Sesampainya di Rumah Rafa, Khanaya dan Riana langsung di minta bergabung dengan yang lain oleh Rafa.
Sedangkan Rafa akan masuk kerumah dulu untuk menaruh kunci mobil..
"Kalian langsung gabung sama yang lain aja, kakak mau naruh kunci dulu"
Mereka pun menurut saja.
Cukup lama Khanaya dan Riana bergabung dengan yang lain, tapi Rafa belum ada tanda-tanda keluar.
"Nay...temenin ke dalam yuk... mau ambil sambal" sambil menarik tangan Khanaya
"emang gak papa??"
"enggak... disini tuh dah biasa, udah hayuuuk"
Mereka pun menuju kediaman Rafa... dan tujuan mereka adalah dapur. Dan di saat mereka sampai di dapur tampa sengaja mendengar pembicaraan Rafa dan sang Mama.
"Emang siapa sich gadis itu sampai harus di jemput???pakai mobil lagi???" tanya Mama dengan nada tidak suka.
"Ma...Dia teman Rafa dan juga teman Riana"
"Tapikan gak harus di jemput segala.. yang lain juga datang sendiri-sendiri"
"Ma... dalam keluarga Khanaya berbeda dengan keluarga temen-teman Rafa yang lain, mereka saat menjunjung syariat... Khanaya tidak bisa pergi tampa di temani mahram nya"
"itu kan urusan mereka Rafa...kenapa harus melibatkan kamu, pokok nya mama gak suka,"
"Ma... jika seperti itu berarti dia gadis yang sangat menjaga diri" sahut sang Papa
"Terserah Papa dan Rafa...pokok nya mama gak suka"
"Pa... Mama tu kelewatan gak sich??" tanya Rafa ke sang Papa
"Sudah... percuma berdebat dengan mama kamu... mendingan kamu gabung dengan yang lain.
Rafa pun memilih menuruti titah Papa nya.. karna memang percuma berdebat dengan sang Mama.
Sikap Papa dan Mama memang sangat bertolak belakang.
Mendengar semua itu membuat ekspresi Khanaya pun menjadi sendu.
Riana yang faham pun menarik Khanaya keluar sambil membawa sambal.
"jangan di masukan ke hati.. tante memang gitu orang nya" ujar Riana
Khanaya hanya mampu tersenyum kecut.
Saat yang lain asik dengan panggangan masing-masing dan ada juga yang bermain gitar.
Khanaya memilih duduk di salah satu bangku panjang yang ada.
Tatapan mata nya melihat setiap sudut rumah Rafa.
"Sungguh dunia yang berbeda" batin nya
"cantik-cantik gak baik melamun loh" sapa sesosok pria tinggi putih dari arah belakang Khanaya
Khanaya pun berbalik badan untuk melihat pemilik suara tersebut
"Bayu..."
"Kok sendirian?? gak baik loh sendirian.." sambil menyodorkan beberapa sosis bakar
"Yang gak baik itu kalau kalian berduaan" sahut Riana yang tiba-tiba nongol dan menepuk pundak Bayu
"hehe...bisa aja lo Na..." balas Bayu sambil menggaruk tengkuk nya
"Udah yuk gabung ke sana... lagian kamu ngapain coba termenung di sini, kita itu kesini buat kumpul bareng-bareng... bukan buat termenung" oceh Riana
"hmmm....kayak nya aku pulang aja ya... anterin ya Na"pinta Khanaya sambil menggoyangkan tangan Riana
"WHAT???? acara baru aja mau di mulai Nay... gak... gak, lagian kan tadi Kak Rafa yang pamit sama Ayah....apa kata Ayah nanti???"
"tapi Na..."
"NO....ayo ikut kesana, pasti gara-gara tadi kan?? udah aku bilang, tante itu memang gitu... jangan di masukin ke hati"
Bayu yang mendengar perkataan Riana mengerutkan dahi nya..
"Emang ada apa tadi???" tanya Bayu
"Udah gak usah... ya udah ayo kesana" Ucap Khanaya sembari bangkit, Khanaya tidak mau membahas apa yang terjadi tadi
Riana dan Bayu pun mengikuti Khanaya.
Sesekali Bayu menyenggol kan pundak nya ke pundak Riana,,sebagai kode menanyakan apa sebenar nya yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments