tatapan cinta

Setelah meletakkan sapu, aku pun segera menutup warung nasi ku, karena semua makanan sudah habis, padahal biasanya warung ini tutup sore hari, tapi karena Arya membantu entah mengapa warungnya lumayan rame, sampai Aku lelah dengan pekerjaanku.

Aku mengambil sabun berwarna biru, yang wanginya tuh buat Aku nampak tambah mempesona, jujur saja sih, semenjak Aku pisah dengan suami, rasanya itu pengen juga cepetan nikah, balas semua sakit hati yang sudah di buat suamiku.

Ya memang nggak mudah cari pasangan, apalagi setelah menjanda Aku lebih selektif untuk mencari pasangan, Aku nggak mau kalau image janda ku dianggap buruk sama warga disini, kadang suka kesel karena ada lambe murah yang sering menggosipkan Aku tak berfakta.

Busa-busa sabun berwarna biru tadi terlihat sangat banyak, wanginya itu membuat Aku sangat rileks, untung saja di warung ku ini belakangnya adalah rumahku yang lumayan cukup besar untukku tinggal, jadi Aku punya tempat untuk berendam, em biasanya orang bilang itu bath up, atau apalah aku nggak bisa bahasa inggrisnya.

Berendam dengan gelembung sabun membuatku lupa dengan aroma bawang dan cabai yang harus Aku blender, tapi ya bagaimana lagi, kalau Aku segera keluar pasti Arya akan menggodaku lagi, Aku biarkan saja bocah itu tetap di luar sendirian, Aku yakin dia akan kesal dan tak akan pernah menggodaku.

Setelah Aku selesai mandi Aku pun keluar kamar, Aku bahkan tak melihat Arya ada di rumahku, Aku sengaja berjalan untuk mencari bocah itu, Ya Aku sangat terkejut, rumahku sudah sangat rapi dan bersih, bahkan tak ada noda yang ada di sekelilingku.

Karena Aku penasaran, Aku melanjutkan berjalan menuju ke ruangan tempatku berjualan, ternyata Aku tak melihat Arya disana, mungkin saja dia sudah lelah menggodaku, jadi dia pulang.

Aku sudah mengenal Arya sangat lama, bahkan saat Aku masih memiliki suami, bocah itu sudah menjadi langganan warung nasi ku.

‘’Arya, Arya,’’ panggilku untuk memastikan dia masih ada di rumahku.

Tapi tak ada jawaban dan Aku memutuskan untuk melihat jam yang ada di tanganku, oh sudah pukul 05.00 wajar saja dia pulang, Aku tak menyangka Aku berada di kamar mandi ada dua jam sendiri, wih lama sekali ya ternyata.

Aku pun memutuskan untuk menutup semua pintu rumahku, Aku tak mau jika sampai ada orang yang menyusup masuk ke dalam rumahku, Aku berjalan menuju kamarku, tiba-tiba Aku dikejutkan dengan seorang Pria yang sangat tampan sambil membawa bunga di tangannya.

Hai Mentari ku yang selalu menyinari hidupku.

Kalau kamu tahu isi hatiku

Pasti kamu sangat terkejut

Karena hanya ada namamu yang menghiasinya

Kamu wanita yang sudah Aku pilih untuk melengkapi hidupku

Aku sangat kesal mendengar ocehan Arya yang berusaha bersikap puitis padaku, Aku pun berkacak pinggang di depannya.

‘’Kenapa? Ada tugas di sekolah iya, jadi Aku yang jadi media untuk kamu gunakan sebagai pemerannya?’’

‘’Ah mbak Starla, selalu aja deh menganggap Aku itu bercanda, padahal Aku serius lo, bayangin aja mbak bunga yang Aku bawa ini, mahal loh,’’ ucap Arya sambil memberikan bunga itu padaku.

‘’Dari mana kamu dapat uang Arya, kamu sudah tak memiliki orang tua untuk mem ...’’

Arya menutup mulutku dengan tangannya, sikapnya itu loh sik kayak sudah dewasa, padahal dia masih bocil.

‘’Kan sudah Aku katakan, Aku sudah punya penghasilan sendiri, jadi Mbak Starla jangan pernah takut untuk tak Dinafkahi.’’

Heleh bocah ini tambah slebew godain Aku, Aku berusaha untuk berpura-pura menjadi pendengar setia atas setiap rayuannya.

‘’Wah hebat kamu Ya, kamu sudah dapat penghasilan sendiri,’’ ucapku dengan penuh senyuman.

‘’Lah begitu mbak masih meragukan cintaku.’’

Arya tersenyum sambil bergaya layaknya pria dewasa yang sedang merayu kekasihnya.

‘’Aku hanya nggak minat saja nikah sama bocil,’’ jelas ku.

‘’Mbak meskipun Aku bocil tapi Aku itu sudah dewasa loh,’’ jawab Arya sambil meyakinkanku.

Halah bocah karya Arya memang sangat labil, pasti dia hanya ingin menggodaku saja, kalau sudah klepek-klepek pasti Aku yang dimintai uang untuk biaya hidupnya.

‘’Oh ya terimakasih sayang, atas rayuan mu hari ini, Aku mau bobok dulu, jangan ganggu iya, oke.’’

Aku mendorong Arya untuk keluar rumahku, rasanya sih nggak tega berbuat kasar sama itu bocah, tapi kalau nggak di kasarin dia nggak pulang-pulang dan Aku harus menghabiskan waktu bersamanya.

‘’Mbak Starla, kamu jahat deh,’’ ucap Arya.

Aku tak menghiraukan bocah itu, yang terpenting Aku ingin bebas saat jam istirahat.

Wajah Arya terlihat sangat sedih, karena mendapat penolakan dariku, Aku sih Cuma nggak mau saja, dia kurang ajar, kalau menanggapi rayuannya bisa gila aku dibuatnya.

Bocah seumuran Arya masih labil, mereka belum dewasa jadi Aku harus bisa memahami itu semua, kalau Aku nggak bisa memahami sikapnya Aku sendiri yang bisa baper dengan sikapnya yang sok puitis itu.

Ya selai sikapnya yang sok puitis dia juga bisa dibilang sok dramatis, Cuma entahlah kenapa Aku malah mikirin Arya, padahal Aku pengen banget memejamkan mata.

‘’Tidur dulu Starla, kamu harus buang jauh-jauh untuk mengingat Arya itu, dia bukan pasangan yang tepat untukku,’’ ucapku sambil memejamkan mata, berusaha untuk bisa rileks sejenak.

Kadang Aku juga haus kasih sayang, kadang Aku juga butuh cinta, kadang hidup sendiri memang terasa sulit dan sakit, tapi ya kudu tetep semangat, karena hidup butuh perjuangan.

Cuma namanya hidup menjanda Aku juga harus bekerja keras, hidup di kota membuatku harus sadar dan harus bekerja kera, Aku nggak mau jika sampai mantan suamiku meremehkan ku, Aku sudah bisa buktikan dengannya, setelah bercerai dengannya, Aku tak lagi hidup mengontrak, tapi Aku sudah punya rumah sendiri dan warung nasi yang cukup ramai pembeli.

Nyesel nggak itu mantan suamiku yang sudah mencampakkan Aku, mungkin dia berpikir kalau Aku sudah nggak bisa hidup kalau nggak sama dia.

‘’Hey Anda salah, Aku bisa jauh lebih baik tanpamu,’’ ucapku menguatkan hatiku ini.

Tak selamanya cinta itu indah, dan tak selamanya cinta itu pahit, bagaikan gula akan terasa nikmat kalau diseduh dengan kopi, mereka akan saling melengkapi satu dan lainnya, tapi kopi tak akan nikmat kalau diseduh tanpa gula, pahit bro, rasanya itu pasti pahit, ya pahit sepahit hidupku saat bersamamu.

Tutup mata, dengarkan musik Aku yakin mata ini bisa terpejam, melupakan semua masa lalu yang telah berlalu menjadi luka dalam hatiku.

Yah terkadang sulit untuk menghilangkan rasa trauma yang pernah ada di dalam jiwa, namun sebagai wanita kuat aku tak mau begitu saja rapuh, harus semangat dan tetap strong.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!