Bab 16

"Ku rasa kamu ingin ke sesuatu tempat? katakan saja, sebelum kita pulang."

"Hmmm, aku pengen makan mie ayam, boleh?" tanyanya

"Tentu saja. tunjukkan aku di mana tempat favoritmu, ya?" Virendra merasa gemas, mengacak-acak rambut yang tertata rapi ini dengan seenaknya saja. membuat Arunika mendesis sebal dan sempat menjauhkan tangan itu dari kepalanya.

Virendra tergelak melihat reaksi perempuan ini, tangannya pun berpindah merangkul pundaknya.

"Kita seperti sepasang kekasih kalau tangan kamu merangkulku." Arunika menoleh menatap tangan kekar ini dipundaknya

"Oh, maaf." refleks Virendra melepaskannya dan menciptakan jarak diantara mereka

Tapi rasanya nyaman. batin Arunika, segera ia menggelengkan kepala mengusir perasaan bodoh yang seharusnya tidak boleh ia alami

Mobil sport milik Virendra melenggang pergi menerobos jalanan raya yang cukup ramai di sekitar kawasan Pantai Ancol itu. gemerlap malam tak pernah surut seiring meningkatnya waktu. tak kenal lengang dan selalu dipadati oleh banyaknya kendaraan. mungkin saja karena Kota metropolitan, dimana--Kota yang tidak pernah tidur dan selalu disibukkan dengan berbagai kegiatan baik siang maupun malam. siang adalah aktifitasnya dalam mengais rejeki dan ilmu, sedangkan malam adalah kegiatan merilekskan tubuh dari lelahnya aktifitas seharian, ada pula berkumpul dengan sanak keluarga, teman hingga kekasih.

Keadaan didalam mobil terasa hening, Arunika yang asyik dengan pemandangan diluar, sedangkan Virendra fokus pada menyetir dan sesekali melirik Arunika yang hanya diam tanpa sepatah kata.

Virendra mencoba mengusir suasana hening, mencoba memberi kenyamanan dengan kehangatan berupa menyetel musik

"Kamu suka dengarin lagu, nggak?" tanya Virendra

Arunika menoleh. "Suka. lagu hindi, dong?" pintanya

"India? Bollywood?" tanya Virendra, dan Arunika mengganggukkan kepalanya

"Oke."

"Sountrack film Mujhse dosti karoge, ya?"

"Hmm, kamu suka sama filmnya?" tanya Virendra

"Suka banget. kisah cinta segitiga antara Raj, Tina dan Puja. mereka terjebak pada situasi yang salah dari kesalahpahaman. Raj mengira teman chattingannya adalah Tina, malah menyukainya. padahal sebenarnya si Puja, sampai suatu hari dia sadar Puja lah teman semasa kecil yang mengetahui segalanya tentang dirinya. dan dari situlah kerumitan terjadi hingga endingnya cinta akan pulang dimana hati itu menaruh perasaannya ditempat yang sesungguhnya."

Virendra menyimaknya dalam diam

"Jika saja kalau kamu menjadi Raj, suatu hari kamu tau siapakah sosok Puja yang bersamamu sejak kecil, tapi kamu telah bersama orang lain yang bernama Tina tadi, bagaimana? apa kamu tetap bersama orang yang kamu kira teman kecilmu, atau memilih pindah ke seseorang yang sesungguhnya?" tanya Virendra

"Hhh ... pertanyaan konyol apa itu?" Arunika tergelak

"Jawab aja, kamu pilih yang mana?"

"Yang jelas bersama seseorang yang membuatku nyaman. tapi aku udah bersuami, sudah jelas aku memilih suamiku." jawab Arunika

Virendra mengangguk paham setelah mendapatkan jawabannya

"Pelankan mobilnya! tempatnya disitu." Arunika menunjuk sebuah warung bakso yang terletak disebuah ruko, tepatnya ditepi jalan

"Baiklah, kita parkir dulu." Virendra mulai memarkirkan mobilnya setibanya mereka di depan warung favorit Arunika

Arunika biasa datang kesana bersama suaminya, acap kali jika mereka ingin menghabiskan waktu berdua dengan menelusuri jalanan Ibukota. mencari angin dan menikmati makanan ekonomis seperti bakso, sate, dan lain sebagainya. selain murah, juga sangat lezat. terkadang Arunika bisa langsung jatuh cinta bila menghirup aroma makanan yang menguar bebas terbawa udara.

Arunika memerhatikan pria dihadapannya yang tampak enteng tanpa ada rasa jijik berada ditempat yang bukanlah teritorial orang kalangan atas. pria ini bersikap biasa saja dan terlihat sudah biasa membaurkan diri dengan suasana di sekitarnya. merasa sedang diperhatikan, Virendra pun menoleh menatap Arunika yang terus menatapnya

"Aku tau kok, aku tampan, jadi jangan sampai segitunya menatapku." ledeknya dengan wajah penuh bangga

"Ck! apaan!" decak Arunika

"Hati-hati ... ada suami yang menantimu pulang, lho."

"Jangan kepedean deh, Tuan. aku itu merasa heran aja, kamu nggak risih ada disini. biasanya orang kayak kamu levelnya ke Restorant, Kafe, gitu loh!" jelas Arunika

Virendra hanya mengulum senyum. "Jangan lihat dari covernya. bagiku, yang penting tempatnya bersih dan nyaman, makanannya pun enak, sesuai sama lidah orang Indonesia." ucapnya

"Oh, begitu." Arunika mengangguk paham, hingga pesanan keduanya pun tiba, yang disambut antusias oleh perempuan cantik ini

Dia senang sekali, batin Virendra sembari mengulum senyum tipis di bibirnya

"Wah, udah beda orang aja, Neng! suaminya mana?" tanya pegawai Bakso

"Lagi pergi sama kawannya, Mas. ini sahabatku waktu sekolah dulu, baru pulang dari Amrik. biasalah, kita reunian." jawab Arunika dengan begitu yakinnya. padahal ia tidak menyangka akan pertanyaan ini, tapi tiba-tiba saja mulutnya menjawab seperti itu.

Menyadari hal ini, sedikitnya Arunika merasa lega karena alasannya terdengar masuk akal. begitu pula dengan Virendra yang sempat shock mendapat pertanyaan itu dan ia tertegun akan jawaban yang diberikan oleh Arunika

"Oh, hehehe ... maaf banget malah nanya beginian." pria itu merasa tidak enak hati

"Biasa aja kali." Arunika terkekeh, sekedar merilekskan suasana yang kaku

Arunika menatap kepergian pegawai itu dalam tatapan yang tak bisa diartikan. ia mengedarkan pandangan ke sekitar, kemudian beralih pada Virendra

"Gawat! seharusnya aku nggak bawa kamu kesini. untung aja aku bisa bohong, padahal sebenarnya aku nggak bisa." bisik Arunika

"Yasudah, ayo kita makan." ajak Virendra, Arunika mengangguk mengiyakan

~Bersambung~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!