Husna baru selesai menunaikan shalat subuh nya karena ia terbangun lebih dulu saat azan subuh tadi, Husna melihat Mahesa yang masih tertidur pulas, wajah bantalnya itu masih kelihatan tampan saja, Husna berniat untuk membangunkan suaminya itu, tapi ia malah teringat dengan kata-kata Mahesa waktu itu.
'Urus saja urusan mu jangan urus urusan saya!'
Husna mengurungkan niatnya untuk tidak jadi membangunkan suaminya itu, Husna lebih memilih untuk membaca kitab suci Al-Qur'an, ia membaca ayat Al-Qur'an itu secara pelan-pelan agar Mahesa tidak terganggu.
Kali ini Husna membaca surat Al-mulk
"Wa qooluu lau kunnaa nasma'u au na'qilu maa kunnaa fiii ash-haabis-sa'iir. ١٠
"Fa'tarofuu bizambihim, fa suhqol li-ash-haabis-sa'iir. ١١
"Innallaziina yakhsyauna robbahum bil-ghoibi lahum maghfirotuw wa ajrung kabiir. ١٢
Mahesa terbangun karena ia tidak sengaja mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang Husna bawakan, lalu Mahesa duduk ia melihat Husna yang sedang membelakangi nya, sungguh merdu suara lantunan ayat suci Al-Qur'an yang di bawakan oleh Husna.
"Sodaqallahul'adziim!
Husna mengakhiri bacaan nya dengan membaca tashdiq, lalu ia menutup kitab suci Al-Qur'an itu dan meletakkan nya di tempat semula, ia melepas mukenah yang ia gunakan lalu mengganti nya dengan jilbab instan, semua itu tidak lepas dari pandangan Mahesa.
Husna berbalik ia langsung kaget dengan Mahesa yang duduk menyenderkan kepalanya di kelapa ranjang, Mahesa pura-pura tidur ia menutup matanya itu dengan kelopak mata nya.
"Mas, kamu sudah bangun?" ujar Husna mendekati Mahesa
Tidak ada sahutan sama sekali dari Mahesa ia terus berpura-pura tidur, Husna mengusap pipi Mahesa, entah apa yang ia lakukan dengan pipi suaminya itu.
"Tampan, semoga anak yang aku kandung jenis kelamin nya laki-laki, dan ia akan mirip seperti ayah nya!" gumam Husna dapat di dengar oleh Mahesa
Husna masih mengusap pipi Mahesa, karena tidak tahan geli di wajahnya terpaksa Mahesa harus membuka matanya, sontak saja Husna terperanjat karena ia melihat Mahesa sudah bangun.
"Maaf, aku hanya ingin membangunkan kamu saja!" ujar Husna berdusta
Husna bangkit dari duduk nya ia hendak keluar dari kamar ini, wajah Husna sudah memerah karena menanggung malu, ia sedikit berlari dari kamar agar ia cepat terhindar dari Mahesa.
Mahesa menyelesaikan mandi dan ia mengambil wudhu juga, ia ingin sholat subuh karena hatinya tergerak saat ia mendengar betapa indahnya lantunan ayat suci Al-Qur'an yang di baca oleh Husna tadi. Ia menyelenggarakan sajadah menghadap kiblat, Mahesa mulai membaca takbir pertama hingga ia selesai sholat subuh.
"Ya Allah apakah engkau masih menyayangi hamba sedangkan hamba selalu melupakan mu, hamba sangat lalai dengan ibadah hamba ya Allah, tolong bukakan pintu hati hamba agar hamba mau melaksanakan perintah engkau dan meninggalkan larangan engkau ya Allah!"
Usai sholat subuh, Mahesa kembali melipat sajadah ia duduk di pinggir ranjang sambil menghela nafas nya, selesai sholat tadi perasaan nya sangat tenang apa lagi ia mendengar suara merdu istrinya saat mengaji tadi.
Husna sedang memikirkan apa reaksi Mahesa kalau sampai terdengar ucapan nya tadi, ia jadi senyum-senyum sendiri saat mengupas kulit kentang.
"Nyonya kelihatan lebih senang hari ini, ada apa nyonya?" tanya bik Yatri sangat kepo dengan majikan nya ini, pasalnya dari tadi nyonya nya itu senyum-senyum sendiri.
"Tidak!" jawab Husna singkat
Bik Yatri mencibirkan bibir bawahnya, ia tidak percaya dengan nyonya nya ini, pasti ada apa-apa dengan tuan dan nyonya nya ini.
"Bik buatkan saya teh hangat!" ujar Mahesa membuat Husna jadi salah tingkah
Bik Yatri menyadari itu kalau nyonya nya lagi salah tingkah, padahal Mahesa hanya bersikap cuek dan biasa saja tapi berbeda dengan Husna ia jadi canggung saat Mahesa berada di dapur.
"Kenapa mas Mahesa masih di sini sih, kan aku tidak fokus dengan pekerjaan ku!" batin Husna
Mahesa memperhatikan gerak gerik Husna yang tampak salah tingkah, bik Yatri yang sangat kepo memperhatikan tingkah nyonya nya itu, bik Yatri sengaja membuat teh hangat lama-lama agar tuan dan nyonya nya itu bisa berlama-lama berdua di dapur.
"Sudah bik?" tanya Mahesa merasa janggal dengan bik Yatri yang sangat lama menyeduh teh
"Sebentar tuan!" ujar bik Yatri cekikikan
Mahesa menghampiri Husna yang sedang mengupas kulit kentang itu, Mahesa memangku tangannya di depan dada ia melihat bagaimana Husna mengupas kulit kentang.
"Astagfirullah, kenapa aku jadi gerogi gini?" batin Husna
Husna memotong kentang setelah ia kupas tadi, tangan nya gemetaran karena Mahesa berada tepat di samping nya.
"Motong kentang kok gemetaran!" sindir Mahesa
Husna melihat Mahesa dari jarak dekat itu, ia menaikan sebelah alisnya, sebenarnya ia sudah mati gaya dengan kehadiran Mahesa ini, tapi Husna masih sok cool padahal nyalinya sudah menciut.
"Jauh-jauh sana!" usir Husna
Mahesa mencibirkan bibir bawahnya, bik Yatri datang membawa teh hangat pesanan tuan nya tadi, Mahesa menjauh dari Husna ia pergi ke sofa ruang tv untuk menikmati teh hangat di waktu pagi hari ini, sangat jarang Mahesa bisa santai sepagi ini biasanya ia akan di sibukkan oleh pasien nya, untuk kali ini Mahesa mengambil cuti selama lima hari lama nya.
Husna menyelesaikan pekerjaan nya sangat cepat saat Mahesa pergi dari sini tadi, sekarang ia sedang menghidangkan sarapan itu pada meja makan.
"Mas, sarapan yuk!" ajak Husna memanggil Mahesa di ruang tv
"Hmm!" jawab Mahesa
Husna lebih dulu kembali ke ruang makan ia menyiapkan sarapan untuk Mahesa dan meletakkan di hadapan Mahesa.
Saat Mahesa makan Husna merasa mual ia menutup mulut nya, Mahesa berhenti makan karena Husna muntah di hadapan nya.
"Huek!"
"M-maaf ma-s huek...!" ujar Husna tidak tahan rasa mual nya, ia berlari ke wastafel untuk muntah di sana, sudah beberapa hari ini Husna tidak merasa mual, tapi untuk pagi ini ia merasa mual lagi.
"Tidak berselera!" gerutu Mahesa
Mahesa mengahmpiri Husna yang lagi muntah itu, ia membantu Husna memijit tengkuk leher Husna, Mahesa menahan nafas nya agar muntah itu tidak terbau oleh nya.
"Kamu mau apa?" tanya Mahesa memberi perhatian kecil.
Hati Husna menghangat saat perhatian kecil dari Mahesa itu, ia menggeleng hanya saja Husna mau minta strawberry agar rasa asam dari strawberry itu bisa menghilangkan rasa mual nya.
"Strawberry!" minta Husna kepada Mahesa
Mahesa mencarikan strawberry itu di kulkas tapi nihil tidak ada strawberry di dalam kulkas, semuanya sudah di makan oleh Husna dan tidak lupa pula Mahesa juga ikut memakan buah strawberry itu.
"Sudah habis!" gumam Mahesa mencari-cari strawberry di dalam lemari pendingin itu.
"Mana?" minta Husna sudah balik ke tempat Husna, Mahesa menggeleng-nggelengkan kepalanya sambil memperlihatkan tangan kosong.
Husna memelas saat ia tau buah kesukaan calon anak nya sudah habis, selain strawberry Husna juga sering makan buah semangka.
"Semangka!" ujar Husna memasang tampang iba pada Mahesa agar Mahesa mau membelikan buah semangka.
"Apa lagi ini...!" ujar Mahesa frustasi
"Semangka!" merajuk Husna sambil menghentak-hentak kakinya bak anak kecil.
"Aku pengen semangka!" ulang Husna
"Kemana saya harus cari?" ujar Mahesa
"Pasar!" ujar Husna
"Bik Yatri aja yang beli, saya tidak tau pasar ada dimana di daerah ini!" ujar Mahesa
Mahesa memilih untuk pergi dari dapur ia sangat capek dengan ngidam Husna yang aneh bagi nya ini, apa susah nya Mahesa membelikan buah semangka untuk istrinya yang lagi ngidam itu, tapi dia tidak pernah mau peduli.
"Semangka mas!" ujar Husna menghampiri Mahesa yang sudah frustasi dengan Husna.
Entah dari mana Husna memiliki keberanian untuk meminta sesuatu kepada suami dingin dan tidak mau pedulinya itu, Husna menggoyang-goyangkan tangan Mahesa agar ia mau membelikan buah semangka.
"Beliin sekarang, aku mau buah semangka!" rengek Husna bak anak kecil yang menangis meminta di belikan kemauan nya.
"Bik Yatri yang beliin!" ujar Mahesa
"Maunya kamu yang beliin!" ujar Husna
"Bik Yatri aja!" bantah Mahesa
"Semangka!" ujar Husna
"Beli aja sana!" ujar Mahesa
Husna hanya menguji suaminya ini, apakah dia mau membelikan kemauan nya demi diri nya dan anak yang ia kandungan, tapi kenyataannya salah besar, Mahesa seakan tidak pernah peduli dengan diri nya.
Husna memilih untuk menghindar dari Mahesa ia pergi menemui bik Yatri, mimik wajah Husna kembali berubah jadi sendu, bik Yatri yang awalnya merasakan kegembiraan dari nyonya nya itu, kini juga ikut merasakan kesedihan dari Husna.
"Bik Yatri boleh Uus minta tolong?" ujar Husna
"Tolong apa nyonya?" tanya bik Yatri
"Beliin Uus buah semangka boleh!" ujar Husna sangat ingin memakan buah semangka berwarna merah itu.
"Boleh, bibik beliin sekarang ya!" ujar bik Yatri dengan senang hati menampakkan senyum dari wajah yang sudah mulai menua itu, Husna juga ikut tersenyum.
Bik Yatri membelikan buah semangka berwarna merah sesuai permintaan nyonya nya itu, kini bik Yatri kembali dengan beberapa buah semangka yang ia beli.
Bik Yatri sedang membukakan buah semangka itu untuk Husna, mata nya sudah berbinar melihat merahnya dari isi buah semangka itu.
"Masya Allah!" ujar Husna memakan buah semangka itu, bik Yatri jadi ikut senang dengan keceriaan yang nampak dari wajah Husna.
"Benar kata nyonya, bahagia itu bisa muncul dari diri sendiri, buktinya sekarang nyonya lagi bahagia dengan memakan sepotong buah semangka!" batin bik Yatri
...
Bersambung...
IG : purna_yudiani
fb : purna yudiani
like, komentar dan vote nya jangan lupa!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
kadang bingung dengan sikap hasna kadang berani kadang ga, sama mahesa ga jelas juga kadang cuek dingin tp kadang baik
2023-09-11
0