"Luk, kita kapan berkemas?" tanya Novrida.
"Nanti kan ada beberapa pekerja yang datang kesini, udah santai aja napa," jawab Lukas sambil main ponsel.
"Terserah deh," jawab Novrida kesal.
"Kamu kenapa sih? Katanya habis jogging kenapa pulang malah ngamuk-ngamuk?" tanya Lukas heran.
"Tadi gak sengaja ketemu mamah kamu," jawab Novrida malas.
"Lah tumben banget mamah ke taman," ucap Lukas heran.
"Tanyakan sendiri sama mamah kamu yang maha benar itu," ucap Novrida malas.
"Memang mamah buat kesalahan apalagi sih?" tanya Lukas.
"Ya ada pokoknya, caci maki serta hinaan kembali terdengar di telingaku padahal masih pagi," jawab Novrida kesal.
"Udahlah jangan dianggap pusing, biasanya kan juga begitu," ucap Lukas semakin menambah kekesalan Novrida.
"JANGAN DIANGGAP PUSING KATAMU? KAMU TAU GAK BERAPA MALUNYA AKU KETIKA MAMAHMU MAKI-MAKI SERTA MENGHINAKU DIDEPAN BANYAK ORANG!! MIKIR SAMPAI SANA GAK? MALU AKU.. MALU!!! AKU RASANYA SEPERTI PELAKOR!" pekik Novrida mengeluarkan keluh kesahnya.
"Astaga.. Apa mamah segitu menyakitkan hatimu?" tanya Lukas prihatin.
"Tanyakan sama orangnya sana," jawab Novrida malas lalu keluar apartemen.
Lukas mengejar istrinya dengan cepat, "mau kemana sih?"
"Mau mencari udara segar, rasanya panas," jawab Novrida tanpa melihat Lukas.
"Oke aku temani," jawab Lukas dan mereka berdua keluar dari apartemen.
Novrida berjalan tak tentu arah hingga membuat Lukas kebingungan.
"Kamu sebenarnya mau kemana? Ini sudah jauh dari apartemen," tanya Lukas.
"Gak tau.. Suntuk rasanya," jawab Novrida terus berjalan.
"Jangan gila deh, Nov! Sini ikut aku," ucap Lukas lalu memegang tangan istrinya.
"Ish.. Mau kemana?" tanya Novrida kesal.
"Diem dan ikut saja," jawab Lukas tegas.
Ternyata Lukas membawa Novrida ke sebuah pusat perbelanjaan, disana Lukas membebaskan Novrida untuk pergi ke store manapun dan membeli apa yang dia mau.
"Belilah apa yang kamu inginkan," ucap Lukas lalu melepas genggaman tangan.
"Serius?" tanya Novrida dengan mata berbinar dan Lukas mengangguk pelan.
"Baiklah.. Makasih ya," jawab Novrida antusias lalu berbelanja berbagai baju, tas, sepatu, jam tangan serta beberapa kosmetik.
Setelah puas dengan belanjaannya, Lukas mengajak istrinya makan siang.
Disana lagi-lagi Novrida memesan makanan yang sangat banyak hingga Lukas menggelengkan kepala tak percaya.
"Kamu yakin menghabiskan makanan sebanyak ini?" tanya Lukas heran.
"Yakin.. Kalau gak habis bungkus aja, gampang kan," jawab Novrida sambil makan.
"Oke oke.. Makan dulu setelah itu baru bicara," jawab Lukas lalu mereka makan bersama dengan nikmat.
Setelah selesai makan, mereka memutuskan kembali ke apartemen, kebetulan sekali barang-barang mereka sudah dibawakan oleh beberapa pekerja.
"Suatu kebetulan sekali, kami baru tiba pak," ucap pembantu.
"Iya bi, untung ketemu, yasudah bawa masuk," jawab Lukas lalu membuka pintu apartemen.
Barang-barang bawaannya pun cukup banyak sehingga membutuhkan waktu sampai sore hari, sebelum mereka pulang, Novrida tak lupa mengucapkan terima kasih dan mengajak mereka makan bersama. Awalnya para pekerja merasa enggan, namun akibat desakan Novrida akhirnya mereka mau.
Menu makanan yang dipesan pun sangatlah banyak hingga pekerja bingung mau makan yang mana dulu.
"Non.. Ini kebanyakan, kami bingung makannya," ucap pembantu sungkan.
"Makanlah yang ingin kalian makan, nanti juga boleh dibungkus kok," ucap Novrida.
"Anda baik sekali pada kami non," ucap pembantu terharu.
"Ini tanda terima kasih saya pada kalian karena sudah meluangkan waktu membawakan barang-barang, ayo semuanya mari makan," ajak Novrida.
Lalu semuanya makan dengan nikmat, para pembantu tak sungkan untuk nambah juga membungkus makanan, mubazir katanya kalau dibuang. Melihat mereka makan dengan lahap membuat kebahagiaan tersendiri pada diri Novrida.
Ia lalu teringat bagaimana sulitnya untuk bisa makan dengan nyaman, harus bekerja keras dulu baru boleh makan, itu pun jika ada makanan dimeja. Kali ini Novrida tidak mau memperlakukan mereka sama dengan mertuanya, pembantu juga manusia, kalau tidak ada mereka mana bisa rumah mewah dan megah suaminya bisa menjadi bersih, rapi.
Setelah puas makan, mereka pamit pulang.
Lukas dan Novrida sibuk memilah baju dan memasukannya dalam lemari, kegiatan bersih-bersih yang sangat menyita waktu. Tak terasa kini sudah jam 10 malam, Novrida juga Lukas merasa kelelahan. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidur dengan kondisi rumah masih berantakan.
"Biarlah rumah berantakan seperti ini dulu, penting kita istirahat, besok pagi baru kita mulai lagi," ucap Lukas pada Novrida.
"Baiklah.. Aku juga sangat capek," jawab Novrida lalu beranjak ke tempat tidur.
Tak butuh waktu lama, keduanya kini sudah terlelap.
***
Pagi hari, Novrida sudah lebih dulu bangun dan membuat sarapan. Baru setelah itu keduanya kembali berkemas.
Hari ini menu sarapannya adalah sup daging, menu kesukaan Novrida.
Beres memasak, Novrida mandi dan membangunkan Lukas.
"Luk.. Ayo bangun, makanan udah siap," ucap Novrida dan Lukas pun bangun.
Keduanya sarapan dengan santai sambil berbincang ringan. Tak lupa setelah ini pekerjaan menumpuk menanti mereka.
"Ternyata barang kita banyak juga ya," ucap Lukas heran.
"Iya nih.. Harusnya mah sedikit, kamu sih sekali beliin aku baju langsung banyak," tegur Novrida.
"Ya mau gimana lagi," jawab Lukas sambil tersenyum. Lalu keduanya memulai berkemas barang masing-masing.
"Kayaknya kita perlu beli lemari lagi deh, kalau dipaksa nanti pakaiannya gak akan muat," usul Novrida.
"Setuju.. Yasudah sementara taruh di kardus dulu biar apartemennya rapi," jawab Lukas lalu semua pakaian yang sudah di tata dimasukkan dalam kardus besar.
"Udah?" tanya Lukas dan Novrida mengangguk.
"Yaudah, yuk," ajak Lukas.
"Kemana?" tanya Novrida.
"Beli lemari dan beberapa perabotan lainnya, yuk.." ajak Lukas.
"Harus sekarang?" tanya Novrida.
"Iya dong, kapan lagi kalau bukan sekarang?" jawab Lukas lalu Novrida pun pasrah. Memang benar sih kalau bukan sekarang kapan lagi, besok dirinya pun harus kembali menjalankan peran sebagai Lukas di kantor.
Sampai di pusat perbelanjaan, keduanya sempat debat dengan lemari yang ingin dibeli, Novrida ingin membeli lemari yang fungsional sehingga muat banyak sedangkan Lukas lebih condong ke motif.
Akhirnya diputuskan bahwa memilih lemari sesuai keinginan Novrida, tak sampai disitu saja, mereka juga membeli rak sepatu, kosmetik.
Sebelum pergi dari toko pun Novrida kembali mengingat apa belanjaannya udah semua atau ada yang kurang, dirasa sudah cukup akhirnya mereka pulang.
Barang yang dipesan pun datangnya bersamaan dengan mereka yang tiba di apartemen, langsung saja Lukas menyuruh staff untuk memasukkan pesanannya dan sekalian ditata. Setelah selesai tak lupa Lukas memberi tip yang cukup besar.
"Ayo kita berkemas lagi, semtnagat," gumam Novrida menyemangati dirinya sendiri.
Hingga sore hari, semua barang sudah berada di tempatnya dan apartemen Lukas kembali terlihat rapi, rasa lelah dan letih yang luar biasa menyelimuti mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments