Kepergian Lukas

Tanpa rasa bersalah bahkan berdosa, Ina menyaksikan sendiri kepergian menantunya itu dari rumah mewahnya. Hari ini hatinya dilanda kebahagiaan, meskipun tanpa Ina sadari jika baru saja ia sedang mengusir anak kandungnya sendiri, anak yang selalu ia banggakan. 

Lukas bergegas memesan taksi online dan menuju apartemen miliknya, disana mungkin ia bisa menenangkan diri dan sementara masalah perusahaan ditangani sekretaris juga Novrida.

"Mungkin ini memang waktunya bagiku untuk rehat sejenak dari aktivitas yang sangat menguras energi, semoga saja disini bisa tenang," batin Lukas lalu rebahan di kasur empuknya. 

Apartemen yang sudah jarang ia tempati namun suasana didalamnya masih sama ketika Lukas terakhir kali datang. Bedanya dulu ada sang kekasih disini namun sekarang dia tinggal sendiri, tak ada seseorang yang menemani. 

Ingatan-ingatan tentang masa indah dengan mantan kekasihnya kembali mengusik pikiran Lukas. Dimana antara dirinya dan sang kekasih saling mencintai dan mengerti satu sama lain, kebahagiaan yang tercipta sangat alami hingga kenyamanan dan saling sayang sangat melekat pada keduanya. 

Namun sayang, takdir berkata lain, sang kekasih terlebih dahulu dipanggil sang Maha pencipta di usia yang masih muda, penyakit kanker lambung yang disembunyikan dari Lukas nyatanya tidak mampu dilewati, sang kekasih menyerah dan kini sudah tenang di alam sana. 

Hati Lukas menjadi galau dan kacau sepeninggalan sang kekasih hati, baginya dia adalah semangat hidupnya sampai akhirnya ia tidak ingin lagi merasakan jatuh cinta.

"Disini.. Kita berdua saling bercanda dan tertawa renyah bersama, sekarang tempat ini menjadi sunyi, sepi bahkan kosong dalam waktu yang sangat lama, suasana dulu bersamamu memang masih kental terasa namun semua hanyalah kenangan, semoga kamu tenang di alam sana dan tidak lagi merasakan sakit, maafkan aku yang belum sempat berkunjung ke tempat peristirahatan terakhirmu," batin Lukas sambil memandang foto sang kekasih. 

***

Sore hari telah tiba, kebetulan kegiatan di kantor sedikit jadi Novrida bisa pulang lebih awal. Entah kenapa ia ingin segera sampai dirumah, ia merasa ada sesuatu yang telah terjadi. 

Sesampainya dirumah, Novrida disambut hangat oleh Ina dan Ivanka, hal yang dulu sangat ia harapkan kini ia dapatkan meskipun tetap di jiwa Lukas, mereka berpikirnya sedang menyambut Lukas. 

"Kak.. Tumben pulang cepet," ucap Ivanka. 

"Iya.. Kebetulan sedikit kerjaannya, kakak masuk dulu ya," pamit Lukas yang membuat Ivanka terheran-heran, sejak kapan kakaknya itu pamit? 

Didalam kamar, Novrida tak mendapati Lukas dan segera mungkin ia keluar kamar untuk mencari ke arah dapur dan belakang rumah, namun lagi-lagi tak ada tanda kehadiran Lukas. 

"Ah lebih baik bebersih dulu lalu tanyakan sama mamah," gumam Novrida menuju kamar mandi kamarnya. 

Setelah selesai bebersih kini waktunya untuk makan sore, kehadiran Lukas sudah ditunggu oleh Ina juga Ivanka. Lagi-lagi Lukas tak mendapati ada istrinya disana. 

"Kakak kenapa lama banget sih, udah lapar nih," rengek Ivanka. 

"Kakak cari istri kakak, kenapa dari tadi gak terlihat, ada yang tau?" tanyanya menatap mamah dan adiknya bergantian. 

"Dia memutuskan pergi dari rumah ini, mamah sudah melarangnya tapi dia nekat," jawab Ina membuat Novrida kaget. 

"APA??? KALIAN HANYA DIAM SAJA? KETERLALUAN!" ucap Novrida emosi lalu keluar rumah untuk mencari keberadaan suaminya dengan bantuan sang supir. 

Tengah malam pun telah tiba namun tak ada tanda-tanda dimana suaminya berada, berulang kali Novrida menghubungi ponsel Lukas namun tak juga tersambung. Sepertinya Lukas memang sengaja mematikan ponselnya. 

Lalu tiba-tiba saja Novrida memiliki ide untuk mencari hacker yang bisa melacak keberadaan suaminya itu. Awalnya Novrida bingung mencari darimana karena dirinya tidak memiliki kenalan seorang hacker atau semacamnya. 

