Keributan

"Lah kok Aku ditampar Mbak? Apakah ada yang salah dengan ucapanku kepada mbak Starla?"

Si Arya nanya kayak gitu ke aku, apa nggak kesel kalo dengernya, memang dia kira aku cewek apaan, meskipun aku janda tetapi tidak serendah itu aku melakukan dengan sembarangan pria, semakin hari mulut si Arya makin nggak tahu malu, jujur aku tidak suka melihat sikapnya yang sangat tidak sopan denganku.

"Kamu tanya kenapa aku marah dan kenapa aku bisa menamparmu? Pikir pakai otak jangan pakai dengkul," ucapku dengan nada kasar.

"Loh loh loh, sepertinya Mbak Starla udah salah paham, memang apa yang Mbak pikirin dengan terong Arab? Apakah salah kalau aku ngomongin terong orang Arab? Bukannya terong Arab memang jarang dijual di Indonesia bukan?"

Dia tersenyum sambil menggodaku, ucapannya benar-benar membuatku semakin kesal.

"Arya."

Tiba-tiba ada seorang yang datang memanggil nama Arya, aku dan Arya pun segera melihat ke arah belakang.

"Oh pak RT,'' ucapku tersenyum bahagia ketika melihat kedatangannya, namun berbeda dengan Arya, Dia terlihat sangat kesal ketika melihat pak RT datang ke rumahku.

"Huh dasar suhunya buaya darat sepertinya selalu mengganggu urusan pribadiku, tak akan pernah aku biarkan dia merusak kebahagiaanku," ucap Arya dengan nada pelan.

Saat mengetahui Arya semakin kesal, Aku pun segera mendekati Pak RT untuk menyambutnya.

"Pak RT mau makan apa?"

Aku bertanya kepada Pak RT dengan penuh senyuman bahagia, sengaja Aku lakukan itu semua, agar Arya bisa mengetahui betapa sakitnya kalau melihat orang yang dicintainya menggoda orang lain.

"Makan seperti biasa Mbak Starla, tapi bonusnya Mbak Starla temani saya makan ya," ucap Pak RT tak kalah menggodaku.

Aku pun menganggukkan kepalaku, memberikan isyarat kalau aku menyetujui semua permintaannya.

Arya sudah mulai kesal ketika melihat hal itu terjadi, namun aku masih heran kenapa dia tetap bertahan berdiri di dekat ku.

"Pergi saja loh Arya, Aku nggak mau kalau kamu terus-menerus menggangguku," ucapku dengan nada kasar saat menatap wajahnya.

"Gimana aku mau pergi Mbak, lihat kekasihku sedang digoda orang lain," jawabnya dengan nada tegas.

"Nggak usah kebanyakan mimpi deh kamu, sana kamu urusi saja pacarmu yang hamil itu, Jangan pernah membiarkan darah daging mu lahir tanpa seorang Ayah."

Aku segera mengabaikannya, tak mau Jika dia terus-menerus menggodaku dan bisa membuat jantungku semakin berdebar-debar.

"Mbak starla pasti cemburu ya," ucapnya sambil tersenyum saat menatap wajahku.

"Nggak akan pernah aku cemburu, apalagi cemburu dengan mu, kayak nggak ada laki-laki lain yang jauh lebih baik dan tampak yang bisa mencintai aku apa adanya."

"Arya kamu itu sudah terlalu kelewatan, Apakah kamu tidak bisa bicara dengan nada baik kepada orang yang jauh lebih dewasa dari dirimu?"

Pak RT berusaha menegur Arya agar dia bisa jauh lebih bersikap baik saat berbicara kepada diriku, namun itu semua justru membuat Arya semakin marah.

"Kalau Arya godain Mbak Starla itu wajar, Arya masih lajang dan belum punya pasangan, Kalau Pak RT sendiri, Apakah nggak malu? Godain janda Padahal di rumahnya punya bini," ucap Arya sambil menertawai Pak RT.

"Kamu makin hari makin ngelunjak ya, kamu nggak pernah tahu urusan orang dewasa, sebaiknya kamu pulang saja daripada di sini membuat keributan."

Pak RT sepertinya semakin marah ketika melihat sikap Arya yang terus membantah ucapannya, Aku pun merasa semakin tidak nyaman dengan kejadian ini.

"Sudahlah Pak sebaiknya bapak saja yang pulang, Aku masih di sini untuk menemani Mbak starla," ucap Arya balik ngusir Pak RT.

Aku dekati si Arya biar dia tidak marah dan membuat keributan lagi, kalau aku usir dia pasti dia semakin kesal, aku membisiki dia agar dia bisa menuruti semua ucapanku.

"Udah kamu tunggu di dalam rumah saja, jangan keluar sebelum Aku tutup warung," ucapku menasehati si Arya.

"Oke aku akan menunggu mbak Starla di dalam rumah, tapi ingat Mbak Pak RT sudah menikah, jangan sampai Mbak ke rayu dengan omongannya," ucap Arya menasehatiku.

"Sudah tenang Jangan pernah mengkhawatirkan hal itu, walau bagaimanapun aku juga tidak mau menjadi istri kedua apalagi pelakor," ucapku sambil tersenyum.

Arya masuk ke dalam rumahku, dan Aku segera menemani pak RT yang sedang makan.

"Maaf ya Pak sikap si Arya memang suka tidak sopan, wajar Mungkin dia sudah terlalu lama hidup sendiri, jadi tidak ada yang memberikan himbauan untuk bisa hidup jauh lebih sopan."

"Kalau Aku sih nggak papa Mbak, Aku malah khawatir dengan Mbak Starla, Kalau Aku lihat setiap hari dia selalu membuat keonaran di sini, mulai dari berdebat dengan mang Asep, kedatangan pacarnya yang hamil, dan sekarang dia juga berdebat denganku, anak itu benar-benar sudah tidak memiliki akhlak yang bagus," jelas Pak RT dengan penuh rasa kecewa.

"Mohon dimaklumi saja ya Pak, karena Mungkin dia membutuhkan banyak bimbingan, kasihan juga kalau dia harus kita marahi lagi," ucapku berusaha untuk menenangkan Pak RT.

"Yah kalau tidak Mbak Starla yang membela dia, pasti sudah aku marahi itu si Arya, Karena dia sudah membuat ketidaknyamanan masyarakat sini dengan ulahnya."

Kadang aku juga pengen tertawa lihat sikap Pak RT, gayanya yang super so sweet itu membuat diriku ingin tertawa terbahak-bahak, tetapi karena ingin menghargainya, aku hanya cukup senyum.

"Kalau si Arya suka gangguin Mbak starla, jangan ragu untuk melaporkannya kepadaku, akan Aku pastikan si Arya mendapatkan hukuman."

"Sepertinya tidak perlu Pak, saya masih bisa mengatasi bocah itu, saya juga nggak mungkin kalau menjebloskan dia ke dalam ranah hukum, dia itu cukup baik menurutku, cuma karena butuh kasih sayang, dia memang suka membuat ulah."

Pak RT menggelengkan kepala, Sepertinya dia tidak setuju dengan ucapanku, namun aku tidak mau jika hal itu membuat Arya semakin dipojokkan.

"Mbak Starla itu Sa…"

Aku segera meninggalkan Pak RT agar dia tidak terlalu banyak membicarakan mengenai Arya, melihat Arya yang sedang menguping, membuatku segera menyibukkan pekerjaan lain agar tidak terjadi perdebatan lagi.

"Ah sialan dicuekin lagi, Padahal aku belum saja selesai berbicara, malah Mbak Starla menyibukkan diri dengan pekerjaannya, Aku nggak tahu deh kenapa seorang wanita seperti dia bisa membela Arya yang sudah tidak sopan dengannya, atau jangan-jangan mereka saling mencintai?"

Pak RT menduga-duga kalau aku dengan Arya saling mencintai satu dengan lainnya, dia bahkan menatap wajahku dengan sangat serius.

"Benar-benar tidak bisa membayangkan seorang wanita dewasa, ternyata hanya mencintai pria yang bau kencur, gak kebayang kan pernikahan yang dijalani dengan seorang bocah yang masih kecil, nggak akan pernah bisa bahagia, kerjanya cuma bikin onar saja," ucap Pak RT dengan nada sedikit keras, bahkan membuat Arya mulai keluar dari dalam rumahku.

Hatiku pun semakin dag dig dug dear, melihat si Arya yang mulai marah, Aku nggak mau kalau sampai terjadi keributan lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!