Eps 06.

Setelah sepakat, keempat orang tersebut akhirnya berangkat menuju gedung lama yang di jadikan markas relawan para tenaga medis. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit, mereka semua pun akhirnya tiba di tempat yang di tuju.

"Selamat sore Nona, kalian ada keperluan apa ya?!" Sapa Robert sang ketua Tim relawan menghampiri.

"Tuan, apa Ayah saya ada kemari?!" Tanya Memei.

"Oh, baru saja Pak Manuel pergi bersama salah satu Dokter relawan, sepertinya ada salah satu warganya yang akan melahirkan," Sahut Robert menjawab.

"Sepertinya Ayah berkunjung ke rumah Paman Joni, apa kita susul ke sana saja?!" Ucap Memei bertanya pada Viky dan kedua pria lainnya yang tak lain, Rei dan Joni.

"Ya sudah, kita ke rumah Joni saja! sekalian mengantar dia bertemu istrinya!" Seru Viky.

Tak menunggu lagi, keempatnya segera bergegas menuju rumah Joni. Sebenarnya saat Viky tengah menunggu Memei menanyakan Ayahnya tadi, Ariana tak sengaja melihat Viky dari kejauhan. Terbersit rasa gembira di hatinya, Ariana berharap semoga saja teman karibnya itu benar-benar berjodoh dengan Viky.

...****************...

Sekitar 20 menit berlalu. Mereka akhirnya tiba di rumah sederhana Joni. Rumah yang sebagian banyak terbuat dari kayu itu nampak nyaman meski tak terlihat mewah apa lagi megah.

"Bora! aku pulang sayang!" Teriak Joni yang sudah tidak dapat membendung lagi rasa rindunya pada sang istri.

"Paman! bukannya Paman bilang tidak bisa pulang ya?!" Tanya Sarah sang sepupu Joni yang segera membukakan pintu rumah Pamannya itu.

"Paman datang bersama bos Paman Sarah, mana Tante mu?! apa dia sudah melahirkan?!" Tanya Joni tak sabar, dia sampai lupa jika bosnya belum dia persilahkan masuk sama sekali.

"Tante masih di tangani Dokter kandungan di dalam kamar. Kenapa Paman tidak membiarkan masuk bos Paman, sepertinya mereka terlihat kelelahan!" Tegur Sarah yang membuat Joni menepuk keningnya karena lupa.

"Astaga! aku sampai lupa, kalau begitu kau buatkan minuman dan cemilan untuk di suguhkan ya! ini... kau belilah juga beberapa lauk untuk menjamunya makan nanti!" Sahut Joni seraya menyerahkan beberapa lembar uang pada sepupunya itu.

"Baiklah Paman! Sarah akan buatkan mereka minuman dulu sekarang," Ucap Sarah seraya bergegas menyiapkan minuman untuk tamu besar Pamannya.

"Pak Manuel bagaimana keadaan istri saya Pak?!" Tanya Joni sebelum kembali ke teras rumahnya.

Ternyata di dalam Pak Manuel yang tak lain Kepala Desa tersebut, tengah menunggu seraya duduk bersama mertuanya.

"Istrimu sedang di tangani di dalam Jon, semoga bayi dan Ibunya terlahir selamat dan sehat!" Sahut Pak Manuel seraya menepuk sebelah bahu Joni.

"Jon, kau datang bersama siapa? sepertinya kau tadi bilang bersama bos mu ya?! kenapa tidak kau suruh masuk?!" Tegur Marina yang tak lain mertua Joni.

"Iya Ibu, Joni akan menyuruhnya masuk sekarang, Kalau begitu Joni ke depan dulu ya!" Pamit Joni.

Di luar rumah sederhana itu, Viky sama sekali tidak mempermasalahkan Joni yang meninggalkannya begitu saja ke dalam rumah. Pasalnya, dia sangat mengerti betapa paniknya seorang suami yang tau istrinya yang sedang meregang nyawa melahirkan buah hati. Pengalamannya itu dia dapatkan saat dia mengetahui Kenny, sepupunya yang begitu panik saat tau istrinya hendak melahirkan. (Baca kisah Kenny di Novel kedua Mommy ya guys, " Love me please Jenny").

Pria tampan itu dengan santainya memeriksa sekeliling halaman rumah Joni yang nampak masih sangat asri. Di kedua samping rumah kayu itu banyak di tumbuhi beragam tanaman sayur-sayuran. Seketika Viky tergerak hendak menghampiri salah satu tanaman sayuran yang di tanam di samping kiri rumah Joni. Di sana ternyata banyak di tumbuhi tanaman cabai yang mulai memerah siap di panen.

"Sebenarnya Desa ini sangat kaya dengan hasil buminya! tapi sayangnya, jarak yang jauh dari kota membuat kami kesulitan untuk memasarkan hasil tani ini!" Tutur Memei yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Viky.

"Apa tidak ada sama sekali bantuan dari pemerintah setempat?!" Tanya Viky tanpa melihat lawan bicaranya. Dia masih terfokus melihat tanaman sayuran yang terbentang di depan matanya.

"Dulu sempat ada, pemerintah memberi kami dua unit kendaraan untuk mengangkut hasil tani Desa kami menuju Kota, tapi karena biaya bahan bakar kendaraan yang sangat mahal dan sulit di temui, membuat kami berpikir dua kali untuk memasarkannya ke Kota," Tutur Memei menjelaskan.

"Hm... begitu ya!" Gumam Viky.

Sejurus kemudian terdengar suara tangis seorang bayi dari dalam rumah Joni. Viky mengembangkan senyum di bibirnya. Dan hal itu ternyata tak luput dari penglihatan Memei yang semakin mengaguminya.

"Haist! pria asing ini benar-benar sangat tampan jika tersenyum!" Batin Memei.

"Tuan! sebaiknya kita tunggu di dalam saja! istri saya sudah melahirkan, mari kita masuk!" Seru Joni datang menghampiri.

Tanpa membuat Joni menunggu, Viky segera mengikuti seruan anak buahnya itu. Kebahagiaan yang sangat jelas terlukis di wajah sang anak buah menjadi kebahagiaan Viky juga saat itu.

Ceklek...

"Sayang, apa anak kita sudah lahir?!" Tanya Joni setelah Istrinya selesai di bersihkan.

"Jon! anak kita sudah lahir!" Sahut Bora yang tak lain istri dari Joni.

"Syukurlah sayang, terimakasih sudah membuat hidupku semakin sempurna!" Sahut Joni seraya mengecup seluruh wajah istrinya.

"Ehem!" Marina berdehem di belakang Joni yang terlarut bahagia.

"Ibu! siapa orang-orang itu?!" Tanya Bora setelah melihat keberadaan Viky dan juga Rei asistennya.

"Mereka berdua atasan suami mu, sapa lah mereka, nak! mereka datang jauh-jauh khusus untuk menjenguk mu!" Seru Marina.

"Terimakasih Tuan, kami benar-benar sangat merasa terhormat karena sudah di jenguk oleh anda berdua!" Ucap Bora tulus.

Sementara itu. Sang bayi yang baru saja di bersihkan di bawa seseorang kembali ke dalam kamar tersebut.

"Nyonya, ini bayi anda!" Ucap Lusi seraya menyerahkan bayi cantik yang baru saja dia bersihkan.

"Lusi..." Refleks Viky memanggil. Seketika gadis cantik berprofesi Dokter kandungan tersebut menoleh ke arah seseorang yang memanggil namanya.

Deg...

Tiba-tiba jantung keduanya berdetak kencang saat kedua kornea mata mereka saling bertubrukan saling memandang. Ada rasa bahagia yang begitu membuncah di hati Viky setelah melihat siapa gadis yang saat ini berdiri di hadapannya. Namun berbanding terbalik dengan perasaan Lusi. Gadis itu nampaknya masih kesal karena Viky membiarkannya pulang sendirian malam itu. Malam setelah pesta pernikahan temannya yang di adakan beberapa waktu lalu.

"Kenapa dia bisa ada di sini?!" Batin Lusi.

"Apa Tuan mengenal Dokter Lusi?!" Tanya Pak Manuel.

"Tentu! dia... " Ucap Viky yang segera di sanggah oleh Lusi.

"Teman, kami berteman baru-baru ini, Pak!" Sahut Lusi. Pandangannya beralih pada pasangan orangtua baru yang tengah berbahagia saat ini.

Lusi memilih meraih tas perlengkapannya dan mencari beberapa obat-obatan untuk membantu sang Ibu baru itu pulih dari rasa nyeri pasca melahirkan.

.

.

.

.

.

Masih ada yang belum subscribe kah??? Mom tunggu dukungannya ya guys... see you next episode 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

oh msh ada hubungan dgn keny thoh

2023-10-04

1

Noviyanti

Noviyanti

semangat mom mimu, ditunggu juga karya barunya.

2023-09-15

0

Nasir

Nasir

Bukan Memei , Susanti kan?

2023-03-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!