Ketika melihat kontak di ponselnya, pikiran Novrida langsung tertuju pada sekretaris dan wakilnya, ya bisa saja mereka memiliki beberapa kenalan. 

Tak mau menunggu lama kini Novrida menelpon sekretarisnya Lukas. 

"Halo selamat malam Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya sekretarisnya. 

"Selamat malam.. Tolong carikan keberadaan seseorang ada dimana, kamu ada kenalan yang bisa melacak keberadaan seseorang kan?" tanya Novrida tak sabar. 

"A..ada pak tapi bukankah bapak juga punya orang yang khusus melacak serta bagian hacker? Tumben sekali meminta bantuan saya," tanya sekretaris heran dan Novrida kelabakan menjawabnya, ia tidak tahu menahu jika suaminya sangatlah penting sehingga menghack dan melacak keberadaan orang saja ada orang khusus yang mengerjakan. 

"Oh itu.. Hmm.. Itu.. Dia susah dihubungi dan saya butuh segera, bisa atau tidak?" tanya Novrida memastikan. 

"Bisa pak bisa.. Beri nomor ponselnya biar saya kerjakan segera," jawab sekretaris sigap. 

"Baiklah.. Saya tunggu secepatnya ya, jangan sampai besok," tegur Novrida lalu mematikan sambungan telepon. 

Hampir saja dirinya kebingungan mau menjawab apa, andai posisi suaminya itu bukan atasan, sudah pasti sekretarisnya memberi banyak pertanyaan lagi dan semakin kesulitan pula dirinya mencari alibi. 

30 menit berlalu, sekretarisnya segera memberi kabar dimana keberadaan Lukas. 

Sekretaris mengirim pesan jika Lukas berada di sebuah apartemen mewah yang lokasinya tak begitu jauh dari rumah Lukas. 

"Ahh kenapa dia kabur nanggung amat sih, niat kabur apa enggak sebenarnya, kabur tuh ke luar kota bahkan ke luar negeri sekalian, banyak duit kok kabur masih sekitar rumah, aneh," gumam Novrida yang langsung memberitahu kemana tujuan selanjutnya pada sang supir. 

"Maaf Pak.. Bapak katanya mencari istri anda? Kenapa bapak bisa gak tau kalau istri anda itu sembunyi di apartemen anda sendiri?" tanya supir pribadi heran. 

"Apa?? Jadi dia kabur di apartemen nya? Astaga.. Emang dasar," batin Novrida kaget, lagi-lagi ia tidak tau jika selama ini suaminya memiliki apartemen. 

Pernikahan macam apa yang sedang dijalaninya, apakah rahasia suaminya hanya sampai sini aja atau ini baru awal? Ahh membayangkan jika masih banyak kejutan disana sudah membuat kepalanya pusing. 

"Mana saya kepikiran pak kalau dia ada di apartemen, namanya kabur ya pastinya ke tempat yang tidak diketahui," protes Novrida dan sang supir hanya diam saja. 

"Iya juga ya? Namanya kabur pasti ke tempat yang tak ada orang tau keberadaannya, lah ini malah ke apartemen sendiri, memang orang kaya terkadang aneh," batin supir sambil melajukan mobil. 

Tiba di apartemen yang dituju, Novrida segera tanya ke resepsionis dan menanyakan keberadaan suaminya ada di kamar nomor berapa, setelah mendapatkan nomor kamarnya, kini Novrida bergegas menuju tempat dimana Lukas berada. 

Ting tong.. Ting tong.. Ting tong.. Suara bel apartemen Lukas berbunyi secara terus menerus membuat istirahatnya terganggu. 

"Siapa sih?" gumam Lukas kesal dan membukakan pintu, ketika ia tau siapa yang datang, seketika Lukas kaget bukan main. 

"Hei.. Tau darimana kalau aku ada disini?" tanya Lukas kaget sekaligus heran. 

"Gak penting tau darimana, kenapa kabur dari rumah?" tanya Novrida ketus. 

"Mamah yang menyuruh, lagian ya malas aja harus hadapi mamah yang super bawel dan galak," jawab Lukas membela diri. 

"Apa?? Kata mamahmu kamu pergi inisiatifmu sendiri? Ah kalian ini ya bisanya hanya bikin pusing, pulang gak," perintah Novrida. 

"Gak.. Enak disini, lagian kamu kan bisa handle perusahaan, ngapain capek-capek sandiwara, udahlah kamu pulang aja sana," usir Lukas. 

"Kamu mengusir ku? Kamu gak tau betapa pusingnya aku mencarimu dari pulang kerja, setelah ketemu gak ada rasa bersalah sedikitpun apa gimana eh malah ngusir anak orang, tega kamu ya!!" hardik Novrida yang langsung pergi. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!