part 9. Husna Sakit

Sore hari nya Husna lebih memilih duduk di taman belakang rumah nya, ia merenungi nasib yang tak pernah kunjung datang kebahagiaan itu pada diri nya.

Sudah hilang penderitaan yang ia terima dari paman dan bibi nya, kini penderitaan itu hadiri kembali dengan jalan derita yang berbeda. Di inginkan oleh seorang lelaki yang bertanggung jawab itu ialah cita-cita para wanita, tapi yang di alami oleh Husna adalah penderitaan, bukanya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang mempersunting nya tetapi hanya derita yang entah kapan berakhirnya.

Husna menatap sedih diri nya ini, ia ingin mengakhiri saja hidup nya tapi itu hanya membuat dia menderita di akhirat nanti, jalan hidup memang banyak lika liku nya, kita tidak pernah tau apa selanjutnya yang kita hadapi.

Penderitaan ya itulah hidup yang di alami nya sekarang, kebahagiaan?, kapan kebahagiaan itu akan datang?.

Husna meratapi nasib nya yang tak kunjung bahagia.

"Kenapa tuhan tak adil pada ku?"

"Dosa apa yang pernah aku lakukan sehingga kebahagiaan itu tak pernah aku rasakan?"

Husna meneteskan air mata nya ia memukul-mukul diri nya ini, "kenapa?, kenapa aku tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan itu hiks... dosa apa yang pernah aku lakukan dulu nya hiks...!"

"Aku ingin merasakan kebahagiaan itu, gimana rasanya bahagia itu?"

Bik Yatri jadi iba dengan nyonya nya itu, bik Yatri jadi ikut menangis saat melihat nyonya nya itu sedih, ia juga merasakan kesedihan yang dirasakan oleh nyonya nya itu.

"Coba saja bibik bisa bantu nyonya mungkin nyonya tidak akan merasakan kesedihan ini, bibik tidak bisa bantu apa-apa nyonya, bibik hanya bisa bantu do'a agar nyonya merasakan yang namanya kebahagiaan itu!"

Bik Yatri terus saja memandangi nyonya nya yang lagi bersedih itu, ia tak punya intensitas atas segala yang tuan nya lakukan pada nyonya nya itu.

Husna masih menangis ia sudah tidak tau harus berbuat apa-apa lagi, mau kabur pun tidak bisa, apa pun yang dilakukan Husna sudah di mata-matai oleh Mahesa, ia tidak bisa bergerak lebih leluasa lagi.

"Bik Yatri!" panggil Husna saat ia masuk ke dalam rumah, dari siang tadi Husna merasakan tubuh nya sangat sakit dan suhu tubuh nya juga panas.

Bik Yatri tergopoh-gopoh menghampiri Husna yang memanggil diri nya, bik Yatri sampai di tempat Husna.

"Nyonya Husna memanggil bibik?" tanya bik Yatri

Husna mengangguk ia merasakan badan nya sakit semua apa lagi kepala nya juga sangat sakit.

"Bik, Uus pusing!" keluh Husna

"Nyonya!" lirih bik Yatri sangat prihatin dengan kondisi Husna

Bik Yatri merasakan suhu tubuh Husna sangat panas, ternyata Husna sedang diserang oleh demam suhu tubuh nya sangat tinggi. Bik Yatri membawa Husna ke kamar Husna berbaring di kasur nya.

"Uus capek bik hiks... Uus mau nyusul ayah sama ibu aja hiks.. Uus mau ayah sama ibu!" racau Husna karena panas yang menyerang tubuh nya sangat tinggi.

Bik Yatri sangat khawatir dengan keadaan Husna yang lagi demam ini, bik Yatri bolak balik ke kamar untuk mengompres kepala Husna.

Husna masih meracau tidak jelas ia terus memanggil ayah dan ibu nya, bik Yatri jadi tak bisa berbuat apa-apa selain merawat nyonya nya ini.

"Nyonya butuh sesuatu?" tanya bik Yatri

"Uus mau ayah ibu!" ujar Husna

"Nyonya, tapi...!" bik Yatri tak melanjutkan ucapannya.

Yang bik Yatri tau kalau Husna anak yatim piatu sejak SD itu pun Mahesa yang memberi tahu bik Yatri, bik Yatri tidak tau betul dengan keluarga Husna.

Telepon genggam milik bik Yatri berbunyi lalu ia mengangkat telepon dari tuan nya itu.

"Nyonya demam tuan, panas nya sangat tinggi!" beritahu bik Yatri

"Berapa derajat suhu tubuh nya bik?"

