2 bulan kemudian...
Pagi itu Husna sangat pusing sekali apa lagi dia terus saja mual-mual saat di pagi hari, kini Husna baru keluar dari kamar mandi karena dia memuntahkan isi perut nya.
Sudah dua hari ini dia mual-mual tidak tau kenapa, tubuh nya sudah tidak kuat lagi karena dia dari subuh tadi muntah-muntah tidak mau berhenti.
Baru ia keluar dari kamar mandi kini Husna harus balik lagi ke kamar mandi.
"Huek...!" Husna menutup mulut nya lalu ia berlari ke kamar mandi, dia sangat mual saat mencium bau aroma masakan yang di buat oleh bik Yatri.
"Huek... huek... huek...!"
Husna menyenderkan tubuhnya pada dinding kamar mandi, di terus muntah-muntah, selama dua hari ini bik Yatri tidak pernah tau nyonya nya itu kenapa-napa.
Bik Yatri tidak pernah melihat Husna mual-mual jika mereka di dapur, maka dari itu bik Yatri tidak tau dengan kondisi nyonya nya ini.
Sudah dua bulan juga Mahesa tidak pernah melihat Husna di Bandung, dia di sibukkan oleh berbagai macam masalah yang ada di rumah sakit ini.
Mahesa sendiri tidak tau kabar apa pun dari istrinya itu.
Husna kembali keluar dari kamar mandi itu, ia terduduk lemas di sofa seraya memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Kenapa lagi dengan aku?"
Perasaan dia baru kemarin merasakan sakit sampai harus di rawat di rumah sakit, tapi kenapa sakit nya itu datang kembali?
"Mual terus nggak berhenti!" keluh Husna menutup mulut nya lagi karena ia merasa mual lagi.
"Huek...!"
Husna balik lagi ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, sudah lima kali bolak-balik Husna ke kamar mandi tapi mual itu tak pernah hilang.
"Ada apa ini?" gumam nya
Husna memanggil bik Yatri karena dia tidak kuat untuk berdiri lagi seluruh tubuhnya terasa lemas, tenaga nya juga terkuras habis karena muntah terus menerus.
"Nyonya di mana?" tanya bik Yatri yang sudah sampai di kamar Husna
"Bik, Uus di kamar mandi!" ujar Husna sangat lemas, sampai-sampai dia harus menyenderkan tubuhnya di dinding kamar mandi.
Bik Yatri sangat khawatir dengan nyonya nya itu, "astagfirullah... nyonya!" pekik bik Yatri saat melihat Husna yang sudah lemas dan sangat pucat.
Bik Yatri memapah tubuh Husna sampai ke kasur nya, Husna tidur di kasur itu sambil memijit kepala nya yang terasa pusing.
"Kepala Uus pusing banget bik!" beritahu Husna
"Nyonya sakit?" tanya bik Yatri
"Tidak tau, tapi kepala Uus pusing lagi!" ujar Husna
Bik Yatri menempelkan punggung tangan nya di kening Husna untuk mengecek apakah kepala Husna panas atau tidak.
Husna membekap mulutnya lagi ia merasa sangat mual saat mencium bau tangan bik Yatri bau bawang.
"Bik Yatri abis kupas bawang?" tanya Husna
Bik Yatri mengangguk kecil seraya nyengir juga mencium tangan nya yang berbau bawang.
"Hehe... maaf nyonya, bibik abis masak maka nya bau bawang!" ujar bik Yatri
Husna juga ikut tertawa kecil ia masih membekap mulut nya karena ia masih mau muntah, bik Yatri menyadari itu kalau nyonya nya lagi mual.
"Nyonya sebaiknya kita ke rumah sakit!" ujar bik Yatri
Husna menggeleng-nggelengkan kepalanya, ia tidak mau ke rumah sakit lagi ia beranggapan jika dia hanya pusing biasa dan masuk angin saja.
"Tapi nyonya!" ujar bik Yatri sangat takut dengan keadaan Husna apa lagi wajah Husna sangat pucat pasi.
Bik Yatri kembali lagi ke bawah membuatkan Husna wedang jahe untuk meredakan rasa mual itu, Husna sendiri yang minta untuk di buatkan wedang jahe.
"Apa aku harus kasih tau tuan kalau nyonya sakit lagi?"
Bik Yatri bermonolog sendiri di dapur sambil membuat wedang jahe yang di minta oleh Husna lagi.
"Bik Yatri!" sapa mang Udin yang juga ke dapur
"Eh mang!" ujar bik Yatri
"Owalah buat wedang jahe, boleh bagi tidak bik?" ujar mang Udin
"Tidak bisa, ini buat nyonya, nyonya lagi masuk angin dan mual-mual, wedang jahe ini bisa meredakan rasa mual!" ujar bik Yatri menjauhkan wedang jahe itu dari mang Udin
"Masuk angin?" beo mang Udin
Bik Yatri mengangguk lalu meninggalkan mang Udin sendirian di dapur.
"Hamil mungkin!" ujar mang Udin masih di dengar oleh bik Yatri, bik Yatri berhenti di tempat dan berputar balik ke belakang.
"Sok tau!" ujar bik Yatri
"Nggak percaya ya sudah, dulu bik Yatri hamil pasti kayak nyonya juga kan?, istri saya aja dulu hamil nya juga begitu!" ujar mang Udin
"Eh iya ya!" ujar bik Yatri baru ingat
Kini bik Yatri balik lagi ke kamar Husna, bik Yatri membuka pintu kamar itu tapi tidak melihat Husna ada di kamar nya. Bik Yatri sangat kaget saat nyonya nya itu tidak ada.
"Nya, nyonya dimana?" panik bik Yatri
"Huek...!"
Bik Yatri mendengar dari arah kamar mandi kalau ada orang yang lagi muntah, bik Yatri menghela nafas lega karena nyonya nya lagi ada di kamar mandi.
"Nyonya!" ujar bik Yatri memapah Husna ke ranjang.
"Uus lemas banget bik!" ujar Husna sangat lemas
"Kita ke rumah sakit aja ya nya!" ujar bik Yatri
"Nggak mau!" tolak Husna mentah-mentah
Husna meminum wedang jahe yang di berikan oleh bik Yatri tadi, kini ia mulai menutup mata nya, bik Yatri kembali lagi ke bawah.
...
Karena Husna tidak kunjung reda mual nya ia terpaksa di bawa oleh bik Yatri dan mang Udin ke rumah sakit, awalnya Husna menolak tapi di paksa terus oleh bik Yatri makanya Husna mau ke rumah sakit juga.
Husna di periksa oleh dokter sedangkan bik Yatri dan mang Udin menunggu di luar, mereka sangat khawatir dengan keadaan Husna.
"Bibik udah beri tahu tuan Mahesa?" tanya mang Udin
Bik Yatri menggeleng-nggelengkan kepalanya, Husna melarang bik Yatri untuk memberi kabar pada Mahesa ia beralasan tidak ingin menganggu suaminya lagi bekerja.
Selesai Husna di periksa kini ia keluar dari ruang itu, Husna tampak termenung saat ia keluar dari ruang dokter itu.
Ia duduk di kursi tunggu sedangkan bik Yatri dan mang Udin belum melihat Husna yang sudah keluar dari ruang itu.
Husna mengusap perut nya ia merasa bahagia dan juga merasa sangat takut kehilangan, Husna menitikkan air mata nya ia sangat takut jika anak ini lahir maka Mahesa akan mengambil dan membawa nya pergi sangat jauh.
"Sekarang aku harus apa?, apa aku gugurkan saja janin ini?, aku tidak mau kehilangan bayi ini nanti nya, aku juga tidak mau terpisah dengan anak ku nanti nya!, aku harus apa, aku tidak mau mas Mahesa marah pada ku kalau aku mengugurkan kandungan ini, tapi aku juga tidak mau jika nanti anak ini lahir mas Mahesa akan membawa nya pergi jauh dari ku!"
Kalau Husna melakukan kesalahan lagi, maka Mahesa tidak akan pernah memberi ampun untuk nya, ia harus berpikir dua kali untuk mengambil keputusan ini, kabar baik tentang kehamilan nya ini lambat laun pasti akan terdengar juga oleh Mahesa.
Husna menangis di kursi tunggu itu ia tidak mau kehilangan lagi dalam hidupnya, tapi perjanjian itu sangat menyiksa diri nya.
Husna mengusap perut nya itu ia sangat takut jika Mahesa mengambil anak ini nanti nya, ia harus berpikir keras agar Mahesa tidak memisahkan dia dengan anak nya nanti.
"Nyonya!" ujar bik Yatri
Husna langsung menghapus air mata nya, ia tersenyum walaupun senyum yang ia tunjukkan senyum palsu, bik Yatri menyadari jika nyonya nya itu sedang menangis.
"Nyonya kenapa? apa kata dokter nyonya?, nyonya baik-baik saja kan?" tanya bik Yatri mengangema tangan Husna.
Husna menatap bik Yatri ia menitikkan air mata nya lagi, ia tidak tau harus cerita pada siapa lagi, hanya bik Yatri yang bisa mendengarkan keluh kesah nya. Husna menyenderkan kepalanya pada bahu bik Yatri, ia menangis di bahu bik Yatri, bik Yatri juga ikut merasakan kesedihan dari nyonya nya itu.
"Hiks... bik aku sekarang harus apa hiks... mas Mahesa mendengar nya pasti senang tapi aku bik hiks... aku yang tidak bisa senang, aku harus menderita bik!" ujar Husna
"Nyonya yang sabar ya, semuanya pasti ada jalannya dari Allah SWT, kita terus berdo'a saja agar Allah SWT menolong kita!" ujar bik Yatri
"Husna hamil bik!" ujar Husna
"Alhamdulillah bagus itu nyonya, tuan pasti sangat senang dengan kabar baik ini!" ujar bik Yatri
Memang Mahesa akan senang jika ia mendengar kabar ini, tapi bagaimana dengan Husna nanti nya?
"Bibik yakin pasti tuan sangat menyayangi nyonya setelah mendengar kabar baik ini!" ujar bik Yatri
Husna menghapus air matanya, mau kapan pun itu Husna tidak akan pernah di sayang oleh Mahesa, dari awal pernikahan ini hanya karena suatu perjanjian yang di buat oleh Mahesa.
Pernikahan ini hanya pernikahan siri, isi perjanjian pun hanya ingin sebuah keturunan hanya itu saja, tidak ada yang lain.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Rhmad Flash
kshan banget hsna.mdhan Mahesa d buat menyesal atas perbuatannya
2024-01-28
0
Erna Fadhilah
seorang dokter harusnya nolong orang tp Ini malah bikin istrinya sakit 🤦♀️🤦♀️
2023-09-11
0