Eps 19.

"Astaga! ternyata wanita hamil begitu menyeramkan! bahkan pintu mobilku saja sampai di banting nya dengan kasar!" Gumam Viky menatap nanar kepergian sang istri menghampiri pedagang jajanan.

Puas mendapatkan makanan yang jadi incarannya. Lusi terlihat mengantuk di perjalanan. Dengan mudahnya, Dokter cantik yang di perkirakan hamil itu tertidur pulas di kursi penumpang, di samping kursi kemudi, suaminya.

"Aihh... dia benar-benar mudah tertidur juga ya, sekarang! benar-benar menggemaskan!" Gumam Viky seraya mengemudikan mobilnya menuju kediaman mereka.

Setibanya di halaman rumah, Viky segera menggendong Lusi ke kamarnya. Dengan begitu pelan dan lembut, Viky membaringkan sang istri di atas tempat tidur.

"Semoga kamu benar-benar hadir di perut Mommy, sayang!" Gumam Viky seraya mengelus perut Lusi yang masih rata.

Pria tampan blasteran itu akhirnya memutuskan menemani sang istri tidur siang menjelang sore. Tepat pukul 8 malam, keduanya baru terbangun. Itu pun di bangunkan Bibi Nina karena khawatir pada majikannya yang belum menyantap makan malam mereka.

"Tuan, Nyonya! makan malamnya sudah tersaji! apa kalian masih tidur?!" Seru Bibi Nina di balik pintu kamar Viky dan Lusi.

"Emm... jam berapa ini?! hoam..." Gumam Lusi menggeliatkan tubuhnya yang terasa pegal seraya beranjak dari tempat tidur.

"Sayang, kau sudah bangun ya?!" Sahut Viky yang ikut terbangun.

"Hm... sepertinya kita tidur terlalu lama, Ky! aku mau ke kamar mandi dulu, ya! tadi ku dengar Bibi Nina mengetuk pintu, kau periksalah dulu!" Tutur Lusi seraya melenggang menuju kamar mandi.

"Baiklah! kau jangan lupa pakai alat tes kehamilannya ya! aku benar-benar sudah tidak sabar ingin mengetahui hasilnya!" Ingat Viky.

Lusi hanya menganggukkan kepala. Di raihnya satu alat tes kehamilan yang dia beli beberapa buah, tadi bersama sang suami. Setelah menuntaskan hajatnya dan menampung urin yang akan dia gunakan untuk mengecek kandungannya. Lusi segera membersihkan diri setelah sebelumnya meletakkan alat tes kehamilan tersebut di atas urin yang dia sisihkan tadi.

Setelah merasa segar, Lusi mengangkat alat tes urin tadi dari urin yang dia sisihkan di sebuah wadah kecil. Setelah melihat hasilnya, Lusi pun mengembangkan senyum yang begitu merekah di bibirnya. Dengan segera dia mencari keberadaan sang suami untuk memberitahu hasil tesnya.

"Sayang! bagaimana hasilnya?! Tentara Viky tak beranjak dari kamar, dia malah menunggu sang istri selesai di depan pintu kamar mandi. Sontak hal itu membuat Lusi sedikit terkejut.

"Astaga! kau membuatku terkejut, Ky!" Rutuk Lusi seraya mengelus dadanya.

"He... sorry! habisnya kau lama sekali sih di dalam kamar mandinya, pakai di kunci segala lagi!" Sangkal Viky beralasan.

"Hm... ya sudah! aku ingin makan sekarang, rasanya perutku lapar sekali saat ini!" Seru Lusi mengalihkan pertanyaan pertama suaminya.

"Eh... tapi hasil tesnya bagaimana?! kau benar-benar hamil, kan?!" Sahut Viky seraya mengejar langkah istrinya yang melenggang begitu saja keluar kamar mereka.

"Kita makan dulu saja, aku benar-benar sangat lapar sekarang!" Ucap Lusi yang terus melangkah menuju ruang makan.

Meski begitu penasaran, akhirnya Viky hanya bisa pasrah menuruti keinginan sang istri. Namun setelah mereka selesai makan, Lusi segera menjawab semua rasa penasarannya. Membuat pria tampan blasteran itu semakin mencintai istrinya yang sangat sempurna.

"Terimakasih sayang, aku semakin mencintaimu!" Ucap Viky seraya mengecup kening sang istri.

...****************...

Satu bulan kemudian, Lusi terlihat masih biasa saja dengan aktivitasnya. Hanya saja akhir-akhir ini dia sering mudah lelah dan lapar. Mungkin efek dari kehamilannya. Setelah sebulan yang lalu dia periksakan secara terperinci, kini Dokter cantik itu tengah terhitung mengandung 5 Minggu. Usia kandungan yang terbilang masih rentan dan sangat beresiko keguguran.

Lain halnya dengan sang suami. Viky saat ini tengah menjalani bisnisnya bersama Siren. Mengembangkan beberapa proyek yang mereka sepakati. Namun berkali-kali, Viky harus meminta waktu untuk izin ke kamar mandi. Sepertinya pria tampan blasteran itu mengalami kondisi kehamilan simpatik, sehingga dia merasakan gejala seperti yang di alami wanita hamil pada umumnya. Yaitu seperti mual, muntah dan sering tiba-tiba pusing.

"Apa kau benar-benar baik-baik saja, Vik?! aku antar ke Rumah Sakit, ya!" Seru Siren yang nampak cemas melihat raut wajah Viky yang memucat.

"Aku baik-baik saja Ren! ayo kita lanjutkan saja pembahasannya!" Sangkal Viky.

"Hm... ini pasti gara-gara adiknya Liana yang hamil itu! mereka berdua benar-benar hanya bisa membuat Viky ku tersiksa! pokoknya, aku akan beri dia perhitungan, nanti! lihat saja! aku tidak akan membiarkan Viky ku tersakiti lagi!" Batin Siren bermonolog.

Siren semakin geram pada Lusi. karenanya, dia tidak bisa menghabiskan banyak waktunya bersama Viky saat membahas pekerjaan. Namun ternyata otak liciknya tak berhenti sampai di situ. Dengan cerdiknya dia memanfaatkan keadaan. Dia terus memberikan perhatian pada Viky. Mulai dari membantunya mengoles minyak angin, bahkan sampai memijat kepala Viky yang pria itu keluhkan sedikit pusing setelah mual dan muntah yang menyerangnya.

"Aku bantu oleskan di punggung mu juga ya, sepertinya kau sangat tersiksa, Vik!" Seru Siren mencoba membantu membuka kancing pakaian Viky, namun secepat kilat Viky tolak. Pria tampan blasteran itu tak mau di sentuh oleh siapa pun, terkecuali oleh istrinya sendiri.

"Tidak perlu Ren! aku akan makan obat saja! Rei pasti sedang membawakannya untukku!" Tolak Viky.

"Sial! kenapa dia sulit sekali di dekati sih?! padahal kan aku hanya ingin membantunya mengoles minyak angin! ini semua pasti pengaruh wanita licik itu! aku harus segera menyingkirkannya!" Batin Siren menggebu-gebu.

Setelah meminum obat yang di bawakan asistennya, Viky perlahan berangsur membaik. Pria tampan itu pun akhirnya melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Satu Minggu kemudian, Viky harus rela meninggalkan sang istri untuk melakukan dinas ke luar Kota. Awalnya Lusi ingin ikut, namun mengingat usia kandungannya yang masih rentan, membuat Dokter cantik itu mengurungkan niatnya. Dia memilih menyibukkan diri di Rumah Sakit.

"Si, hari ini apa jadwal mu?" Tanya Ariana saat keduanya baru saja mengganti pakaian dinas mereka di sebuah ruangan loker khusus petugas medis.

"Hari ini jadwal ku periksa janin yang gugur Ri! kau sendiri?" Tanya balik Lusi.

"Aku berjaga di UGD, Si! ya sudah kalau begitu, istirahat nanti kita makan bersama di kantin ya!" Seru Ariana melenggang lebih dulu.

"Ok!" Jawab Lusi seraya merapihkan pakaiannya sebelum mengunci loker miliknya.

Disaat Lusi menutup lokernya sendiri. Suasana di ruangan tersebut nampak begitu sepi, sangat berbeda dengan suasana biasanya. Sedikit mengusik buluk kuduk Lusi yang tiba-tiba meremang. Sekilas Dokter cantik itu pun seperti melihat bayangan hitam yang melintas di beberapa lorong loker yang berjajar di ruangan tersebut. Lusi merasa, dirinya sedang di perhatikan seseorang. Perasaannya berubah gelisah sekaligus takut. Baru kali ini dia di hinggapi perasaan setakut itu. Padahal sekian lama dia menjadi Dokter kandungan, dia tak pernah merasakan hal menakutkan seperti saat ini.

"Ari! apa itu kau?!" Teriak Lusi memastikan. Namun tak ada jawaban sedikit pun dari sahabatnya itu.

Splass... kembali, bayang itu melintas di sela beberapa lorong loker.

"Ri!! jangan bercanda!!" Teriak Lusi lagi.

.

.

.

.

.

See you next episode guys 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

viki mu??

2023-10-25

1

Nasir

Nasir

Geram banget sm si Siren...

2023-06-28

0

Nasir

Nasir

Yaaa begitulah wanita hml sering merajukan gak jelas...

2023-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!