Di Kota, Lusi segera memesan tiket pesawat menuju Tanah Air, dia benar-benar gelisah sekaligus cemas setelah di beri kabar oleh Mamih Alina tentang kesehatan Papih nya yang kembali drop dan di larikan ke Rumah Sakit.
"Semoga Papih tidak apa-apa! Tuhan... berilah Papih umur yang panjang, aku tidak mau kembali kehilangan orang yang aku sayang!" Gumam Lusi seraya berlinang air mata.
Di Rumah Sakit tempat Papih Lusi di rawat, saat ini pria paruh baya itu tengah di kunjungi sahabatnya dan sahabat sang istri yang tak lain kedua orangtua Viky. Mereka sudah setia menemani Mamih Alina sejak Papih Lusi di larikan ke Rumah Sakit.
"Re aku takut, kali ini dia benar-benar tidak bisa bertahan, aku tidak mau kehilangannya Re!" Tutur Mam Alina sendu.
"Yang sabar Lin, suami mu pasti sembuh lagi seperti sedia kala, kau harus kuat untuk memberinya support!" Sahut Mom Regina yang tak lain Mommy Viky.
"Benar Lin, Adrian pasti sembuh! dia tidak mungkin meninggalkan kita!" Sahut Papih Kevin Papih nya Viky.
Di saat ketiga orang tua itu saling menguatkan, seorang suster menghampiri mereka memberi kabar tentang kondisi pasiennya yang sudah siuman.
"Keluarga Tuan Adrian!" Seru Suster setelah keluar dari ruangan perawatan Papih Adrian.
"Saya Sus, bagaimana keadaan suami saya?!" Sahut Mamih Alina.
"Suami Nyonya baru saja siuman, dia ingin bertemu dengan anda juga!" Tutur Suster.
"Benarkah?! syukur lah jika benar begitu, terimakasih ya Sus!" Ucap Mamih Alina.
Ketiga orangtua tadi bergegas masuk menemui Papih Adrian yang baru saja siuman dari pingsannya. Meski wajahnya masih terlihat pucat, namun Papih Adrian tetap menunjukkan senyum terbaiknya pada orang-orang yang dia sayang itu.
"Sayang... apa Ana sudah kembali?!" Lirih Papih Adrian dengan suara yang begitu lemah.
"Dia sedang dalam perjalanan kemari Pih, Papih harus bertahan, Mamih ingin melihat Papih sehat lagi, Papih pasti bisa sembuh!" Sahut Mamih Alina seraya menggenggam sebelah tangan sang suami dan mengecupnya.
"Papih sudah tidak kuat Mih, mungkin ini saatnya Papih menyusul putri kita, Liana. Papih titip Ana ya Mih, Papih juga ingin melihat dia memiliki pendamping hidup sebelum Papih pergi," Tutur Papih Adrian terdengar memilukan.
"Tapi itu tidak mungkin Pih, sampai saat ini Ana sama sekali belum memiliki kekasih lagi, dia juga masih trauma dengan kejadian pengkhianatan mantan tunangannya itu!" Sahut Mamih Alina terisak.
"Dri, Lin! jika kalian setuju, bagaimana kita lanjutkan saja perjodohan anak kita kemarin?! aku sudah menganggap putrimu seperti putriku sendiri, aku rasa Misa bisa menjaga putrimu dengan baik ke depannya!" Usul Mom Regina.
"Benar Dri, aku juga sangat menyayangi Ana seperti aku menyayangi mendiang Kakak nya dulu," Timpal Papih Kevin.
"Aku juga berpikir demikian Vin, tapi... apa anak-anak akan setuju?!" Papih Adrian masih takut jika Putrinya tak menerima perjodohan ini, tapi kondisi tubuhnya yang digerogoti penyakitnya itu tak mungkin bertahan lebih lama lagi, sebisa mungkin dia harus segera mewujudkan keinginan terakhirnya itu. Yaitu menikahkan Ana.
"Mamih rasa Ana tidak akan bisa menolaknya lagi jika sudah tau kondisi kamu Pih!" Isah Mamih Alina menyahut.
"Kau harus kuat sayang, suatu saat nanti, kita pasti berkumpul kembali! kau harus berjanji padaku! jika aku sudah tiada nanti, kau harus hidup dengan baik, jangan kau biarkan satu penyakit pun menyerang tubuh milik ku ini! aku benar-benar tidak akan memaafkan mu jika itu terjadi sayang!" Ucap Papih Adrian panjang lebar.
Suasana di dalam ruangan pun kian berlarut dalam keharuan. Hingga akhirnya pintu pun di buka Ana alias Lusi yang baru saja tiba.
"Papih..." Seketika Lusi berhambur memeluk sang Papih.
"Kenapa kau menangis sayang? apa tugas mengabdi mu menyenangkan?!" Tanya Papih Adrian mencairkan suasana.
"Kenapa Papih bisa drop seperti ini?! apa Papih tidak sayang pada Ana dan Mamih lagi ya?! kenapa Papih membuat kami cemas, Pih?!" Gerutu Lusi dengan isak nya.
"Ana... Papih tidak ingin melihatmu bersedih seperti ini sayang, Papih ingin sebelum Papih pergi kau sudah menikah!" Ucap Papih Adrian to the poin.
"Papih kenapa bicara seperti itu? Papih pasti sembuh, Ana akan carikan Dokter terbaik untuk mengobati penyakit Papih, Papih pasti bisa sembuh, Papih harus bertahan!" Racau Lusi yang semakin banjir air mata.
"Sayang, apa kau mau memenuhi keinginan terakhir Papih?!" Lirih Papih Adrian berusaha tegar melihat tangis sang putri yang begitu menyayat hatinya.
"Ana tidak mau Pih, Ana hanya ingin Papih kembali sembuh, Ana tidak ingin yang lainnya lagi!" Sahut Lusi.
"Tapi Papih akan pergi dengan tenang jika kau sudah memiliki pendamping hidup sayang! jadi kau harus menuruti keinginan terakhir Papih ini, ok!".
Lusi menggelengkan kepalanya. Sampai saat ini dirinya tidak pernah terpikirkan untuk menjalin hubungan lagi. Apa lagi setelah di khianati mantan tunangannya dulu, Lusi tak pernah memiliki kekasih lagi.
"Sayang, turuti saja keinginan Papih mu, Mamih juga berusaha ikhlas, An!" Seru Mamih Alina seraya menundukkan kepalanya menahan sedih.
Seketika Lusi di dera kebimbangan. Di lain sisi, dirinya tidak ingin kehilangan sang Papih, tapi jika melihat keadaannya saat ini Lusi sepertinya memang harus belajar menerima kenyataan.
"Pih, Ana tidak bisa menikah! Ana tidak memiliki calon suami, bahkan kekasih saja Ana masih enggan mencarinya!" Ucap Ana.
"Kau tidak perlu susah payah mencari calonnya sayang, Papih sudah pilih pria terbaik untuk mu, kau pasti bahagia jika hidup dengannya!" Sahut Papih Adrian.
"Tapi siapa yang mau menikahi Ana, Pih?! Pria itu pasti tidak mau menerima Ana jika tau Ana pernah gagal bertunangan." Keluh Lusi.
"Tidak sayang, Putra Om pasti akan menerima mu!" Seru Papih Kevin angkat suara.
"Putra Om?! apa itu Kak Misa?! kalian tidak bercanda kan?! Kak Misa pasti masih mencintai mendiang Kakak, dia pasti tidak akan mau menerima Ana!".
"Dia pasti mau sayang, Om akan bicara padanya! sebaiknya saat ini kita pentingkan dulu kesehatan Papih mu!" Seru Papih Kevin.
Lusi berpikir sejenak, rasanya yang di bicarakan Papih Kevin ada benarnya, setelah di liriknya wajah sang Papih. Lusi begitu tak tega jika harus menolak keinginan terakhirnya.
"Baiklah! saat ini juga Ana bersedia menikah Pih" Seru Lusi sungguh-sungguh.
"Semoga saja setelah Ana menikah, kondisi Papih semakin membaik!" Batin Lusi penuh harap.
Setelah mendengar persetujuan Lusi. Papih Kevin dan Mommy Regina segera menghubungi Putranya untuk segera menemui mereka.
"Sebaiknya kita adakan pernikahannya setelah kau sedikit membaik saja Dri, aku juga ingin membuat pesta pernikahan untuk putrimu yang cukup meriah, sehingga dia tidak akan terlalu kecewa dengan keputusannya ini. Aku tau, putrimu itu pasti tidak akan mudah menerima putraku begitu saja, jadi biarkan aku mempersiapkan pernikahannya dulu ya!" Seru Papah Kevin.
"Aku ikut katamu saja Vin, aku sudah menyerahkan putriku sepenuhnya pada kalian! aku juga berharap kalian mau menjaga istriku juga setalah aku tiada nanti!" Ucap Papih Adrian.
"Kau jangan banyak pikiran Dri, kami pasti menjaga Ana dan Alina sebisa kami, kau tenanglah! cepat lah pulih, agar kau bisa menyaksikan hari bahagia putrimu!" Sahut Mommy Regina.
"Terimakasih Re, Vin... kalian berdua benar-benar sahabat terbaik ku!" Ucap Papih Adrian.
.
.
.
.
.
See you next episode guys 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sena judifa
tp apa misa setuju
2023-10-07
1
Elisabeth Ratna Susanti
maaf baru sempat mampir di sini 😍
2023-04-05
0
🤗🤗
akhirnya
2023-04-04
0