Bab 17

Dua jam lebih menikmati malam hanya berdua saja antara Boss dan bawahan, membuat Arunika sedikit lega karena dua jam yang berharga tidak digunakan untuk melayaninya. namun beberapa detik lagi hal itu akan terjadi. Ia harus bekerja ekstra sampai menjelang pagi memenuhi kebutuhan batin dari sosok pria yang bersamanya.

Pintu mobil terbuka dari luar, uluran tangan siap menyambut tangan mungil wanita dihadapannya. Arunika masih diam dalam ketakutan, bergeming memikirkan nasibnya sebentar lagi.

"Tugas kamu sudah mulai, Sayang. come on!"

"Ng ...

"Ck!" Virendra gemas sekali, kembali ia tutup pintunya dan dengan langkah cepat ia berjalan mengitari mobil. Arunika memerhatikannya dengan lekat, kening berkerut hingga kedua alis saling bertautan menatap pria itu kembali masuk ke dalam mobil.

"Ke-kenapa masuk la--

Eeeemmh!

Terlalu gemasnya Virendra kepada Arunika, hingga sebuah ide tercetus di kepalanya untuk memangsa perempuan itu dari dalam mobil. kini, tanpa permisi atau pun berkata, Virendra menyosor bibirnya mengecup milik Arunika. hingga perpagutan panas pun terjadi di dalam mobil dengan begitu liarnya

"Sss-stop!" Arunika berhasil menghindar, napasnya tersengal-sengal tidak bisa mengatur pernapasannya

"Kamu nggak mau ikut aku ke dalam, jadi kita lakukan disini." lirih Virendra, kembali membenamkan bibirnya pada belahan kenyal berwarna merah muda semanis buah cherry itu

Arunika tidak bisa lagi memberontak, pria itu menahan kedua tangannya agar tetap diam. sedangkan aktivitas panas tetap berlangsung dalam gulungan hasrat yang menggelora. Arunika pun juga tidak bisa menafikan nafsunya, turut membalas ciuman yang semakin lama terasa nikmat.

Arunika melingkarkan kedua tangannya di leher Virendra, pergulatan organ tak bertulang saling melilit dan menyesap hingga meninmbulkan bunyi cecapan. sesekali keduanya mendesah, perpagutan antar keduanya berhasil membuat mereka terbang melayang hingga ke Angkasa.

"Kita pindah ke kamar, ya?" ucap lirih Virendra dengan suara yang begitu lembut. bagaikan telah terhipnotis, Arunika mengangguk sebagai jawaban.

Keduanya turun dari mobil, Virendra kembali menggendong Arunika dan melanjutkan cumbuannya.

"Eemh! ada Bibi, nanti lihat."

"Bibi sudah tidur, kamu buka kuncinya, ya?" Virendra memberikan kunci rumah kepadanya, yang segera diangguki oleh Arunika

Pintu rumah telah terbuka, keduanya masuk dan kembali mengunci pintu. Arunika yang telah terbuai akan sentuhan Virendra dan hasrat yang telah menggulung naluri mereka, perempuan itu kembali menerima perpagutannya

"Aku akan memberikanmu indahnya surga dunia, sentuhanku akan membuatmu terbuai, Sayang." bisik Virendra

Segera melepaskan balutan benang yang menutupi tubuh keduanya, kemudian mulai melakukan pemanasan menjelajahi seluruh area tubuh polos yang terpampang indah dihadapannya. hingga pada akhirnya, penyatuan yang dinanti akan berlangsung.

Ya Tuhan ... kenapa, eeemh ... kenapa sentuhannya terasa menyenangkan? bahkan aku-nggak pernah melakukan ini sampai berulang kali. tubuhku selalu menolak kerap kali Rama ingin mengulanginya.

Apakah-oooh, apakah karena ini tuntutan pekerjaan? tapi--eeeemh, tubuhku meresponnya dengan baik.

Arunika terus bermonolog ditiap hentakkan yang berlangsung cepat dan semakin mendalam.

"Arunika?" desah Virendra

"Hmm?"

"Kamu suka?"

Arunika mengangguk sembari menggigit bibirnya, matanya pun tampak sayu menatap lekat wajah Virendra yang berada diatasnya dan sesekali ia memejamkan mata menikmati rasa ini

"Keluarkan, jangan ditahan. kita akan bersemangat kalau suara merdu mu terdengar."

Arunika merasa malu mendengarnya, pipinya merah merona oleh kalimat itu. tak dapat disangkal, ini rasanya memang sangat menyenangkan dan nalurinya ingin lebih lagi tanpa adanya kata sudah.

Virendra mengulum senyum, lalu menjatuhkan wajahnya tepat di ceruk leher Arunika. menghirup dalam aroma wangi yang menguar memasuki lubang hidungnya. terasa menenangkan bagi Virendra.

"Tuan, apa kamu pakai itu?"

"Ya, aku memakainya, tenang saja." seolah Virendra mengerti

Arunika kembali lega, meremat rambut basah pria diatasnya dan sesekali mencakar punggungnya.

"Sekarang kamu yang bekerja." sontak Virendra langsung mengubah posisi keduanya. ia dibawah dan Arunika diatas tubuhnya

"A-kenapa begini?" Arunika bingung

"Kamu yang bermain diatasku, hentakkan pinggulmu."

"Hah??" Dia semakin heran

Tak kalah herannya dengan Virendra yang juga dibuat bingung. kening pria itu berkerut menatap lugunya wajah Arunika dalam menguasai ranjangnya

"Emangnya kamu dan dia nggak pernah melakukan gaya women on top?"

"Apa itu?"

Virendra menghela napas panjang sembari memutar bola matanya. wanita ini benar-benar polos dan belum tau banyak tentang bercinta

"Posisi wanita diatas pria." jelasnya

"Oh, nggak pernah sih. memang caranya gimana?"

Astaga, sejauh apa sih hubungan mereka ini sampai dia nggak tau. tapi ada bagusnya, berarti aku yang pertama. batin Virendra

"Hei!" Arunika kembali menyadarinya

"Aku ajarkan! kamu duduk tegap disitu."

Arunika mengangguk dan menuruti instrukturnya. tapi baru saja benar-benar duduk, Arunika langsung merintih kesakitan dan ia kembali mengangkat bokongnya.

"Sakit! dalam sekali." rengeknya

Virendra hampir dibuatnya tertawa. ia hanya tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala.

"Memang seperti itu. setelahnya kamu angkat bokong lalu turunkan lagi, berulang kali."

Arunika mnyimaknya dan mencoba mengikuti arahannya secara perlahan.

"Begini?"

"Yeah! begitu! lagi, Sayang." Virendra gembira sekali, perempuan ini cepat tanggap juga ternyata. bersamaan dengan itu Virendra kembali mengeluarkan suara merdunya yang sempat terjeda karena kepolosan Arunika

"Tapi sakit."

"Sakit sedikit, lebihnya nikmat, bukan?"

~Bersambung~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!