Berusaha Biasa

"Na.. tunggu" panggil Rafa ke Riana dan itu membuat Riana menghentikan langkah nya

"Kenapa kak..?? laper nih mau ke kantin..." balas Riana

"Naya kenapa lagi sich..??" tanya Rafa heran

"aduh kak...kakak pikir sendiri aja dech, lupa dulu riana pernah minta kak Rafa jujur dengan perasaan kak Rafa...??"

"udah ah, Laper mau ke kantin..." tambah Riana sambil berlalu meninggalkan Rafa dan mengejar Khanaya dan Salsa

Setibanya di kantin mereka langsung memesan, kali ini bukan bakso, tapi mie ayam,.saat mereka sedang asik bersenda gurau, tiba-tiba Rafa dan Haikal datang duduk tepat di hadapan mereka bertiga

"Biasa aja nengok nya Na, kami kan juga lapar selesai rapat" ujar Haikal

"Yee....ke ge er an dech, lagian kan itu kosong, ya silahkan di duduki..." balas Riana

Khanaya berusaha bersikap biasa, karna ini juga bukan sepenuhnya salah Rafa, dia yang salah karna menaruh harapan ke manusia.

Mata Rafa tak lepas dari Khanaya, senyum manis Khanaya yang selalu membuat nya tak ingin melewatkan itu semua.

Pesanan datang, seperti biasa, di antara mereka hanya Khanaya yang jago pedas.

Bayu yang baru saja datang dengan membawa semangkok bakso pun ikut bergabung.

"Ingat perut nay..." ujar Bayu tiba-tiba, membuat Rafa menoleh ke Bayu, baru dia akan mengingatkan tapi di dahului oleh Bayu

"Naya kalau gak makan pedes malah mules Bay..." balas Salsa

"sejak kapan tuch ada gak makan cabai malah mules ...??" tanya Haikal

"sejak saat ini... hahaha" balas Riana

Khanaya hanya tertawa kecil melihat tingkah teman dan kakak kelas nya itu

"Oh ya, kak Rafa tahun ini lulus kan,mau lanjut ke mana??" tanya Bayu melepas ke canggungan

"belum tahu, kenapa Bay, ada referensi..??" tanya Rafa

"gak ada sih kak,mau tahu aja, biar nanti pas lulus bisa ikutan...hehehe" balas Bayu

Rafa menyodorkan air mineral ke arah Khanaya, dan Khanaya hanya membalas dengan senyuman

"kita berdua sama-sama adik kak Rafa kan, kok cuma Naya yang di kasih air minum??" sindir Riana, dan itu membuat Rafa menelan saliva nya, karna dia pun tak tahu kenapa bisa memilih memberikan air mineral itu ke Khanaya

"ih bener tuch, kak Rafa gak adil, salsa juga mau kali..."protes Salsa

"kalian ambil aja, nanti kak Rafa yang bayar" balas Rafa

"di ambilin Donk kak, kalau kami ambil sendiri berarti kami beda Donk sama Khanaya...??" Sindir Riana lagi

Khanaya bangkit dari duduk nya lalu membawa beberapa botol air mineral, dan memberikan ke teman-teman tadi.

"nich tinggal minum,. tapi bayar sendiri..." Ujar Khanaya

"kirain tinggal minum, dan dibayarin..." balas Haikal dan mereka pun tertawa

"Boleh, ntar kalau Naya udah punya penghasilan ya..." balas Khanaya

"eh kira-kira kalau udah pada lulus, masih pada berkomunikasi gak ya...??" tanya Bayu

"Kan kita bisa buat grup chat Bay...jadi komunikasi bisa terjaga" balas Haikal

"kita kan beda lanting kak..." balas Bayu

"grup OSIS kita jangan di hapus, aman kan..." Ujar Rafa

"udah jangan kebanyakan ngobrol, sebentar lagi bel bunyi tuch..." ujar salah satu teman di meja lain

"eh tapi beneran kan, sebentar lagi kak Rafa lulus, kita naik ke kelas 12, apa ya kelanjutan, biasa aja kan pas ketemu lagi ada yang berjodoh di antara kita semua..." ujar Salsa

Secara bersamaan Rafa dan Bayu melihat ke arah Khanaya.