"29 derajat Celsius tuan!" ujar bik Yatri

"Coba ambil obat penurun panas di laci meja kerja saya bik, di sana ada banyak obat, ada juga obat pereda nyeri, bibik juga bisa menggunakan obat itu!"

"Baik tuan!"

Sambungan telepon di matikan, bik Yatri terkencar-kencar berlari memasuki ruang kerja Mahesa itu, ia mencari obat yang Mahesa katakan tadi.

"Alhamdulillah ini obat nya!" lambat bik Yatri

Bik Yatri kembali ke kamar Husna sembari membawa obat yang ia ambil di ruang kerja tuan nya, bik Yatri memberikan obat penurun panas itu pada Husna.

Selesai meminum obat itu Husna tertidur dengan pulas, ia tidak lagi meracau tidak jelas lagi, bik Yatri jadi lega karena nyonya nya itu sudah mulai membaik.

Kini bik Yatri membereskan rumah ini, sekali lagi Mahesa menelepon bik Yatri untuk menanyakan keadaan Husna.

"Nyonya sudah mulai membaik tuan!" beritahu bik Yatri

"Baiklah, nanti kalau terjadi sesuatu beritahu saya!"

"Siap tuan!" ujar bik Yatri

...

Husna terbangun saat ia mendengar suara azan magrib berkumandang di masjid terdekat. Husna memegangi kepalanya karena masih merasakan pusing.

Kebetulan pula bik Yatri masuk ke kamar Husna, bik Yatri langsung membantu Husna untuk duduk.

"Nyonya merasakan apa?" tanya bik Yatri

"Pusing!" beritahu Husna

Wajah Husna nampak pucat pasi, panas tubuh nya sudah turun tapi pusing masih melanda diri nya.

"Uus mau sholat bik!" ujar Husna

"Biar bibik bantu ya!" ujar bik Yatri

Bik Yatri memapah Husna ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, selesai berwudhu kini Husna melaksanakan sholat magrib, bik Yatri sudah keluar karena Husna yang menyuruh nya.

Selesai sholat Husna masih memegangi kepala nya, ia masih merasakan pusing di bagian kepala nya, bik Yatri juga sudah selesai sholat kini bik Yatri menghampiri nyonya nya itu kembali.

"Nyonya masih merasakan pusing?" tanya bik Yatri

"Iya bik!" ujar Husna

Bik Yatri memapah Husna ke tempat tidur nya, bik Yatri lebih khawatir lagi karena keadaan Husna tak kunjung membaik.

"Kita ke rumah sakit ya nyonya!" ajak bik Yatri

"Tidak bik!" tolak Husna

"Tapi nyonya!" ujar bik Yatri sangat takut dengan keadaan Husna

"Uus baik-baik saja bik!" ujar Husna

Keadaan nya sudah lebih membaik tapi dia masih merasakan pusing di bagian kepala nya, bik Yatri pergi keluar kamar untuk mengambil makan malam untuk Husna.

Bik Yatri kembali ke kamar itu sambil membawa mapan berisi sepiring nasi dan segelas air putih dan ada juga beberapa butir obat.

"Nyonya harus makan!" ujar bik Yatri

"Uus tidak lapar bik!" ujar Husna

"Tapi nyonya harus minum obat juga agar nyonya cepat sembuh!" ujar bik Yatri

Husna menggeleng-nggelengkan kepalanya, ia menolak untuk makan karena ia tak berselera.

"Sedikit saja nyonya!" ujar bik Yatri membujuk Husna agar mau makan.

Husna mau makan karena paksaan dari bik Yatri baru tiga suap, Husna sudah menolak makan itu.

"Uus sudah kenyang!" ujar nya

Bik Yatri memberikan obat untuk pereda pusing itu, Husna kembali merebahkan tubuhnya saat ia telah usai meminum obat.

Bik Yatri membantu menyelimuti seluruh tubuh Husna sampai leher nya, bik Yatri menatap sedih pada nyonya nya itu, baru beberapa minggu menjadi nyonya Mahesa Radyta sudah membuat Husna menderita saja.

"Tuan Mahesa kenapa berubah seperti ini?, sebelum-sebelumnya tuan Mahesa tidak pernah sekejam ini, aku tau betul sikap dan sifat Mahesa itu, dia anak yang baik dan sangat menghormati wanita termasuk nyonya besar, apa mungkin tuan Mahesa jadi berubah begini karena nyonya besar dan tuan besar selalu menyuruh nya untuk menikah?, tapi kenapa tuan Mahesa menyembunyikan pernikahan ini?, apa lagi pernikahan ini hanya pernikahan siri, ada apa sebenarnya ini?" batin bik Yatri

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

ooowh berarti mahesa belum pernah menikah sebelum sama husna

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!