Dua hari lagi Mahesa akan balik ke Jakarta untuk bekerja, masa cutinya hanya tinggal dua hari lagi, kini Mahesa sedang melihat telepon genggam nya sudah tiga hari ini dia tidak membuka handphone nya. Banyak notifikasi dari Hendri dan 10 panggilan telepon tidak terjawab.
"Maaf tuan menganggu waktu cuti anda, tapi ini sangat urgen, tuan besar sama nyonya besar mencari anda ke rumah anda, tapi anda tenang saja saya sudah mengurus semuanya!" salah satu isi pesan dari Hendri yang di baca oleh Mahesa.
Mahesa langsung menghubungi nomor Hendri, tidak lama dari itu Hendri mengangkat telepon dari Mahesa.
"Apa yang mama saya bilang pada mu?" tanya Mahesa lewat sambungan telepon itu.
"Nyonya besar menanyakan keberadaan anda tuan, nyonya besar mau menemui tuan!"
"Terus apa lagi?" tanya Mahesa
"Tuan besar sama nyonya besar mau menemui tuan hari ini juga, saya sudah bilang kalau tuan sibuk tapi tuan besar sama nyonya sangat memaksa, mereka menunggu tuan di rumah tuan sampai saat ini!" beritahu Hendri
"Bilang ke mama dan papa saya kalau saya sibuk, dua hari lagi saya akan kembali ke Jakarta!" ujar Mahesa
"Sudah tuan tapi mereka sangat memaksa, saya harus apa tuan?"
"Ck! baiklah, bilang kepada mama dan papa saya kalau saya hari ini akan pulang!" ujar Mahesa
"Baik tuan!"
Mahesa mematikan panggilan telepon itu, ia melempar handphone miliknya ke atas kasur, niat hati ingin tinggal dua hari lagi di sini tapi mama dan papa nya mengacaukan hari santai nya.
Husna baru masuk ke kamar ia melihat Mahesa yang lagi berdiri berdiam diri sambil mengigit bibir bawahnya, Husna menghampiri suaminya nya itu.
"Ada apa mas?" tanya Husna
"Tidak ada apa-apa!" jawab Mahesa dengan ketus nya.
Husna mengangguk saja ia lebih memilih untuk duduk di sofa, Husna tidak mau mengikut campuri urusan suaminya itu, kalau dia ikut campur yang ada Mahesa akan semakin marah pada nya, di surat perjanjian yang mereka buat pun tidak boleh mengikut campuri urusan mereka satu sama lain.
Mahesa mengambil baju ganti ia akan pulang sekarang juga ke Jakarta, apa lagi kedua orang tuanya sangat memaksa agar Mahesa pulang cepat.
"Mas kamu sudah mau berangkat saja? bukankah kamu cuti tinggal dua hari lagi?" tanya Husna saat melihat Mahesa mengganti baju nya.
"Saya sangat sibuk, kamu jaga diri baik-baik saya akan pulang jika waktu saya senggang!" ujar Mahesa memegang bahu Husna saat ia berbicara.
"Tapi mas!" ujar Husna, ia tidak ingin jauh-jauh dari Mahesa.
"Saya janji akan pulang cepat, jaga diri kamu dan anak saya!" ujar Mahesa
Husna mengantar Mahesa sampai pintu utama, Husna memegangi tangan Mahesa yang hendak berangkat, Mahesa menghela nafas karena Husna tidak mau melepaskan nya.
"Uus saya harus pergi!" ujar Mahesa dengan suara sangat lembut membuat Husna tidak percaya dengan sikap lembut Mahesa itu.
"Uus tidak mau mas pergi!" ujar Husna
"Tapi ini urusan nya sangat penting, saya harus pergi, besok atau lusa saya akan ke sini lagi, saya akan membelikan kamu buah strawberry dan semangka!" ujar Mahesa melepaskan pegangan tangan Husna itu dari nya
Husna terpaksa melepaskan pegangan tangan nya dari tangan Mahesa itu, Mahesa masuk ke mobilnya ia langsung menjalankan mobilnya tanpa melihat Husna yang bersedih.
Husna masuk ke dalam ia duduk di sofa ruang tamu, Husna menitikkan air matanya karena Mahesa sudah pergi lagi, baru saja ia merasakan keharmonisan dalam berumah tangga tapi sudah hilang lagi.
"Bunda sedih sayang, baru saja bunda merasakan kebahagiaan itu tapi ayah kamu sudah meninggalkan kita lagi!" ujar Husna mengusap perut nya itu.
Pikiran Husna tertuju pada istri pertama suaminya, sampai saat ini Husna tidak tau kalau dialah istri satu-satunya Mahesa, Mahesa menikah siri padanya karena ia hanya ingin meminta keturunan saja, karena orang tua nya sangat memaksa diri nya itu menikah dan memiliki keturunan, jadinya Mahesa lebih memilih jalan ini, ia tidak mau di jodohkan oleh orang tua nya maka dari itu Mahesa lebih memilih meminta keturunan dari Husna dari pada menikah dengan pilihan orang tua nya.
Walaupun tindakan Mahesa ini sangat salah, seharusnya dia tidak mengambil keputusan macam ini, apa salahnya Mahesa menikahi Husna secara sah di mata hukum dan tidak secara agama saja.
Husna mengusap air matanya ia berusaha untuk menenangkan diri nya dengan cara menarik nafas dalam-dalam.
"Husna kamu harus berbagi jangan egois seperti ini, kamu hanya istri siri yang tidak di inginkan, kamu hanya wanita simpanan untuk melahirkan seorang anak untuk tuan mu saja, anggap saja ini bentuk kesetiaan mu terhadap tuan mu, semua konsekuensi harus kamu tanggung karena memang ini resikonya menjadi istri ke dua!" ujar Husna sangat sakit hati menerima kenyataan pahit ini
Ingin menyerah dan kabur mana mungkin Husna lakukan itu, ia sudah mengandung anak dari Mahesa mana mungkin ia bisa berharap kabur lagi.
"Bunda hanya ada kamu sayang, bunda tidak tau harus apa kedepannya, apakah ayah kamu benar-benar memisahkan kita nanti nya atau tidak, semoga saja ayah kamu tidak memisahkan kita nantinya!" gumam Husna
Lagi dan lagi bik Yatri mendengar curhatan sedih nyonya nya itu, tapi ada yang janggal sedikit membuat kening bibik Yatri berkerut, istri kedua maksud nya apa? pikir bik Yatri
Mahesa hanya menikahi Husna untuk pertama kalinya, Mahesa juga tidak pernah menikah selain Husna, jadi apa pikiran Husna itu?
"Istri kedua apa maksud nya?" tanya bik Yatri pada dirinya
Bik Yatri masih mengintip nyonya nya saat curhat ke calon anaknya itu, apakah Husna berpikir jika dia itu istri kedua dan Mahesa sudah memiliki istri pertama tapi tinggal di Jakarta?
"Kesalah Pahaman apa ini?" ujar bik Yatri
Ya, Husna sudah salah paham dengan Mahesa, ia berpikir jika Mahesa sudah memiliki istri pertama dan ia istri kedua, itu kesimpulan yang sangat salah besar sekali.
Bik Yatri mau memberitahu kebenaran kepada nyonya nya itu jika Husna lah istri satu-satu tuannya, tapi bik Yatri tidak memiliki hak untuk memberikan kebenaran itu, di sini bik Yatri hanya seorang art dengan majikan nya, ia tidak memiliki kuas untuk memberitahu kebenaran nya.
Lagi pula kalau bik Yatri memberitahu nya apakah Mahesa tidak akan marah?, sudah tentu Mahesa marah karena mengikut campuri urusan nya. Bik Yatri terpaksa tutup mulut untuk hal itu.
Pernikahan siri antara Husna dan Mahesa saja harus di tutup dengan rapat, keluarga besar Radyta saja tidak tau jika Mahesa sudah menikah.
Mahesa menyuruh bik Yatri dan mang Udin untuk tutup mulut tentang pernikahan ini, sebagai kompensasi nya Mahesa membiayai sekolah anak bik Yatri sampai lulus kuliah nanti, begitu juga dengan mang Udin.
Husna tersenyum kembali untuk menutupi kesedihannya itu, ia tidak ingin ada orang yang tau jika ia bersedih, biar dia sendiri yang menahan rasa sedih dan sakit hati itu. Begitulah keseharian Husna yang di penuhi rasa sedih
"Semoga janji kamu tidak bohong mas, semoga besok atau lusa kamu kembali lagi!" ujar Husna
Ia mengusap lembut perutnya itu untuk memberikan kasih sayang nya kepada calon anak nya itu.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments