"Ya, lihat tuh Andini udah datang, pasti dia lagi nyariin kamu," ucap Alina sambil tersenyum.
"Kenapa kok dia bisa datang ke sini, pasti di antara kalian berdua yang sudah mengundangnya," ucap Arya dengan penuh kekesalan.
Harus menggaruk kepalanya merasa sangat bersalah karena sudah mengundang Andini untuk datang ke acara ulang tahunnya, melihat sikap Arya yang sangat kesal, Hans pun berjalan meninggalkan mereka yang sedang sibuk berbicara.
"Mau ke mana kamu Hans?" Tanya Arya saat melihat pria yang ada di depannya mulai mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau ke toilet," jawab Hans singkat.
Arya terlihat sangat begitu kesal ketika Andini sudah berdiri di depannya, dengan gaya Andini yang super murahan, dia mulai menggeret tangan Arya untuk bisa merasakan bayi yang ada di dalam perutnya itu.
"Ya rasakan deh ini, bayi hasil dari bercinta kita sudah mulai tumbuh besar, bahkan detak jantungnya pun sudah terasa," ucapkan dinding dengan penuh harapan Jika hati Arya akan luluh seperti mencairnya es batu.
"Duh sudah bisa gerak ya, Padahal kita belum pernah membuatnya, jangan-jangan kamu lakuin sama gendruwo iya?"
Pertanyaan Arya begitu sangat memojokkan Andini, bahkan membuat Alina tertawa saat mendengarnya.
"Kamu nih ya ada-ada aja, mana ada manusia melakukan sama genderuwo, awas loh itu bayi hasil dari perbuatanmu, nanti kalau keluar bisa dicabi-cabi kamu," ujar Alina.
"Wong aku nggak buat, masa aku suruh tanggung jawab, daripada dia terus mengubahku untuk nikahin dia, mending aja deh kamu nikah sama genderuwo aja."
Andini terlihat sangat kesal ketika mendengar ucapan yang dikatakan oleh Arya,
Dia merasa sangat malu karena sudah cukup dipermalukan di depan Alina, Dia berjalan sambil membawa tasnya pergi meninggalkan tempat itu.
"Hus hus Kunti sana pergi aja, kedatanganmu di sini hanya membawa kekesalan untuk diriku," ucap Arya dengan sangat lantang.
"Jangan gitu dong Arya, dia datang ke sini itu mau mengucapkan selamat ulang tahun untuk diriku, kalau kamu nggak suka cukup diam dan jangan membuat keonaran," tegas Alina dengan penuh rasa membela Andini.
"Andini kamu nggak papa kan, jangan dengerin ucapan si Arya, dia memang sedang kehabisan obatnya Makanya kalau ngomong lagi ngelantur," jelas Alina dengan penuh kekesalan.
"Aku nggak bisa kalau cuman dipermainkan perasaannya saja, aku ini manusia juga yang punya hati, Nggak cuma dia doang yang bisa mengatakan itu semua sama diriku."
Andini mulai membeberkan rasa kesedihan yang ada di dalam hatinya, wajar saja kalau dia sedih karena melihat sikap Arya yang begitu sangat memojokkannya.
"Kamu jangan marah lagi ya, Kalau kamu marah nanti acara ini terlihat sangat tidak menarik lagi, kamu tahu sendiri kan aku Hanya mengundang orang-orang yang aku sayangi saja," jelas Alina.
"Selamat ulang tahun Alina, aku minta maaf mungkin karena sikapku yang terlalu kekanakan sampai membuat dirimu tidak nyaman."
Andini merasa sangat bersalah dengan ucapan yang dikatakannya sebelumnya, namun dia juga sedikit melirik ke arah Arya untuk menunggu dia meminta maaf kepadanya.
Namun Arya yang melihat Andini mengharapkan permintaan maaf yang keluar dari mulutnya, Dia segera pergi untuk tidak menatap wajah wanita itu, dia juga tidak kalah kesalnya karena sikap yang dilakukan oleh Andini.
