Eps 09.

Tiba-tiba kedua matanya terarah ke sebuah jendela kayu yang berada di samping kamar tersebut. Dihampiri nya dengan tergesa, dan beruntung jendela tersebut hanya terkunci dari dalam, sehingga memudahkan Rei untuk membawa Viky keluar dari kamar itu. Hujan yang sejak tadi turun pun sudah tak terdengar lagi, Rei mengucap syukur dan segera memboyong bosnya untuk melihat dari kamar yang sudah seperti penjara itu.

"Syukurlah jendelanya mudah di buka, aku harus segera membawa Tuan untuk di obati!" Gumam Rei.

Rei semakin bergegas menuju mobil bosnya. meski dia tidak terlalu yakin bisa melewati Medan yang terjal di sepanjang jalan menuju markas relawan, namun niatnya yang begitu besar menolong sang bos mematahkan semua ragu nya.

Rei terus memacu mobil bosnya itu tanpa kenal lelah, dia terus berjuang meski sesekali ban mobil Viky mengalami slip karena jalanan yang berlubang dan berlumpur. Sekita 40 menit, barulah Rei sampai di markas relawan. Dia segera memboyong Viky ke dalam gedung lama itu, dan menyerahkannya pada pihak medis.

"Tolong tangani Bos saya, kami akan membayar berapa pun yang kalian minta setelah dia pulih nanti!" Seru Rei setelah sampai di sebuah meja darurat yang di gunakan sebagai meja resepsionis relawan.

"Silahkan baringkan pasien di tempat tidur itu Tuan! tenang saja, kami di sini adalah relawan semua, jadi anda tidak perlu repot-repot untuk membayar mahal kami!" Ucap Sang Dokter jaga yang ternyata, Ariana.

"Kalau begitu, cepat tolong lah Bos saya sekarang!" Seru Rei lagi, setelah merebahkan Viky di atas tempat tidur pemeriksaan darurat di markas relawan tersebut.

Ariana yang sudah tau siapa yang menjadi pasiennya segera memeriksa keadaan Viky dan memberikannya obat-obatan yang di butuhkan. Hanya dalam hitungan menit, Wanita yang tak kalah cantik dari Lusi itu telah selesai menangani Viky.

Di rumah Memei sendiri. Gadis itu menggerutu dan merutuki kebodohannya sendiri yang lupa akan keberadaan jendela rumahnya yang tak sempat dia kunci dari luar.

"Ahhh, sial! kenapa aku bisa lupa dengan jendelanya! pokonya besok pagi aku akan membuat mereka membayar semua kekesalan ku ini!" Rutuk Memei penuh dendam.

Pagi pun menjelang, di saat Viky sudah terlihat segar. Ariana menghampirinya lagi untuk mengecek keadaan Viky. Sedangkan Rei selalu setia berada di samping sang Bos yang terbaring semalaman di atas kasur pemeriksaan darurat markas relawan.

"Kau beruntung Tuan! jika Asisten mu tidak mengantarmu semalam, mungkin kau masih terbaring lemas pagi ini!" Ucap Ariana setelah menyuntikkan vitamin tambahan di sebelah lengan Viky.

"Hm... terimakasih! aku akan memberinya bonus nanti!" Sahut Viky menatap ke arah Rei yang masih menyembunyikan wajahnya di atas kedua tangannya yang ia lipat.

"Baiklah, karena kau sudah membaik, kau sudah boleh pergi dari tempat ini!" Tutur Ariana seraya membereskan peralatan medisnya yang baru saja di gunakan untuk memeriksa keadaan Viky.

Ariana pun hendak meninggalkan Viky untuk menyimpan peralatan medisnya. Namun belum sempat dia melangkah, seseorang menghampirinya.

"Ri, apa kau melihat Dokter Robert?!" Tanya Seseorang tersebut seraya menghampiri.

Deg...

"Lusi... apa kau baik-baik saja?!" Tanya Viky setelah melihat kedatangan Lusi.

"Kenapa kau bisa ada di sini? bukannya semalam kalian di bawa Memei ke rumahnya ya?!" Lusi malah balik bertanya setelah melihat Viky yang masih terduduk di atas tempat tidur pemeriksaan.

"Semalam dia di bawa asistennya Si, kau ada perlu apa mencari Dokter Robert?!" Sahut Ariana membantu menjawab.

"Aku... harus pulang sekarang juga Ri," Lirih Lusi sendu.

"Kenapa mendadak sekali, apa yang terjadi Si?!" Tanya Ariana cemas.

"Hm... aku akan memberitahumu, tapi tidak di sini Ri, ayo bantu aku cari Dokter Robert dulu!" Seru Lusi yang tak ingin Viky mendengar keluh nya.

Viky masih menatap kepergian Lusi dan Ariana. Sebenarnya dia sangat ingin tau apa yang membuat Lusi harus segera pulang hari itu, namun dirinya tak begitu berani bertanya, karena sepertinya Lusi tak ingin dia tau alasannya harus pulang.

"Sebaiknya aku ikuti dia pulang saja, dengan begitu aku bisa tau apa yang membuatnya gelisah dan sedih seperti itu!" Batin Viky seraya membangunkan Rei, asistennya.

Setelah Rei dan Viky sudah siap pulang, mereka hendak berpamitan pada semua Dokter relawan di sana, namun dia di hadang oleh Memei yang sudah menyusulnya ke tempat tersebut.

"Tunggu! kalian tidak bisa pergi begitu saja dari Desa ini!" Ucap Memei membentangkan kedua tangannya menghalangi langkah Viky dan Rei yang hendak pulang menyusul Lusi yang sudah lebih dulu pergi meninggalkan Desa tersebut.

"Apa lagi yang gadis itu inginkan?! Rei! kau urus lah dia, aku harus mengejar Lusi! aku tidak ingin kehilangannya lagi!" Seru Viky memerintah.

"Baiklah Tuan! anda berhati-hatilah, saya akan mencoba membujuk gadis itu untuk tidak menghalangi jalan Tuan!" Sahut Rei, sebelum akhirnya beranjak menghampiri Memei.

Dengan segera Viky melebarkan langkahnya saat Rei mencoba mencekal kedua tangan Memei dan membekap mulut gadis Desa tersebut. Beruntung keadaan di sana sudah sepi, sehingga tidak ada yang melihat aksi nekat Rei membekap mulut putri kepala Desa itu. Viky semakin melangkah cepat, bahkan dia sampai berlari untuk menuju mobilnya. Setelah berhasil menaiki mobilnya. Viky segera melajukan mobilnya untuk mengejar Lusi.

"Emm... emm..." Gumam Memei yang masih di bekal Rei seraya memberontak.

Bertepatan dengan itu Ariana keluar untuk membuang sampah medis ke tempat khusus yang sudah di sediakan tim relawan lainnya. Ariana yang berprofesi sebagai Dokter umum itu melihat Rei yang sedikit kesulitan untuk menenangkan Memei, hingga akhirnya terbesit ide jahilnya. Ariana bergegas masuk kembali ke dalam markas untuk mengambil sebuah suntikan bius dari boks obat-obatan, dengan segera dia kembali menghampiri Rei dan menyuntikkan obat bius tersebut pada Memei. Dan seketika gadis tersebut terkulai tak sadarkan diri.

"Yes! berhasil!" Sorak Ariana setelah melihat Memei terkulai lemas.

"Hai Nona, apa yang kau suntikan padanya barusan? kau tidak memberikan racun, bukan?!" Tegur Rei yang masih menahan tubuh lemas Memei.

"Tenanglah, aku hanya memberinya obat bius! Mungin sekitar dua jam lagi dia akan siuman, sebaiknya kau antar dia pulang saja secepatnya!" Seru Ariana memberi saran.

"Apa kau sedang membantu ku?!' Tanya Rei.

"Tentu saja bukan, aku hanya geram saja melihat gadis ubi yang berlaku seenaknya sejak semalam, sudah sana bawa pergi, aku sangat kesal melihat wajahnya!" Ucap Ariana.

Seketika Rei menyunggingkan senyum di bibirnya. Pria itu benar-benar sangat terbantu oleh aksi tak terduga yang di lakukan Ariana. Sehingga dia benar-benar bergegas mengantarkan Memei ke rumahnya yang saat itu sudah di sambut oleh Pak Manuel yang baru saja pulang dari rumah Joni.

"Kenapa dengan putriku? kau tidak melakukan hal macam-macam padanya, kan?!" Cecar Pak Manuel saat Rei mengantarkan putrinya dalam keadaan tak sadarkan diri.

Sejenak Rei berpikir untuk mencari alasan, sehingga dia pun membuat cerita bohong jika Memei tiba-tiba saja pingsan setelah memakan buah yang entah apa namanya, dia sendiri pun tidak tau. Namun agar Pak Manuel tidak curiga berkelanjutan, Rei juga memberitahunya jika dia sudah membawa Memei untuk di periksa, dan dia akan siuman dalam dua jam mendatang.

"Kalau begitu saya permisi Pak, saya harus segera pulang ke Kota untuk urusan pekerjaan, mari!" Tutur Rei berpamitan hendak menyusul Viky.

"Baiklah, terimakasih karena sudah menolong putriku, aku tidak akan melupakan kebaikan mu, anak muda!" Sahut Pak Manuel tulus. Dia benar-benar percaya dengan cerita yang di buat Rei sebelumnya.

.

.

.

.

.

See you next episode... 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

sekuntum⚘unt mu mom

2023-10-06

1

Noviyanti

Noviyanti

iklan mendarat

2023-09-16

0

Swadeekhab

Swadeekhab

🌹🌹🌹 untukmu say

2023-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!