Arya terlalu bersemangat saat membantuku, Aku pun merasa sangat senang saat Arya bisa bersikap baik padaku, wajah Arya pun mulai banyak mengeluarkan keringat.
‘’Kalau capek istirahat saja Arya,’’ ucapku meminta Arya untuk beristirahat.
‘’Oh nggak mbak, Aku harus membantu pekerjaan mbak Starla sampai selesai,’’ jawab Arya tanpa menghiraukan ucapanku.
‘’Mbak Starla, mau makan nasi pakai Lele iya mbak,’’ ucap pak rt datang dengan penuh senyuman.
‘’Oh pak Rt, Starla ambilkan dulu ya pak,’’ ucapku sambil segera mengambilkan nasi lele pesanan pak Rt.
Arya menatap ke arah Pak Rt yang terus memandangiku, terlihat jelas di wajah bocah itu kalau dia cemburu melihatku.
‘’Kamu ngapa Arya?’’
Aku mencoba bertanya pada Arya agar bocah itu tak menatap kesal ke arah Pak Rt.
‘’Pak Rt itu genit ya mbak,’’ ucap Arya.
‘’Hus ngawur kamu, kalau kamu ngomong kayak begitu nanti dia marah lo Arya.’'
Aku mengabaikan Arya, karena tak mau jika sampai Pak Rt mendengarnya.
‘’Wah mbak Starla masakannya enak sekali, Aku nyesel deh nggak pernah makan disini.’’
‘’Ya kalau nggak enak, pasti orang nyesel makan disini pak, maka dari itu Aku menjaga rasanya agar tetap enak,’’ jawabku sambil tersenyum.
‘’Sebenarnya yang bikin ramai itu karena mbak Starla selalu ramah dengan pembeli, makanya pembeli sangat senang jika makan disini.’’
Aku tertawa ketika mendengar ucapan pak Rt, jujur saja ini adalah pujian yang membuatku sangat senang.
‘’Pak Rt bisa saja memujinya, Aku takut jatuh loh kalau dipuji terus.’’
‘’Kalau kamu jatuh, jangan lupa panggil Aku ya, nanti Aku yang gendongnya.’’
Saat Pak Rt berusaha merayuku, tiba-tiba ada suara piring terjatuh, suaranya sangat keras bahkan sampai ke telinga pak Rt.
‘’Suara apa itu, Starla,’’ tanya Pak Rt.
‘’Mungkin Arya mecahin piring Pak, Aku lihat dia dulu ya pak.’’
Aku segera bergegas menuju ke dapur melihat Arya yang memegangi tangannya.
‘’waduh tanganmu berdarah Arya,’’ tanyaku dengan ekspresi panik.
‘’Mbak bantuin obatin ya, Ya.’’
Arya menganggukkan kepalanya, bocah itu semakin terlihat aneh, tadi sempat menggodaku tapi ekspresinya berubah menjadi kesal.
‘’Sakit,’’ tanya ku saat sedang memakaikan plester di tangannya.
‘’Nggak sesakit hatiku sih mbak.’’
Baru saja Aku menduga dia berubah ternyata dia masih sama seperti tadi.
‘’Kalau sakit mendingan kamu pulang deh Ya, kamu istirahat saja.’’
Aku meminta Arya untuk pulang, karena nggak mau jika dia nampak kesal denganku.
‘’Mbak, ngusir Aku?’’
Aku menggelengkan kepalaku, Aku takut jika Arya marah.
‘’Aku nggak ngusir sih Ya, Cuma kamu tahu sendiri kalau aku sibuk.’’
‘’Loh Mbak tahu sedang sibuk, kenapa selalu egois nggak mau Aku bantuin.’’
Aku pun pasrah saat menghadapi bocah itu, Aku tahu sikapnya memang berbeda dari yang lainnya, dia memang masih bocah yang baru saja puber, wajar saja jika gayanya masih sangat labil.
‘’Mbak pasti berpikir kalau Aku masih labil ya, bocah Abg yang baru saja jatuh cinta?’’
Aku terkejut ketika mendengar Arya bertanya itu padaku, jujur Aku semakin heran dengan sikapnya.
‘’Nggak Arya, kamu kok sok tau sih Ya, sudah Aku nggak mau bahas masalah cinta sama kamu, Aku itu nganggep kamu adekku.’’
‘’Aku nggak mau kalau Cuma di anggep adek mbak, Aku mau nya di anggap pacar.’’
Aryo tertawa, namun Aku justru merasa jika dia hanya mempermainkan perasaanku, dari tawanya kali ini Aku yakin jika dia hanya bercanda.
‘’Ya, jangan suka mainin perasaan wanita ya, Aku trauma dengan rayuan manis buaya darat,’’ jelasku sambil menghampiri pak Rt.
‘’Lah katanya nggak mau dengerin buaya darat ngomong, lah itu malah deketin pak Rt, padahal pak Rt itu bukan Cuma buaya darat tapi dia sudah jadi suhunya buaya darat,’’ gumam Arya.
‘’Apa yang tadi pecah mbak starla?’’ tanya pak Rt.
‘’Biasa pak, sih Arya mecahin piring,’’ jawabku sambil tersenyum.
‘’Oh si Arya kerja disini mbak?’’
‘’Sebenarnya sih enggak pak, Cuma dia mau membantu saja, jadi Aku terima.’’
‘’Bukannya dia memang harus kuliah iya mbak, bocah sepinter Arya sayang kalau nggak kuliah.’’
Aku tak percaya ketika mendengar pak rt membahas Arya, Pria yang dikira bodoh ternyata pintar juga.
‘’Memang Arya pintar pak? Aku kok nggak percaya.’’
‘’Loh sih Arya itu pinter mbak, bahkan dia sering juara kelas.’’
Aku menengok ke belakang tepatnya di belakang Arya yang sedang berdiri.
‘’Arya, cepat sini,’’ ucapku meminta Arya bergabung.
‘’Hah apa mbak, Aku masih mau nyelesain cuci piring.’’
Arya menolak untuk menghampiri pak Rt, padahal niatku ingin menasehati bocah itu.
‘’Alah Cuma mau nasehatin Aku saja, Aku tahu cara mbak Starla menilaiku, memang Aku belum dewasa, tapi Aku sudah bisa jadi suami untuknya.’’
Arya kesal jika harus diminta bergabung dengan pak Rt, kecemburuan yang tadi, sempat menjadi alasan yang tepat untuknya menghindar.
‘’Starla, kalau kamu nggak sibuk nanti malam Aku main iya.’’
‘’Aku nggak sibuk sih pak, tapi Aku biasa istirahat setelah tutup.’’
‘’Wah sayang sekali, padahal Aku niatnya mau datang kesini.’’
Aku melihat wajah Arya kembali kesal ketika mendengar ucapan Pak Rt.
‘’Ya sudah pak, nanti malam datang saja kesini.’’
‘’Loh mau apa itu Pak Rt datang malam-malam kesini, Aku harus selidiki sikap pak Rt yang nggak biasa itu, pasti dia mau tebar pesona deh sama mbak Starla,’’ gumam Arya saat memperhatikanku bersama dengan pak Rt sedang asyik mengobrol.
Pak Rt pun pulang dan Arya segera menghampiri Aku yang sedang mengelap meja, dia pun membawa Sapu untuk membantu menyapu warungku yang terlihat sedikit kotor.
‘’Kenapa mbak, Pak Rt kok mau main ke rumah mbak Starla nanti malam?’’
Arya bertanya sambil memperlihatkan wajah cemburunya, Aku yakin jika Pria itu sudah sangat marah dengan sikap pak Rt barusan.
‘’yah mungkin dia hanya ingin bersosialisasi saja sama warganya, memang salah kah Ya?’’
‘’Nggak salah sih mbak, lagian kan ada Aku yang akan selalu menjaga mbak Starla, jadi nggak Akan khawatir suhunya buaya darat itu godain mbak,’’ jawab Arya sambil mengayunkan sapu.
‘’Yang kau maksud suhunya buaya darat itu siapa Ya?’’ tanya ku kepada bocah ingusan itu.
‘’Heleh siapa lagi kalau bukan Pak Rt yang genit itu, jujur ya mbak selain jengkel Aku juga muak melihat sikap Pak Rt,’’ jelas Arya.
‘’Hus jangan asal ngomong, nanti orangnya dengar.’’
Aku sengaja menakut-nakuti Arya agar bocah itu tak bersikap tengil seperti sebelumnya.
‘’Ya wes kalau mbak Starla nggak percaya, awas saja nanti kena mangsa suhunya buaya darat.’’
‘’Loh, loh kok bisa asal ngomong begitu sih kamu Ya, jujur Aku kesal dengan sikapmu,’’ jawabku untuk membuat Karya sedikit bisa berpikir.
Entahlah sikap bocah tengil itu bisa membuat darahku naik, apalagi kalau sedang berdebat dengannya, rasanya itu nano-nano, asam, manis, pedas ya begitu deh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments