Janda Semakin Di Depan

Janda Semakin Di Depan

Bab 1

‘’Mbak Starla, Aku pesan nasi Ayamnya satu iya, nggak pakai sambal,’’ ucap Arya sambil tersenyum.

‘’Loh tumben, kamu nggak mau di kasih sambal, biasanya kamu suka pedes Ya.’’

‘’Hehe Mbak Starla kan tahu sendiri, kalau Arya sekarang harus belajar hemat, selain hemat Arya juga kan mau jadi Papa dari anak-anak kita,’’ jelas Arya sambil tersenyum.

‘’Loh Loh, ini maksudnya Apa Ya, kamu mau nikahin janda begitu?’’

‘’Arya sih maunya begitu mbak, tapi jandanya kalau tahu pasti nolak,’’ jawab Arya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Aku masih diam sambil mengambil nasi lauk Ayam tanpa sambal, Aku masih mencerna ucapan Arya untuk bisa dipahami.

Selama ini Arya yang menjadi langganan pembeli di warung nasibku, namun gelagat Arya terlihat sangat berbeda hari ini, bocah ini biasanya hanya memandangku saja, namun kali ini dia sangat berani membuka mulutnya untuk menggodaku.

‘’Ya, ini nasinya,’’ ucapku sambil tersenyum padanya.

Arya melihat ke sekeliling tempatnya duduk, setelah dia tak melihat ada yang masuk dia segera memegang tanganku.

‘’Mbak Starla, duduk dulu, Aku mau ngomong,’’ ucap Arya dengan wajah sangat tegang.

‘’Ngomong Saja Ya, kayak baru kenal saja.’’

Aku tak memperdulikan ucapan Arya, karena memang dia sering datang ke warung untuk makan nasi.

‘’Mbak Starla nggak kesepian tinggal sendirian,’’ tanya Arya.

‘’Ya kesepian to, bayangin saja Ya setelah Aku cerai sama suami, Aku harus bekerja sendiri tanpa ada keluarga disini, kamu tahu sendiri Aku disini cuman merantau,’’ jelas ku.

‘’Oh kita sama mbak, Arya setelah Mama meninggal suka ngerasa kesepian, pingin nikah tapi males cari gadis.’’

Aku tertawa terbahak-bahak ketika mendengar jawaban yang diucapkan oleh Arya.

‘’Loh memang kamu mau cari istri yang bagaimana sih Ya?’’

‘’Yang janda tapi setia mbak,’’ jelas Arya.

‘’Mbok kira nikah sama janda itu enak, kamu belum merasakan nikah itu pahit loh Ya.’’

Arya tersenyum sambil mendekatkan tatapan matanya tepat di depan mataku. Aku terkejut dengan sikap Arya hari ini.

‘’Kalau Arya mau nya janda bagaimana mbak.’’

Aku tertawa sambil meninggalkan ekspresi bocah yang Aku anggap sebagai bocah ingusan itu, Aku tak mau berdebat dengannya, bocah ingusan seperti Arya pasti hanya menggodaku saja.

‘’Mbak, jangan pergi,’’ ucap Arya sambil menantikan jawaban dari mulutku.

‘’Kenapa sih Ya, kamu mau Aku menjawab pertanyaan mu itu?’’

‘’Iya mbak,’’ jawab Arya dengan nada memelas.

Aku pun tersenyum menatap wajahnya, bocah itu ku tinggalkan berada di tempat makan sedangkan Aku pergi untuk mencuci piring.

Saat Aku berada di dekat tempat cuci piring tiba-tiba Arya mengikutiku, Aku tak tahu jika tangannya dengan penuh berani melingkar di pinggangku.

‘’Aku bantuin ya mbak,’’ ucap Arya.

Aku pun sangat kesal ketika melihat bocah itu bersikap sangat berani, bahkan dia sangat kurang ajar padaku, Aku pun segera mendorong tubuhnya dari belakangku.

‘’Ya, kamu jangan kurang ajar, Aku ini janda kalau sampai kamu bersikap seperti itu, Aku takut orang akan beranggapan berbeda.’’

‘’Memang, kalau mbak janda Aku nggak boleh menikahi Mbak?’’

Aku menggelengkan kepalaku, takut jika sampai Arya akan semakin tersinggung dengan jawaban yang Aku ucapkan.

‘’Nggak ada yang salah mbak, kalau kita menikah, hanya butuh cinta mbak untukku saja,’’ ujar Arya sambil meyakinkanku.

‘’Ya kamu keluar saja, Aku mau cuci piring,’’ tugasku meminta Arya keluar ruangan.

‘’Yah Aku disini mau bantuin mbak loh, bukan mau liatin saja, sini biar Arya yang nyuci piringnya, mbak pasti capek dari tadi pagi nggak istirahat.’’

Arya tersenyum sambil menatap wajahku, padahal tak ada senyuman yang terlihat di wajahku hari ini. Di godain sama bocil itu menurutku sangat menyebalkan, wanita dewasa sepertiku harus mendengarkan ucapan gombalan dari pria yang masih sangat muda.

‘’Mbak, selain Arya bisa mencuci piring, Arya juga bisa menafkahi mbak Starla, jadi jangan khawatir kalau menikah denganku,’’ ujar Arya meyakinkanku.

Aku pun segera membersihkan cabe dan bawang merah untuk persiapan memasak besok pagi, sudah menjadi kebiasaan ku untuk membersihkan sekarang, karena jika tidak Aku cicil pekerjaan ku akan semakin menumpuk.

Aku terkejut Arya sudah menyelesaikan cuci piringnya, dan dia segera membantumu untuk membersihkan bawang.

‘’Ya, kamu pulang saja deh, Aku nggak punya uang untuk bayar kamu kerja,’’ tugasku mengusir Arya untuk segera pulang.

‘’Loh Loh, yang minta bayar mbak Starla siapa, Aku kan sudah bilang kalau Aku bakalan jadi suami dan partner hidup mbak.’’

Kata-kata Arya hari ini benar-benar membuat perutku sakit, Aku menatap sinis ke arah wajahnya dengan penuh kemarahan.

‘’Kamu tahu sopan santun nggak sih Ya, sejak tadi kamu Aku biarin tapi tambah ngelunjak deh.’’

Aku sangat marah dengan sikapnya yang semakin berani bersikap seperti itu padaku, Aku hanya tak mau jika Arya terbiasa bersikap yang memalukan saat bersama dengan wanita yang lebih tua.

‘’Mbak Starla, Apakah salah jika Arya mau bantuin mbak, Aku disini nggak Cuma mau godain mbak, tapi semua ucapanku itu serius mbak.’’

Arya semakin berusaha untuk meyakinkanku dengan ucapannya, Aku pun berusaha untuk menasehatinya.

‘’Ya, kamu itu masih bocah, kamu itu pantasnya duduk di bangku kuliahan dan godain para mahasiswi bukannya duduk disini godain mak-mak kaya Aku,’’ ucapku sambil memperlihatkan wajah kesal ku.

‘’Memang salah iya mbak, kalau Aku suka sama janda?’’

‘’Iya tentu salah dong Arya, kamu itu iya semakin hari semakin nyebelin,’’ tegas ku lagi menasehati Arya.

‘’Mbak pasti ngira Aku nggak punya uang kan, jadi bisa nolak Aku, mbak lihat uang beserta rekening tabunganku, ini itu cukup mbak untuk hidup kita berdua tanpa harus berjualan nasi.’’

‘’Arya ...’’ Aku berteriak dan akhirnya Arya meletakkan uang seratus ribu dan berjalan pergi.

Aku pun mengambil uang kembalian Arya, namun setelah Aku keluar Arya sudah tak ada di warung, perasaanku semakin kesal dibuatnya.

Bocah kayak Arya itu paling berani deh godain Aku, padahal dia tampan Aku yakin di kampusnya pasti banyak yang mau menjadi pacarnya, tapi dia malah godain Aku.

Aku nggak mau baper sama ucapan Arya, Aku ingat lagi kalau Aku ini janda dan nggak akan bisa bahagia nikah sama berondong seperti Arya.

Perbedaan usiaku saja sama sih Arya jauh banget, nikah sama mantan suamiku saja nggak bahagia padahal kita seumuran, apalagi nikah sama bocil, bisa jadi aku sakit kepala.

Entahlah semenjak Arya datang hari ini, emosi ku mulai tak stabil, antara ingin ketawa dan kesal, tapi Aku nggak mau jika sampai kebawa baper, bisa berabe itu dunia kalau kebanyakan baper.

Aku pun melanjutkan aktivitasku menjaga warung nasi, karena sebentar lagi karyawan kantor istirahat pasti akan ramai dan lelah.

Setelah satu jam, akhirnya karyawan kantor keluar istirahat dan makan siang di warung, Aku sedikit kelelahan karena memang lasmi libur bekerja karena suaminya sakit, Aku pun mondar mandir untuk melayani pembeli, tiba-tiba ada Arya yang datang membantuku.

‘’Jangan marah iya mbak, Arya Cuma mau membantu saya kok,’’ ucapnya dengan nada memelas.

Aku pun menarik nafas untuk mengendalikan emosiku, Aku tahu ini bukan saatnya Aku untuk marah dan kesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!