merencanakan sesuatu

’Mas kamu nggak salah tanya itu padaku, kamu tahu mas Aku nggak mungkin menyimpan pakaian mantan suamiku, kalau tahu saja rasanya ingin Aku buang ke sawah, dan sekarang kamu malah tanya ke Aku dimana pakaianmu?’’

‘’Starla, Aku tahu kalau Aku adalah cinta pertamamu, nggak mungkin semudah ini kamu bisa melupakanku.’’

‘’Jangan sembarangan kamu kalau ngomong mas, Aku nggak mau kamu kebesaran kepala kamu tahu kan kalau Aku itu sudah nggak mau kamu hadir dalam hidupku lagi,’’ ucapku dengan nada sangat kesal.

Saat Aku berdebat dengan suamiku, Aku lihat Arya datang sambil tersenyum melihat sikapku saat berbicara pada suamiku, tatapannya terlihat sangat jahil, namun Aku juga nggak mau jika sampai dia mengetahui masalahku.

‘’Om, kalau sudah di buang jangan di pungutin lagi ya, Aku tahu kok kalau Om tyuh nggak pernah suka sama Mbak Starla,’’ ucap Arya.

‘’Maksudmu Apa? Datang tiba-tiba dan ikut berbicara.’’

‘’Aku nggak datang tiba-tiba kok, Aku sudah dari tadi disini, kamu saja sudah tua tapi bloon, kalau kamu nggak tahu berarti uah buat deh,’’ jawab Arya.

‘’Mulut kamu ini ya, nggak dijaga masih bau kencur atau baju balsem saja sudah banyak gaya, sana cebok dulu baru ikut nimbrung.’’

‘’Lah kenapa harus cebok dulu, memang Aku dari toilet?’’

‘’Kamu nggak dari toilet, tapi kamu itu udah kayak kloset yang bau, jadi butuh disiram.’’

‘’Duh kasihan ya Om, Anda itu mau bicara tapi nggak tahu Apa yang mau dibicarakan, ngomongnya sudah kayak Orgil di jalanan.’’

Sih Arya kalau debat memang paling pandai buat orang naik darah, Aku tarik tangannya biar dia nggak asalan ngomongnya.

‘’Ya, kamu pulang saja ya, kamu tahu kan dia manatan suamiku?’’

‘’Ya Aku tahu, karena Aku tahu Kamu nggak mau Mbak sama dia di rumah ini sendirian, lebih baik Aku ngeluangin waktu untuk jagain Mbak,’’ ucapnya dengan penuh rasa keyakinan.

‘’Tapi Ya, kalau kalau ngomong kayak begitu, dia bisa marah berat loh sama kamu, tolong ya jangan buat masalah lagi.’’

‘’Starla, usir saja orang yang nggak bisa bicara sopan itu, kamu tahu kan kalau orang kayak dia memang butuh dimarahi.’’

‘’Mas, kamu diam deh kalau ngomong mu Asal, yang ada Aku yang kesal sama kamu, bukan malah mau belain kamu mas.’’

‘’Aku heran ya, kenapa kamu mau mendengar ucapan anak Abg ini,, Apa sih yang ada di dalam pikiranmu?’’

‘’Selain rasa sakit hati, Aku juga sudah beku mas, sudah kayak es batu yang nggak bisa cair,’’

‘’Apa karena kamu sudah jatuh cinta sama bocah ingusan ini, Aku nggak nyangka ternyata kamu sangat suka bocah ingusan di bandingkan sama Pria dewasa.’’

Dengar sebuah penghinaan dari mas Bima Aku sudah kayak cacing kepanasan, ingin sekali Aku memarahinya, namun ku tatap kembali matanya yang kini mulai tersirat memerah seperti cabai rebus.

‘’Sana kamu masuk saja ke dalam mas, Aku yakin kamu lelah, Aku masih ada urusan sama Arya,’’ ucapku meminta mas Bima segera masuk ke dalam rumah, ini semua Aku lakukan agar perdebatan tak semakin besar dan semakin membuat kacau.

‘’Starla, seharusnya kamu bisa jauh bisa dewasa lagi, kamu nggak malu kalau mantan suamimu datang dan menggodamu.’’

Suara hatiku mulai merasa ragu untuk bisa membuat mas Bima tinggal di rumah ini, Apalagi kalau sampai Pak Rt tau, pasti bisa bahaya ini, tapi kan ku urus semua itu agar bisa segera selesai, kalau melihat hal itu terjadi terus-terusan kan Aku bisa malu.

‘’Mbak, Aku tinggal disini Ya?’’

Arya bertanya padaku, Aku tahu tujuan dia ngomong pasti dia nggak mau kalau Aku sampai bersama dengan Pria lain di rumahku.

‘’Iya, tinggal saja disini, tapi kamu nggak boleh buat keributan lagi ya.’’

Aku meminta Arya untuk nggak buat keributan, dan tiba-tiba Aku terpikir sesuatu yang sangat ekstrim untuk bisa Aku katakan sama Arya.

‘’Ya, bagaimana kalau kita pura-pura jadi kekasih saja, ya biar dia merasa malu kalau kita berduaan,’’ ucapku sambil tersenyum.

‘’Duh Mbak Starla, kapan sih punya ide cemerlang kayak gini, jujur deh Aku seneng dengernya Mbak.’’

Arya tersenyum mendengar ucapanku, Aku yakin dia juga mulai memikirkan cara untuk membuat Mas bima segera pergi dari rumahku.

‘’Mbak, Mau dia segera pergikan,’’ tanya Arya sambil tersenyum.

‘’Iya, Aku nggak mau kalau dia Cuma mau numpang disini, giliran susah saja ingat Aku, kemarin pas seneng sama sekali nggak inget itu sama Aku.’’

Arya tersenyum menatap wajahku, dia segera membisikan sesuatu di telingaku, awalnya Aku merasa sedikit aneh dengan bisikannya.

‘’Duh masak kita harus ngedate di luar sih Ya, Aku malu dong kalau kita nge date bareng,’’ ucapku dengan penuh rasa ragu, Aku nggak mau kalau rencana ini dianggap sebuah keseriusan bagi sih Arya.

‘’Lah katanya mau usahanya beres, ya kalau mau urusannya beres kudu buat dia kesel Mbak.’’

‘’Kalau dia sampai bawa lari uang bagaimana?’’

Untung saja Aku ke pikiran sam uangku, dulu Aku paham sekali mas bima memang sangat senang mengambil uang istrinya, salah satu alasanya dia kembali ke Aku juga mungkin karena mau ambil uangku.

‘’Duh serendah itukah Bka mantan suamimu, masak mau ambil uang mantan istrinya sih,’’ ucap Arya nggak percaya.

‘’Makanya Ya, Aku juga nggak nyaman kalau ada dia disini, kamu tahu cara efektif lainnya nggak biar dia nggak betah disini.’’

‘’Apa ya Mbak, bagaimana kalau kita menikah saja, kan kalau kita nikah dia pasti ngerasa nggak enak lihat kiat berduaan, dan akhirnya dia pergi deh.’’

‘’Itu sih maumu, Ya, Aku nggak lagi becanda ini, kamu tahu kan kalau Aku butuh banget ide yang bagus, kalau kamu nggak bisa kasih ide mendingan pulang saja deh.’’

Aku sengaja mengusir Arya agar dia bisa berpikir kreatif, Aku nggak mau kalau bocah itu mempermainkan perasaanku lagi, dia yang hobinya Cuma bercanda kadang suka buat keonaran yang bisa bikin sakit perut.

‘’ya jangan dua usir dong Mbak, kalau Mbak ngusir Aku, Aku gimana dong?’’

‘’Ya kamu serius deh, jadi Aku nggak kesel dan nggak naksir kamu, bereskan, lagian kan cuma mikirin cara untuk membuat mas bima kesel saja, kamu nggak bisa?’’

‘’Aku sudah buat caranya, tapi Mbak yang susah nggak pernah setuju sama Aku ngomong, kan bingung juga akan Bka, jadinya kalau begitu,’’ ucap Arya sambil terlihat sangat bingung.

‘’Aku juga sebenarnya sudah lelah Ya, mikirin ini semua, tapi kamu tahu sendiri lah kalau ini itu nggak mudah.’’

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!