Hari ini, baik Lukas maupun Novrida sudah kembali menjalani aktivitas masing-masing. Lukas kembali ke kantor sedangkan Novrida tetap di apartemen.
"Mulai hari ini kita kembali bertukar peran lagi ya?" tanya Lukas.
"Iya.. Capek rasanya gini terus," jawab Novrida sambil mencuci piring.
"Iya.. Gimana ya caranya biar kita bisa kembali seperti semula?" tanya Lukas.
"Mana aku tau," jawab Novrida mengangkat kedua bahu.
"Yasudahlah, aku berangkat ke kantor dulu," pamit Lukas dan Novrida mengantarkan sampai ke depan.
"Eh tunggu deh, kita salah," pekik Novrida.
"Salah gimana sih?" tanya Lukas tak paham.
"Mana bisa kamu datang ke kantor dengan wujudku sedangkan aku dirumah dengan wujudmu," tegur Novrida.
"Astaga.. Iya juga ya, terus gimana dong?" tanya Lukas panik.
"Ya kita tukeran lah, bentar aku bersiap dulu," ucap Novrida langsung menuju ke kamar dan bersiap.
"Menyusahkan saja," gumam Lukas melepas pakaian kerjanya dan diganti dengan baju santai.
Kini Novrida sudah bersiap dan langsung berangkat ke kantor, Lukas yang sudah bosan di apartemen terus memilih jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Disana Lukas membeli beberapa stok makanan juga minuman, tak lupa cemilan.
Ketika dirasa cukup, Lukas ingin kembali ke apartemen, kebetulan ia melewati toko penjual kaset yang sangat banyak pilihan judul dan genrenya, ide jahil Lukas pun beraksi, ia membeli beberapa kaset film horor untuk ditonton bersama Novrida.
Membayangkan bagaimana ketakutan Novrida waktu itu menjadi hal yang menarik perhatian Lukas, ia sudah tak sabar ingin kembali di peluk istrinya.
"Ahh membayangkannya saja sudah geli sendiri, semoga nanti Novrida mau nonton film-film ini," gumam Lukas lalu membayar kaset itu dan bergegas ke apartemen.
***
Tiba di apartemen, Lukas langsung meletakkan belanjaan di meja dan bebersih, baru juga ingin duduk, ada suara bel di apartemennya yang menandakan ada tamu.
"Siapa ya?" gumam Lukas melihat dari celah pintu.
"Astaga.. Kenapa mamah dan Ivanka kesini?" gumam Lukas kaget.
Bel berbunyi berulang kali tanpa henti, akhirnya Lukas membukakan pintu.
"Tuh lihat mah, dia enak-enakan disini sedangkan kakak sibuk kerja," sindir Ivanka.
"Iya nih.. Enak sekali kamu duduk manis disini kayak ratu, mana Lukas? Kerja?" pekik Ina.
"Lukas ya ini mah, di depanmu," batin Lukas kesal.
"Iya mah Lukas lagi kerja," ucap Lukas yang akting menjadi Novrida.
"Ahh.. Kasihan sekali anakku, dapat istri benalu sepertimu," ucap Ina ketus, lalu keduanya masuk ke apartemen Lukas tanpa permisi.
"Astaga.. Gak punya sopan," batin Lukas dan mengikuti langkah keduanya.
Perhatian Ina tertuju pada barang diatas meja, tanpa menunggu aba-aba, Ina langsung membuka semua barang tersebut.
"Jangan bilang kamu habis belanja?" tanya Ina mengintimidasi.
"Memang habis belanja, stok di kulkas menipis," jawab Lukas seadanya.
"ANAK SAYA BANTING TULANG CARI UANG SEDANGKAN KAMU DISINI MALAH BISANYA MENGHABISKAN!!! ISTRI MACAM APA KAMU INI!! APALAGI INI? BUAT APA BELI FILM HOROR KAYA GINI, HA? BIAR BISA NEMPEL KE ANAKKU?" pekik Ina emosi.
"Mulai deh.." batin Lukas menahan emosi.
"Mah.. Stok di kulkas sudah menipis, kalau tidak belanja sekarang lalu kapan lagi? Nanti kami makan apa kalau di kulkas aja gak ada makanan? Untuk film horor, kebetulan memang itu film yang diinginkan Novrida, dia malah suka film bergenre horor, dimana kesalahanku mah?" jawab Lukas membuat Ina dan Ivanka kebingungan.
"Film yang diinginkan Novrida? Lalu siapa yang sedang berbicara dengan saya? Lukas, gitu? Lelucon apalagi ini," sindir Ina.
"Astaga.. Untung mereka gak curiga, ah hampir aja keceplosan," batin Lukas.
"Iya nih.. Seolah-olah kita lagi bicara sama kakak, dasar drama queen," ejek Ivanka.
"Maksudku, film genre horor kesukaan kami berdua," ralat Lukas.
"Ah gak peduli, mau suka atau tidak itu bukan urusan saya, tidak penting," jawab Ina kesal.
"Kalau tidak penting kenapa mamah mempermasalahkannya?" sindir Lukas.
"KAMU INI YA!!! MAKIN LAMA MAKIN BERANI SAMA SAYA!!! MAKIN NGELUNJAK!!! JANGAN KARENA DIBELA ANAK SAYA LANGSUNG BESAR KEPALA!!! LIHAT SAJA INI TIDAK AKAN BERTAHAN LAMA!!!" gertak Ina.
"JANGAN SOK HEBAT DENGAN SELALU MEMBANTAH MAMAHKU, KAMU DISINI TUH HANYA NUMPANG, CAMKAN BAIK-BAIK!!!" ucap Ivanka emosi.
"IYA!!! NUMPANG AJA BELAGU BANGET!!! KASIHAN ANAKKU DAPAT ISTRI KAMU, AWAS SAJA!! BAKAL AKU BUAT SADAR LUKAS AGAR SEGERA MENJAUHIMU!!!" pekik Ina.
"Orang tua kok tega memisahkan anaknya dengan orang yang tersayang," sindir Lukas.
"JANGAN MIMPI ANAKKU SUKA PADAMU!!! SELERA DIA TUH TINGGI!" ejek Ina.
"Iya nih, halu kok kebangetan, menjijikan!" ejek Ivanka bergidik ngeri.
"Tanyakan sama anak kesayangan mamah itu, apakah dia sudah ada rasa padaku atau tidak," tantang Lukas.
"Baik.. Akan aku buktikan kalau anak saya tidak ada rasa padamu sedikitpun!!" gertak Ina.
"Silahkan buktikan mah, saya tunggu," jawab Lukas dengan tenang.
"Kamu…" tunjuk Ina lalu memjambak rambut Novrida dengan kuat.
"Aw sakit mah…" rengek Lukas.
"Baru segini sudah kesakitan, daritadi mana nyalimu yang sok menantang saya? Berani membantah ya harus menerima konsekuen nya," sindir Ina terus menjambak rambut Novrida.
"Saya tidak pernah sedikit pun menantang mamah, saya hanya menjawab semua pertanyaan mamah dengan kenyataan yang ada, mamah saja yang tidak bisa menerima itu!" ucap Lukas setengah berteriak karena menahan sakit.
"BERANI YA KAMU MENERIAKI MAMAHKU! PLAK.." pekik Ivanka menampar pipi Novrida sangat keras.
"KALIAN INI PUNYA HATI ATAU TIDAK SIH? APA SALAHKU SAMPAI HARUS MENERIMA PENDERITAAN SEPERTI INI, HA??" pekik Lukas.
"Salahmu itu karena berani mengambil Lukas dari hidup kami," ucap Ina penuh penekanan.
"Bukan aku yang mau!!!" ucap Lukas terus meronta kesakitan.
"Lepasin mah atau aku akan berteriak," ancam Lukas.
"Silahkan saja teriak, memang saya ini bodoh.. Lukas merancang apartemen ini kedap suara," ucap Ina tersenyum smirk dan menghempaskan rambut Novrida secara kasar hingga membentur meja. Kepala Novrida mengeluarkan darah cukup banyak dan beberapa saat ia pingsan.
"Mah.. Gimana nih? Aku gak mau kalau masuk penjara," ucap Ivanka ketakutan.
"Mamah juga gak mau, reputasi mamah bisa hancur," jawab Ina panik.
"Lalu gimana ini mah? Mamah sih kenapa lepasin kenceng banget," protes Ivanka.
"Sebentar.. Mamah cek dulu dia masih hidup atau sudah mati," jawab Ina berusaha tenang dan mendekati tubuh Novrida lalu mengecek nadinya.
"Gimana mah?" tanya Ivanka panik.
"Masih hidup, yasudah tinggalkan saja dia sendirian disini," ajak Ina.
"Nanti kalau ada yang tau gimana mah? Terus kalau kondisi dia kritis gimana mah? Aku pokoknya gak mau terlibat," pekik Ivanka panik.
"DIAMLAH!!! TURUTI SAJA MAMAH PASTI SEMUA AMAN!! KITA KELUAR SEKARANG DAN BIARKAN WANITA INI MENGURUS DIRINYA SENDIRI," pekik Ina emosi dan Ivanka terdiam akibat bentakan mamahnya.
Merasa Ivanka hanya diam saja membuat Ina semakin kesal.
"Mau terus disitu? Jangan salahkan mamah kalau kamu terkena amukan kakakmu," ancam Ina dan Ivanka pun berjalan keluar apartemen dengan badan bergetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments