Cuma ekting

Pov Starla

Mang Asep terlihat sangat panik ketika melihat Arya yang jatuh pingsan, Aku tahu sekali kalau Mang Asep tadi mukulnya pelan, tapi entahlah kenapa Sih Arya malah jatuh pingsan, padahal hantamannya pun tak seberapa.

‘’Ya, bangun dong, Aku nggak sengaja loh mukul kamu, padahal tadi itu pelan tapi kok kamu pingsan,’’ ucap Mang Asep sambil berusaha membangunkan Arya yang masih pingsan.

Kebetulan sih Arya itu pingsan dan tidur di pangkuanku, mungkin inilah yang membuatnya sedikit nyaman sampai tak membuka matanya.

‘’Mang Asep, tolong Arya di bawa ke kamarku saja,’’ ucapku pada Mang Asep.

‘’Mbak sepertinya Arya butuh di bawa ke rumah sakit, Aku takut jika terjadi sesuatu, Aku nggak mau masuk penjara Mbak,’’ ujar Mang Asep ketakutan.

‘’Wah ide bagus itu yang, Aku rasa dia memang butuh dibawa ke rumah sakit, kalau ada suntikan sapi biar saja dia di suntik pakai suntikan sapi,’’ jawabku dengan nada keras agar Arya bangun.

‘’Hus Mbak Starla, Arya ini beneran loh Mbak pingsannya, Aku nggak mau kalau sampai dia kenapa-kenapa.’’

Aku paham sekali dengan kekhawatiran Mang Asep, tapi kalau boleh jujur Aku malah mengira bocah ini hanya pandai berpura-pura untuk bisa mendapatkan perhatianku saja.

‘’Baiklah mang, kalau Mang Asep merasa takut jika Arya kenapa-kenapa, Ayo kita bawa saja dia ke rumah sakit,’’ jelasku.

Belum saja Aku membawanya ke rumah sakit, Arya sudah mulai membuka matanya.

‘’Aduh sakit mang,’’ ucap Arya kesakitan.

‘’Ya, Aku tadi mukul kamu pelan, kenapa kamu bisa pingsan?’’

Mang Asep masih penasaran dengan kejadian barusan dia tak mau jika sampai dia mengalami hal yang sangat menakutkan, masuk penjara.

‘’Mang Asep bilang pelan, tapi itu sakit banget mang, untung saja Aku masih membuka mataku.’’

Arya segera duduk dan mulai berdebat dengan Mang Asep, jujur saja Aku merasa kesal dengan sikap bocah ini, karena dia Aku harus buang-buang waktu hanya untuk mengurusi ketengilannya itu.

‘’Ya, kamu mau pulang, Apa mau tetap berdebat disini?’’

Arya menengok ke arahku, dia tak menyangka jika Aku mengatakan itu semua padanya.

‘’Mbak Starla Nggak punya rasa iba sedikitpun iya, padahal Mbak tahu loh di rumah Aku nggak Ada yang merawat,’’ jawab Arya sambil menundukkan kepalanya.

Walau bagaimanapun Aku merasa sangat sedih melihat sikap bocah itu, jujur saja sikapnya yang tengil membuat ku ingat dengan masa-masa ku waktu kecil.

‘’Ya sudah istirahat saja di dalam kamarku, tapi Aku jualan dulu iya,’’ sahut ku sambil tersenyum.

‘’Alhamdulillah, Akhirnya Mbak Strala mau meluangkan waktunya untuk memberikan Aku perhatian.’’

Arya tersenyum penuh kebahagiaan, Aku nggak tahu apa sih yang ada di dalam pikiran bocah itu, Cuma kadang sikapnya membuat Aku kesal.

Arya masuk ke dalam kamarku, dan Aku melanjutkan Aktivitas jualanku, kondisi warung yang mulai berdatangan orang, sedikit membuatku sibuk.

‘’Mbak Starla, Aku pulang dulu iya, Aku minta maaf,’’ ucap Mang Asep sambil tersenyum.

‘’Mang, jangan kapok untuk makan disini Iya,’’ ucapku saat mang Asep akan pulang.

‘’Oh nggak akan Mbak, Aku gak mungkin marah Cuma gara-gara kejadian ini.’’

Mang Asep berjalan pergi dan Aku segera melihat kondisi Arya yang masih ada di dalam rumahku, Akan Aku pastikan jika dia tak Akan menggangguku lagi.

Aku menatap wajahnya yang sedikit kebingungan, tentu hal ini membuatku sangat kesal dengan sikapnya.

‘’Arya,’’ panggilku dengan nada rendah.

‘’Pasti Mbak Starla mau marah denganku, karena Aku sudah nyebabin Mbak Starla rugi,’’ ucap Arya dengan nada memelas.

Awalnya Aku mau memberikan jurus tawon mubal, namun nyatanya Aku tak sanggup melakukan hal itu pada Arya, Aku pun mencoba tersenyum padanya, meskipun hatiku sangat kesal.

‘’Sebenarnya, Aku ingin kamu mengetahui sesuatu, Arya.’’

Arya tersenyum padaku, dia menunjukkan wajah bahagianya saat melihat wajahku.

‘’Apa mbak,’’ jawabnya tersenyum.

Aku pun mulai mengatur nafasku mencari celah untuk bisa berbicara hati ke hati dengan bocil itu.

‘’Kamu sebaiknya fokus belajar, ingat Ya, menikah itu tak semudah dan tak sebahagia seperti yang kamu pikirkan,’’ jelasku santai.

‘’Mbak, jujur ya, Arya itu bosen kalau hanya mendengar kata-kata ini lagi, entah sudah berapa ribu kali kata ini terucap dari bibir Mbak Starla.’’

Lagi-lagi bocah itu tetap memiliki pemikiran yang super membuat ku geleng kepala, asal saja masih bisa Aku toleransi Akan Aku tahan semua rasa kesal ku padanya.

‘’Kalau kamu mau Aku perhatikan, Ada beberapa syarat yang harus kamu penuhi,’’ ucapku sambil tersenyum menatap wajah bocah itu.

‘’Apa Mbak, semua yang mbak Starla minta Akan Aku turuti,’’ jawabnya dengan nada penuh keseriusan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!