Eps 17.

"Hm... Kenapa kau menjawab ku dengan pertanyaan lagi?! sungguh tak sopan!" Sahut Siren pura-pura merajuk.

"Hah?! em... maaf, apa sebelumnya kita pernah saling mengenal? sepertinya suara mu begitu tak asing di pendengaran saya!" Ucap Viky to the poin.

"Hahahaha..." Gelak Siren tertawa renyah.

"Kenapa wanita ini malah tertawa, memangnya apa yang lucu coba?!" Batin Viky.

"Vik, kamu benar-benar tidak mengenaliku ya?!" Sahut Siren bertanya lagi.

"Mengenali? saya rasa kita baru kali ini bertemu Nona!" Ucap Viky.

"Hm... aku Sirena berlin, Vik! teman sekampus Liana dulu!" Sahut Siren.

"Sirena?!" Gumam Viky mengulang menyebut nama Siren.

"Iya! kau benar-benar tidak mengenali ku ya?!" Sahut Siren seraya melipat kedua tangannya di depan dada tanda sedikit kecewa.

"Tunggu! apa kau Siren..." Ucap Viky tercekat.

"Iya Viky Misael, aku Siren si gendut sahabat Liana saat kuliah dulu! apa kau sudah mengingat ku sekarang?!" Tutur Siren.

"Astaga! aku benar-benar tak pernah menyangka jika kau bisa berubah secantik ini, Ren!" Decak Viky kagum pada perubahan sahabat mendiang sang kekasih dulu.

"Bagaimana?! aku sudah seperti Liana juga kan sekarang?! dari dulu aku sangat mengidolakannya! jadi aku bertekad melakukan diet ketat dan beberapa perawatan kecantikan lainnya demi seperti sekarang ini!" Tutur Siren.

"Hm... aku benar-benar kagum padamu, kau sangat hebat!" Sanjung Viky apa adanya.

Setelah tau identitas Siren yang sesungguhnya. Pria tampan blasteran tersebut menikmati makan siangnya bersama dengan rekan kerja sekaligus sahabat mantan tunangannya, dulu.

...****************...

Di rumah, Lusi yang baru saja terbangun mencari keberadaan sang suami. Dokter cantik itu, sampai menangis saat tak mendapati sosok yang dia cari di mana pun di rumahnya itu.

"Kenapa Nyonya sangat sensitif ya akhir-akhir ini?! bahkan, dia juga sering mudah menangis dengan hal-hal yang sepele!" Bisik Bibi Nina ART rumah Lusi dan Viky.

"Memangnya, Nyonya biasanya bagaimana, Bi?! aku rasa dia masih saja sama seperti biasanya, ko!" Sahut Lisa keponakan Bibi Nina yang sama-sama bekerja di rumah Lusi dan Viky.

"Haist! kau ini! kau tidak lihat ya?! akhir-akhir ini, Nyonya sering mudah kesal, bahkan dia juga tadi sempat menangis saat tau Tuan tidak ada di rumah!" Sahut Bibi Nina.

"Oh... begitu ya Bi! apa jangan-jangan, Nyonya sedang datang bulan ya?! jadi bawaannya kesal terus!" Ucap Lisa.

"Entahlah! ya sudah, sebaiknya kita kembali bekerja saja sekarang, ayo!" Seru Bibi Nina menggiring keponakannya ke arah dapur.

Kedua ART tersebut akhirnya meninggalkan Lusi yang masih menangis di ruang TV. Dokter cantik itu semakin terisak saat ponsel sang suami tak bisa dia hubungi.

"Ihhh! dia kemana sih?! kenapa Ponselnya tidak aktif?!" Gerutu Lusi seraya terisak.

Lusi mencoba menghubungi kontak sang suami kembali, namun hasilnya masih tetap sama. Akhirnya, dengan rasa kesal sekaligus gelisah, Lusi memutuskan menyusul sang suami ke perusahaannya. Setelah sampai di gedung pencakar langit tempat suaminya mengais rezeki. Lusi segera menghampiri lift dan menekan tombol tujuannya, yaitu ruangan CEO, atau lebih tepatnya ruangan suaminya.

"Sayang!" Seru Lusi seraya membuka pintu ruangan Viky tanpa mengetuknya.

Sontak seseorang yang ada di dalam ruangan tersebut pun terkejut. Tangannya reflek memegang dada dan mengelusnya setelah tau siapa yang datang.

"Nyonya! ada yang bisa saya bantu?! Tuan sedang ada meeting di luar bersama klien. Kebetulan, saya sedang membawa berkas yang tertinggal saat ini!" Ucap Rei.

"Hm... antar aku padanya!" Pinta Lusi.

Entah mengapa perasaannya selalu tak tenang akhir-akhir ini. Lusi seakan tak ingin berjauhan dengan sang suami sebentar pun. Sehingga saat Viky tak ada di sampingnya, dia selalu merasa gelisah dan cemas.

"Baiklah, Nyonya!" Tanpa membantah, Rei segera merapihkan berkas yang akan dia bawa dan segera mengajak sang majikan ke Restoran yang saat ini Viky singgahi bersama Siren.

