Rindou berdiri seraya memegang peta kecil di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang serpihan batu bersinar sebagai penerangan. Peta yang didapat dari bangsawan yang akan ia bunuh sangat berguna, letak tempat tinggal serta nama bangsawan itu sudah tertata.
Jika Rindou menyebut salah satu nama dari para bangsawan yang ada di Kota Yuvin. Gambar peta hilang dengan sekejap namun digantikan dengan informasi mengenai bangsawan tersebut serta letak di mana pusaka keluarga disembunyikan.
“Terdapat tujuh bangsawan di Kota Yuvin ini, berarti sisanya enam karena pengecualian untuk Pak Tua gemuk berotot yang memberiku peta ini.”
Setelah Rindou memutuskan salah satu targetnya yang tidak jauh dari posisinya saat ini. Wujudnya masih berupa Werewolf, malam masih panjang dan Rindou berniat untuk melakukan semuanya sekaligus dalam semalam.
Sesampainya di pekarangan rumah mewah target Rindou selanjutnya, peta yang dibawa olehnya menunjukkan letak kamar bangsawan tersebut tinggal. Rindou hanya harus melompat beberapa kali hingga sampai di lantai tiga, ia memasuki sebuah ruangan dengan cara mengukir kaca menggunakan cakarnya yang tajam lalu membuka kenop kunci jendela amat mudah.
Rindou mengatur napas terus menerus seraya hawa keberadaannya diperlemah dan langkah kakinya diperlambat. Menghampiri seorang bangsawan laki-laki yang tengah tidur dengan istrinya, Rindou membunuh mereka berdua dengan sekejap tanpa berlama-lama.
Cakarnya mengenai sesuatu ketika menyayat urat nadi serta arteri di leher. Tidak sengaja ia mencakar sebuah kunci yang dikalungkan di lehernya, Rindou mengecek petanya untuk mencari pusaka keluarga milik bangsawan di tempat ini.
Karena kunci tersebut mencurigakan, Rindou membawanya seraya pergi menuju letak peta yang merupakan ruangan kerja yang dipenuhi oleh buku-buku. Di sebuah rak buku, Rindou menyadari keganjilannya berupa dua buku yang menyembul keluar dari barisan yang rapi.
Ia pun membenarkan posisinya, dalam beberapa terdapat sesuatu yang bergerak di sekitarnya. Rindou berbalik badan lalu dikejutkan oleh tembok yang tiba-tiba munculnya sebuah peti dari dalam tembok yang tadi seharusnya rata.
Rindou mengambil peti tersebut dan mencocokkan kunci yang dibawa olehnya. Memang benar, kunci tersebut cocok dan peti yang disembunyikan dapat dibuka dengan mudahnya.
Rindou tidak mengerti dengan isi peti tersebut, terdapat jantung manusia yang masih berdetak layaknya jantung tersebut berfungsi meskipun ada di luar tubuh manusia. Karena jantung tersebut merupakan salah satu dari pusaka keluarga, maka Rindou mau tidak mau membawa jantung tersebut seraya pergi dari rumah ini kemudian pergi ke penginapan untuk menyimpan jantung yang dibawa olehnya.
“Target kedua ... Keluarga Juvnis, jaraknya ... tidak terlalu jauh.”
Rindou memasukkan peta tersebut ke dalam saku celananya, ia melewati jalanan sepi karena tempat tinggal Keluarga Juvnis memiliki lahan yang besar hingga rumah para penduduk pun tergusur.
Menaiki pagar tinggi menggunakan cakar-cakarnya dengan cepat lalu melihat keadaannya terlebih dahulu. Rindou mengecek lagi kamar Juvnis, ia harus memutar terlebih dahulu karena ruangannya berada di lantai satu berbeda dengan yang lainnya di lantai paling tinggi.
Mengendap-endap di balik bayangan, Rindou mencium bau daging yang baru saja masak dengan cara dibakar. Mengintip melalui sela-sela cela, tidak ada penjagaan sama sekali dan Juvnis hanya seorang diri menikmati daging bakar ditemani dengan anggur merah.
Agar lebih cepat, Rindou mengecek terlebih dahulu di mana letak harta Keluarga Juvnis yang tersimpan. Ketika ia mengecek lagi, tidak salah lagi benda tersebut tepat di bawahnya ia berdiri saat ini dengan kata lain terkubur dalam tanah.
Rindou menandainya dengan tanda cakar. Cakar jari telunjuk ditambah mana hingga dengan mudahnya mengukir kaca jendela berbentuk lingkaran, memasukkan tangannya lalu membuka kenop kunci jendela.
Mengendap-endap hingga tidak menimbulkan suara, ketika ia berniat membunuhnya dari belakang. Kepala Keluarga Juvnis merupakan orang tua yang cukup kurus dan setidaknya berumur kepala empat, ia membunuhnua dengan cepat karena tanpa disadarinya dia tertidur dengan cepat.
Darah dari urat nadi yang ada di lehernya menyembur keluar, Rindou mengambil sisa daging bakar yang ada di atas meja lalu memakannya. Ia pergi ke pekarangan rumah di mana harta Keluarga Juvnis disembunyikan, ia menggalinya dengan cepat lalu menemukan sebuah tanduk.
Ketika ia menyentuhnya, kekuatan mana serta tekanan yang diciptakan membuat Rindou terkejut. Ia melepasnya lagi lalu mencoba memegangnya lagi, tekanan yang sebelumnya ia rasakan menghilang dan ia segera pergi dari pekarangan rumah Keluarga Juvnis.
“Untungnya bulan menampakkan wujudnya, kekuatanku masih banyak dengan wujud ini.”
Pikir Rindou seraya pergi menuju penginapan, ia menyimpan tanduk rusa yang ia dapatkan lalu terdapat ketukan pintu yang membuat Rindou terkejut.
“Rindou ... apa kau masih bangun, ada yang ingin kubicarakan ... ”
Ucap Liese dari balik pintu, Rindou tetap diam tidak mengeluarkan suara apapun dan menunggu Liese menyerah. Dengan pendengarannya yang baik, Rindou mendengar langkah kaki menjauh dari kamarnya lalu suara langkah kaki itu pergi ke samping ruangannya.
“Selamat ... ”
Pikir Rindou seraya bernapas lega, ia berpikir lagi bagaimana caranya melenyapkan bangsawan yang tersisa. Rindou merasa kesulitan untuk melakukannya seorang diri, namun mau bagaimana pun apa yang dilakukannya merupakan suatu kejahatan di mata orang lain dan bisa juga ia melakukan perbuatan yang dapat membebaskan orang lain.
Rindou melompat ke pohon yang ada di dekat jendela luar ruangannya, ia mengecek peta terlebih dahulu lalu mengincar Keluarga Bangsawan Viens. Jaraknya sekitar dua kilometer dari posisinya saat ini, Rindou turun dari pohon lalu berlari dengan cepat di antara bayangan yang mengintai di sekitarnya.
Sesampainya, ia melihat rumah bangsawan tersebut yang memiliki tiga lantai dan tidak terlalu luas seperti tiga bangsawan lainnya yang sudah ia temui sebelumnya. Rindou mengecek lagi peta untuk melihat lokasi kamar Kepala Keluarga Viens, tepat di lantai tiga di atasnya.
Rindou melompat lalu memanjat tembok rumah Viens menggunakan cakarnya seraya membuat pengait agar memudahkannya untuk memanjat. Ia menemukan jendela yang dimaksud, terdapat seorang pria berusia kepala tiga yang tengah melakukan pengerjaan dokumen dan Rindou ada di samping kanannya.
Penasaran dengan lembaran kertas yang dikerjakan oleh Viens, Rindou memperjelas penglihatannya hingga beberapa hurup dapat dibaca olehnya. Rindou sedikit terkejut akan beberapa dokumen yang sudah ia baca, ia memutuskan untuk memasuki ruangan tersebut dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
Viens yang tengah fokus mengerjakan dokumen, tiba-tiba dikejutkan dengan sosok Werewolf yang dapat masuk melalui jendela dengan mudahnya. Ia bingung dengan apa yang sedang terjadi dan hanya terdiam duduk dan kakinya tidak bisa bergerak.
“Si-siapa kau!?”
Viens mulai panik karena melihat sosok Werewolf yang tiba-tiba muncul, Rindou menyuruhnya tenang sebentar karena ia hanya ingin bicara. Perlahan-lahan Rindou menghampiri Viens yang tengah ketakutan, ia menenangkannya dengan menyentuh pundaknya namun sepertinya dia tambah ketakutan.
“Viens ... bisa kulihat beberapa kertas itu?”
“Bo-boleh saja, namun kau tidak akan menemukan untung.”
“Santai saja.”
Rindou mengambil tiga kertas yang sudah dikerjakan oleh Viens. Tiga dokumen itu mengenai tiga panti asuhan di berbagai tempat di luar wilayah Kota Yuvin, ia mengambil satu kertas lagi mengenai renovasi sebuah rumah yang akan ditinggali oleh para gelandangan yang tidak punya rumah.
“Apa alasanmu melakukan hal ini?”
“Alasan ya ... aku melakukan hal ini karena perkataan dari Ibuku. Melakukan kebaikan maka kau akan mendapatkan kebaikan lebih banyak. Apa yang kau tanam maka itulah yang akan kau dapatkan, ia menyuruhku untuk melakukan hal ini dan itu membuatku terbiasa hingga aku lupa siapa sebenarnya aku.”
“Apa kau keberatan?”
“Tidak, malahan ... aku dapat melihat senyuman seseorang yang sudah kuselamatkan dengan harta milikku. Hingga kini, aku melakukan hal ini terus menerus dan tanpa sadar aku telah berubah banyak karena ucapan dar Ibuku yang dipercayai.”
“Baiklah, kau lulus Viens si anak mamih. Ngomong-ngomong kau mempunyai pusaka keluarga?”
Tanya Rindou seraya melihat sekeliling ruang kerja Viens. Sedangkan Viens terbingungkan oleh Werewolf yang ada di sampingnya, namun ia menunjukkan letak pusaka keluarga yang ada di balik pintu rahasia di belakangnya.
Viens memindahkan patung yang ada di atas mejanya. Tembok yang ada di belakang Rindou bergerak lalu membuka perlahan-lahan, terdapat sebuah tombak dengan kualitas paling bagus dari setiap tombak yang ada.
“Tombak apa ini?”
“Ah ... tombak ini aku terima dari seorang Lizardman yang mengembara. Aku membantunya menemukan dua benda sihir, ia memberiku salah satu benda tersebut yang merupakan tombak sihir dan mempercayakannya kepadaku.”
“Boleh aku ambil?”
“Tentu saja, lagi pula aku tidak dapat menggunakannya apalagi menjualnya karena terlalu berat.”
Ucap Viens, Rindou menyentuh tombak tersebut dan reaksi mana miliknya serta tombak tersebut bereaksi layaknya ketika ia memegang tanduk rusa yang ia dapatkan sebelumnya. Namun Rindou menyerang balik dengan menggunakan skill miliknya yaitu Absorb, ia menyerap mana tombak tersebut dan terasa menyegarkan layaknya air yang membasahi tangannya.
Ketika Rindou dapat mengangkatnya dengan mudah, Viens terkejut karena Rindou dapat mengangkatnya dengan mudah. Ia juga bercerita bahwa sudah banyak orang yang mencoba mengangkat tombak tersebut, namun tidak ada yang mampu kecuali Rindou saat ini.
“Tombak itu mengakuimu, ambillah.”
“Kau yakin?”
“Ya.”
Sebelum Rindou pergi, ia bersalaman dengan Viens lalu memberinya beberapa nasihat hingga mereka menjadi seorang teman. Niat Rindou pupus karena ia tidak bisa membunuh seorang bangsawan layaknya Viens saat ini.
Janggut tipisnya dan rambut bergelombangnya ia ingat, serta tubuh tinggi dan rampingnya diingat agar ia tidak melupakan sosoknya. Rindou pergi melalui jendela, serta Viens menemukan pencerahan baru setelah pertemuannya bersama Rindou yang dinamainya yaitu Harvod Werewolf.
“Tuan Harvod, seorang pembunuh yang terpilih ... ”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
HAYL hanya angin yang lewat
entah knp ini mulai tidak menyenangkan....
2020-05-16
0