Bukan sifat egois yang dirasakan oleh Arya, namun dia terbebani karena harus menikahi seorang wanita yang sama sekali Dia tidak melakukan hal tidak senonoh itu padanya, sudah memiliki janin kok dia yang harus menikahinya, seorang pria yang cantik seperti Arya tentu saja menolak hal itu.
Melihat sikap sahabatnya yang berubah begitu sangat drastis, membuat Alina segera memegang tangan Arya agar tidak pergi meninggalkan pesta itu.
"Ya kasih aku kebahagiaan malam ini saja, tetap stay di sini ya," ucapnya dengan penuh berharap.
Alina sangat mengharapkan Jika dia melewati malam-malam indahnya bersama dengan sahabat-sahabatnya, acara party yang tidak mengundang banyak orang, tentu akan bertambah sepi jika Arya pun pergi.
"Ini acara double date kan, aku nggak ikutan deh aku nggak bisa kalau harus berdekatan dengan Andini," jawab Arya.
"Duh kamu kok nggak kasihan banget sih lihat si Andini sudah bawain perutnya ke sana ke sini, dan kamu hanya mengatakan itu semua di depan matanya, sungguh kamu tidak memiliki prinsip kemanusiaan sedikitpun, tolong Arya bisa jadi pria yang baik kan?"
Arya menggelengkan kepalanya, dia tidak akan mau menjadi pria yang baik untuk Andini, menatap wajah wanita itu pun sudah membuat dia mual apalagi juga harus bersikap baik kepadanya.
"Ya kamu itu sahabatku yang terbaik, Apakah kamu tega melihat acara pagi ini gagal hanya karena mengikuti ke egoisanmu," pinta Alina dengan penuh rasa berharap.
"Ya baiklah, aku akan selalu mengikuti semua ucapanmu meskipun aku sendiri sangat kesal ketika harus berhadapan dengan wanita ini, ingat Alina ini semua demi kamu bukan demi kuntilanak yang ada di depan itu."
Alina menahan tawanya karena melihat sikap Arya yang selalu menganggap jika Andini itu sebagai kuntilanak, sangat disayangkan wanita secantik Andini Hanya dianggap sebagai seorang kuntilanak yang mengganggu pikiran Arya, terlihat sangat jelas di wajahnya kalau dia sudah ingin menerkam si Arya karena sangat kesal dengan ucapan yang dikatakannya.
"Kenapa kamu nggak suka aku bilangin kamu seperti kuntilanak? Kalau nggak suka marah saja daripada ditahan-tahan nanti jadinya bisul loh," ucap Arya sambil menatap sangat sinis ke arah wajah Andini.
"Kan aku sudah membawa bisul yang sangat besar ini, bahkan terasa sesak di dalam perutku."
"Itu sih bisul-bisulan, bukan bisul beneran."
Alina tersenyum melihat perdebatan di antara sahabatnya itu, namun kalau untuk membuat kedua sahabatnya itu tidak bertengkar, Alina segera mengajak mereka menuju ke dalam rumah, beberapa minuman sudah disiapkan untuk party malam ini.
"Alina, memangnya kedua orang tuamu nggak ada di rumah?"
Andini merasa sangat heran ketika melihat sahabatnya berani membeli beberapa minuman dan dibawanya ke rumahnya.
"Happy party, orang tuaku sangat sibuk mereka sangat jarang pulang ke rumah, jadi nggak pernah ngerecohin aku kalau ngadain party kayak gini," jawab Alina.
"Duh enak banget jadi kamu ya, kamu bebas party dan bersenang-senang dengan pria yang kamu mau."
Alina menggelengkan kepalanya merasa sangat diremehkan oleh ucapan yang dikatakan oleh Andini.
"Tapi bukan berarti aku cewek murahan ya, aku hanya ingin party saja."
"Tetapi aku tetap selalu dengan sikapmu yang tidak pernah hamil, wanita seperti dirimu sepertinya memang jago dalam melakukan segala sesuatu."
"Alina, tentu saja aku tidak hamil karena aku tidak akan pernah mungkin melakukannya dengan sembarangan pria, mungkin kamu hamil karena kamu sangat sering bergonta-ganti pasangan sehingga terjadilah kehamilan di dalam perutmu itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments