Sejak kejadian malam itu mereka semakin dekat dan sering terlibat kegiatan bersama.
Rafa juga sering berkunjung, dan mulai dekat dengan keluarga Khanaya.
Mereka cukup dekat, tapi tidak ada status lebih dari teman..
dan juga sering pergi bersama menghadiri berbagai acara dan kegiatan. tapi tidak berdua, Khanaya selalu berboncengan dengan teman perempuan nya.
contoh nya seperti hari ini mereka akan menghadiri Acara di kecamatan.
"Nay..." panggil Rafa, dimana Khanaya sedang menunggu jemputan
"gak bawa motor??"lanjut Rafa
"eehhh iya..."sambil menoleh ke arah suara
"gak kak... ni lagi nunggu jemputan, tadi motor nya di pakai Artika"
"kak Rafa antar yok, sekolah udah mulai sepi loh..."
Keadaan sekolah memang sudah mulai sepi, dan Khanaya belum di jemput juga.
"Maaf kak, naya gak bisa, gak baik kita kan bukan mahram dan juga gak ada temen yang lain, biar naya tunggu aja, klo memang belum datang juga, nanti naya naik angkot"
"ya udah kakak temenin sampai di jemput, Gak ada PENOLAKAN" Ucap nya penuh penekanan, karna Rafa tau Khanaya juga akan menolak
Khanaya Pasrah, merekapun duduk berdua tapi dengan jarak cukup jauh.
Terkadang Sikap perhatian Rafa membuat Khanaya bingung, dan bertanya-tanya apa arti semua ini..????
Cukup lama Khanaya nungguin Artika, HP Artika gak bisa di hubungin.
akhir nya Khanaya memutuskan untuk naik angkot. Dan yang paling tidak di duga Rafa mengikuti angkot tersebut untuk memastikan keselamatan Khanaya.
Sungguh perempuan mana yang tidak luluh hatinya dengan semua perlakuan Rafa.
tapi Rafa tidak sekalipun mengutarakan isi hati nya. yang dia ungkapkan hanya merasa nyaman dengan Khanaya, di tambah lagi khanaya seperti sosok perempuan di masa lalu nya.
Hal itulah yg selalu membuat hati Khanaya teriris. Khanaya berusaha mengendalikan perasaan nya. tapi mereka terbiasa terlibat bersama, dan Rafa selalu menunjukan perhatian nya.
tampa disadari oleh Khanaya hati nya begitu menaruh harap kepada Rafa. Walau telah berusaha mengendalikan nya.
Namun Khanaya hanya mampu diam.
itulah pilihan terbaik untuk nya saat ini.
Karna Khanaya pun tidak mau terlibat dalam kata PACARAN...
Sore hari sekitar setelah Ashar mereka telah berkumpul di halaman Kantor Camat.
Khanaya selalu menutup mata nya dengan tangan kiri nya. Karna Khanaya memang tidak bisa terkena sinar matahari secara langsung. Kepala nya bisa langsung pusing.
Rafa sangat tahu hal itu. lalu mendekati Khanaya.
"Pakai ini (sambil menyodorkan topi), biar gak terlalu silau" ucap Rafa
"gak usah kak..."
"pakaiii...., dan selalu bawa ini kemanapun, jadi klo panas, kamu nya gak pusing" Ucap Rafa memaksa
"baik lah kak, makasih" balas Khanaya sedikit canggung
"oh iya... ni minum nya,," sambil menyodorkan air minum botolan
"trus kakak???"
"nanti beli lagi, gampang..." jawab Rafa sambil meninggalkan Khanaya
Khanaya hanya mampu tersenyum melihat perhatian dan sikap Rafa
"cieee... mau dong di perhatiin" ledek Riana yang baru datang
"apaan sich" jawab Khanaya menahan malu
"Nay... satu sekolah pun faham kali... bahkan tindakan kak Rafa tadi juga jadi pusat perhatian" Ujar Riana
"hmmmmm (sambil menarik nafas panjang) entah lah Na, akupun kadang suka bingung. tapi gimanapun pacaran itu gak boleh, dan aku juga gak mau terlalu ke Ge#Er an, udah ah kenapa jadi bahas beginian, lihat tu pentas seni nyA" balas Khanaya sambil melihat Riana
"yo lah...." balas Riana
Merekapun kembali fokus dengan pentas seni yang di adakan di kecamatan.
Selesai acara sebelum magrib. merekapun langsung menuju pulang. dan kebetulan terbentur magrib di jalan mereka pun singgah sebentar di masjid untuk melaksanakan Sholat Magrib.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
hany
semangat kak....
2020-06-09
2