NovelToon NovelToon

Janda Semakin Di Depan

Bab 1

‘’Mbak Starla, Aku pesan nasi Ayamnya satu iya, nggak pakai sambal,’’ ucap Arya sambil tersenyum.

‘’Loh tumben, kamu nggak mau di kasih sambal, biasanya kamu suka pedes Ya.’’

‘’Hehe Mbak Starla kan tahu sendiri, kalau Arya sekarang harus belajar hemat, selain hemat Arya juga kan mau jadi Papa dari anak-anak kita,’’ jelas Arya sambil tersenyum.

‘’Loh Loh, ini maksudnya Apa Ya, kamu mau nikahin janda begitu?’’

‘’Arya sih maunya begitu mbak, tapi jandanya kalau tahu pasti nolak,’’ jawab Arya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Aku masih diam sambil mengambil nasi lauk Ayam tanpa sambal, Aku masih mencerna ucapan Arya untuk bisa dipahami.

Selama ini Arya yang menjadi langganan pembeli di warung nasibku, namun gelagat Arya terlihat sangat berbeda hari ini, bocah ini biasanya hanya memandangku saja, namun kali ini dia sangat berani membuka mulutnya untuk menggodaku.

‘’Ya, ini nasinya,’’ ucapku sambil tersenyum padanya.

Arya melihat ke sekeliling tempatnya duduk, setelah dia tak melihat ada yang masuk dia segera memegang tanganku.

‘’Mbak Starla, duduk dulu, Aku mau ngomong,’’ ucap Arya dengan wajah sangat tegang.

‘’Ngomong Saja Ya, kayak baru kenal saja.’’

Aku tak memperdulikan ucapan Arya, karena memang dia sering datang ke warung untuk makan nasi.

‘’Mbak Starla nggak kesepian tinggal sendirian,’’ tanya Arya.

‘’Ya kesepian to, bayangin saja Ya setelah Aku cerai sama suami, Aku harus bekerja sendiri tanpa ada keluarga disini, kamu tahu sendiri Aku disini cuman merantau,’’ jelas ku.

‘’Oh kita sama mbak, Arya setelah Mama meninggal suka ngerasa kesepian, pingin nikah tapi males cari gadis.’’

Aku tertawa terbahak-bahak ketika mendengar jawaban yang diucapkan oleh Arya.

‘’Loh memang kamu mau cari istri yang bagaimana sih Ya?’’

‘’Yang janda tapi setia mbak,’’ jelas Arya.

‘’Mbok kira nikah sama janda itu enak, kamu belum merasakan nikah itu pahit loh Ya.’’

Arya tersenyum sambil mendekatkan tatapan matanya tepat di depan mataku. Aku terkejut dengan sikap Arya hari ini.

‘’Kalau Arya mau nya janda bagaimana mbak.’’

Aku tertawa sambil meninggalkan ekspresi bocah yang Aku anggap sebagai bocah ingusan itu, Aku tak mau berdebat dengannya, bocah ingusan seperti Arya pasti hanya menggodaku saja.

‘’Mbak, jangan pergi,’’ ucap Arya sambil menantikan jawaban dari mulutku.

‘’Kenapa sih Ya, kamu mau Aku menjawab pertanyaan mu itu?’’

‘’Iya mbak,’’ jawab Arya dengan nada memelas.

Aku pun tersenyum menatap wajahnya, bocah itu ku tinggalkan berada di tempat makan sedangkan Aku pergi untuk mencuci piring.

Saat Aku berada di dekat tempat cuci piring tiba-tiba Arya mengikutiku, Aku tak tahu jika tangannya dengan penuh berani melingkar di pinggangku.

‘’Aku bantuin ya mbak,’’ ucap Arya.

Aku pun sangat kesal ketika melihat bocah itu bersikap sangat berani, bahkan dia sangat kurang ajar padaku, Aku pun segera mendorong tubuhnya dari belakangku.

‘’Ya, kamu jangan kurang ajar, Aku ini janda kalau sampai kamu bersikap seperti itu, Aku takut orang akan beranggapan berbeda.’’

‘’Memang, kalau mbak janda Aku nggak boleh menikahi Mbak?’’

Aku menggelengkan kepalaku, takut jika sampai Arya akan semakin tersinggung dengan jawaban yang Aku ucapkan.

‘’Nggak ada yang salah mbak, kalau kita menikah, hanya butuh cinta mbak untukku saja,’’ ujar Arya sambil meyakinkanku.

‘’Ya kamu keluar saja, Aku mau cuci piring,’’ tugasku meminta Arya keluar ruangan.

‘’Yah Aku disini mau bantuin mbak loh, bukan mau liatin saja, sini biar Arya yang nyuci piringnya, mbak pasti capek dari tadi pagi nggak istirahat.’’

Arya tersenyum sambil menatap wajahku, padahal tak ada senyuman yang terlihat di wajahku hari ini. Di godain sama bocil itu menurutku sangat menyebalkan, wanita dewasa sepertiku harus mendengarkan ucapan gombalan dari pria yang masih sangat muda.

‘’Mbak, selain Arya bisa mencuci piring, Arya juga bisa menafkahi mbak Starla, jadi jangan khawatir kalau menikah denganku,’’ ujar Arya meyakinkanku.

Aku pun segera membersihkan cabe dan bawang merah untuk persiapan memasak besok pagi, sudah menjadi kebiasaan ku untuk membersihkan sekarang, karena jika tidak Aku cicil pekerjaan ku akan semakin menumpuk.

Aku terkejut Arya sudah menyelesaikan cuci piringnya, dan dia segera membantumu untuk membersihkan bawang.

‘’Ya, kamu pulang saja deh, Aku nggak punya uang untuk bayar kamu kerja,’’ tugasku mengusir Arya untuk segera pulang.

‘’Loh Loh, yang minta bayar mbak Starla siapa, Aku kan sudah bilang kalau Aku bakalan jadi suami dan partner hidup mbak.’’

Kata-kata Arya hari ini benar-benar membuat perutku sakit, Aku menatap sinis ke arah wajahnya dengan penuh kemarahan.

‘’Kamu tahu sopan santun nggak sih Ya, sejak tadi kamu Aku biarin tapi tambah ngelunjak deh.’’

Aku sangat marah dengan sikapnya yang semakin berani bersikap seperti itu padaku, Aku hanya tak mau jika Arya terbiasa bersikap yang memalukan saat bersama dengan wanita yang lebih tua.

‘’Mbak Starla, Apakah salah jika Arya mau bantuin mbak, Aku disini nggak Cuma mau godain mbak, tapi semua ucapanku itu serius mbak.’’

Arya semakin berusaha untuk meyakinkanku dengan ucapannya, Aku pun berusaha untuk menasehatinya.

‘’Ya, kamu itu masih bocah, kamu itu pantasnya duduk di bangku kuliahan dan godain para mahasiswi bukannya duduk disini godain mak-mak kaya Aku,’’ ucapku sambil memperlihatkan wajah kesal ku.

‘’Memang salah iya mbak, kalau Aku suka sama janda?’’

‘’Iya tentu salah dong Arya, kamu itu iya semakin hari semakin nyebelin,’’ tegas ku lagi menasehati Arya.

‘’Mbak pasti ngira Aku nggak punya uang kan, jadi bisa nolak Aku, mbak lihat uang beserta rekening tabunganku, ini itu cukup mbak untuk hidup kita berdua tanpa harus berjualan nasi.’’

‘’Arya ...’’ Aku berteriak dan akhirnya Arya meletakkan uang seratus ribu dan berjalan pergi.

Aku pun mengambil uang kembalian Arya, namun setelah Aku keluar Arya sudah tak ada di warung, perasaanku semakin kesal dibuatnya.

Bocah kayak Arya itu paling berani deh godain Aku, padahal dia tampan Aku yakin di kampusnya pasti banyak yang mau menjadi pacarnya, tapi dia malah godain Aku.

Aku nggak mau baper sama ucapan Arya, Aku ingat lagi kalau Aku ini janda dan nggak akan bisa bahagia nikah sama berondong seperti Arya.

Perbedaan usiaku saja sama sih Arya jauh banget, nikah sama mantan suamiku saja nggak bahagia padahal kita seumuran, apalagi nikah sama bocil, bisa jadi aku sakit kepala.

Entahlah semenjak Arya datang hari ini, emosi ku mulai tak stabil, antara ingin ketawa dan kesal, tapi Aku nggak mau jika sampai kebawa baper, bisa berabe itu dunia kalau kebanyakan baper.

Aku pun melanjutkan aktivitasku menjaga warung nasi, karena sebentar lagi karyawan kantor istirahat pasti akan ramai dan lelah.

Setelah satu jam, akhirnya karyawan kantor keluar istirahat dan makan siang di warung, Aku sedikit kelelahan karena memang lasmi libur bekerja karena suaminya sakit, Aku pun mondar mandir untuk melayani pembeli, tiba-tiba ada Arya yang datang membantuku.

‘’Jangan marah iya mbak, Arya Cuma mau membantu saya kok,’’ ucapnya dengan nada memelas.

Aku pun menarik nafas untuk mengendalikan emosiku, Aku tahu ini bukan saatnya Aku untuk marah dan kesal.

Bab 2 Piring pecah

Arya terlalu bersemangat saat membantuku, Aku pun merasa sangat senang saat Arya bisa bersikap baik padaku, wajah Arya pun mulai banyak mengeluarkan keringat.

‘’Kalau capek istirahat saja Arya,’’ ucapku meminta Arya untuk beristirahat.

‘’Oh nggak mbak, Aku harus membantu pekerjaan mbak Starla sampai selesai,’’ jawab Arya tanpa menghiraukan ucapanku.

‘’Mbak Starla, mau makan nasi pakai Lele iya mbak,’’ ucap pak rt datang dengan penuh senyuman.

‘’Oh pak Rt, Starla ambilkan dulu ya pak,’’ ucapku sambil segera mengambilkan nasi lele pesanan pak Rt.

Arya menatap ke arah Pak Rt yang terus memandangiku, terlihat jelas di wajah bocah itu kalau dia cemburu melihatku.

‘’Kamu ngapa Arya?’’

Aku mencoba bertanya pada Arya agar bocah itu tak menatap kesal ke arah Pak Rt.

‘’Pak Rt itu genit ya mbak,’’ ucap Arya.

‘’Hus ngawur kamu, kalau kamu ngomong kayak begitu nanti dia marah lo Arya.’'

Aku mengabaikan Arya, karena tak mau jika sampai Pak Rt mendengarnya.

‘’Wah mbak Starla masakannya enak sekali, Aku nyesel deh nggak pernah makan disini.’’

‘’Ya kalau nggak enak, pasti orang nyesel makan disini pak, maka dari itu Aku menjaga rasanya agar tetap enak,’’ jawabku sambil tersenyum.

‘’Sebenarnya yang bikin ramai itu karena mbak Starla selalu ramah dengan pembeli, makanya pembeli sangat senang jika makan disini.’’

Aku tertawa ketika mendengar ucapan pak Rt, jujur saja ini adalah pujian yang membuatku sangat senang.

‘’Pak Rt bisa saja memujinya, Aku takut jatuh loh kalau dipuji terus.’’

‘’Kalau kamu jatuh, jangan lupa panggil Aku ya, nanti Aku yang gendongnya.’’

Saat Pak Rt berusaha merayuku, tiba-tiba ada suara piring terjatuh, suaranya sangat keras bahkan sampai ke telinga pak Rt.

‘’Suara apa itu, Starla,’’ tanya Pak Rt.

‘’Mungkin Arya mecahin piring Pak, Aku lihat dia dulu ya pak.’’

Aku segera bergegas menuju ke dapur melihat Arya yang memegangi tangannya.

‘’waduh tanganmu berdarah Arya,’’ tanyaku dengan ekspresi panik.

‘’Mbak bantuin obatin ya, Ya.’’

Arya menganggukkan kepalanya, bocah itu semakin terlihat aneh, tadi sempat menggodaku tapi ekspresinya berubah menjadi kesal.

‘’Sakit,’’ tanya ku saat sedang memakaikan plester di tangannya.

‘’Nggak sesakit hatiku sih mbak.’’

Baru saja Aku menduga dia berubah ternyata dia masih sama seperti tadi.

‘’Kalau sakit mendingan kamu pulang deh Ya, kamu istirahat saja.’’

Aku meminta Arya untuk pulang, karena nggak mau jika dia nampak kesal denganku.

‘’Mbak, ngusir Aku?’’

Aku menggelengkan kepalaku, Aku takut jika Arya marah.

‘’Aku nggak ngusir sih Ya, Cuma kamu tahu sendiri kalau aku sibuk.’’

‘’Loh Mbak tahu sedang sibuk, kenapa selalu egois nggak mau Aku bantuin.’’

Aku pun pasrah saat menghadapi bocah itu, Aku tahu sikapnya memang berbeda dari yang lainnya, dia memang masih bocah yang baru saja puber, wajar saja jika gayanya masih sangat labil.

‘’Mbak pasti berpikir kalau Aku masih labil ya, bocah Abg yang baru saja jatuh cinta?’’

Aku terkejut ketika mendengar Arya bertanya itu padaku, jujur Aku semakin heran dengan sikapnya.

‘’Nggak Arya, kamu kok sok tau sih Ya, sudah Aku nggak mau bahas masalah cinta sama kamu, Aku itu nganggep kamu adekku.’’

‘’Aku nggak mau kalau Cuma di anggep adek mbak, Aku mau nya di anggap pacar.’’

Aryo tertawa, namun Aku justru merasa jika dia hanya mempermainkan perasaanku, dari tawanya kali ini Aku yakin jika dia hanya bercanda.

‘’Ya, jangan suka mainin perasaan wanita ya, Aku trauma dengan rayuan manis buaya darat,’’ jelasku sambil menghampiri pak Rt.

‘’Lah katanya nggak mau dengerin buaya darat ngomong, lah itu malah deketin pak Rt, padahal pak Rt itu bukan Cuma buaya darat tapi dia sudah jadi suhunya buaya darat,’’ gumam Arya.

‘’Apa yang tadi pecah mbak starla?’’ tanya pak Rt.

‘’Biasa pak, sih Arya mecahin piring,’’ jawabku sambil tersenyum.

‘’Oh si Arya kerja disini mbak?’’

‘’Sebenarnya sih enggak pak, Cuma dia mau membantu saja, jadi Aku terima.’’

‘’Bukannya dia memang harus kuliah iya mbak, bocah sepinter Arya sayang kalau nggak kuliah.’’

Aku tak percaya ketika mendengar pak rt membahas Arya, Pria yang dikira bodoh ternyata pintar juga.

‘’Memang Arya pintar pak? Aku kok nggak percaya.’’

‘’Loh sih Arya itu pinter mbak, bahkan dia sering juara kelas.’’

Aku menengok ke belakang tepatnya di belakang Arya yang sedang berdiri.

‘’Arya, cepat sini,’’ ucapku meminta Arya bergabung.

‘’Hah apa mbak, Aku masih mau nyelesain cuci piring.’’

Arya menolak untuk menghampiri pak Rt, padahal niatku ingin menasehati bocah itu.

‘’Alah Cuma mau nasehatin Aku saja, Aku tahu cara mbak Starla menilaiku, memang Aku belum dewasa, tapi Aku sudah bisa jadi suami untuknya.’’

Arya kesal jika harus diminta bergabung dengan pak Rt, kecemburuan yang tadi, sempat menjadi alasan yang tepat untuknya menghindar.

‘’Starla, kalau kamu nggak sibuk nanti malam Aku main iya.’’

‘’Aku nggak sibuk sih pak, tapi Aku biasa istirahat setelah tutup.’’

‘’Wah sayang sekali, padahal Aku niatnya mau datang kesini.’’

Aku melihat wajah Arya kembali kesal ketika mendengar ucapan Pak Rt.

‘’Ya sudah pak, nanti malam datang saja kesini.’’

‘’Loh mau apa itu Pak Rt datang malam-malam kesini, Aku harus selidiki sikap pak Rt yang nggak biasa itu, pasti dia mau tebar pesona deh sama mbak Starla,’’ gumam Arya saat memperhatikanku bersama dengan pak Rt sedang asyik mengobrol.

Pak Rt pun pulang dan Arya segera menghampiri Aku yang sedang mengelap meja, dia pun membawa Sapu untuk membantu menyapu warungku yang terlihat sedikit kotor.

‘’Kenapa mbak, Pak Rt kok mau main ke rumah mbak Starla nanti malam?’’

Arya bertanya sambil memperlihatkan wajah cemburunya, Aku yakin jika Pria itu sudah sangat marah dengan sikap pak Rt barusan.

‘’yah mungkin dia hanya ingin bersosialisasi saja sama warganya, memang salah kah Ya?’’

‘’Nggak salah sih mbak, lagian kan ada Aku yang akan selalu menjaga mbak Starla, jadi nggak Akan khawatir suhunya buaya darat itu godain mbak,’’ jawab Arya sambil mengayunkan sapu.

‘’Yang kau maksud suhunya buaya darat itu siapa Ya?’’ tanya ku kepada bocah ingusan itu.

‘’Heleh siapa lagi kalau bukan Pak Rt yang genit itu, jujur ya mbak selain jengkel Aku juga muak melihat sikap Pak Rt,’’ jelas Arya.

‘’Hus jangan asal ngomong, nanti orangnya dengar.’’

Aku sengaja menakut-nakuti Arya agar bocah itu tak bersikap tengil seperti sebelumnya.

‘’Ya wes kalau mbak Starla nggak percaya, awas saja nanti kena mangsa suhunya buaya darat.’’

‘’Loh, loh kok bisa asal ngomong begitu sih kamu Ya, jujur Aku kesal dengan sikapmu,’’ jawabku untuk membuat Karya sedikit bisa berpikir.

Entahlah sikap bocah tengil itu bisa membuat darahku naik, apalagi kalau sedang berdebat dengannya, rasanya itu nano-nano, asam, manis, pedas ya begitu deh.

tatapan cinta

Setelah meletakkan sapu, aku pun segera menutup warung nasi ku, karena semua makanan sudah habis, padahal biasanya warung ini tutup sore hari, tapi karena Arya membantu entah mengapa warungnya lumayan rame, sampai Aku lelah dengan pekerjaanku.

Aku mengambil sabun berwarna biru, yang wanginya tuh buat Aku nampak tambah mempesona, jujur saja sih, semenjak Aku pisah dengan suami, rasanya itu pengen juga cepetan nikah, balas semua sakit hati yang sudah di buat suamiku.

Ya memang nggak mudah cari pasangan, apalagi setelah menjanda Aku lebih selektif untuk mencari pasangan, Aku nggak mau kalau image janda ku dianggap buruk sama warga disini, kadang suka kesel karena ada lambe murah yang sering menggosipkan Aku tak berfakta.

Busa-busa sabun berwarna biru tadi terlihat sangat banyak, wanginya itu membuat Aku sangat rileks, untung saja di warung ku ini belakangnya adalah rumahku yang lumayan cukup besar untukku tinggal, jadi Aku punya tempat untuk berendam, em biasanya orang bilang itu bath up, atau apalah aku nggak bisa bahasa inggrisnya.

Berendam dengan gelembung sabun membuatku lupa dengan aroma bawang dan cabai yang harus Aku blender, tapi ya bagaimana lagi, kalau Aku segera keluar pasti Arya akan menggodaku lagi, Aku biarkan saja bocah itu tetap di luar sendirian, Aku yakin dia akan kesal dan tak akan pernah menggodaku.

Setelah Aku selesai mandi Aku pun keluar kamar, Aku bahkan tak melihat Arya ada di rumahku, Aku sengaja berjalan untuk mencari bocah itu, Ya Aku sangat terkejut, rumahku sudah sangat rapi dan bersih, bahkan tak ada noda yang ada di sekelilingku.

Karena Aku penasaran, Aku melanjutkan berjalan menuju ke ruangan tempatku berjualan, ternyata Aku tak melihat Arya disana, mungkin saja dia sudah lelah menggodaku, jadi dia pulang.

Aku sudah mengenal Arya sangat lama, bahkan saat Aku masih memiliki suami, bocah itu sudah menjadi langganan warung nasi ku.

‘’Arya, Arya,’’ panggilku untuk memastikan dia masih ada di rumahku.

Tapi tak ada jawaban dan Aku memutuskan untuk melihat jam yang ada di tanganku, oh sudah pukul 05.00 wajar saja dia pulang, Aku tak menyangka Aku berada di kamar mandi ada dua jam sendiri, wih lama sekali ya ternyata.

Aku pun memutuskan untuk menutup semua pintu rumahku, Aku tak mau jika sampai ada orang yang menyusup masuk ke dalam rumahku, Aku berjalan menuju kamarku, tiba-tiba Aku dikejutkan dengan seorang Pria yang sangat tampan sambil membawa bunga di tangannya.

Hai Mentari ku yang selalu menyinari hidupku.

Kalau kamu tahu isi hatiku

Pasti kamu sangat terkejut

Karena hanya ada namamu yang menghiasinya

Kamu wanita yang sudah Aku pilih untuk melengkapi hidupku

Aku sangat kesal mendengar ocehan Arya yang berusaha bersikap puitis padaku, Aku pun berkacak pinggang di depannya.

‘’Kenapa? Ada tugas di sekolah iya, jadi Aku yang jadi media untuk kamu gunakan sebagai pemerannya?’’

‘’Ah mbak Starla, selalu aja deh menganggap Aku itu bercanda, padahal Aku serius lo, bayangin aja mbak bunga yang Aku bawa ini, mahal loh,’’ ucap Arya sambil memberikan bunga itu padaku.

‘’Dari mana kamu dapat uang Arya, kamu sudah tak memiliki orang tua untuk mem ...’’

Arya menutup mulutku dengan tangannya, sikapnya itu loh sik kayak sudah dewasa, padahal dia masih bocil.

‘’Kan sudah Aku katakan, Aku sudah punya penghasilan sendiri, jadi Mbak Starla jangan pernah takut untuk tak Dinafkahi.’’

Heleh bocah ini tambah slebew godain Aku, Aku berusaha untuk berpura-pura menjadi pendengar setia atas setiap rayuannya.

‘’Wah hebat kamu Ya, kamu sudah dapat penghasilan sendiri,’’ ucapku dengan penuh senyuman.

‘’Lah begitu mbak masih meragukan cintaku.’’

Arya tersenyum sambil bergaya layaknya pria dewasa yang sedang merayu kekasihnya.

‘’Aku hanya nggak minat saja nikah sama bocil,’’ jelas ku.

‘’Mbak meskipun Aku bocil tapi Aku itu sudah dewasa loh,’’ jawab Arya sambil meyakinkanku.

Halah bocah karya Arya memang sangat labil, pasti dia hanya ingin menggodaku saja, kalau sudah klepek-klepek pasti Aku yang dimintai uang untuk biaya hidupnya.

‘’Oh ya terimakasih sayang, atas rayuan mu hari ini, Aku mau bobok dulu, jangan ganggu iya, oke.’’

Aku mendorong Arya untuk keluar rumahku, rasanya sih nggak tega berbuat kasar sama itu bocah, tapi kalau nggak di kasarin dia nggak pulang-pulang dan Aku harus menghabiskan waktu bersamanya.

‘’Mbak Starla, kamu jahat deh,’’ ucap Arya.

Aku tak menghiraukan bocah itu, yang terpenting Aku ingin bebas saat jam istirahat.

Wajah Arya terlihat sangat sedih, karena mendapat penolakan dariku, Aku sih Cuma nggak mau saja, dia kurang ajar, kalau menanggapi rayuannya bisa gila aku dibuatnya.

Bocah seumuran Arya masih labil, mereka belum dewasa jadi Aku harus bisa memahami itu semua, kalau Aku nggak bisa memahami sikapnya Aku sendiri yang bisa baper dengan sikapnya yang sok puitis itu.

Ya selai sikapnya yang sok puitis dia juga bisa dibilang sok dramatis, Cuma entahlah kenapa Aku malah mikirin Arya, padahal Aku pengen banget memejamkan mata.

‘’Tidur dulu Starla, kamu harus buang jauh-jauh untuk mengingat Arya itu, dia bukan pasangan yang tepat untukku,’’ ucapku sambil memejamkan mata, berusaha untuk bisa rileks sejenak.

Kadang Aku juga haus kasih sayang, kadang Aku juga butuh cinta, kadang hidup sendiri memang terasa sulit dan sakit, tapi ya kudu tetep semangat, karena hidup butuh perjuangan.

Cuma namanya hidup menjanda Aku juga harus bekerja keras, hidup di kota membuatku harus sadar dan harus bekerja kera, Aku nggak mau jika sampai mantan suamiku meremehkan ku, Aku sudah bisa buktikan dengannya, setelah bercerai dengannya, Aku tak lagi hidup mengontrak, tapi Aku sudah punya rumah sendiri dan warung nasi yang cukup ramai pembeli.

Nyesel nggak itu mantan suamiku yang sudah mencampakkan Aku, mungkin dia berpikir kalau Aku sudah nggak bisa hidup kalau nggak sama dia.

‘’Hey Anda salah, Aku bisa jauh lebih baik tanpamu,’’ ucapku menguatkan hatiku ini.

Tak selamanya cinta itu indah, dan tak selamanya cinta itu pahit, bagaikan gula akan terasa nikmat kalau diseduh dengan kopi, mereka akan saling melengkapi satu dan lainnya, tapi kopi tak akan nikmat kalau diseduh tanpa gula, pahit bro, rasanya itu pasti pahit, ya pahit sepahit hidupku saat bersamamu.

Tutup mata, dengarkan musik Aku yakin mata ini bisa terpejam, melupakan semua masa lalu yang telah berlalu menjadi luka dalam hatiku.

Yah terkadang sulit untuk menghilangkan rasa trauma yang pernah ada di dalam jiwa, namun sebagai wanita kuat aku tak mau begitu saja rapuh, harus semangat dan tetap strong.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!