Beraktivitas

Pukul 3 pagi Novrida baru bisa memejamkan matanya, tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pagi hari dan Novrida masih terlelap. Padahal hari ini ada jadwal meeting dengan pengusaha yang sangat berpengaruh juga kuat, dia adalah PT Prakasa Jaya, perusahaan yang sudah melalang lintang di dunia perusahaan dan setiap tahun selalu menunjukkan kesuksesannya dengan membuka cabang, bahkan kini perusahaan itu sudah berhasil melebarkan sayap di kancah internasional. Sebuah prestasi yang membanggakan dan juga menambah nilai perusahaan menjadi lebih bersinar. 

Tak heran jika PT Smith dengan PT Prakarsa Jaya saling bersaing namun secara sehat, keduanya merupakan perusahaan yang sangat besar di negeri ini bahkan PT Smith milik keluarga Lukas lebih unggul daripada rivalnya. 

"Ini udah jam 7 tapi Novrida belum juga keluar kamar, apa dia masih tertidur?" gumam Lukas sambil melihat jam. 

Ketika Lukas ingin berjalan ke kamar tamu yang ditempati Novrida, teriakan sangat adik berhasil mencuri perhatiannya. 

"Hei cewek udik, mau kemana lo?" teriak Ivanka mendekati Lukas. 

"Bukan urusanmu, sana kuliah," jawab Lukas ketus. 

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue, sana kerjakan dulu pekerjaanmu, jangan buat mamahku marah ya," ucap Ivanka ketus. 

"Maaf, itu pekerjaan pembantu," jawab Lukas masih sabar menghadapi adiknya. 

"Lah.. Perlu diperjelas lagi? Atau situ udah amnesia?" tanya Ivanka. 

"Lebih baik amnesia ketimbang punya adik tapi mulutnya gak bisa dikendalikan," sindir Lukas membuat Ivanka marah. 

"Sialan.. Berani lo lawan gue? Awas gue adukan ke mamah dan kak Lukas," gertak Ivanka. 

"Ini gue kakakmu," ucap Lukas penuh penekanan dan Ivanka malah tertawa terbahak. 

"Apa? Lo? Kakak gue? Idih gak sudi," ejek Ivanka dan Lukas baru menyadari jika adiknya mana tau kalau yang ada dihadapannya itu dirinya. 

Merasa malas debat dengan adiknya kini Lukas memilih ke kamar tamu untuk melihat kondisi Novrida. 

"Lah pintunya dikunci," gumam Lukas lalu mengetuk pintu, cukup lama Lukas menunggu sampai akhirnya orang yang dimaksud membukakan pintu dengan muka bantalnya. 

"Kenapa?" tanya Novrida lirih. 

"Kenapa kenapa.. Ini sudah jam berapa, apa kamu mau tidur terus seharian?" sindir Lukas dan seketika Novrida melihat jam. 

"Astaga.. Udah siang," pekik Novrida. 

"Emang udah siang, cepetan bersiap! Tau gak kalau ini ada meeting penting, aku gak mau ya kalau datang mu terlambat!" ucap Lukas sedikit meninggi. 

"Ya.. Aku segera bersiap," jawab Novrida yang langsung menutup pintu sangat keras hingga Lukas kaget. 

"Dasar cewek aneh!!" gumam Lukas lalu kembali ke meja makan. 

Lagi-lagi Lukas lupa jika dirinya sedang berada di tubuh Novrida, tanpa sadar dirinya langsung duduk dan mengambil makanan, Ivanka dan Ina saling bertatapan. 

"Hei!! Singkirkan tangan kotormu itu!" pekik Ina menghempaskan tangan Lukas yang sedang mengambil roti. 

"Iya nih!! Belum juga kerja eh udah mau makan aja, enak banget," sindir Ivanka. 

"Astaga.. Gue lupa sedang di tubuh Novrida, mana laper banget lagi," batin Lukas. 

"Minggir sana! Merusak suasana sarapan kami aja," usir Ivanka ketus. 

Tak mau pagi hari terjadi pertengkaran akhirnya Lukas memilih pergi ke belakang, tepatnya di dapur. Disana dirinya merasa dihargai karena para pekerja sedikit hormat padanya. 

"Andai mereka tau jika aku ini itu Lukas, apakah dia akan lebih hormat?" batin Lukas menatap para pekerja yang sedang sibuk bekerja. 

Di lain sisi, Novrida sudah bersiap dan ingin langsung ke kantor namun dicegah oleh mamah dan adiknya. 

"Kak.. Mau kemana? Sarapan dulu?" tanya Ivanka.

"Mau.. Mau langsung ke kantor, udah telat," jawab Novrida kikuk karena tidak biasanya ia diperhatikan oleh keluarga suaminya, ya meskipun Novrida menyadari jika perhatian yang diberikan Ivanka karena dipikirnya yang sedang ia ajak bicara adalah kakaknya, Lukas. 

"Jangan terlalu fokus kerja, sarapan dulu soalnya itu penting, Luk," tegur Ina lembut. 

"Astaga.. Andai mamah bersikap lembut seperti ini kepadaku, betapa bahagianya," batin Novrida terharu. 

"Kak.." panggil Ivanka heran karena kakaknya bertingkah aneh. 

"Eh iya, gimana? Kakak langsung berangkat aja deh, bye semuanya," pamit Novrida yang tak mau sandiwaranya dengan Lukas terbongkar. 

"Hari ini mamah merasa ada yang aneh dengan kakak gak?" tanya Ivanka penasaran. 

"Gak tuh, aneh gimana?" tanya Ina. 

"Ya aneh.. Sikapnya tuh loh, mirip perempuan," jawab Ivanka menduga. 

"Pikiranmu saja kali, udah lanjut makan habis itu berangkat kuliah, awas kalau bolos lagi," tegur Ina serius dan Ivanka hanya tersenyum saja lalu melanjutkan makanannya. 

***

Di kantor PT. Smith

Novrida sudah tiba dengan penampilan yang formal dan terkesan lebih santai, biasanya ketika Lukas disapa oleh beberapa karyawan yang lewat responnya hanya diam saja malah terkesan cuek, berbeda dengan kali ini, ketika Novrida menjalankan peran sebagai Lukas, dirinya lebih banyak senyum dan selalu merespon sapaan karyawannya. 

"Selamat pagi pak," sapa karyawan ramah. 

"Pagi.." jawab Novrida yang membuat karyawan tersebut bengong, tumben sekali bos yang terkenal galak, dingin juga cuek kini bisa berubah 180 derajat. 

Tiba di ruangannya, setumpuk dokumen juga jadwal meeting sudah siap menantinya. Sebelum memulai bekerja, terlebih dahulu Novrida menetralkan pernafasan nya dengan tarik dan buang nafas agar lebih rileks. 

Setelah dirasa cukup kini Novrida bersiap untuk bekerja menjadi bos besar. 

"Hari ini sampai waktu yang tidak ditentukan gue menjadi bos besar sedangkan Lukas disana menjadi layaknya pembantu berkedok menantu," gumam Novrida tersenyum kecil, ia merasa geli sendiri memikirkan nasib hidupnya setelah menikah. 

Kemarin ia menjalani hidup dipenuhi tangis dan air mata, kini seketika keadaan berbalik, dirinya sangat diperhatikan di keluarga suaminya juga banyak orang yang hormat padanya, bahkan ketika ia lapar pun tak perlu mengerjakan pekerjaan rumah dulu setelah itu baru bisa makan. 

Ketika ia makan maka tinggal memilih saja menu yang ia inginkan, ah pertukaran jiwa ini ada manfaatnya bagi Novrida. 

Tok.. Tok.. Tok.. Suara ketukan pintu. 

"Masuk.." jawab Novrida. 

"Selamat pagi pak, saya mau memberitahu jadwal meeting anda hari ini dan salah satu diantara meeting nanti ada meeting yang sangat penting pak, karena klien kita datang langsung dari luar negeri," ucap sekretaris. 

"Baiklah jelaskan apa saja pekerjaan hari ini," jawab Novrida mendengarkan dengan seksama. 

"Hari ini ada 3 meeting yang harus ditemui dan salah satu dari 3 meeting itu sangatlah penting karena menyangkut kemajuan perusahaan, meskipun begitu kedua perusahaan yang nantinya juga akan meeting merupakan penting, kebetulan para klien mengadakan meeting diluar kantor jadi saya harap bapak bisa bersiap kurang lebih 30 menit sebelum jadwalnya," ucap sekretaris. 

"Kapan jadwal meeting dengan klien luar negeri itu?" tanya Lukas setelah mendengarkan penjelasan sekretaris. 

"Baik.. Meeting pertama dilaksanakan pukul 10 siang nanti, lalu meeting kedua pukul 1 siang dan dilanjut dengan meeting terakhir pukul 3 sore, klien yang dari luar negeri mengadakan meeting pukul 1 siang di Seven Kafe," jawab sekretaris sambil melihat schedule. 

"Baiklah.. Kenapa waktunya mepet sekali," protes Novrida. 

"Ini jadwal yang biasa anda inginkan pak," jawab sekretaris heran. 

"Hmm.. Baiklah kamu boleh pulang," ucap Novrida tak mau membuat sekretaris semakin curiga padanya. 

Ketika keluar ruangan, sekretaris merasa heran dengan jawaban bosnya, ia pikir akan kena amukan karena waktu meeting satu ke meeting lain terlalu lama, eh ternyata malah dikira mepet. 

Novrida lalu bergegas menelpon Lukas untuk menanyakan meeting hari ini namun sayang hingga deringan ketiga tak juga diangkat. 

"Lukas kemana sih? Heran deh, katanya meeting penting malah dia ditelpon kayak orang penting aja, susah angkatnya," batin Novrida geram. 

Tanpa Novrida tau, dirumah Lukas sedang membersihkan kolam renang yang bahkan tak ada kotorannya sama sekali, Lukas saja sampai heran dengan perintah mamahnya. Kolam sebersih ini kotoran apa yang dicari coba? 

"Oh iya hari ini ada meeting dengan klien luar negeri ya? Jam berapa ya kira-kira?" gumam Lukas yang langsung mengambil ponselnya yang ia taruh di meja. Betapa kagetnya ia ketika melihat ada puluhan panggilan masuk dari istrinya. 

"Duh.. Jangan-jangan Novrida udah melangsungkan meeting? Gimana nih?" gumam Lukas mulai khawatir. 

"Telpon gak ya?? Telpon aja lah, kalau gak diangkat berarti meeting dah berlangsung," gumam Lukas lagi lalu menelpon balik Novrida. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!