Eps 3.

"Baik Tuan!" Sahut Rey seraya memutuskan sambungan teleponnya.

Malam itu juga Viky bergegas menuju tempat kejadian ambruknya gedung yang sedang dia bangun. Dia sampai melupakan jika dia berjanji pada Lusi akan menjemputnya setelah pulang bertugas.

Tepat pukul 11.00 malam. Lusi baru saja selesai membantu dua orang Ibu muda yang baru saja melahirkan. Setelah membersihkan diri, Lusi beristirahat sejenak di ruangannya.

Tok...tok...tok...

"Masuk!" Seru Lusi dari dalam ruangannya.

Ceklek...

"Si, kau pulang sendiri kah?" Tanya Ariana seraya menghampiri.

"Entahlah! tadi sih Viky bilang ingin menjemput ku, tapi sampai sekarang aku tidak berani menghubunginya, aku takut di cap wanita gampangan jika harus lebih dulu mengirim pesan," Tutur Lusi.

"Haist! kenapa harus gengsi sih kalau memang butuh, coba saja hubungi dia, jika kau tidak mencobanya bagaimana kau bisa tau reaksi pria tampan itu?!" Saran Ariana.

"Hm... tapi aku takut mengganggunya!" Sangkal Lusi beralasan.

"Astaga! sini! biar aku yang menghubunginya!" Sahut Ariana seraya merebut ponsel Lusi dari genggamannya.

"Eh... dasar teman gak ada akhlak! awas saja ya kalau kau bicara sembarang!" Ancam Lusi.

"Biarin, wew..." Ledek Ariana seraya mencari kontak Viky di ponsel Lusi.

Begitu menemukan kontak yang dia cari, Ariana segera menekan gambar untuk memanggil kontak tersebut, namun setelah beberapa kali di coba, nomor Viky tidak dapat di hubungi.

"Astaga! nomornya benar-benar tidak bisa di hubungi! sepertinya dia sedang sibuk deh, atau jangan-jangan dia sedang mencari wanita lain yang lebih bening darimu lagi!" Ucap Ariana mengompori.

"Kau jangan bercanda, katamu kan dia pebisnis sukses! jadi dia pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya saat ini!" Sangkal Lusi.

Entah mengapa hatinya merasa sakit saat Ariana mengatakan jika Viky sedang mencari wanita yang lebih baik dari dirinya. Bayangan penghianatan sang mantan kekasih pun kembali berputar di kepalanya. Lusi menjadi murung dan tak bersemangat jika sudah seperti itu.

"Si, apa kau baik-baik saja?!" Tegur Ariana yang sedari tadi melihat Lusi berubah murung.

"Entahlah! sepertinya aku masih sulit untuk melupakan penghianatan Daniel, RI! hatiku masih saja selalu sesak jika mengingat hal menyakitkan itu!" Lirih Lusi.

"Yang sabar ya Si! aku tau kau wanita yang kuat! kau pasti bisa melupakan pria brengsek itu!" Seru Ariana memberi semangat seraya memeluk Lusi dari samping.

"Tenanglah! aku sudah jauh lebih baik sekarang! sebaiknya aku memesan taksi saja sekarang, kau tugas sampai pagi ya?!" Ucap Lusi seraya meraih kembali ponselnya dari tangan Ariana.

"Hm... jika saja aku berjadwal sama denganmu! pasti aku akan menemani kau pulang saat ini, kau hati-hati di jalan ya, hubungi aku jika terjadi sesuatu, ok!" Sesal Ariana yang tak dapat menghibur temannya yang sedang bersedih.

"Terimakasih Ri, aku benar-benar sudah jauh lebih baik ko sekarang, aku pulang ya! semangat bertugas!" Seru Lusi memberi semangat pada temannya sebelum bergegas pulang.

"Semangat!" Sahut Ariana seraya mengudarakan kepalan sebelah tangannya.

Setibanya di rumah, Lusi segera beristirahat di kamarnya. Rumahnya yang sepi semakin membuat dirinya kesepian dirundung sedih. Kedua orangtuanya masih berada di luar Negeri, sedangkan para asisten rumahnya sudah tertidur semua. Karena tadi sore dia terburu-buru menghadiri pesta pernikahan Tian, Lusi tak sempat menggunakan mobil pribadinya sendiri. Sehingga dia pun pulang dengan memesan taksi.

Tiga hari kemudian, Lusi sama sekali tidak mendengar kabar dari Viky lagi. Pria itu benar-benar menghilang tanpa jejak. Sedangkan kedua orangtuanya, rencananya hari itu akan kembali pulang setelah selesai menuntaskan kepentingan mereka di luar Negeri.

"Sayang, apa hari ini jadwal mu padat?" Tanya Mam Alina via telepon.

"Sepertinya tidak Mam, ada apa? apa Mamih dan Papih pulang hari ini?!" Sahut Lusi balik bertanya.

"Iya sayang, rencananya Papih ingin mengajak makan makan malam nanti, kau harus ikut ya!" Tutur Mam Alina.

"Baiklah, nanti akan Ana usahakan Mam!" Sahut Lusi yang jika di hadapan kedua orangtuanya sering di panggil Ana.

Malam pun tiba, Lusi yang sudah bersiap makan malam bersama kedua orangtuanya segera menuruni tangga rumahnya.

"Sudah siap sayang?! ayo kita berangkat sekarang!" Seru Papih Adrian.

Dengan senyum merekah dan langkah yang lebar, Lusi pun menghampiri sang Papih yang sudah menunggunya di lantai bawah rumah mereka bersama Mam Alina.

"Kau terlihat semakin cantik sayang, Mam semakin sayang padamu!" Sanjung Mam Alina seraya mengusap lembut sebelah pipi Lusi.

"Terimakasih Mam... andai saja Kak Liana masih ada. Dia juga pasti berkata yang sama dengan Mamih, dia yang selalu memujiku selain kalian berdua jika sedang berkumpul seperti ini!" Ucap Lusi sendu.

Lusi kembali teringat mendiang sang Kakak, disaat berkumpul makan malam seperti saat ini, dirinya sering sekali bercengkrama dan bercanda ria dengan sang Kakak. Hubungannya dengan sang Kakak terbilang sangat dekat, bahkan saking dekatnya, mereka tak pernah mau terpisah kamar sejak mereka kecil. Hanya setelah pertunangan Liana saja mereka akhirnya tidur terpisah. Itu pun atas instruksi sang Papih yang menyarankan agar Liana terbiasa tidur tanpa adik kesayangannya.

"Kakak mu juga pasti bangga padamu, sayang! Papih yakin, Liana saat ini tengah berbahagia di alam sana, karena dia memiliki adik yang sangat cantik seperti kamu!" Tutur Papih Adrian.

"Papih benar sayang, Kakak mu pasti sangat melihat kau semakin cantik seperti sekarang, apa lagi jika kau juga bisa melupakan tunangan mu itu," Sahut Mam Alina.

"Sebenarnya, Mamih dan Papih ingin mengatakan sesuatu padamu, sayang!" Ucap Man Alina seraya menggenggam sebelah tangan putrinya.

"Ada apa? kenapa kalian terlihat begitu serius?!" Tanya Lusi penasaran.

"Sayang, Papih dan Mamih sudah tak lagi muda, kami semakin tua, An! kami ingin saat kami tak bisa menjaga mu lagi, kau sudah ada yang melindungi, menaungi dan menyayangi seperti kami menyayangimu, nak!" Tutur Papih Adrian angkat bicara.

"Maksud Papih apa sih?! kenapa Papih bicara seperti ini?! Mam, kalian tidak sedang mengidap penyakit serius, kan?!" Cecar Lusi yang malah mengkhawatirkan kesehatan kedua orangtuanya.

"Bukan itu maksud Papih, An! kami berdua ingin kamu segera menikah lagi! tapi kali ini biar kami yang memutuskan calonnya! Mamih ingin pernikahan mu kali ini yang terakhir seumur hidupmu, sayang! dan Mamih yakin, jika pria pilihan Mamih dan Papih kali ini tidak akan mengecewakan kamu! jadi..." Tutur Mamih Alina menggantung ucapannya.

"Jadi... Mamih dan Papih ingin menjodohkan Ana, begitu?!" Sahut Lusi.

"Kau masih berhak menolaknya jika kau sudah menemui calon suami mu sayang, Mamih dan Papih tidak akan terlalu memaksa, hanya saja kami berdua sangat berharap jika kamu dan putra sahabat Mamih bisa berjodoh!" Tutur Mamih Alina.

Hening. Untuk sekian menit suasana di meja makan tersebut berubah menjadi sunyi dan sepi. Lusi masih mencerna perkataan-perkataan dari kedua orangtuanya tadi. Lusi tak ingin membantah, tapi entah mengapa hatinya menjadi sesak dan teringat pada Viky. Pria yang tiga hari ini tidak dia jumpai, pria yang membuatnya sulit tidur dan pria yang selalu mengusik pikirannya.

"Sayang, apa kau setuju?!" Tegur Mam Alina menyadarkan Lusi dari lamunannya.

"Ana masih ingin sendiri Mam, Ana masih ingin mengabdikan diri pada masyarakat yang membutuhkan. Apa lagi rencananya Ana akan mengikuti jejak relawan di Negara x atas usulan dari Rumah Sakit untuk membantu para Ibu yang hendak melahirkan di daerah perbatasan sana!" Tutur Lusi menyampaikan isi hatinya.

"Hm... begitu ya sayang, tapi Mam mohon temui lah dulu putra sahabat Mamih itu nanti, setelah kalian berkenalan, Mam akan serahkan semua keputusannya padamu sayang, benar kan, Pih?!".

"Benar sayang! kami tidak akan memaksakan kehendak, semuanya terserah padamu, kami hanya ingin berusaha memberikan yang terbaik untukmu!" Sahut Papih Adrian.

"Terimakasih Pih, Mam... Ana akan usahakan nanti!" Jawab Ana.

.

.

.

.

.

See you next episode guys 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

like dan fav, rate 5 mendarat mom

2023-09-27

1

Noviyanti

Noviyanti

bunga mendarat.. nyicil ya..

2023-05-13

0

Mom La - La

Mom La - La

2 👍 mendarat lgi mom...

semangat...

2023-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!