sedangkan Riana dan yang lain saling main mata melihat tingkat Rafa dan Bayu yang melihat ke arah Khanaya

"Menurut kamu gimana Nay...??" tanya Haikal

"gimana apa kak..??" tanya balik Khanaya

"ya siapa tau ada yang berjodoh...." ulang Haikal

"wah soal itu Naya gak tahu, lagian kita semua masih pada sekolah kan, dan masih punya cita-cita yang ingin di capai, masalah jodoh urusan Allah, cukup berharap kepada Allah, karna berharap pada manusia bisa berujung kecewa" jawab Khanaya dengan senyuman lalu beranjak untuk membayar makanan nya

Rafa dan Bayu ikut beranjak menyusul Khanaya

"berapa Mbok, sama keripik pedas nya satu..??" tanya Khanaya

"Eh mbak Naya, tiga belas ribu aja mbak Nay..."

"Biar saya yang bayar mbok..." ujar Rafa dan Bayu bersamaan dan itu membuat Khanaya melihat mereka berganti, lalu menyodorkan uang dua puluh ribu ke si mbok

"gak usah, Naya ada kok.. ini mbok..."

"yaah... ada yang di tolak nich .." ledek si mbok dan itu membuat teman Khanaya yang lain tertawa puas.

Terpopuler

Comments

Ellysa

Ellysa

lanjut ka

2022-08-09

1

rika widiawati

rika widiawati

dah lama ga up dah lupa juga ceritay,tpi seru

2022-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ajakan Pertama
3 sikap dingin Rafa
4 Kunjungan pertama
5 Sulit di artikan
6 perhatikan Bayu
7 Acara perpisahan
8 Sikap Mama Rafa
9 penantian sia-sia
10 Rasa Kecewa Khanaya
11 Penjelas Bayu
12 Sebatas Adik
13 Luka tak berdarah
14 Berusaha Biasa
15 Menjauh
16 Ingin menghilang
17 Permintaan Maaf
18 Satu buku dua tangan
19 Ke kebun
20 Keputusan Khanaya
21 Merasa lebih Happy
22 Acara Tujuh Belasan
23 Biarkan seperti air mengalir
24 Malam Perpisahan
25 Berwisata "Ulu Kasok"
26 Sisa Rasa
27 Mohon doa nya
28 Permintaan Khanaya
29 Malam Perpisahan
30 Matkul perdana
31 Wanita itu Strong
32 Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33 Teringat Kejadian Lalu
34 Pulang
35 Melihat nya lagi
36 Akhirnya Wisuda
37 Hari Pertama
38 Menjadi sekretaris dadakan
39 Pertemuan awal
40 Wanita ini
41 Suasana Mencekam
42 Salah ngomong nich!
43 Pak Arga masih Jomblo
44 Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45 Bak Genderang mau Perang
46 Masih sekedar Rasa Kagum
47 Menuju kota B
48 Bertemu Bayu
49 Kejadian tak Terduga
50 Belajar di layani sama istri
51 Mau tahu apa mau tahu banget?
52 Sebelum Senyum itu Bayar
53 Izin dengan Ayah
54 Kita Jadi Baygon
55 Satu Payung
56 Kriteria calon suami
57 Kamulah Wanita Itu
58 Permainan Kejujuran
59 Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60 Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61 Kalau bisa langsung ke KUA
62 Bagai di Sambar petir
63 Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64 Jawaban untuk Bayu
65 Dia mas Arga, calon suami Naya
66 Di Khitbah
67 Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68 Surat Ar-Rahman
69 Satu Kamar
70 Bos nyuci piring
71 Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72 Ke Butik
73 Kemarahan Arga
74 Berebut kamar mandi
75 Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76 Mama Gak Lihat Kok!
77 Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78 Artika kena Jewer
79 Pindah ke Apartemen
80 Mulut Netizen
81 Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82 Menggoda sang istri
83 Menjadi Putri
84 Promosi - Pernikahan Semalam
85 Menyebar Undangan
86 Manja Mode Terpejam
87 Enggan untuk beranjak
88 Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89 Saya lah Suami itu
90 Saran gue di kunci, biar lebih aman
91 Moments Berbagi Kebahagiaan
92 Akhir yang Heboh
93 Jadi rebutan
94 Nanti di kasih Stempel
95 Meninggalkan sang Istri
96 Kabar dari Gani
97 Arga Siuman
98 Amplop Putih
99 Keromantisan mereka
100 Bayu berkunjung
101 kebiasaan baru
102 My Wife is My Secretary
103 Kesempatan dari Khanaya
104 Bumil ngambek
105 Rumah Impian
106 Suasana Rumah Baru
107 Baby Boy
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Ajakan Pertama
3
sikap dingin Rafa
4
Kunjungan pertama
5
Sulit di artikan
6
perhatikan Bayu
7
Acara perpisahan
8
Sikap Mama Rafa
9
penantian sia-sia
10
Rasa Kecewa Khanaya
11
Penjelas Bayu
12
Sebatas Adik
13
Luka tak berdarah
14
Berusaha Biasa
15
Menjauh
16
Ingin menghilang
17
Permintaan Maaf
18
Satu buku dua tangan
19
Ke kebun
20
Keputusan Khanaya
21
Merasa lebih Happy
22
Acara Tujuh Belasan
23
Biarkan seperti air mengalir
24
Malam Perpisahan
25
Berwisata "Ulu Kasok"
26
Sisa Rasa
27
Mohon doa nya
28
Permintaan Khanaya
29
Malam Perpisahan
30
Matkul perdana
31
Wanita itu Strong
32
Berkunjung ke rumah sang Proklamator kemerdekaan
33
Teringat Kejadian Lalu
34
Pulang
35
Melihat nya lagi
36
Akhirnya Wisuda
37
Hari Pertama
38
Menjadi sekretaris dadakan
39
Pertemuan awal
40
Wanita ini
41
Suasana Mencekam
42
Salah ngomong nich!
43
Pak Arga masih Jomblo
44
Tapi langsung bilang ke Ayah ya
45
Bak Genderang mau Perang
46
Masih sekedar Rasa Kagum
47
Menuju kota B
48
Bertemu Bayu
49
Kejadian tak Terduga
50
Belajar di layani sama istri
51
Mau tahu apa mau tahu banget?
52
Sebelum Senyum itu Bayar
53
Izin dengan Ayah
54
Kita Jadi Baygon
55
Satu Payung
56
Kriteria calon suami
57
Kamulah Wanita Itu
58
Permainan Kejujuran
59
Lelaki seperti apa yang harus ku pilih
60
Cinta Bukan sekedar perasaan, melainkan Tanggung jawab
61
Kalau bisa langsung ke KUA
62
Bagai di Sambar petir
63
Seberapa Yakin kamu ingin hidup bersama nya
64
Jawaban untuk Bayu
65
Dia mas Arga, calon suami Naya
66
Di Khitbah
67
Khitbah ku dibalas Ijab Kabul
68
Surat Ar-Rahman
69
Satu Kamar
70
Bos nyuci piring
71
Siapa yang berani ngehujat Istri BoS
72
Ke Butik
73
Kemarahan Arga
74
Berebut kamar mandi
75
Turun ke liang Lahat untuk Naik ke Akhirat.
76
Mama Gak Lihat Kok!
77
Selamat dari mertua, tapi tak selamat dari Suami
78
Artika kena Jewer
79
Pindah ke Apartemen
80
Mulut Netizen
81
Dulu nya Aku dan Kamu, sekarang menjadi Kita
82
Menggoda sang istri
83
Menjadi Putri
84
Promosi - Pernikahan Semalam
85
Menyebar Undangan
86
Manja Mode Terpejam
87
Enggan untuk beranjak
88
Ikhlas seperti Surat Al-Ikhlas
89
Saya lah Suami itu
90
Saran gue di kunci, biar lebih aman
91
Moments Berbagi Kebahagiaan
92
Akhir yang Heboh
93
Jadi rebutan
94
Nanti di kasih Stempel
95
Meninggalkan sang Istri
96
Kabar dari Gani
97
Arga Siuman
98
Amplop Putih
99
Keromantisan mereka
100
Bayu berkunjung
101
kebiasaan baru
102
My Wife is My Secretary
103
Kesempatan dari Khanaya
104
Bumil ngambek
105
Rumah Impian
106
Suasana Rumah Baru
107
Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!