Ke kebun

"menurutku Bayu pas gantiin posisi ketua Osis..’’ usul salah satu dari anggota Osis

‘’Yang lain aja, gue gak bisa kayak nya..’’ Balas Bayu

Rafa yang mendengar usul beberapa anggota nya masih terdiam, bukan soal posisi, tapi ada rasa yang sulit dia ungkapkan.

‘’Naya, gimana menurut kamu, kamu kan dan Bayu udah sering satu grup setiap ada kegiatan..??’’ tanya Mustofa sebagai wakil Osis

‘’Sejauh yang Naya tahu Bayu aktif, dan juga kreatif dan bisa di andalkan, tapi itu Kembali ke keputusan bersama soal kandidat yang pas itu siapa..’’ balas Khanaya

‘’Gimana Raf..??’’ tanya Haikal

‘’Kenapa tanya ke gue, kalau gue terserah, setelah posisi nya kita serahkan, kita gak bisa ikut campur..’’ balas Rafa

‘’kalau menurut Naya, para anggota yang menjabat saat ini tetap lah berhak terlibat, hanya mungkin tidak bisa seaktif biasanya, karna bagaimanpun kita yang ada disini masih satu organisasi, untuk kakak kakak semua gak bisa lepas tangan, terkecuali setelah pergantian tahun’’ Ujar Khanaya panjang lebar

‘’Iya Raf, bener tuh kata Naya, lo dan Tofa gak bisa lepas tangan sepenuh nya, mereka tetap bisa minta saran dari kalian…’’ Balas salah satu anggota osis lain

Dengan hasil musyawarah bersma Bayu lah yang menggantikan Rafa dan Khanaya sebagai wakil, entah kenapa hati Rafa seakan panas, karna jelas mereka akan sering berinteraksi untuk urusan Osis.

Selesai rapat, Khanaya langsung menuju parkiran, menuju di mana motor nya terparkir.

‘’Nay tunggu,..’’ panggil Riana

‘’Besok sore kita ada jadwal ke kebun untuk meninjau perkembangan bibi semangka yang pekan lalu kita semi..’’ tambah Riana

‘’oh iya, kelompok kita ya yang tugas besok..’’ balas Khanaya

‘’aku jemput ya, kita berangkat bareng, kan besok sekolah libur.. kita sore langsung ke kebun aja..’’ ujar Riana

‘’oh ya udah gimana bagus nya aja, aku manut aja..pulang sama siapa..??’’

‘’sama kak Rafa..’’ balas Riana

‘’oh ya udah aku duluan ya, keburu sore..’’

‘’ok, hati-hati…’’ balas Riana

…..

Seperti yang di agendakan, untuk sabtu *** di SMK libur, lebih ke praktek lapangan. Bahkan saat ini anak kelas 11 mulai di sibukan untuk urusan Prakerin ( Praktek Kerja Industri) dimana mereka harusn mancari tempat yang bisa mereka jadikan tempat untuk prakerin.

Khanaya sudah di depan teras rumah menunggu kedatangan Riana, karna mereka harus ke kebun, untuk memeriksa hasil bercocok tanam mereka

‘’udah pakai sunscreen belum teh, nanti hitam loh..’’ ledek Artika

‘’gak apa ,selama hitam manis, bukan hitam kopi kayak kesukaan ayah, pahit’’ balas Khanaya sambil terkekeh

Tin..Tin…

Terdengar suara klakson mobil, dan itu mobil Rafa

‘’Nay, ayuuk..’’ panggil Riana masih di dalam mobil dengan kaca terbuka, Khanaya pun menghampiri mereka

‘’Loh kok pakai mobil..??’’ tanya Khanaya

‘’Motor aku bocor Nay, jadi tadi pas mau nelfon kamu ada kak Rafa lewat… minta antar dech..’’ jujur Riana

‘’kalian duluan aja, Nay naik motor aja..’’ balas Khanaya

‘’Nay, kita bisa kesorean loh, tuh juga agak mendung…’’ Ujar Riana

‘’Kamu duduk di kursi belakang, aku jamin kamu gak perlu duduk di kursi depan..pliis Nay…’’

Berat, tapi mau tidak mau, Khanaya pun masuk ke dalam mobil.

Jarak pekebunan dan sekolah selisih 10 sampai 15 menit, jadi lebih jauh dari lokasi sekolah, suasa di dalam mobil seperti tak berpenghuni

Sesampainya di kebun, Khanaya pun langung menuju lokasi cocok tanam, kebun lumayan ramai, karna banyak kelompok pelajar juga yang sedang praktek di kebun, kegiatan dikebun ini lengkap, bahkan mencagkul pun mereka kerjakan, baik laki-laki maupun perempuan. Nama nya juga jurusan pertanian.

Untuk Prakerin ada yang memilih di perkebunan sekolah, ada juga yang memilih di luar sekolah, Khanaya memilih di perkebunan sekolah, selain biasa prakerin lebih ringan, dia juga tidak di repotkan uang kos atau uang makan selama prakerin berjalan di luar daerah.

Memilah bibit yang akan di pindah ke polibag, tangan berlumuran tanah itu hal biasa untuk mereka semua yang ada di jurusan pertanian, atau Agroteknologi.

‘’Nay pekan depan ada acara..??’’ tanya Rafa tiba-tiba dan ikut berkutak katik di tanah hitam, memasukan tanah ke dalam polibag

‘’belum tahu kak, ada apa..??’’ balas Khanaya

‘’Kami mau jalan-jalan, kamu ikut ya…’’ ajak Rafa

‘’hmm,,, kayak nya gak lah kak, Naya lebih baik bantu Ayah..’’ tolak khanaya dengan lembut

‘’Nay, soal kejadian di rumah bisa kan kamu lupakan, kak Rafa tahu kamu pasti sakit hati dan kecewa Nay, tapi….’’

‘’Maaf kak, bukan soal kejadian di rumah, tapi Naya memang gak bisa, Naya gak mau ada salah paham..’’ potong Khanaya

‘’Kita buat semua nya menjadi gak salah paham lagi..’’ balas Rafa

‘’Maksud kak Rafa apa….???’’ Tanya Khanaya kali ini sembari menatap wajah Rafa sekilas, Rafa meletakan skop yang dia gunakan untuk menyendok tanah.

‘’Nay, kak Rafa sadar ini mungkin terlambat, tapi Nay, kakak gak ada niat sama sekali untuk menyakiti kamu Nay, Kakak punya trauma menjalin hubungan dengan Wanita lebih dari teman, karna itu kakak memilih diam, memilih memberitahu ke mereka, kita seperti adik kakak, tapi nyatanya perasaan itu…’’

Belum selesai Rafa dengan kata-kata nya, Khanaya berdiri dari posisi duduk nya, menuju wastafel, lalu mencuci tangan nya, Rafa kaget dan ikut mengikuti langkah Khanaya

🍃🍃🍃🍃

Lanjut…???

Sebelum lanjut ingat jangan lupa tinggalkan jejak dukungannya ya. Apapun bentuk nya akan di terima, Like, vote, gift dan komen nya.

Yang belum meninggalkan jejak dukungan nya, semoga dilembutkan hati nya.. Aamiin

Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah –Al’Quran

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

kenapa ngak jujur dari awal aja Rafa kalau sudah begini kan jadi repot sendiri kamu Rafa karena Khanaya mulai menjaga jarak dari kamu

2022-08-19

1

Ellysa

Ellysa

pasti lanjut dong

2022-08-14

0

herni

herni

lanjuuut

2022-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ajakan Pertama
3 sikap dingin Rafa
4 Kunjungan pertama
5 Sulit di artikan
6 perhatikan Bayu
7 Acara perpisahan
8 Sikap Mama Rafa
9 penantian sia-sia
10 Rasa Kecewa Khanaya
11 Penjelas Bayu
12 Sebatas Adik
13 Luka tak berdarah
14 Berusaha Biasa
15 Menjauh
16 Ingin menghilang
17 Permintaan Maaf
18 Satu buku dua tangan
19 Ke kebun
20 Keputusan Khanaya
21 Merasa lebih Happy
22 Acara Tujuh Belasan
23 Biarkan seperti air mengalir
24 Malam Perpisahan
25 Berwisata "Ulu Kasok"
26 Sisa Rasa
27 Mohon doa nya
28 Permintaan Khanaya
29 Malam Perpisahan
30 Matkul perdana
31 Wanita itu Strong
32 Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33 Teringat Kejadian Lalu
34 Pulang
35 Melihat nya lagi
36 Akhirnya Wisuda
37 Hari Pertama
38 Menjadi sekretaris dadakan
39 Pertemuan awal
40 Wanita ini
41 Suasana Mencekam
42 Salah ngomong nich!
43 Pak Arga masih Jomblo
44 Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45 Bak Genderang mau Perang
46 Masih sekedar Rasa Kagum
47 Menuju kota B
48 Bertemu Bayu
49 Kejadian tak Terduga
50 Belajar di layani sama istri
51 Mau tahu apa mau tahu banget?
52 Sebelum Senyum itu Bayar
53 Izin dengan Ayah
54 Kita Jadi Baygon
55 Satu Payung
56 Kriteria calon suami
57 Kamulah Wanita Itu
58 Permainan Kejujuran
59 Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60 Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61 Kalau bisa langsung ke KUA
62 Bagai di Sambar petir
63 Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64 Jawaban untuk Bayu
65 Dia mas Arga, calon suami Naya
66 Di Khitbah
67 Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68 Surat Ar-Rahman
69 Satu Kamar
70 Bos nyuci piring
71 Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72 Ke Butik
73 Kemarahan Arga
74 Berebut kamar mandi
75 Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76 Mama Gak Lihat Kok!
77 Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78 Artika kena Jewer
79 Pindah ke Apartemen
80 Mulut Netizen
81 Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82 Menggoda sang istri
83 Menjadi Putri
84 Promosi - Pernikahan Semalam
85 Menyebar Undangan
86 Manja Mode Terpejam
87 Enggan untuk beranjak
88 Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89 Saya lah Suami itu
90 Saran gue di kunci, biar lebih aman
91 Moments Berbagi Kebahagiaan
92 Akhir yang Heboh
93 Jadi rebutan
94 Nanti di kasih Stempel
95 Meninggalkan sang Istri
96 Kabar dari Gani
97 Arga Siuman
98 Amplop Putih
99 Keromantisan mereka
100 Bayu berkunjung
101 kebiasaan baru
102 My Wife is My Secretary
103 Kesempatan dari Khanaya
104 Bumil ngambek
105 Rumah Impian
106 Suasana Rumah Baru
107 Baby Boy
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Ajakan Pertama
3
sikap dingin Rafa
4
Kunjungan pertama
5
Sulit di artikan
6
perhatikan Bayu
7
Acara perpisahan
8
Sikap Mama Rafa
9
penantian sia-sia
10
Rasa Kecewa Khanaya
11
Penjelas Bayu
12
Sebatas Adik
13
Luka tak berdarah
14
Berusaha Biasa
15
Menjauh
16
Ingin menghilang
17
Permintaan Maaf
18
Satu buku dua tangan
19
Ke kebun
20
Keputusan Khanaya
21
Merasa lebih Happy
22
Acara Tujuh Belasan
23
Biarkan seperti air mengalir
24
Malam Perpisahan
25
Berwisata "Ulu Kasok"
26
Sisa Rasa
27
Mohon doa nya
28
Permintaan Khanaya
29
Malam Perpisahan
30
Matkul perdana
31
Wanita itu Strong
32
Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33
Teringat Kejadian Lalu
34
Pulang
35
Melihat nya lagi
36
Akhirnya Wisuda
37
Hari Pertama
38
Menjadi sekretaris dadakan
39
Pertemuan awal
40
Wanita ini
41
Suasana Mencekam
42
Salah ngomong nich!
43
Pak Arga masih Jomblo
44
Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45
Bak Genderang mau Perang
46
Masih sekedar Rasa Kagum
47
Menuju kota B
48
Bertemu Bayu
49
Kejadian tak Terduga
50
Belajar di layani sama istri
51
Mau tahu apa mau tahu banget?
52
Sebelum Senyum itu Bayar
53
Izin dengan Ayah
54
Kita Jadi Baygon
55
Satu Payung
56
Kriteria calon suami
57
Kamulah Wanita Itu
58
Permainan Kejujuran
59
Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60
Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61
Kalau bisa langsung ke KUA
62
Bagai di Sambar petir
63
Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64
Jawaban untuk Bayu
65
Dia mas Arga, calon suami Naya
66
Di Khitbah
67
Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68
Surat Ar-Rahman
69
Satu Kamar
70
Bos nyuci piring
71
Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72
Ke Butik
73
Kemarahan Arga
74
Berebut kamar mandi
75
Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76
Mama Gak Lihat Kok!
77
Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78
Artika kena Jewer
79
Pindah ke Apartemen
80
Mulut Netizen
81
Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82
Menggoda sang istri
83
Menjadi Putri
84
Promosi - Pernikahan Semalam
85
Menyebar Undangan
86
Manja Mode Terpejam
87
Enggan untuk beranjak
88
Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89
Saya lah Suami itu
90
Saran gue di kunci, biar lebih aman
91
Moments Berbagi Kebahagiaan
92
Akhir yang Heboh
93
Jadi rebutan
94
Nanti di kasih Stempel
95
Meninggalkan sang Istri
96
Kabar dari Gani
97
Arga Siuman
98
Amplop Putih
99
Keromantisan mereka
100
Bayu berkunjung
101
kebiasaan baru
102
My Wife is My Secretary
103
Kesempatan dari Khanaya
104
Bumil ngambek
105
Rumah Impian
106
Suasana Rumah Baru
107
Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!