That'S What I Feel, My Husband
Menjadi Pembantu berkedok Nyonya
"Saya terima nikah dan kawinnya Novrida dengan mas kawin sebuah mansion dan uang 500 juta rupiah dibayar tunai," ucap Lukas dalam sekali nafas dan para saksi akhirnya mengesahkan pernikahan keduanya.
Akhirnya kini Novrida sudah sah menjadi nyonya Lukas Smith yang artinya dia adalah istri seorang konglomerat yang hartanya tidak akan habis meskipun sampai tujuh turunan sekalipun, orang tua Novrida bangga terhadap anaknya karena berhasil memiliki suami kaya raya. Banyak yang mengira jika kehidupan setelah ini akan indah dan bergelimang harta, namun nyatanya oh nyatanya…
***
Di mansion
"BANGUNNNN!!!!!" pekik Ina sangat nyaring di telinga Novrida hingga membuat dirinya kaget.
"Ma..mamah," jawab Novrida lirih sambil mengerjapkan matanya.
"Enak sekali jam segini masih tiduran, bangun!! Pekerjaan sudah menantimu, jangan merasa jadi ratu ya!" sindir Ina yang membuat Novrida tak mengerti.
"Maksud mamah?" tanya Novrida bingung.
"Cih.. Sok polos lagi, nih daftar tugas harian juga mingguanmu, ingat hapalin dengan benar dan jangan sampai lupa!" ucap Ina sembari melempar selembar kertas ke arah Novrida.
Novrida membaca rangkaian demi rangkaian pekerjaannya dengan cermat hingga akhirnya ekspresi kaget juga tak percaya ia perlihatkan di hadapan mertuanya.
"Ini kan pekerjaan pembantu kenapa jadi gue yang harus lakuin? Gue ini kan menantu bukan pembantu? Yang benar aja deh mertua gue kalau ngeprank," batin Novrida tak percaya.
"Mah.. Ini serius pekerjaan yang harus saya dilakukan? Bukannya ini.." tanya Novrida menggantung dan tentunya mertuanya sudah tau arah pembicaraan Novrida.
"Yap.. Betul sekali! Ini pekerjaan asisten rumah tangga dan ya benar apa yang kamu pikirkan jika posisimu disini sama dengan mereka jadi jangan bermimpi jadi ratu secara instan, ingat ya tidak ada yang gratis di dunia ini!" ucap mertuanya penuh penekanan hingga membuat Novrida sungguh tidak mempercayai ini semua.
Ina merasa kesal karena Novrida tak kunjung juga bekerja hingga akhirnya ia sendiri yang menyeret sampai ke bagian belakang tempat cuci pakaian.
"Hei!! Kenapa melamun, sini ikut!!" gertak Ina sembari menyeret paksa Novrida yang masih melamun memikirkan belum bisa menerima takdir ini.
"Mah.. Sakit," rengek Novrida karena cengkeraman tangan mertuanya sungguh kencang namun sayangnya mertuanya tidak menggubris rengekannya.
"Nah ini tempatmu ketika pagi hari," ucap Ina yang menghempaskan tangan Novrida sangat kasar.
"Sakit mah," rengek Novrida mengelus tangannya yang sudah berbekas merah.
"Jangan manja!!! Kerjakan ini semua," perintah Ina dan mau gak mau Novrida melakukannya.
Ketika sedang memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci, tiba-tiba tangan Novrida ditepis sangat kasar oleh mertuanya dan baju yang ada ditangannya berserakan dilantai.
"Enak aja pakai mesin cuci, malah jadi malas nantinya!! Pakai tangan kalau mencuci, jangan cari yang gampang," perintah Ina yang membuat Novrida membulatkan mata tak percaya.
"Apa mah? Cuci baju pakai tangan? Yang benar saja mah? Ini pakaiannya banyak sekali, selesainya pasti lama," bantah Novrida yang membuat Margareth murka.
"BERANI MEMBANTAH SAYA? NIH RASAKAN!!!" pekik Ina mengguyurkan air seember ke tubuh Novrida.
"Jangan sekali-kali berani membantah perintah saya atau nanti kamu tau akibatnya, ingat ini belum seberapa!! Bangunlah dari mimpimu untuk menjadi nyonya disini! Selagi masih ada saya jangan harap hidupmu tenang!" ancam Ina dengan lantang.
Novrida tidak bisa berkata apa-apa, belum juga ia dikejutkan dengan sikap mertuanya yang tidak suka padanya kini ia harus menerima semua pekerjaan yang seharusnya menjadi tugas pembantu rumah tangga. Sambil mencuci baju tak hentinya Novrida menangis meratapi nasibnya yang sungguh malang, ia tidak menyangka jika setelah menikah dengan Lukas hidupnya menjadi jauh lebih menderita.
Para pembantu yang melihat kekejaman majikan pada menantunya tidak berani berbuat banyak dan memilih diam. Sebenarnya mereka tidak tega jika Novrida harus melakukan pekerjaan berat ini sendirian, mengingat di rumah ini tidak hanya ada Novrida, Lukas, Ina, Luis, melainkan ada adiknya Lukas, Ivanka yang ikut tidak menyukai Novrida karena ia merasa kakaknya salah memilih pasangan, memilih pasangan yang tidak sepadan dengan keluarganya maksudnya.
Bisa dibayangkan berapa banyak baju yang harus dicuci manual oleh Novrida?
Ketika separuh cucian sudah terselesaikan tiba-tiba saja Ivanka datang menambah pekerjaan Novrida dengan melemparkan satu keranjang besar penuh pakaian yang kotor.
"Nih sekalian cuciin," ucap Ivanka sambil melempar baju kotornya.
"Apa-apaan nih, jangan kurang ajar ya!" ucap Novrida tak terima.
"Kenapa? Gak suka? Mau gue aduin ke mamah biar pekerjaanmu makin banyak? Udah deh tinggal kerjain aja apa susahnya sih? Toh mau selesai kan?" ucap Ivanka membuat emosi Novrida sangat menggebu.
"Nih cuci sendiri pakaianmu!! Disini gue bukan pembantu yang bisa sesukanya lu suruh!" bantah Novrida melempar kembali pakaian Ivanka.
"Wah ngajak perang nih, awas aja bakal gue aduin ke mamah biar tau rasa," ancam Ivanka berlalu pergi.
"Astaga baru juga sebentar tinggal di sini kenapa cobaan yang engkau berikan sungguh luar biasa Tuhan?" batin Novrida berlinang air mata.
Tak berselang lama datanglah Ina bersama Ivanka dengan wajah yang siap menerkam Novrida hidup-hidup.
"Nih mah orangnya, resek banget jadi orang, dimintai tolong cuciin bajuku sekalian malah bajuku dilempar, kan kurang ajar mah," ucap Ivanka mengadu.
"Kurang ajar sekali kamu!! Beraninya sama anak saya! Mau saya tambah hukumanmu?" ancam Ina emosi.
"Memang salah saya apa mah? Kan dia udah gede ya bener dong kalau mencuci jangan nyuruh yang lebih tua apalagi saya ini kan kakak iparnya," bela Novrida.
"What? Kakak ipar? Idih.. Ewh banget gue mau akuin lo jadi kakak ipar gue, jangan mimpi deh!" ejek Ivanka bergidik ngeri.
"Nih kerjain sekalian baju-baju anak saya, awas saja kalau ada yang kotor! Ini baju mahal mana mampu kamu menggantinya!" gertak Ina melempar pakaian putrinya ke arah Novrida.
"Iya nih tinggal cuci aja ribet banget jadi orang," ejek Ivanka tersenyum penuh kemenangan.
"Inget! Jangan sampai ada yang terlewat!" tegur Ina dengan wajah galaknya.
Setelah itu mereka berlalu pergi sambil tertawa cekikikan karena berhasil membuat Novrida tersiksa. Memang semenjak ijab qabul terucap, baik Ina maupun Ivanka sepakat untuk menindas Novrida secara sadis, alasannya ya karena Novrida dengan beraninya masuk ke dalam keluarga Smith, padahal dirinya bukanlah dari kalangan orang kaya raya. Ina merasa malu jika nantinya ada tamu di rumahnya yang mengetahui jika menantunya hanyalah orang biasa.
"Kemarin saya membiarkanmu karena sudah berhasil dinikahi oleh anakku Lukas, namun tidak setelahnya, jadi jangan berharap akan hidup bergelimang harta dan enak!! Kalau miskin ya miskin saja jangan berharap jadi tuan putri," batin Ina kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments