Permintaan Maaf

“Khanaya gak makan malam dulu…??” Ujar Mama Riana saat mereka sudah keluar dari tempat sholat

“Naya langsung pulang aja tante, udah malam juga, lagian Naya masih kenyang..’’ Balas Khanaya

‘’Kamu mau naik apa ngantar pulang Khanaya nya Na??” tanya Papa Riana

‘’Rafa yang antar om..’’ Balas Rafa tiba-tiba

‘’Om setuju, gak mungkin kan kalian berdua naik motor..” Ujar Papa Riana

‘’Naik motor aja Pa, lagian ini juga belum terlalu malam, rumah Khanaya juga gak terlalu jauh dari komplek kita'’ Balas Riana karna sangat tahu kondisi Khanaya saat ini

‘’Kak Rafa yang antar, lupa kakak yang pamit sama ayah, apa kata ayah kalau bukan kakak yang antar..??’’

Mama dan Papa Riana saling melihat, heran dengan tingkah tiga remaja ini.

‘’Khanaya naik gojek aja ya,,’’ Ujar Khanaya

“GAK…’’ balas Rafa dan Riana bersamaan

‘’Haduh kalian bertiga ini, ada apa sebenarnya, kenapa malah berdebat.. Riana apa yang terjadi, kalau kalian Gak jujur, Khanaya gak papa Izinkan pulang…’’ ujar papa Riana Tegas

Papa Riana terkenal dengan ketegasan tapi juga baik, sangat paham dengan anak-anak nya. Itu juga satu alasan kenapa rumah ini bisa menjadi rumah ke dua Rafa.

‘’Rafa gak tahu apa yang terjadi, waktu Rafa pulang beli bingkisan mereka sudah di jalan mau pulang…’’ balas Rafa

‘’Mending kak Rafa tanya aja sama Tante Mawar dan juga si Bella ular kadut itu..’’ balas Riana dan itu membuat Khanaya mencubit tangan Riana

"sakit Nay...." ujar Riana yang merasa tangan nya panas karna cubitan Khanaya

‘’Maksud nya..???” tanya Rafa bingung

“ gak ada apa-apa kok om, tante, Khanaya cuma lelah mau pulang aja..’’ Khanaya bersuara, tak ingin masalah ini panjang, tapi tidak dengan Riana, dia tidak sesabar Khanaya

‘’Udah lah Nay, kita tutupi juga percuma, kalau bukan dari kita, Kak Rafa bisa dengar dari yang lain…”

“Na udah ya.. gak usah di bahas..’’ Khanaya malu, bagaimanapun ada orang tua Riana

Riana menarik tangan Rafa, di bawa nya ke teras samping, dan disana Riana menceritakan semua nya, perasaan Khanaya udah gak karuan, dan benar saja saat Rafa dan Riana Kembali, Nampak wajah Rafa yang begitu marah

‘’Mau pulang kan,,?? Ayo masuk mobil..’’ ujar Rafa tiba-tiba sembari berlalu tampa pamit, dan orang tua Riana sangat paham akan karakter Rafa

“Naya biar di antar Rafa ya, Riana akan menemani kok, karna om tahu karakter Rafa jika sudah seperti itu, kamu gak akan bisa berkutik…’’ ujar Papa Riana dan itu membuat Khanaya pasrah

Riana dan Khanaya masuk mobil, kali ini Khanaya di kursi depan,karna Riana sudah lebih dulu masuk ke kursi belakang, di tepi jalan tiba-tiba Rafa menepikan mobil nya,

“Na..kamu turun dulu belikan kakak air mineral..’’ Titah Rafa

‘’Biar Naya aja yang beli kak..’’ Ujar Khanaya

‘’Kamu tetap di dalam Nay, kakak mau bicara…” cegah Rafa

Saat Riana keluar, Khanaya mengalihkan pandangan nya ke kaca samping, sungguh situasi yang sangatlah tidak nyaman.

