"Ayo kita istirahat hari sudah larut." Kyara mengajak suaminya untuk tidur di kamar mereka.
Tidak membutuhkan waktu lama Dirga sudah terlelap dengan sambil memeluk istrinya.
Kyara menatap wajah tenang suami berondongnya. Isi pikirannya kini tengah berkelana ia tengah bimbang di satu sisi ia menginginkan seorang bayi. Bagai manapun usianya sudah cukup sempurna untuk memiliki anak, apa lagi jika ia harus mengandung anak dari pria dihadapannya. Kyara menginginkan bayinya mirip dengan Dirga. Dan kini Kyara sudah memutuskan jika ia tidak akan lagi menggunakan suntik KB lagi, ya ia sudah bertekad untuk memiliki seorang bayi, tidak perduli akan seperti apa nasih rumah tangganya di masa depan.
"Dirga, maafin aku. Aku egois, aku menginginkan seorang anak darimu." Kyara berujar pelan dan mengusap lembut wajah itu. "Tapi aku berjanji tidak akan menyulitkanmu di masa depan, aku tak akan menghalangi langkahmu jika kau ingin pergi dariku. Kau bebas menentukan hidupmu." ada rasa sakit di dalam dadanya saat mengatakan itu.
Kyarapun turut tertidur di atas ranjangnya.
.
Pagi-pagi sekali ia bangun dan berencana untuk membuat sarapan sebisanya. Karna kebetulan di lemari pendingin sudah banyak bahan makanan karna Asisten rumah tangganya yang berbelanja.
Kyara menyuruh asisten rumah tangganya untuk datang agak siang.
"Kakak sedang apa." Dirga memeluk tubuh mungil Kyara dari belakang dan menempelkan pipinya di punggung Kyara.
Kyara memejamkan matanya menikmati belitan hangat tangan kekar suaminya. Ia selalu membayangkan hal ini saat masi kecil, di mana ada seorang pria yang memeluk tubuhnya saat tengah memasak.
"Aku sedang membuat nasi goreng."
"Wah, sepertinya enak." Dirga tampak bersemangat dengan muka bantalnya, bahkan mata pemuda itu terlihat menyipit.
"Aku tidak pandai memasak di umurku yang sudah tua, aku hanya menuangkan bumbu instan pada masakanku." Kyara menjelaskan ia tak ingin jika Dirga menganggapnya serba bisa tapi nyatanya nol besar.
"Tidak masalah, aku penikmat segalanya. Aku bukan orang pemilih makanan." Dirga melepas pelukannya ia akan membuat minuman berupa teh hijau hangat.
"Dirga nanti malam aku akan menginap di rumah Papiku. Kau tak apa kan jika di sini sendiri." Kyara berujar saat tengah menghidangkan masakannya di atas piring saji.
Dirga menghentikan aktifitasnya mengaduk minumannya.
"Sampai kapan kita harus menyembunyikan hubungan kita Kak?" lirih Dirga pelan. Kyara menghembuskan nafasnya kasar ia juga tidak tau sampai kapan status mereka akan di sembunyika.
Bahkan Kyara menebak malam nanti pasti akan pria baru yang di kenalkan Papinya.
"Dirga aku juga tidak tau sampai kapan. Memangnya kau siap jika semua orang menilai buruk dirimu?" Kyara kini menatap manik indah itu.
"Kau masih terlalu muda untuk menyandang status sebagai seorang suami. Beban yang harus kau pikul di pundakmu akan semakin berat jika banyak orang yang tau tentang kau dan aku." Kyara sudah dapat memprediksi tanggapan orang-orang di sekitar mereka terutama keluarga Kyara sendiri.
"Beban apa maksud Kak Kya? tak akan ada hal buruk terjadi di antara kita." Dirga masih tetap pada pendiriannya jika hubungan mereka tidaklah salah meskipun di awali dengan sesuatu yang tidak benar. Kyara lebih memilih bungkam percuma ia menjelaskan sepertinya Dirga juga tak akan mengerti. Kyara menyadari di umur Dirga yang sedang berada di tahap pendewasaan sering kali membuatnya bertindak sembarangan dan menggebu-gebu dalam mengatasi sesuatu.
Keduanya sarapan dalam keheningan, hanya terdengar suara sendok dan alat makan yang terdengar selebihnya hanya kebisuan.
Mereka berdua terlalu larut dalam pikiran masing-masing sampai tak sadar ada seseorang yang tengah menekan sandi pintu dan memasuki apartemen.
"Kyara siapa dia?" Seorang pria bertubuh tinggi juga dengan bola mata berwarna biru tengah menatap Kyara dengan tajam.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Ima Kristina
siapa yang datang Thor
2025-02-23
0
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
2024-02-25
0
Uthie
Siapa kah itu????
2023-02-20
0