus dengan kakinya yang ia pijat, Mahesa menghela nafas karena di abaikan, dengan inisiatif sendiri Mahesa mengambil kaki Husna lalu ia pangku di paha nya ia juga yang memijat kaki Husna.

Husna mengerjap-ngerjapkan matanya karena perilaku baik Mahesa semenjak dari tadi keluar, bahkan sikap dinginnya juga lenyap.

"Jangan ge'er dulu kamu, ini semua saya lakukan hanya semata-mata untuk anak saya yang kamu kandung!" ujar Mahesa jutek

Husna tersenyum saja, walaupun ini hanya semata-mata untuk anaknya tapi Husna merasa senang karena Mahesa bisa memberikan sikap perhatian juga padanya.

"Kalau anak kita tau pasti dia akan senang memiliki ayah pengertian seperti kamu!" ujar Husna mengusap perut nya itu.

Mahesa tidak menjawab nya serasa sudah lama memijat kaki istri sirinya itu, Mahesa menghentikan pijat di kaki Husna, ia hendak pergi tapi ditahan oleh Husna, dengan gerak cepat Husna memeluk tangan Mahesa dan menyenderkan kepalanya di pangkal tangan Mahesa itu.

"Mulai lagi!" ujar Mahesa

Mahesa menghela nafas pasrah sedangkan Husna hanya tersenyum karena Mahesa tidak marah padanya.

"Ya Allah Uus pengen sekali seperti ini saja, Uus tidak minta banyak Uus hanya minta mas Mahesa perhatian sama Uus hanya itu saja ya Allah!" batin Husna

Husna tambah mempererat pelukannya, Mahesa menyenderkan kepalanya di penyenderan sofa.

...

Bersambung...

IG : purna_yudiani

fb : purna yudiani

Like, komentar dan vote nya juga!!!

Terpopuler

Comments

Sity Meisya Azzahra

Sity Meisya Azzahra

sedih bangat hidup Husna😭😭😭😭

2023-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!