“Maaf untuk sikap mama…’’ ujar Rafa tiba-tiba

‘’dua kali sudah mama nyakitin kamu Nay…’’ lanjut Rafa

‘’Gak perlu kak, lagi pula apa yang mama kak Rafa bilang memang benar, siapa sih Naya ini, Naya hanya orang dari kalangan biasa, dan apa spesial nya Naya sampai harus kakak kantar jemput.. udah ya kak gak perlu di perpanjang’’

‘’Tapi kamu memang spesial Nay…’’ Ujar Rafa dan itu membuat mata Khanaya membulat, tapi tak berani menatap Rafa, masih melihat keluar jendela

‘’Kamu itu mengingatkan kakak…’’ penuturan Rafa langsung di potong oleh Khanaya

“Mirip orang di masa lalu kak Rafa kan..? cukup kak, Naya bukan dia,,’’

‘’Bukan begitu Nay…’’

‘’kak, stop… ini terakhir kali kak Rafa antar atau jemput Nay… Nay gak mau ada yang salah paham.. Nay ini bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa juga…’’ ujar Khanaya cepat dengan melihat Rafa sekilas

‘’tapi Nay..kakak….’’ Saat Rafa akan mengucapkan sesuatu, tiba-tiba Riana masuk

‘’Nih,,,antri banget…’’ ujar Riana sambil menyodorkan air mineral

Khanaya Kembali melihat jalanan, tak mau ambil pusing, dia sudah cukup pusing dan ingin segera sampai di rumah.

Tak lama kemudian mobil Rafa sampai di depan rumah Khanaya, Khanaya pun langsung turun setelah mengucapkan terima kasih, tak ingin lama-lama.

‘’Nay…Kak Rafa akan melanjutkan kuliah di Kota M…’’ teriak Rafa dan itu berhasil menghentikan Langkah Khanaya

Kota B dan Kota M berjarak hampir 12 jam, entah apa yang Rafa pikirkan, malah memberitahukan itu kepada Khanaya

‘’ Semoga sukses kak, dan bisa manjadi manusia yang bermanfaat dan rendah hati…’’ Ujar Khanaya setalah membalikan badan nya, tapi di detik berikutnya, Khanaya pun masuk ke dalam rumah nya.

Riana bingung harus berucap apa.

‘’kak, jujur deh, kaka Rafa gimana perasaan nya sama Khanaya..??” tanya Riana setelah berpindah ke kursi depan

‘’entah lah..kak Rafa Cuma takut kejadian masa lalu terulang Na, lagi pula kamu tahu kepribadian Khanaya…’’

‘’Setidaknya jujur lah kak, ya agar semua bisa saling menjaga satu sama mail…’’

‘’Biarlah, jarang kita juga bakal jauh, kita semua masih terlalu muda, belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan kan..???”

🍃🍃🍃🍃

Ingat Jangan lupa dukungan nya ya...🥰

Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah --Al-Qur'an

Terpopuler

Comments

Pujiati Astuti

Pujiati Astuti

tetao semangat kak Ajeng 💪💪💪 maaf ya kak baru komen 😊😊😊

2022-08-19

0

Ellysa

Ellysa

lanjut ka semoga Naya mendapatkan yang baik

2022-08-11

1

herni

herni

lanjuuut

2022-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ajakan Pertama
3 sikap dingin Rafa
4 Kunjungan pertama
5 Sulit di artikan
6 perhatikan Bayu
7 Acara perpisahan
8 Sikap Mama Rafa
9 penantian sia-sia
10 Rasa Kecewa Khanaya
11 Penjelas Bayu
12 Sebatas Adik
13 Luka tak berdarah
14 Berusaha Biasa
15 Menjauh
16 Ingin menghilang
17 Permintaan Maaf
18 Satu buku dua tangan
19 Ke kebun
20 Keputusan Khanaya
21 Merasa lebih Happy
22 Acara Tujuh Belasan
23 Biarkan seperti air mengalir
24 Malam Perpisahan
25 Berwisata "Ulu Kasok"
26 Sisa Rasa
27 Mohon doa nya
28 Permintaan Khanaya
29 Malam Perpisahan
30 Matkul perdana
31 Wanita itu Strong
32 Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33 Teringat Kejadian Lalu
34 Pulang
35 Melihat nya lagi
36 Akhirnya Wisuda
37 Hari Pertama
38 Menjadi sekretaris dadakan
39 Pertemuan awal
40 Wanita ini
41 Suasana Mencekam
42 Salah ngomong nich!
43 Pak Arga masih Jomblo
44 Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45 Bak Genderang mau Perang
46 Masih sekedar Rasa Kagum
47 Menuju kota B
48 Bertemu Bayu
49 Kejadian tak Terduga
50 Belajar di layani sama istri
51 Mau tahu apa mau tahu banget?
52 Sebelum Senyum itu Bayar
53 Izin dengan Ayah
54 Kita Jadi Baygon
55 Satu Payung
56 Kriteria calon suami
57 Kamulah Wanita Itu
58 Permainan Kejujuran
59 Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60 Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61 Kalau bisa langsung ke KUA
62 Bagai di Sambar petir
63 Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64 Jawaban untuk Bayu
65 Dia mas Arga, calon suami Naya
66 Di Khitbah
67 Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68 Surat Ar-Rahman
69 Satu Kamar
70 Bos nyuci piring
71 Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72 Ke Butik
73 Kemarahan Arga
74 Berebut kamar mandi
75 Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76 Mama Gak Lihat Kok!
77 Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78 Artika kena Jewer
79 Pindah ke Apartemen
80 Mulut Netizen
81 Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82 Menggoda sang istri
83 Menjadi Putri
84 Promosi - Pernikahan Semalam
85 Menyebar Undangan
86 Manja Mode Terpejam
87 Enggan untuk beranjak
88 Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89 Saya lah Suami itu
90 Saran gue di kunci, biar lebih aman
91 Moments Berbagi Kebahagiaan
92 Akhir yang Heboh
93 Jadi rebutan
94 Nanti di kasih Stempel
95 Meninggalkan sang Istri
96 Kabar dari Gani
97 Arga Siuman
98 Amplop Putih
99 Keromantisan mereka
100 Bayu berkunjung
101 kebiasaan baru
102 My Wife is My Secretary
103 Kesempatan dari Khanaya
104 Bumil ngambek
105 Rumah Impian
106 Suasana Rumah Baru
107 Baby Boy
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Ajakan Pertama
3
sikap dingin Rafa
4
Kunjungan pertama
5
Sulit di artikan
6
perhatikan Bayu
7
Acara perpisahan
8
Sikap Mama Rafa
9
penantian sia-sia
10
Rasa Kecewa Khanaya
11
Penjelas Bayu
12
Sebatas Adik
13
Luka tak berdarah
14
Berusaha Biasa
15
Menjauh
16
Ingin menghilang
17
Permintaan Maaf
18
Satu buku dua tangan
19
Ke kebun
20
Keputusan Khanaya
21
Merasa lebih Happy
22
Acara Tujuh Belasan
23
Biarkan seperti air mengalir
24
Malam Perpisahan
25
Berwisata "Ulu Kasok"
26
Sisa Rasa
27
Mohon doa nya
28
Permintaan Khanaya
29
Malam Perpisahan
30
Matkul perdana
31
Wanita itu Strong
32
Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33
Teringat Kejadian Lalu
34
Pulang
35
Melihat nya lagi
36
Akhirnya Wisuda
37
Hari Pertama
38
Menjadi sekretaris dadakan
39
Pertemuan awal
40
Wanita ini
41
Suasana Mencekam
42
Salah ngomong nich!
43
Pak Arga masih Jomblo
44
Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45
Bak Genderang mau Perang
46
Masih sekedar Rasa Kagum
47
Menuju kota B
48
Bertemu Bayu
49
Kejadian tak Terduga
50
Belajar di layani sama istri
51
Mau tahu apa mau tahu banget?
52
Sebelum Senyum itu Bayar
53
Izin dengan Ayah
54
Kita Jadi Baygon
55
Satu Payung
56
Kriteria calon suami
57
Kamulah Wanita Itu
58
Permainan Kejujuran
59
Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60
Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61
Kalau bisa langsung ke KUA
62
Bagai di Sambar petir
63
Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64
Jawaban untuk Bayu
65
Dia mas Arga, calon suami Naya
66
Di Khitbah
67
Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68
Surat Ar-Rahman
69
Satu Kamar
70
Bos nyuci piring
71
Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72
Ke Butik
73
Kemarahan Arga
74
Berebut kamar mandi
75
Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76
Mama Gak Lihat Kok!
77
Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78
Artika kena Jewer
79
Pindah ke Apartemen
80
Mulut Netizen
81
Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82
Menggoda sang istri
83
Menjadi Putri
84
Promosi - Pernikahan Semalam
85
Menyebar Undangan
86
Manja Mode Terpejam
87
Enggan untuk beranjak
88
Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89
Saya lah Suami itu
90
Saran gue di kunci, biar lebih aman
91
Moments Berbagi Kebahagiaan
92
Akhir yang Heboh
93
Jadi rebutan
94
Nanti di kasih Stempel
95
Meninggalkan sang Istri
96
Kabar dari Gani
97
Arga Siuman
98
Amplop Putih
99
Keromantisan mereka
100
Bayu berkunjung
101
kebiasaan baru
102
My Wife is My Secretary
103
Kesempatan dari Khanaya
104
Bumil ngambek
105
Rumah Impian
106
Suasana Rumah Baru
107
Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!