Kedatangan Alina
Hari ini Arya pergi untuk berlibur bersama teman-temannya, kebetulan mereka sedang merayakan acara ulang tahun Alina dan Hans, Arya merasa sedikit khawatir karena dia sangat takut jika sampai bertemu dengan Andini.
Andini mantan kekasihnya itu selalu meneror untuk segera menikahinya, perasaan Arya semakin kacau karena dia tidak mau jika sampai dia harus bertanggung jawab atas semua perbuatan yang tidak dilakukannya.
"Yah kenapa kamu bengong saja di sini," tanya Alina sambil tersenyum.
"Al kamu tidak mengundang Andini datang ke sini kan?"
Alina menggelengkan kepalanya, dia juga sangat tidak suka dengan sikap Andini yang selalu membuat masalah dengannya.
"Orang kamu tahu saya juga tidak suka dengan sikapnya yang selalu ikut campur masalah pribadiku, mana mungkin aku mengizinkan wanita itu untuk datang ke acara ulang tahunku," jawabnya sambil tersenyum.
"Duh aku sebenarnya jadi tidak enak mengatakan ini semua pada dirimu, tapi ya kamu harus tahu, Kalau dia sampai datang pasti akan menjadi permasalahan yang cukup besar di antara kita berdua.'
Hans datang sambil menghampiri Arya dan kekasihnya yang sedang duduk mengobrol bersama.
"Duh kenapa kalian malah ngobrol berduaan di sini, nanti yang ada Alina jatuh cinta lo sama kamu," ucapkan dengan penuh kemarahan.
"Duh aku juga nggak sampai jadi penikung pacar orang lain, aku juga sudah punya wanita yang jauh lebih cantik dibandingkan dengan Alina," ucapnya sambil menatap wajah Hans.
"Seriusan kamu sudah punya pacar? Aku kira kamu belum mempunyai pacar?"
Hans menggoda sahabatnya, Padahal niat Hans malam ini sengaja dia akan mempertemukan Arya dengan wanita yang selama ini Mencintainya.
"Jelas aku belum punya pacar, tetapi aku mempunyai calon istri yang jauh lebih cantik dibandingkan pacarmu itu," jawab Arya sambil tersenyum.
"Duh ternyata kamu ada saingannya Alina, Aku kira kamu jauh lebih cantik, tapi sepertinya lebih cantik kan pacarnya Arya."
Alina menggelengkan kepalanya dia merasa sangat kesal ketika mendengar ucapan yang dikatakan oleh kekasihnya itu.
"Nggak usah banding-bandingin aku dengan pacarnya si Arya, Aku juga belum tahu siapa sebenarnya wanita yang dipakai banggakan oleh bocah itu, paling juga si Andini."
Mendengar Alina mengucapkan nama Andini, perasaan Arya menjadi sangat kesal karena harus teringat kembali dengan wanita yang sempat mempermalukannya di depan ibu-ibu kompleknya.
"Duh kamu harus membahas wanita itu lagi, kamu tidak tahu sih dia sempat mempermalukanku, sampai rasanya aku sangat jijik jika mengingat namanya kembali," ucapnya sambil memberikan nada ekspresi kekesalan.
"Seriusan kamu Ya, aku nggak yakin deh kalau Andini bisa berbuat seperti itu, bukankah dulu kamu yang sangat mencintainya?"
Hans masih belum percaya dengan ucapan yang dikatakan oleh Arya, melihat wanita itu tentu saja dia tidak bisa mempercayai ucapan yang dikatakan oleh sahabatnya itu.
"Kenapa juga aku harus bohong sih, kalau kamu tahu Andini itu jauh lebih memalukan di saat dia sudah tidak bisa mendapatkan keinginannya, saranku kamu harus bisa menjaga hubunganmu agar tidak diganggu dengan Andini," jawab Arya sambil tersenyum.
"Duh aku nggak mungkin deh kalau sampai jatuh cinta sama si Andini, malu dong kalau aku jatuh cinta dengannya, masa Harus bersaing dengan kamu sih."
Mendengar jawaban yang dikatakan oleh Hans membuat Alina semakin kesal, Dia segera mencubit kekasihnya agar tidak asal berbicara dan bisa menimbulkan kemarahannya.
''Duh kenapa aku kamu cubit sih, Padahal aku sama si Arya cuman ngomongin masalah Andini saja, kan aku sama sekali tidak pernah memiliki hubungan dengannya," tanya Hans sangat ingin mendengar jawaban dari kekasihnya itu.
"Kamu nggak perlu tanya kenapa aku sangat kesal saat mendengar ucapanmu itu, seharusnya kamu paham kalau seorang wanita tidak suka jika kekasihnya mengatakan wanita lain di depan matanya," ujar Alina dengan nada sangat marah.
"Cie ternyata ada yang cemburu nih, baru tahu kalau kamu bisa semudah ini cemburu, padahal cuma sama Andini loh bukan wanita yang jauh lebih cantik darinya," jawabnya sambil tersenyum.
"Mau sama si Andini atau mau sama si paijem sekalipun aku tetap nggak suka kalau kamu ngomongin wanita lain di depan mataku, kamu lupa ya kalau hari ini kita ulang tahun," tegas Alina.
"Duh duh iya ya kita kan hari ini ulang tahun, padahal sih aku ulang tahunnya besok, Tapi karena kamu yang jauh lebih dulu ulang tahun, nggak papa deh aku rayain bareng-bareng sama kamu, hitung-hitung hemat biaya," jawab Hans tersenyum.
"Dasar cowok pelit, kelihatan banget kalau kamu cuman bisanya minta uang dari orang tuamu saja, kerja dong makanya," ledek Arya.
"Duh ya, gimana sempet mau kerja, telat chat saja sudah kena marah sama nyonya, apalagi kalau aku kerja, kesibukanku di kantor bisa membuat dia menjadi darah tinggi," jawab Hans tersenyum.
"Tuh dengerin Alina, pacarmu itu butuh uang untuk bisa nyenengin kamu, kalau kamu cuman modal egois aja mana mungkin dia bisa nurutin semua kemauanmu," ucap Arya godain si Alina.
"Halah kalian berdua ini cuman bisanya nyalahin aku aja, kamu juga sih Arya, jomblo saja sudah kebanyakan gaya, gimana kalau kamu nanti punya pacar, kira-kira mau kasih apa kalau dia ulang tahun?"
"Lah aku mah nggak ribetan kayak kamu, kalau pacarku ulang tahun biarin aja dia tiup lilin, modal kue tart rp50.000-an aja udah cukup, daripada mahal-mahal ujung-ujungnya juga cuman akan dimakan kan?"
Si Arya memang sangat tidak suka memberikan hadiah spesial pada kekasihnya, dia nggak mau kalau sampai harus merawat kocek yang banyak, mikirnya sih kalau cuma pacaran aja kan belum tentu resmi menjadi istrinya, si Arya mah mikirnya begitu dia nggak mau rugi, apalagi cuma nyenengin wanita-wanita yang belum tentu setia dengannya.
"Duh Untung aja aku nggak pacaran sama kamu ya, kalau aku sampai pacaran sama kamu, bisa-bisa aku dapat malunya saja, tuh punya pacar nggak mau modal dikit pun."
Arya tertawa saat mendengar jawaban yang dikatakan oleh Alina, dia paham kalau sahabatnya itu berusaha untuk menghinanya agar dia punya rasa iba ketika memiliki kekasih.
"Kalau aku sih enjoy enjoy saja, aku anggap sih kalau namanya pacaran itu cukup senang-senang aja nggak perlu terlalu banyak ngeluarin uang, nanti juga kalau nikah uangnya yang megang tetap istri kan?"
"Kamu mah mikirnya udah jauh aja, orang mah nikmatin dulu masa pacaran baru mikirin nikah, Nah kalau kamu mah udah mikirin ke nikah aja, emangnya udah siap untuk nikah?"
Alina bertanya kepada Arya untuk memastikan jawaban dari sahabatnya itu tidak ngawur, dia juga tidak suka kalau harus membicarakan masalah pernikahan Di saat usianya yang masih jauh lebih muda.
"Kamu lupa ya kalau aku memang tidak suka berpacaran, aku sih maunya langsung nikah aja yang simple dan halal tanpa harus banyak-banyak mendapatkan dosa."
"Duh secepat itu ya kamu mikirin mau nikah, Padahal aku sih cuman mau kalau nikah itu di usia yang cukup dewasa dan matang, tapi sepertinya kamu sudah jauh lebih kebelet untuk bisa mendapatkan kekasih?"
"Bukan seperti itu sih, tapi sebagai seorang pria memang harus jauh lebih berani untuk bisa mewujudkan semua impian seorang wanita, Kalau cuman mikirin seneng aja, Ya sudah pacaran saja nggak perlu nikah, bisa kontrakan di pasangan tanpa harus ada ikatan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments