Menjauh

Tin..tin…

Terdengar bunyi klaskon dari motor Rafa yang membuat Khanaya menoleh ke sumber suara.

“Lagi nunggu angkot atau jemputan Nay..?’’ tanya Rafa

“Jemputan kak, sebentar lagi juga sampai kok..” balas Khanaya

“Boleh kakak temenin buat nunggu..???” sambil turun dari motor nya

“Gak perlu kak, gak enak di lihat yang lain, nanti malah jadi fitnah..” balas Khanaya

“Kakak kan udah pernah jelasin ke mereka semua..”

“Hal buruk itu lebih mudah di cerna kan ketimbang hal baik, kadang apa yang baik menurut kita belum tentu baik di mata yang lain..” balas Khanaya

“Nay, kamu menghindari kakak ya??’’ tanya Rafa

‘’Perasaan kak Rafa aja, oh ya itu ayah udah datang..”

Ayah pun menepikan motor nya di dekat mereka duduk, Rafa berdiri menyalami Ayah, begitupun Khanaya

“loh kok Cuma berdua, yang lain mana..??’’ tanya Ayah

“udah pulang yah, ayah tuh yang lama jemputnya’’ balas Khanaya

‘’bocor tadi Nay ban motor nya, pas di warung juga lagi ramai..”

“ya udah kita pulang ya..’’ balas Khanaya sembari duduk di atas motor

‘’Nay sama ayah duluan kak..” ujar Khanaya

“Iya nak rafa, kami duluan..” pamit Ayah Khanaya

“ iya yah, hati-hati…” balas Rafa, ada rasa kecewa, tapi dia juga tidak bisa banyak bertanya. Entah Rafa yang tak sadar atau dia yang memang tak ingin sadar.

.......

Khanaya sedang membantu Ibu di kebun.. memetik sawi yang sudah bisa di panen, Ibu juga dulu dari jurusan pertanian, jadi wajar jika ada lahan yang tak terpakai walau kecil, langsung jadi tempat ibu bercocok tanam.

“Nay, kamu akrab banget ya sama nak Rafa..??’’ tanya Ibu

“Gak juga bu, kebetulan Riana itu adik angkat nya kak Rafa”

‘’Ibu cukup salut deh sama nak Rafa, padahal kan dia anak dari salah satu orang yang cukup terpandang di kota kita ini, tapi sangat santun, oh ya waktu kamu ke rumah pak Budi kamu ketemu gak…??”

“Pak Budi..???” tanya Khanaya heran

“Iya pak Budi Handoko loh Nay, salah satu anggota dewan, dia pernah pesan makanan dari warung kita, jika ibu lihat nak Rafa sama seperti pak budi, sangat santun..’’ jawab Ibu

“Naya malah baru tahu bu, orang tua kak Rafa ibu orang berpengaruh di kota kita, ya kalau dilihat dari rumah nya memang berbeda sama kita bu, tapi soal siapa mereka Naya gak berani tanya-tanya” Balas Khanaya sambil memasukan sawi ke dalam keranjang

“Kamu jumpa gak sama pak budi dan istri pas kerumah mereka..??’’

‘’Ehmmm… gak bu, kami semua di luar” jawab Khanaya, dia memang tidak berjumpa hanya melihat, apa yang dia lihat cukup membuat hati nya teriris.

Tapi tidak mungkin dia menceritakan itu semua kepada sang ibu.

“ Teh Naya, ada telfon nich dari kak Riana..” panggil Artika dari dalam rumah

Khanaya pun berlari menuju rumah, sudah ada Artika yang berdiri di depan pintu sembari menyodorkan Handphone Khanaya

‘’ Assalamualaikum Na.. ‘’ salah Khanaya

“Naya Sore ini kita jemput ya, ke rumah kak Rafa, Om budi dan tante ngundang teman-teman kak Rafa, sekalian ada santunan anak yatim,,,’’

“Salam Naya belum kamu balas rianaaa…”

“Eh iya kebablasan,,, Wassalamualaikum Naya…, kita jemput ya’’

‘’ gak bisa dech, Naya mau ke warung bantu Ayah, kamu aja dech, salam aja buat kak Rafa dan keluarga…’’ balas Khanaya, ada rasa trauma jika harus ke rumah mewah itu lagi

‘’ayo lah Nay… mana asik gak ada dirimu..’’ bujuk Riana

‘’Gak bisa Na..maaf ya..’’

‘’Jangan bilang ini soal kejadian malam itu, atau soal ucapan kak Rafa di parkiran..?’’ tanya Riana

‘’dua-dua nya’’ jawab Khanaya tapi hanya di dalam hati

‘’pokok nya aku jemput, gak ada penolakan…nanti aku jemput jam empat sore.. Assalamuallaikum’’ ujar riana tak ingin ada penolakan dan langsung mematikan sambungan telfon nya.

Dan Khanaya hanya bisa membuang napas nya kasar.

…..

Hampir jam tiga Khanaya sudah berada di warung makan sang Ayah, membantu sang ayah di bagian kasir, sesekali membantu membuat minuman untuk pelanggan.

Khanaya tidak cerita ke Ayah dan Ibu soal Riana akan menjemputnya, karna dia memang tidak berniat untuk datang.

Saat adzan ashar berkumandang, Khanaya pun menuju ruangan kecil yang sudah tersedia untuk sholat di warung sang ayah.

Tidak besar tapi cukup bersih dan rapi. Saat Khanaya sholat ashar, Riana dan Rafa sudah berada di warung, bertanya ke ayah tentang Khanaya.

‘’Lagi sholat sepertinya, tapi kalau mau pergi kenapa Khanaya gak ada cerita ya..??’’ jawab Ayah dengan heran

‘’lupa mungkin yah..’’ balas Riana, padahal dia tahu Khanaya memang tidak ingin ikut serta.

Riana dan Rafa menunggu di meja pengunjung dan saat Khanaya sudah Kembali, Riana langsung menghampiri nya.

‘’ayyook…’’ ajak Riana dan itu membuat Khanaya kaget

‘’Pergilah, nak Rafa dan Riana udah cerita ke ayah soal rencana kalian, di warung bisa ayah handle kok…’’ ujar sang ayah sambil mengelus kepala Khanaya

Ingin menolak titah sang ayah, tapi jika di tolak, ayah pasti akan bertanya ada apa dengan nya.

Khanaya pun berpamitan dengan sang ayah, tampa aba-aba langsung masuk ke kursi penumpang, dia tak mau ada pemaksaan untuk duduk di kursi depan. Riana dan Rafa pun tak berkomentar, sepanjang perjalanan pun mereka banyak diam.

🍃🍃🍃🍃

Ingat Jangan lupa dukungan nya ya...🥰

Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah --Al-Qur'an

Terpopuler

Comments

Nabila

Nabila

cerita anak sekolah,sederhana dlm lingkungan sekolah maupun keluarga.asik thor
💪💪💪💪💪

2022-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ajakan Pertama
3 sikap dingin Rafa
4 Kunjungan pertama
5 Sulit di artikan
6 perhatikan Bayu
7 Acara perpisahan
8 Sikap Mama Rafa
9 penantian sia-sia
10 Rasa Kecewa Khanaya
11 Penjelas Bayu
12 Sebatas Adik
13 Luka tak berdarah
14 Berusaha Biasa
15 Menjauh
16 Ingin menghilang
17 Permintaan Maaf
18 Satu buku dua tangan
19 Ke kebun
20 Keputusan Khanaya
21 Merasa lebih Happy
22 Acara Tujuh Belasan
23 Biarkan seperti air mengalir
24 Malam Perpisahan
25 Berwisata "Ulu Kasok"
26 Sisa Rasa
27 Mohon doa nya
28 Permintaan Khanaya
29 Malam Perpisahan
30 Matkul perdana
31 Wanita itu Strong
32 Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33 Teringat Kejadian Lalu
34 Pulang
35 Melihat nya lagi
36 Akhirnya Wisuda
37 Hari Pertama
38 Menjadi sekretaris dadakan
39 Pertemuan awal
40 Wanita ini
41 Suasana Mencekam
42 Salah ngomong nich!
43 Pak Arga masih Jomblo
44 Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45 Bak Genderang mau Perang
46 Masih sekedar Rasa Kagum
47 Menuju kota B
48 Bertemu Bayu
49 Kejadian tak Terduga
50 Belajar di layani sama istri
51 Mau tahu apa mau tahu banget?
52 Sebelum Senyum itu Bayar
53 Izin dengan Ayah
54 Kita Jadi Baygon
55 Satu Payung
56 Kriteria calon suami
57 Kamulah Wanita Itu
58 Permainan Kejujuran
59 Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60 Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61 Kalau bisa langsung ke KUA
62 Bagai di Sambar petir
63 Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64 Jawaban untuk Bayu
65 Dia mas Arga, calon suami Naya
66 Di Khitbah
67 Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68 Surat Ar-Rahman
69 Satu Kamar
70 Bos nyuci piring
71 Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72 Ke Butik
73 Kemarahan Arga
74 Berebut kamar mandi
75 Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76 Mama Gak Lihat Kok!
77 Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78 Artika kena Jewer
79 Pindah ke Apartemen
80 Mulut Netizen
81 Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82 Menggoda sang istri
83 Menjadi Putri
84 Promosi - Pernikahan Semalam
85 Menyebar Undangan
86 Manja Mode Terpejam
87 Enggan untuk beranjak
88 Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89 Saya lah Suami itu
90 Saran gue di kunci, biar lebih aman
91 Moments Berbagi Kebahagiaan
92 Akhir yang Heboh
93 Jadi rebutan
94 Nanti di kasih Stempel
95 Meninggalkan sang Istri
96 Kabar dari Gani
97 Arga Siuman
98 Amplop Putih
99 Keromantisan mereka
100 Bayu berkunjung
101 kebiasaan baru
102 My Wife is My Secretary
103 Kesempatan dari Khanaya
104 Bumil ngambek
105 Rumah Impian
106 Suasana Rumah Baru
107 Baby Boy
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Ajakan Pertama
3
sikap dingin Rafa
4
Kunjungan pertama
5
Sulit di artikan
6
perhatikan Bayu
7
Acara perpisahan
8
Sikap Mama Rafa
9
penantian sia-sia
10
Rasa Kecewa Khanaya
11
Penjelas Bayu
12
Sebatas Adik
13
Luka tak berdarah
14
Berusaha Biasa
15
Menjauh
16
Ingin menghilang
17
Permintaan Maaf
18
Satu buku dua tangan
19
Ke kebun
20
Keputusan Khanaya
21
Merasa lebih Happy
22
Acara Tujuh Belasan
23
Biarkan seperti air mengalir
24
Malam Perpisahan
25
Berwisata "Ulu Kasok"
26
Sisa Rasa
27
Mohon doa nya
28
Permintaan Khanaya
29
Malam Perpisahan
30
Matkul perdana
31
Wanita itu Strong
32
Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33
Teringat Kejadian Lalu
34
Pulang
35
Melihat nya lagi
36
Akhirnya Wisuda
37
Hari Pertama
38
Menjadi sekretaris dadakan
39
Pertemuan awal
40
Wanita ini
41
Suasana Mencekam
42
Salah ngomong nich!
43
Pak Arga masih Jomblo
44
Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45
Bak Genderang mau Perang
46
Masih sekedar Rasa Kagum
47
Menuju kota B
48
Bertemu Bayu
49
Kejadian tak Terduga
50
Belajar di layani sama istri
51
Mau tahu apa mau tahu banget?
52
Sebelum Senyum itu Bayar
53
Izin dengan Ayah
54
Kita Jadi Baygon
55
Satu Payung
56
Kriteria calon suami
57
Kamulah Wanita Itu
58
Permainan Kejujuran
59
Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60
Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61
Kalau bisa langsung ke KUA
62
Bagai di Sambar petir
63
Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64
Jawaban untuk Bayu
65
Dia mas Arga, calon suami Naya
66
Di Khitbah
67
Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68
Surat Ar-Rahman
69
Satu Kamar
70
Bos nyuci piring
71
Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72
Ke Butik
73
Kemarahan Arga
74
Berebut kamar mandi
75
Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76
Mama Gak Lihat Kok!
77
Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78
Artika kena Jewer
79
Pindah ke Apartemen
80
Mulut Netizen
81
Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82
Menggoda sang istri
83
Menjadi Putri
84
Promosi - Pernikahan Semalam
85
Menyebar Undangan
86
Manja Mode Terpejam
87
Enggan untuk beranjak
88
Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89
Saya lah Suami itu
90
Saran gue di kunci, biar lebih aman
91
Moments Berbagi Kebahagiaan
92
Akhir yang Heboh
93
Jadi rebutan
94
Nanti di kasih Stempel
95
Meninggalkan sang Istri
96
Kabar dari Gani
97
Arga Siuman
98
Amplop Putih
99
Keromantisan mereka
100
Bayu berkunjung
101
kebiasaan baru
102
My Wife is My Secretary
103
Kesempatan dari Khanaya
104
Bumil ngambek
105
Rumah Impian
106
Suasana Rumah Baru
107
Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!