part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri

Husna baru selesai menunaikan shalat subuh nya karena ia terbangun lebih dulu saat azan subuh tadi, Husna melihat Mahesa yang masih tertidur pulas, wajah bantalnya itu masih kelihatan tampan saja, Husna berniat untuk membangunkan suaminya itu, tapi ia malah teringat dengan kata-kata Mahesa waktu itu.

'Urus saja urusan mu jangan urus urusan saya!'

Husna mengurungkan niatnya untuk tidak jadi membangunkan suaminya itu, Husna lebih memilih untuk membaca kitab suci Al-Qur'an, ia membaca ayat Al-Qur'an itu secara pelan-pelan agar Mahesa tidak terganggu.

Kali ini Husna membaca surat Al-mulk

"Wa qooluu lau kunnaa nasma'u au na'qilu maa kunnaa fiii ash-haabis-sa'iir. ١٠

"Fa'tarofuu bizambihim, fa suhqol li-ash-haabis-sa'iir. ١١

"Innallaziina yakhsyauna robbahum bil-ghoibi lahum maghfirotuw wa ajrung kabiir. ١٢

Mahesa terbangun karena ia tidak sengaja mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang Husna bawakan, lalu Mahesa duduk ia melihat Husna yang sedang membelakangi nya, sungguh merdu suara lantunan ayat suci Al-Qur'an yang di bawakan oleh Husna.

"Sodaqallahul'adziim!

Husna mengakhiri bacaan nya dengan membaca tashdiq, lalu ia menutup kitab suci Al-Qur'an itu dan meletakkan nya di tempat semula, ia melepas mukenah yang ia gunakan lalu mengganti nya dengan jilbab instan, semua itu tidak lepas dari pandangan Mahesa.

Husna berbalik ia langsung kaget dengan Mahesa yang duduk menyenderkan kepalanya di kelapa ranjang, Mahesa pura-pura tidur ia menutup matanya itu dengan kelopak mata nya.

"Mas, kamu sudah bangun?" ujar Husna mendekati Mahesa

Tidak ada sahutan sama sekali dari Mahesa ia terus berpura-pura tidur, Husna mengusap pipi Mahesa, entah apa yang ia lakukan dengan pipi suaminya itu.

"Tampan, semoga anak yang aku kandung jenis kelamin nya laki-laki, dan ia akan mirip seperti ayah nya!" gumam Husna dapat di dengar oleh Mahesa

Husna masih mengusap pipi Mahesa, karena tidak tahan geli di wajahnya terpaksa Mahesa harus membuka matanya, sontak saja Husna terperanjat karena ia melihat Mahesa sudah bangun.

"Maaf, aku hanya ingin membangunkan kamu saja!" ujar Husna berdusta

Husna bangkit dari duduk nya ia hendak keluar dari kamar ini, wajah Husna sudah memerah karena menanggung malu, ia sedikit berlari dari kamar agar ia cepat terhindar dari Mahesa.

Mahesa menyelesaikan mandi dan ia mengambil wudhu juga, ia ingin sholat subuh karena hatinya tergerak saat ia mendengar betapa indahnya lantunan ayat suci Al-Qur'an yang di baca oleh Husna tadi. Ia menyelenggarakan sajadah menghadap kiblat, Mahesa mulai membaca takbir pertama hingga ia selesai sholat subuh.

"Ya Allah apakah engkau masih menyayangi hamba sedangkan hamba selalu melupakan mu, hamba sangat lalai dengan ibadah hamba ya Allah, tolong bukakan pintu hati hamba agar hamba mau melaksanakan perintah engkau dan meninggalkan larangan engkau ya Allah!"

Usai sholat subuh, Mahesa kembali melipat sajadah ia duduk di pinggir ranjang sambil menghela nafas nya, selesai sholat tadi perasaan nya sangat tenang apa lagi ia mendengar suara merdu istrinya saat mengaji tadi.

Husna sedang memikirkan apa reaksi Mahesa kalau sampai terdengar ucapan nya tadi, ia jadi senyum-senyum sendiri saat mengupas kulit kentang.

"Nyonya kelihatan lebih senang hari ini, ada apa nyonya?" tanya bik Yatri sangat kepo dengan majikan nya ini, pasalnya dari tadi nyonya nya itu senyum-senyum sendiri.

"Tidak!" jawab Husna singkat

Bik Yatri mencibirkan bibir bawahnya, ia tidak percaya dengan nyonya nya ini, pasti ada apa-apa dengan tuan dan nyonya nya ini.

"Bik buatkan saya teh hangat!" ujar Mahesa membuat Husna jadi salah tingkah

Bik Yatri menyadari itu kalau nyonya nya lagi salah tingkah, padahal Mahesa hanya bersikap cuek dan biasa saja tapi berbeda dengan Husna ia jadi canggung saat Mahesa berada di dapur.

"Kenapa mas Mahesa masih di sini sih, kan aku tidak fokus dengan pekerjaan ku!" batin Husna

Mahesa memperhatikan gerak gerik Husna yang tampak salah tingkah, bik Yatri yang sangat kepo memperhatikan tingkah nyonya nya itu, bik Yatri sengaja membuat teh hangat lama-lama agar tuan dan nyonya nya itu bisa berlama-lama berdua di dapur.

"Sudah bik?" tanya Mahesa merasa janggal dengan bik Yatri yang sangat lama menyeduh teh

"Sebentar tuan!" ujar bik Yatri cekikikan

Mahesa menghampiri Husna yang sedang mengupas kulit kentang itu, Mahesa memangku tangannya di depan dada ia melihat bagaimana Husna mengupas kulit kentang.

"Astagfirullah, kenapa aku jadi gerogi gini?" batin Husna

Husna memotong kentang setelah ia kupas tadi, tangan nya gemetaran karena Mahesa berada tepat di samping nya.

"Motong kentang kok gemetaran!" sindir Mahesa

Husna melihat Mahesa dari jarak dekat itu, ia menaikan sebelah alisnya, sebenarnya ia sudah mati gaya dengan kehadiran Mahesa ini, tapi Husna masih sok cool padahal nyalinya sudah menciut.

"Jauh-jauh sana!" usir Husna

Mahesa mencibirkan bibir bawahnya, bik Yatri datang membawa teh hangat pesanan tuan nya tadi, Mahesa menjauh dari Husna ia pergi ke sofa ruang tv untuk menikmati teh hangat di waktu pagi hari ini, sangat jarang Mahesa bisa santai sepagi ini biasanya ia akan di sibukkan oleh pasien nya, untuk kali ini Mahesa mengambil cuti selama lima hari lama nya.

Husna menyelesaikan pekerjaan nya sangat cepat saat Mahesa pergi dari sini tadi, sekarang ia sedang menghidangkan sarapan itu pada meja makan.

"Mas, sarapan yuk!" ajak Husna memanggil Mahesa di ruang tv

"Hmm!" jawab Mahesa

Husna lebih dulu kembali ke ruang makan ia menyiapkan sarapan untuk Mahesa dan meletakkan di hadapan Mahesa.

Saat Mahesa makan Husna merasa mual ia menutup mulut nya, Mahesa berhenti makan karena Husna muntah di hadapan nya.

"Huek!"

"M-maaf ma-s huek...!" ujar Husna tidak tahan rasa mual nya, ia berlari ke wastafel untuk muntah di sana, sudah beberapa hari ini Husna tidak merasa mual, tapi untuk pagi ini ia merasa mual lagi.

"Tidak berselera!" gerutu Mahesa

Mahesa mengahmpiri Husna yang lagi muntah itu, ia membantu Husna memijit tengkuk leher Husna, Mahesa menahan nafas nya agar muntah itu tidak terbau oleh nya.

"Kamu mau apa?" tanya Mahesa memberi perhatian kecil.

Hati Husna menghangat saat perhatian kecil dari Mahesa itu, ia menggeleng hanya saja Husna mau minta strawberry agar rasa asam dari strawberry itu bisa menghilangkan rasa mual nya.

"Strawberry!" minta Husna kepada Mahesa

Mahesa mencarikan strawberry itu di kulkas tapi nihil tidak ada strawberry di dalam kulkas, semuanya sudah di makan oleh Husna dan tidak lupa pula Mahesa juga ikut memakan buah strawberry itu.

"Sudah habis!" gumam Mahesa mencari-cari strawberry di dalam lemari pendingin itu.

"Mana?" minta Husna sudah balik ke tempat Husna, Mahesa menggeleng-nggelengkan kepalanya sambil memperlihatkan tangan kosong.

Husna memelas saat ia tau buah kesukaan calon anak nya sudah habis, selain strawberry Husna juga sering makan buah semangka.

"Semangka!" ujar Husna memasang tampang iba pada Mahesa agar Mahesa mau membelikan buah semangka.

"Apa lagi ini...!" ujar Mahesa frustasi

"Semangka!" merajuk Husna sambil menghentak-hentak kakinya bak anak kecil.

"Aku pengen semangka!" ulang Husna

"Kemana saya harus cari?" ujar Mahesa

"Pasar!" ujar Husna

"Bik Yatri aja yang beli, saya tidak tau pasar ada dimana di daerah ini!" ujar Mahesa

Mahesa memilih untuk pergi dari dapur ia sangat capek dengan ngidam Husna yang aneh bagi nya ini, apa susah nya Mahesa membelikan buah semangka untuk istrinya yang lagi ngidam itu, tapi dia tidak pernah mau peduli.

"Semangka mas!" ujar Husna menghampiri Mahesa yang sudah frustasi dengan Husna.

Entah dari mana Husna memiliki keberanian untuk meminta sesuatu kepada suami dingin dan tidak mau pedulinya itu, Husna menggoyang-goyangkan tangan Mahesa agar ia mau membelikan buah semangka.

"Beliin sekarang, aku mau buah semangka!" rengek Husna bak anak kecil yang menangis meminta di belikan kemauan nya.

"Bik Yatri yang beliin!" ujar Mahesa

"Maunya kamu yang beliin!" ujar Husna

"Bik Yatri aja!" bantah Mahesa

"Semangka!" ujar Husna

"Beli aja sana!" ujar Mahesa

Husna hanya menguji suaminya ini, apakah dia mau membelikan kemauan nya demi diri nya dan anak yang ia kandungan, tapi kenyataannya salah besar, Mahesa seakan tidak pernah peduli dengan diri nya.

Husna memilih untuk menghindar dari Mahesa ia pergi menemui bik Yatri, mimik wajah Husna kembali berubah jadi sendu, bik Yatri yang awalnya merasakan kegembiraan dari nyonya nya itu, kini juga ikut merasakan kesedihan dari Husna.

"Bik Yatri boleh Uus minta tolong?" ujar Husna

"Tolong apa nyonya?" tanya bik Yatri

"Beliin Uus buah semangka boleh!" ujar Husna sangat ingin memakan buah semangka berwarna merah itu.

"Boleh, bibik beliin sekarang ya!" ujar bik Yatri dengan senang hati menampakkan senyum dari wajah yang sudah mulai menua itu, Husna juga ikut tersenyum.

Bik Yatri membelikan buah semangka berwarna merah sesuai permintaan nyonya nya itu, kini bik Yatri kembali dengan beberapa buah semangka yang ia beli.

Bik Yatri sedang membukakan buah semangka itu untuk Husna, mata nya sudah berbinar melihat merahnya dari isi buah semangka itu.

"Masya Allah!" ujar Husna memakan buah semangka itu, bik Yatri jadi ikut senang dengan keceriaan yang nampak dari wajah Husna.

"Benar kata nyonya, bahagia itu bisa muncul dari diri sendiri, buktinya sekarang nyonya lagi bahagia dengan memakan sepotong buah semangka!" batin bik Yatri

...

Bersambung...

IG : purna_yudiani

fb : purna yudiani

like, komentar dan vote nya jangan lupa!

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

kadang bingung dengan sikap hasna kadang berani kadang ga, sama mahesa ga jelas juga kadang cuek dingin tp kadang baik

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!