Pagi yang cerah menghiasi langit berawan putih berkilau nan menyilaukan mata, menyambut hari baru untuk Virendra yang bersiap mengerahkan otot dan pikirannya untuk memulai pekerjaan. setelan formal berupa kemeja putih dibaluti jas hitam dan juga dasi yang senada dengan outfit luar yang dikenakan. menampikkan sosok tampan menawan yang digilai banyak wanita disekelilingnya. walaupun sedikit dingin, namun Virendra juga menonjolkan sosok hangatnya kepada siapa saja kala moodnya tengah mendukung perasaannya. dan hari ini relung hatinya tengah berperang dengan pikiran, apakah harus memulai hari dengan keceriaan ataukah kekesalan? entahlah, rasanya ingin sekali untuk menepisnya.
"Kita ke Rumah Sakit xxx dulu," titahnya kepada sang Assisten, yang langsung dituruti oleh pria itu
Mobil pun melesat dengan sempurna melewati rimbunan pohon pinus disetiap sisinya, hanya sekitar ratusan meter perjalanan melewati pinus, mobil yang ditumpangi Virendra pun telah tiba di jalan raya yang memperlihatkan hiruk pikuk padatnya kendaraan pada pagi itu
Sudah terbiasa menghadapi cobaan ini, Virendra hanya bisa bersabar walau terkadang hati manusia tetap mendongkol.
"Lewat sana saja, lebih cepat!" Virendra menunjuk jalan lain, jalan pintas agar perjalanannya lebih cepat ditempuh
"Baik, Tuan." turut sang Assisten yang lebih tua darinya beberapa tahun
Beberapa menit kemudian Virendra telah tiba di depan Rumah Sakit yang sedang ditempati Arunika dalam merawat suaminya. Virendra merogoh ponsel dengan sigap lalu mencari aplikasi penghubung yang banyak digunakan oleh pengguna ponsel pintar.
[Kebawahlah, saya didepan.] lalu tombol kirim ia tekan
Arunika yang sedang berada di Taman bersama suaminya, menikmati suasana pagi yang begitu segar dan udaranya nan bersih belum tercemar, terkesiap kala merasakan sesuatu bergetar di area pahanya. Ia menjeda sejenak obrolan bersama Rama, segera ia rogoh ponsel pintar lusuh miliknya untuk memeriksa siapakah seseorang yang menghubunginya
"Siapa?" tanya Rama
Arunika mengernyitkan dahinya sembari menggeleng menatap sekilas Rama, ia bingung ada kontak bernama 'Milikmu' di aplikasi WhatsApp
"Aku balas dulu." ucapnya pada Rama
[Kamu siapa?] balas Arunika
Tak menunggu lama pesannya pun dibalas oleh seseorang yang tidak jelas baginya.
[Bossmu, Virendra! buruan ke depan, saya ingin bertemu! dalam hitungan sepuluh kau harus tiba disini.] titahnya
Arunika membelalak, jelas ia kaget bagaimana bisa Virendra ada di kontak ponselnya. dan lagi--kapan pula pria itu dengan lancang sekali memeriksa barang privasi miliknya. sungguh--Arunika benar-benar kesal kepada pria itu.
"Ada apa? kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Rama, pandangan pria itu tidak pernah lepas memerhatikan raut wajah Arunika
"Teman kerjaku kemari, Yang. kamu bisa tunggu disini sebentar, kan? jangan banyak bergerak dan tetaplah duduk, oke? aku ke depan sebentar." pamitnya, yang segera meninggalkan pria itu
Virendra mengetuk-ngetuk pahanya sembari memandang stopwatch yang ia setel untuk menghitung waktu wanita itu tiba. sesekali Virendra menoleh keluar memerhatikan pintu masuk Gedung ini, berharap Arunika segera muncul ke peradaban
Virendra tertegun melihat sosok yang ia cari telah muncul dengan langkah cepat terbirit-birit sembari mengedarkan pandangan mencari letak posisinya.
Virendra menurunkan kaca jendela pada pintu mobil, kemudian ia melambaikan tangan sembari memanggil nama Arunika.
"Hei! Arunika!" teriaknya, tepat sasaran tanpa memanggil berulang kali, sosok itu melihat keberadaannya dan segera datang mendekatinya
"Ada apa kemari?" tanya Arunika dengan nafas ngos-ngosan. pintu mobil terbuka dan Arunika terhenyak kaget kala tangannya diraih lalu ditarik ke depan hingga tubuhnya terhuyung masuk ke dalam jok belakang yang ditempati oleh Bossnya ini
"Aaakh--
Cup!
Bibir itu menyumpal mulutnya secara mendadak, membuat Arunika terbelalak karna ulahnya. detak jantungnya saat ini terasa tidak normal lagi, terus saja berdetak kencang bagai tersambar oleh sesuatu. ya, dirinya tersambar oleh sengatan nikmat yang langsung menyelisik aliran darahnya. Arunika mengedipkan kedua matanya berulang kali, ia berusaha menyadarkan diri dari ulah nakal Bossnya sendiri. ingin menarik kembali kepalanya, namun terlambat sudah. Virendra terus menekan hingga cumbuan ini semakin intens dirasa.
Arunika berusaha untuk melepaskan diri, bahkan ia meronta-ronta dan mendorong dada kekar milik si pencuri ciumannya. tapi apalah daya, posisinya kini sudah salah ditambah lagi kekuatannya yang tidak sepadan dengan pria
Dengan terpaksa Arunika menaikkan kedua kakinya masuk ke dalam mobil, setelahnya ia menggapai pintu lalu menutupnya dengan sangat keras. seolah menandakan dirinya tengah kesal dan sangat marah
"Eeeemh ... stop!" dengan liciknya Arunika mencubit lengan Virendra, membuat perpagutan mereka terlepas dan meninggalkan bekas basah pada permukaan bibir keduanya.
"Uuuh, sakit!" Virendra merintih kesakitan, ia usap-usap lengannya yang memerah
"Rasain! kurang ajar!" sembur Arunika, segera ia membuka lagi pintu disisinya, namun terhenti tatkala Virendra berusaha menahannya. ada baiknya rasa perih bekas cubitan ini ia tepiskan dulu demi misinya menemui wanita ini
"Tunggu!" sergah Virendra
Terdengar embusan napas kasar yang keluar dari hidung Arunika, perempuan itu melengos ke arah lain, hingga ia terbelalak melihat seorang sopir tengah duduk di belakang kemudi.
Arunika mendelik. "Ya ampun, ada orang ternyata," gumamnya. kemudian lirikan matanya kembali beralih menatap Virendra.
Plak!
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments