Keesokan harinya. Kedua pasangan suami istri itu masih nampak bergelung di bawah selimut mereka. Ternyata pertempuran keduanya membuat mereka terkulai lemas setelah beberapa kali melakukan penanaman bibit unggul milik Viky.
Kring....
Kring...
Kring...
Suara deringan ponsel pun menggema di ruangan yang masih temaram itu. Dengan malas, Viky meraih benda pipih miliknya dan menggeser gambar hijau di layar ponselnya itu.
"Halo?!" Ucap Viky setelah menggeser gambar hijau dari layar ponselnya tanpa melihat nama sang penelepon.
"Dasar anak tak tau diri! kau sudah tak menganggap Mommy lagi ya?! kenapa kau menikah tak bilang-bilang, hah?! Papih, Mommy mu juga sama sekali tak ada yang memberi kabar pada Mommy! apa kalian sengaja ya tidak ingin kami tau?!" Gerutu sang penelepon yang ternyata Mommy Bella, Tante Viky. (Mom Bella ada di novel Momi sebelumnya ya guys, mampir juga ya kalau berkenan "Love me please Jenny").
"Mom! Viky bisa jelaskan! nanti Viky ke rumah Mommy ya! sekarang Viky masih lelah, Viky masih ingin tidur, ok! bye!" Sahut Viky dengan santainya menekan gambar merah untuk memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.
"Emm... siapa yang menelepon?" Gumam Lusi yang terusik dan mulai terbangun.
"Mom Bella, sayang! kita tidur lagi saja, kau juga pasti masih lelah, kan?!" Ucap Viky seraya menarik tubuh polos sang istri ke dalam pelukannya.
"Aku ingin buang air! sebaiknya kau lepaskan aku dulu!" Sahut Lusi seraya menyingkirkan tangan Viky yang melingkar di perutnya.
"Apa mau aku antar?!" Tawar Viky dengan nada menggoda.
"Aku bisa sendiri, lagi pula nanti yang ada kau bercocok tanam lagi jika aku biarkan mengantar! cepat tutup mata mu!" Seru Lusi.
"Tutup mata? kenapa aku harus tutup mata?!" Tanya Viky.
"Haist! tentu saja aku malu! cepatlah, aku sudah tidak tahan!" Rengek Lusi yang sudah terduduk di atas tempat tidur mereka dengan selimut yang dia lilitkan di tubuhnya.
"Astaga! sayang! aku sudah melihat semuanya, kenapa kau masih malu?! bahkan aku sudah mencicipi semuanya semalam!" Ucap Viky terdengar menyebalkan di rungu Lusi.
"Ish!! dasar mesum, ayolah! aku sudah tidak tahan ingin buang air kecil!" Gerutu Lusi yang memang sudah tak tahan menahan urine dari kantung kemihnya.
"Baiklah-baiklah!" Ucap Viky terkekeh seraya memejamkan kedua matanya.
Sejurus kemudian Lusi segera beranjak berdiri dan hendak melangkah, namun betapa terkejutnya sekaligus sakitnya dia saat hendak melangkah. Bagian intinya begitu terasa nyeri dan perih. Membuat Lusi meringis menahan rasa sakitnya saat melangkah. Bahkan dia sampai terduduk kembali ke atas tempat tidurnya.
Viky yang sedari tadi memejamkan mata pun terkejut sekaligus khawatir. Betapa tidak, baru saja dia memejamkan matanya, sang istri tiba-tiba saja menjerit seperti kesakitan.
"Aww!!!" Pekik Lusi.
"Sayang! apa kau baik-baik saja?!" Tanya Viky yang segera mendudukkan diri di samping istrinya yang telah terduduk kembali.
"Haa... ini semua pasti ulah kau semalam! aku jadi tidak bisa berjalan dengan nyaman sekarang!" Rengek Lusi bak anak kecil yang merajuk.
Viky tak dapat menahan tawanya lagi, selain menggemaskan ternyata istrinya juga sangat lucu. Dia benar-benar semakin jatuh hati pada gadis yang sudah berhasil dia perawani itu.
"Ihh... malah tertawa lagi! dasar menyebalkan! aku benar-benar sudah tidak kuat ingin buang air, ini!!" Gerutu Lusi seraya menepuk sebelah bahu sang suami.
"He... ok-ok! sekarang juga aku akan membawamu ke kamar mandi sayang, ayo!" Sahut Viky seraya menggendong sang istri ala bridal style ke arah kamar mandi.
"Ihhh... tidak seperti ini juga, dong! aku kan masih malu!!!" Rengek Lusi yang malu karena sang suami langsung menggendongnya tanpa menutupi tubuhnya dengan sehelai benang pun. Keduanya sama-sama masih polos sisa pertempuran semalam.
Namun bukan Viky namanya jika tak sedikit jahil pada sang istri. Dia sengaja mengabsen kembali setiap lekuk tubuh Lusi dengan kedua netra nya. Membuat sang Dokter cantik geram sekaligus malu bukan main.
"Dasar mesummmm!!!!" Teriak Lusi seraya mendorong dada bidang suaminya saat telah sampai di dalam kamar mandi dan terduduk di atas closet duduk.
Viky semakin tertawa renyah melihat istrinya yang semakin menggemaskan. Pria itu sama sekali tak menghiraukan amukan sang istri yang mendorong dada bidangnya.
Setelah puas tertawa, Viky akhirnya keluar dari kamar mandi seperti permintaan Lusi. Dia kembali mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidur yang mereka gunakan untuk bercocok tanam semalam. Disingkirkannya selimut tebal yang mereka gunakan tadi. Seketika penampakan sebercak noda merah tanda terenggut nya mahkota sang istri tadi malam pun terpampang jelas di sprei berwarna putih bersih itu.
"Dia pasti sangat kesakitan sekarang!" Gumamnya penuh penyesalan. Namun tak dapat Viky pungkiri, dirinya juga merasa sangat beruntung dan senang jika mengingat saat dirinya yang berhasil menggagahi sang istri tadi malam.
Tak lama kemudian, Lusi keluar dari kamar mandi dengan berjalan tertatih-tatih. Sebelumnya, dia juga sudah mengenakan bathrobe yang tersedia di dalam kamar mandi hotel.
"Apa kau sudah selesai?!" Tanya Viky menghampiri.
"Hem... aku juga baru saja mengisi air hangat untuk mandi! tapi aku benar-benar lapar sekarang, bisakah kita pesan makanan sekarang?!" Pinta Lusi memelas.
Melihat sang istri memelas seperti itu, membuat Viky semakin gemas padanya. "Tentu, sayang! kau ingin makan apa sekarang?!" Tanya Viky seraya menghampiri sang istri dan mendudukkan nya di pangkuannya sendiri.
Sejurus kemudian pria tampan blasteran tersebut meraih ponselnya dan bertanya pada sang istri tentang makanan yang ingin dia santap pagi menjelang siang itu. Puas memilih menu dan memesannya secara online, pasangan pengantin baru itu memilih duduk di balkon hotel dengan di temani secangkir teh hangat.
Ting...tong...
"Sepertinya itu makanan kita, sayang! aku akan mengambilnya!" Seru Viky seraya beranjak dari kursi yang sedang dia duduki.
Tak lama pria tampan blasteran itu kembali lagi dengan dua paper bag berisi makanan yang istrinya pilihkan sebelumnya.
"Emm... wangi makanannya sangat lezat, aku jadi semakin lapar!" Ucap Lusi membuka satu persatu paper bag yang di bawa suaminya.
Viky hanya terkekeh melihat tingkah istrinya ya yang lagi-lagi terlihat menggemaskan di matanya. Membuatnya semakin jatuh cinta setiap detiknya.
"Apa kau mau aku suapi?" Tawar Viky.
"Emm... boleh!" Sahut Lusi menjawab.
Pasangan pengantin baru itu pun menikmati sarapan mereka dengan saling menyuapi. Membangun suasana seromantis mungkin meski dengan hal-hal yang sederhana.
"Astaga! ternyata benar kata orang, jika kita menikahi orang yang tepat, maka semuanya akan terasa indah dan menyenangkan." Batin Viky seraya menatap wajah sang istri yang tengah mengunyah makanannya.
"Kenapa kau menatapku begitu?! apa ada sisa makanan kah di wajah ku?!" Tanya Lusi seraya mengusap area mulutnya sendiri.
"Tidak sayang, aku hanya sedang mengagumi wajah cantikmu, ternyata wajahnya sangat begitu mirip dengan Liana, pantas saja! saat aku bertemu denganmu pertama kali, aku nampak sangat tak asing dengan paras cantikmu, sayang!" Tutur Viky.
"Hm... apa kau menyesal menikahi ku?!" Tanya Lusi berubah sendu. Namun secepat kilat Viky menarik tangan sang istri, hingga Lusi terduduk di atas pangkuannya.
"Aku sangat menyesal karena tidak menikahi mu sejak dulu, sayang!" Bisik Viky.
.
.
.
.
.
See you next episode guys 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sena judifa
so sweet
2023-10-14
1
Dehan
cieee yg pengantin baru 🤭🤭
2023-05-18
0
Elisabeth Ratna Susanti
mantap 😍
2023-04-05
0