part 12. Kabar Baik

2 bulan kemudian...

Pagi itu Husna sangat pusing sekali apa lagi dia terus saja mual-mual saat di pagi hari, kini Husna baru keluar dari kamar mandi karena dia memuntahkan isi perut nya.

Sudah dua hari ini dia mual-mual tidak tau kenapa, tubuh nya sudah tidak kuat lagi karena dia dari subuh tadi muntah-muntah tidak mau berhenti.

Baru ia keluar dari kamar mandi kini Husna harus balik lagi ke kamar mandi.

"Huek...!" Husna menutup mulut nya lalu ia berlari ke kamar mandi, dia sangat mual saat mencium bau aroma masakan yang di buat oleh bik Yatri.

"Huek... huek... huek...!"

Husna menyenderkan tubuhnya pada dinding kamar mandi, di terus muntah-muntah, selama dua hari ini bik Yatri tidak pernah tau nyonya nya itu kenapa-napa.

Bik Yatri tidak pernah melihat Husna mual-mual jika mereka di dapur, maka dari itu bik Yatri tidak tau dengan kondisi nyonya nya ini.

Sudah dua bulan juga Mahesa tidak pernah melihat Husna di Bandung, dia di sibukkan oleh berbagai macam masalah yang ada di rumah sakit ini.

Mahesa sendiri tidak tau kabar apa pun dari istrinya itu.

Husna kembali keluar dari kamar mandi itu, ia terduduk lemas di sofa seraya memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Kenapa lagi dengan aku?"

Perasaan dia baru kemarin merasakan sakit sampai harus di rawat di rumah sakit, tapi kenapa sakit nya itu datang kembali?

"Mual terus nggak berhenti!" keluh Husna menutup mulut nya lagi karena ia merasa mual lagi.

"Huek...!"

Husna balik lagi ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, sudah lima kali bolak-balik Husna ke kamar mandi tapi mual itu tak pernah hilang.

"Ada apa ini?" gumam nya

Husna memanggil bik Yatri karena dia tidak kuat untuk berdiri lagi seluruh tubuhnya terasa lemas, tenaga nya juga terkuras habis karena muntah terus menerus.

"Nyonya di mana?" tanya bik Yatri yang sudah sampai di kamar Husna

"Bik, Uus di kamar mandi!" ujar Husna sangat lemas, sampai-sampai dia harus menyenderkan tubuhnya di dinding kamar mandi.

Bik Yatri sangat khawatir dengan nyonya nya itu, "astagfirullah... nyonya!" pekik bik Yatri saat melihat Husna yang sudah lemas dan sangat pucat.

Bik Yatri memapah tubuh Husna sampai ke kasur nya, Husna tidur di kasur itu sambil memijit kepala nya yang terasa pusing.

"Kepala Uus pusing banget bik!" beritahu Husna

"Nyonya sakit?" tanya bik Yatri

"Tidak tau, tapi kepala Uus pusing lagi!" ujar Husna

Bik Yatri menempelkan punggung tangan nya di kening Husna untuk mengecek apakah kepala Husna panas atau tidak.

Husna membekap mulutnya lagi ia merasa sangat mual saat mencium bau tangan bik Yatri bau bawang.

"Bik Yatri abis kupas bawang?" tanya Husna

Bik Yatri mengangguk kecil seraya nyengir juga mencium tangan nya yang berbau bawang.

"Hehe... maaf nyonya, bibik abis masak maka nya bau bawang!" ujar bik Yatri

Husna juga ikut tertawa kecil ia masih membekap mulut nya karena ia masih mau muntah, bik Yatri menyadari itu kalau nyonya nya lagi mual.

"Nyonya sebaiknya kita ke rumah sakit!" ujar bik Yatri

Husna menggeleng-nggelengkan kepalanya, ia tidak mau ke rumah sakit lagi ia beranggapan jika dia hanya pusing biasa dan masuk angin saja.

"Tapi nyonya!" ujar bik Yatri sangat takut dengan keadaan Husna apa lagi wajah Husna sangat pucat pasi.

Bik Yatri kembali lagi ke bawah membuatkan Husna wedang jahe untuk meredakan rasa mual itu, Husna sendiri yang minta untuk di buatkan wedang jahe.

"Apa aku harus kasih tau tuan kalau nyonya sakit lagi?"

Bik Yatri bermonolog sendiri di dapur sambil membuat wedang jahe yang di minta oleh Husna lagi.

"Bik Yatri!" sapa mang Udin yang juga ke dapur

"Eh mang!" ujar bik Yatri

"Owalah buat wedang jahe, boleh bagi tidak bik?" ujar mang Udin

"Tidak bisa, ini buat nyonya, nyonya lagi masuk angin dan mual-mual, wedang jahe ini bisa meredakan rasa mual!" ujar bik Yatri menjauhkan wedang jahe itu dari mang Udin

"Masuk angin?" beo mang Udin

Bik Yatri mengangguk lalu meninggalkan mang Udin sendirian di dapur.

"Hamil mungkin!" ujar mang Udin masih di dengar oleh bik Yatri, bik Yatri berhenti di tempat dan berputar balik ke belakang.

"Sok tau!" ujar bik Yatri

"Nggak percaya ya sudah, dulu bik Yatri hamil pasti kayak nyonya juga kan?, istri saya aja dulu hamil nya juga begitu!" ujar mang Udin

"Eh iya ya!" ujar bik Yatri baru ingat

Kini bik Yatri balik lagi ke kamar Husna, bik Yatri membuka pintu kamar itu tapi tidak melihat Husna ada di kamar nya. Bik Yatri sangat kaget saat nyonya nya itu tidak ada.

"Nya, nyonya dimana?" panik bik Yatri

"Huek...!"

Bik Yatri mendengar dari arah kamar mandi kalau ada orang yang lagi muntah, bik Yatri menghela nafas lega karena nyonya nya lagi ada di kamar mandi.

"Nyonya!" ujar bik Yatri memapah Husna ke ranjang.

"Uus lemas banget bik!" ujar Husna sangat lemas

"Kita ke rumah sakit aja ya nya!" ujar bik Yatri

"Nggak mau!" tolak Husna mentah-mentah

Husna meminum wedang jahe yang di berikan oleh bik Yatri tadi, kini ia mulai menutup mata nya, bik Yatri kembali lagi ke bawah.

...

Karena Husna tidak kunjung reda mual nya ia terpaksa di bawa oleh bik Yatri dan mang Udin ke rumah sakit, awalnya Husna menolak tapi di paksa terus oleh bik Yatri makanya Husna mau ke rumah sakit juga.

Husna di periksa oleh dokter sedangkan bik Yatri dan mang Udin menunggu di luar, mereka sangat khawatir dengan keadaan Husna.

"Bibik udah beri tahu tuan Mahesa?" tanya mang Udin

Bik Yatri menggeleng-nggelengkan kepalanya, Husna melarang bik Yatri untuk memberi kabar pada Mahesa ia beralasan tidak ingin menganggu suaminya lagi bekerja.

Selesai Husna di periksa kini ia keluar dari ruang itu, Husna tampak termenung saat ia keluar dari ruang dokter itu.

Ia duduk di kursi tunggu sedangkan bik Yatri dan mang Udin belum melihat Husna yang sudah keluar dari ruang itu.

Husna mengusap perut nya ia merasa bahagia dan juga merasa sangat takut kehilangan, Husna menitikkan air mata nya ia sangat takut jika anak ini lahir maka Mahesa akan mengambil dan membawa nya pergi sangat jauh.

"Sekarang aku harus apa?, apa aku gugurkan saja janin ini?, aku tidak mau kehilangan bayi ini nanti nya, aku juga tidak mau terpisah dengan anak ku nanti nya!, aku harus apa, aku tidak mau mas Mahesa marah pada ku kalau aku mengugurkan kandungan ini, tapi aku juga tidak mau jika nanti anak ini lahir mas Mahesa akan membawa nya pergi jauh dari ku!"

Kalau Husna melakukan kesalahan lagi, maka Mahesa tidak akan pernah memberi ampun untuk nya, ia harus berpikir dua kali untuk mengambil keputusan ini, kabar baik tentang kehamilan nya ini lambat laun pasti akan terdengar juga oleh Mahesa.

Husna menangis di kursi tunggu itu ia tidak mau kehilangan lagi dalam hidupnya, tapi perjanjian itu sangat menyiksa diri nya.

Husna mengusap perut nya itu ia sangat takut jika Mahesa mengambil anak ini nanti nya, ia harus berpikir keras agar Mahesa tidak memisahkan dia dengan anak nya nanti.

"Nyonya!" ujar bik Yatri

Husna langsung menghapus air mata nya, ia tersenyum walaupun senyum yang ia tunjukkan senyum palsu, bik Yatri menyadari jika nyonya nya itu sedang menangis.

"Nyonya kenapa? apa kata dokter nyonya?, nyonya baik-baik saja kan?" tanya bik Yatri mengangema tangan Husna.

Husna menatap bik Yatri ia menitikkan air mata nya lagi, ia tidak tau harus cerita pada siapa lagi, hanya bik Yatri yang bisa mendengarkan keluh kesah nya. Husna menyenderkan kepalanya pada bahu bik Yatri, ia menangis di bahu bik Yatri, bik Yatri juga ikut merasakan kesedihan dari nyonya nya itu.

"Hiks... bik aku sekarang harus apa hiks... mas Mahesa mendengar nya pasti senang tapi aku bik hiks... aku yang tidak bisa senang, aku harus menderita bik!" ujar Husna

"Nyonya yang sabar ya, semuanya pasti ada jalannya dari Allah SWT, kita terus berdo'a saja agar Allah SWT menolong kita!" ujar bik Yatri

"Husna hamil bik!" ujar Husna

"Alhamdulillah bagus itu nyonya, tuan pasti sangat senang dengan kabar baik ini!" ujar bik Yatri

Memang Mahesa akan senang jika ia mendengar kabar ini, tapi bagaimana dengan Husna nanti nya?

"Bibik yakin pasti tuan sangat menyayangi nyonya setelah mendengar kabar baik ini!" ujar bik Yatri

Husna menghapus air matanya, mau kapan pun itu Husna tidak akan pernah di sayang oleh Mahesa, dari awal pernikahan ini hanya karena suatu perjanjian yang di buat oleh Mahesa.

Pernikahan ini hanya pernikahan siri, isi perjanjian pun hanya ingin sebuah keturunan hanya itu saja, tidak ada yang lain.

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rhmad Flash

Rhmad Flash

kshan banget hsna.mdhan Mahesa d buat menyesal atas perbuatannya

2024-01-28

0

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

seorang dokter harusnya nolong orang tp Ini malah bikin istrinya sakit 🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 part 1. Jaminan Hutang
2 part 2. Sah
3 part 3. Kehidupan Baru
4 par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5 part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6 part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7 part 7. Kemarahan Mahesa
8 part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9 part 9. Husna Sakit
10 part 10. Batal Wudhu
11 part 11. Kesedihan Husna
12 part 12. Kabar Baik
13 part 13. Positif
14 part 14. Morning Sicknees
15 part 15. Apa Husna Sanggup
16 Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17 part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18 part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19 part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20 part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21 part 21. Salah Paham Sudah Usai
22 part 22. Sulit Menebak Sikap
23 part 23. Penderitaan Terus-menerus
24 part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25 part 25. Secarik Kertas Putih
26 part 26. Malam Bunda
27 part 27. Anak Kita!
28 part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29 part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30 part 30. Kesepian Husna
31 part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32 part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33 part 33. Nanti Menyesal
34 part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35 part 35. Merepotkan Mahesa
36 part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37 part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38 part 38. Puasa Pertama
39 part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40 part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41 part 41. Temperamental Tinggi
42 part 42. Sebentar lagi
43 part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44 part 44. Melahirkan 1
45 part 45. Melahirkan 2
46 pengumuman
47 part 46. Ansel Putra Radyta
48 part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49 part 48. Mencari Anaknya
50 part 49. Pencarian Hari Ke 2
51 part 50. Bertemu Kembali
52 part 51. Mengizinkan Husna
53 part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54 part 53. Sangat Bersyukur
55 part 54. Meminta Keadilan
56 part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57 part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58 part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59 part 58. Very beautiful
60 part 59. Rumit
61 part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62 part 61. Permintaan Maaf
63 part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64 part 63. Anggota Keluarga Baru
65 part 64. Cemburu
66 part 65. Ngidam Menyiksa
67 part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68 part 67. Resepsi
69 part 68. Lembaran Baru
70 part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71 part 70. Sebuah Pelajaran
72 part 71. Semoga Kalian Bahagia
73 part 72. Gadis Kepedean
74 part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75 part 74. Permintaan Maaf Fajri
76 part 75. Gombalan Mahesa
77 part 76. Malam kegombalan
78 part 77. Surprise For My Wife
79 part 78. Ending
80 pengumuman
Episodes

Updated 80 Episodes

1
part 1. Jaminan Hutang
2
part 2. Sah
3
part 3. Kehidupan Baru
4
par 4. Malam Yang Di Tunggu-tunggu
5
part 5. Jalan Yang Di Ambil Husna
6
part 6. Jangan-jangan Kamu Mandul?
7
part 7. Kemarahan Mahesa
8
part 8. Mulai Mempersiapkan Diri
9
part 9. Husna Sakit
10
part 10. Batal Wudhu
11
part 11. Kesedihan Husna
12
part 12. Kabar Baik
13
part 13. Positif
14
part 14. Morning Sicknees
15
part 15. Apa Husna Sanggup
16
Part 16. Kesabaran Seorang Istri
17
part 17. Bahagia Bisa Datang Dari Diri Sendiri
18
part 18. Pandai Menyembunyikan Kesedihan
19
part 19. Kesalah Pahaman Berujung Kenyataan Pahit
20
part 20. Mahesa Pulang Dari Sekian Lamanya Husna Menanti
21
part 21. Salah Paham Sudah Usai
22
part 22. Sulit Menebak Sikap
23
part 23. Penderitaan Terus-menerus
24
part 24. Mental Terus-Terusan Di Hajar
25
part 25. Secarik Kertas Putih
26
part 26. Malam Bunda
27
part 27. Anak Kita!
28
part 28. Tuan Dan Nyonya Besar Mengunjungi Mahesa
29
part 29. Tinggal Diam Menunggu Hasil
30
part 30. Kesepian Husna
31
part 31. Permintaan Husna Memicu Kemarahan Mahesa
32
part 32. Kapan Menghargai Perasaan Husna?
33
part 33. Nanti Menyesal
34
part 34. Melebihi Manis Buah Semangka
35
part 35. Merepotkan Mahesa
36
part 36. Ke Makam Orang Tua Husna
37
part 37. Sikap Mahesa Kembali Berubah
38
part 38. Puasa Pertama
39
part 39. Sebenarnya Aku Siapa?
40
part 40. Semoga Kamu Mendapat Hidayah
41
part 41. Temperamental Tinggi
42
part 42. Sebentar lagi
43
part 43. Menghadapi Dua Pilihan
44
part 44. Melahirkan 1
45
part 45. Melahirkan 2
46
pengumuman
47
part 46. Ansel Putra Radyta
48
part 47. Memisahkan Ibu Dan Anak
49
part 48. Mencari Anaknya
50
part 49. Pencarian Hari Ke 2
51
part 50. Bertemu Kembali
52
part 51. Mengizinkan Husna
53
part 52. Pertama Kali Bertemu Martua
54
part 53. Sangat Bersyukur
55
part 54. Meminta Keadilan
56
part 55. Sedikit Lagi Pasti Akan Terbongkar
57
part 56. Sebagai Suami Sudah Memperingati
58
part 57. Hati Dan Pikiran Munafik
59
part 58. Very beautiful
60
part 59. Rumit
61
part 60. POV Mahesa (Pengakuan Mahesa)
62
part 61. Permintaan Maaf
63
part 62. Menggunakan Kesempatan Dengan Baik
64
part 63. Anggota Keluarga Baru
65
part 64. Cemburu
66
part 65. Ngidam Menyiksa
67
part 66. Pengantin Ku Pengantin Cadar
68
part 67. Resepsi
69
part 68. Lembaran Baru
70
part 69. Kerinduan Husna Terhadap Ortunya
71
part 70. Sebuah Pelajaran
72
part 71. Semoga Kalian Bahagia
73
part 72. Gadis Kepedean
74
part 73. Lamaran Seperti Beli Bawang Sekilo
75
part 74. Permintaan Maaf Fajri
76
part 75. Gombalan Mahesa
77
part 76. Malam kegombalan
78
part 77. Surprise For My Wife
79
part 78. Ending
80
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!