Tak butuh waktu lama untuk menempuh Restoran tersebut. Kebetulan jaraknya memang sangat dekat dari perusahaan Viky. Sehingga Rei dan Lusi sudah bisa tiba di sana hanya dalam waktu 10 menit.

"Silahkan Nyonya!" Seru Rei mempersilahkan Lusi berjalan lebih dulu setelah membukakannya pintu mobil.

Lusi segera bergegas masuk. Dan alangkah kesalnya dia saat mengetahui sang suami sedang tertawa bahagia bersama seorang wanita lain.

Brak.

Lusi menyimpan tas yang dia bawa dengan begitu kencang di atas meja Viky.

"Sa...sayang! kenapa kau kemari?!" Tutur Viky terbata karena terkejut.

"Kenapa? kau takut aku mengganggu kencan kalian ya?!" Sahut Lusi seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku tidak sedang berkencan, sayang! aku sedang meeting! kau jangan salah paham, ok!" Tutur Viky mencoba meyakinkan.

"Apa meeting juga harus di bantu mengelap bibir ya?! sepertinya kalian juga sangat dekat?!" Ketus Lusi seraya menelisik penampilan wanita di hadapannya.

"Sayang, kau salah paham! aku hanya tak sadar meninggalkan sedikit noda di wajah, tadi! dan Siren hanya membantu ku mengelap saja!" Sangkal Viky apa adanya.

"Alah... aku tidak percaya, pokoknya malam ini kau tidur di luar! atau jangan pulang sekalian!" Ucap Lusi seraya meraih kasar tasnya dan bergegas pergi meninggalkan sang suami dan wanita yang dia yakini selingkuhan suaminya itu.

Sepanjang bergegas melangkah, bulir kristal dari kedua bola mata Lusi pun bercucuran, mengalir deras. Meski tadi dia terlihat ketus dan tegar. Namun, hatinya tak dapat di bohongi. Lusi benar-benar kecewa pada suaminya yang meninggalkannya begitu saja saat tidur siang tanpa membangunkannya untuk berpamitan.

Sementara sang pria tampan blasteran, berusaha untuk mengejar Lusi. Langkahnya semakin dia lebarkan agar sang target segera dapat di tangkap. Beruntung, hujan tiba-tiba saja turun. Mau tidak mau, Lusi pun menghentikan langkahnya dan menatap ke sekeliling, mencari tempat untuk berteduh.

"Sayang! dengarkan aku! aku benar-benar tidak berkencan dengan Siren, dia hanya rekan bisnis ku! dan apa kau tau?! dia juga ternyata sahabat mendiang Liana!" Tutur Viky setelah berhasil mengejar sang istri.

"Sahabat?!" Lusi mengerutkan keningnya. dia mengingat kembali deretan sahabat sang Kakak yang masih bisa terhitung oleh jari.

Rasanya, Lusi tidak pernah mengenal wanita tadi sebagai sahabat Kakaknya. Dia merasa tidak pernah bertemu dengan wanita tersebut dimana pun.

Karena Kusi sangat dekat dengan mendiang Kakaknya, dulu. Dia jadi tau siapa saja teman dan sahabat-sahabat Kakaknya.

"Apa kau tidak mengenalinya?!" Tanya Viky lagi seakan tau apa yang istrinya pikirkan.

"Tidak! kau pasti hanya mengarang cerita untuk beralasan!" Sahut Lusi ketus.

"Aku berani bersumpah sayang! dia hanya sahabat Liana dan rekan bisnis ku sekarang! Dia Sirena! sahabat Kakak mu yang dulu memiliki tubuh yang gemuk." Tutur Viky memperjelas identitas Siren.

"Apa yang di katakan Viky benar ya?" Batin Lusi.

"Hai Ana! apa kau juga tak mengenaliku seperti Viky tadi?!" Sapa Siren menghampiri.

"Kenapa dia tau nama panggilan ku di rumah?!" Batin Lusi.

"Apa benar ya yang di katakan Viky tadi?! tapi Kak Siren kan gemuk! sangat berbanding jauh dengan wanita di depanku ini!" Batin Musi lagi bermonolog.

"Ana, Kakak minta maaf! Kakak benar-benar Siren sahabat Kakak mu saat kuliah, dulu! aku menjalani diet ketat selama ini, jadi aku bisa langsung seperti sekarang!" Papar Siren.

"Sayang! dia benar-benar Siren sahabat Liana! percayalah padaku! kami hanya menjalin kerjasama! tidak lebih!" Ucap Viky menambahkan.

"Emm... apa itu benar?!" Lirih Lusi merasa tak enak setelah kesal seperti tadi.

"Tentu! kau bisa melihat fotoku ini jika tidak percaya padaku! foto itu aku abadikan bersama Kakak mu di saat acara salah satu event pemotretannya." Tutur Siren seraya menunjukkan sebuah foto dari dalam dompetnya.

.

.

.

.

.

Maaf telat, baru bisa rehat nih dari ngurusin acara bocil di Sekolah 🙏🏻 see you next episode guys 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

ya elah lusi jgn2 hamil y

2023-10-23

1

Nasir

Nasir

Kusi= Lusi

2023-06-28

0

Nasir

Nasir

Hehhehe usir aja tdr diluar..

2023-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!