Eps 18.

"Tentu! kau bisa melihat fotoku ini jika tidak percaya padaku! foto itu aku abadikan bersama Kakak mu di saat acara salah satu event pemotretannya." Tutur Siren seraya menunjukkan sebuah foto dari dalam dompetnya.

"Ini benar-benar foto Kak Liana dan Kak Siren! tapi..." Gumam Lusi tercekat.

"Aku diet ketat Si! aku sangat mengidolakan Kakak mu sejak dulu, jadi aku berniat merubah diri agar bisa sepertinya!" Ucap Siren menyanggah.

"Hm... maafkan aku Kak, aku sempat tak percaya padamu tadi!" Sahut Lusi penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa, itu wajar Si! orang-orang terdekat ku pun bereaksi sama dengan mu saat mereka tau aku bertransformasi! sudah lah, aku tidak tersinggung, ko!" Sahut Siren mengusap sebelah lengan Lusi.

"Sekarang kau percaya padaku juga, kan?!" Ucap Viky menyahut.

"Hm... tapi tetap saja kau salah! kenapa kau pergi tanpa memberitahuku?! benar-benar menyebalkan!" Rajuk Lusi.

"Astaga! aku benar-benar tak tega membangunkan mu, sayang! makannya aku langsung pergi tadi!" Ucap Viky.

"Sudahlah! aku mau pulang, aku ingin istirahat lagi di rumah!" Tutur Lusi seraya hendak menyetop taksi. Namun segera di gagalkan oleh Viky dengan menahan pergelangan tangannya.

"Aku antar sayang! Ren, aku antar kan istriku dulu ya, kau lanjutkan saja meeting nya dengan Rei, berkas yang tadi kita bicarakan pun sudah ada padanya, kau bacalah dulu! nanti aku hubungi lagi untuk pengembangan berikutnya!" Tutur Viky seraya meminta kunci mobilnya pada Rei.

"It's ok Vik," Sahut Siren.

"Jadi, Lusi istrinya Viky?! hm... kenapa Kakak beradik ini tak pernah mau mengalah padaku sih?!" Rutuk Siren dalam hatinya.

"Kak, aku pulang dulu ya! sampai jumpa lagi!" Pamit Lusi saat sang suami sudah membukakan pintu mobil untuknya.

"Iya Si, hati-hati!" Sahut Siren seraya melambaikan tangannya menatap kepergian Lusi bersama Viky dengan mobil mereka.

Di perjalanan menuju rumah, Lusi sama sekali tak berucap satu kata pun. Dokter cantik itu memilih memejamkan matanya untuk mengurangi rasa yang entah mengapa di perutnya.

"Sayang, apa kau baik-baik saja?!" Tanya Viky cemas.

Pria tampan blasteran itu sangat khawatir pada sang istri, apa lagi akhir-akhir ini Lusi terlihat semakin pucat.

"Entahlah! perutku akhir-akhir ini sering bergejolak, di tambah kepalaku juga sering pusing!" Tutur Lusi yang masih asik memejamkan kedua matanya.

Tak berselang lama, Lusi dan Viky tiba di kediaman mereka. Dengan cekatan, Viky membukakan pintu mobil di samping istrinya duduk. Keduanya langsung melenggang meninggalkan pekarangan rumah dan berniat masuk menuju kamar mereka. Namun baru tiga langkah Lusi berjalan. Dokter cantik itu pun terkulai lemas hampir menyentuh lantai. Beruntung Viky sigap menangkap tubuh istrinya yang ambruk.

"Sayang... sayang! kau kenapa?! astaga! sebaiknya aku bawa ke kamar dulu saja!" Gumam Viky panik seraya membawa Lusi dalam gendongannya ke kamar mereka.

Tiba di kamar, Viky segera merebahkan Lusi di atas tempat tidurnya dan memanggil kedua ART nya agar membantunya untuk mengurus sang istri yang tiba-tiba pingsan. Bibi Nina segera bergegas menghampiri Tuannya dan membantu Viky mengoles minyak angin di sekitar hidung Lusi. Sedang Lisa Viky perintahkan untuk memanggilkan Dokter Zein untuk memeriksa keadaan istrinya.

"Sayang! bangun lah! jangan buat aku cemas!" Gumam Viky seraya mengelus lembut kepala sang istri yang masih tak sadarkan diri.

"Tuan, saya sudah menghubungi Dokter Zein, dia sedang di perjalanan kemari saat ini!" Seru Lusi menghampiri memberi info.

"Baguslah! semoga saja dia segera datang!" Sahut Viky tanpa melihat kawan bicaranya.

15 menit kemudian, Dokter Zein yang tak lain Dokter keluarga Viky tiba di kediamannya. Dokter pria berparas tak kalah tampan dari Viky itu merupakan sahabat Viky sendiri saat mengenyam pendidikan di bangku SMA, dulu.

"Apa yang terjadi pada istriku Zein?!" Tanya Viky tak sabar.

"Istri mu..." Ucap Dokter Zein tercekat.

Bersamaan dengan itu, Lusi tersadar dari pingsannya. Dia mulai membuka mata dan mencari keberadaan sang suami yang akhir-akhir ini selalu dia inginkan berada dekat di sisinya.

"Sayang! kau sudah sadar?! apa yang kau rasakan sekarang?!" Cecar Viky mengelus lembut kepala sang istri.

"Entahlah! tapi aku rasa aku sedang hamil sekarang! aku juga sudah telat datang bulan, bulan ini!" Tutur Lusi menyimpulkan sendiri gejala yang dia rasakan.

"A...apa?! hamil?! kau serius kan?!" Tanya Viky bertubi-tubi.

"Istri mu benar, Vik! sepertinya dia memang sedang mengandung! setelah aku periksa tadi, dia hanya sedikit kelelahan akibat perubahan hormon kehamilan! aku sarankan kau bawa dia ke Dokter Obgyn saja!" Usul Dokter Zein.

"Tidak perlu! kalian lupa ya kalau aku sendiri Dokter kandungan?!" Sanggah Lusi.

"Astaga! kau benar sayang, kenapa aku bisa lupa ya?!" Kekeh Viky.

"Hm... ya sudah! kalau begitu aku pamit sekarang ya! aku rasa istrimu pasti tau obat apa saja yang harus di konsumsi mulai sekarang!" Tutur Dokter Zein seraya merapihkan peralatan medisnya.

"Iya Zein, terimakasih sudah mau direpotkan suamiku!" Sahut Lusi.

"Tidak masalah! kalau begitu selamat ya atas kehamilannya, sampai jumpa!" Tutur Dokter Zein bergegas keluar setelah berpamitan.

Kedua insan yang masih tertinggal di dalam kamar itu saling menatap penuh haru bahagia. Dengan lembut, Viky mendaratkan kecupannya di kening Lusi. Dia benar-benar sangat bahagia karena sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah.

Cup...

"Terimakasih sayang, kau membuat hidupku semakin sempurna!" Ucap Viky seraya menarik tubuh sang istri dalam pelukannya.

"Sebaiknya sekarang kau belikan aku alat tes kehamilan dulu saja! aku ingin meyakinkan dugaan ku!" Seru Lusi melerai pelukan suaminya.

"Baiklah! aku akan membelikannya sendiri untukmu, sayang! tunggu sebentar ya! emuach!" Ucap Viky seraya mengecup kembali kening istrinya sebelum beranjak.

Grep... tangan Dokter cantik itu secepat kilat mencekal pergelangan tangan Viky, dan mulai bergelayut manja di lengannya.

"Ikut!" Rengek Lusi dengan wajah memelas.

"Astaga! kenapa kau semakin menggemaskan?! ayo pergi!" Sahut Viky membuat senyuman termanis Lusi terbit di bibirnya.

Setelah mendapat alat tes kehamilan yang di inginkan, Lusi meminta Viky untuk membelikannya juga jajanan di pinggir jalan yang terlihat begitu menggoda dengan warnanya yang cukup mencolok.

"Sayang, sepertinya itu kurang higienis! kita beli yang lain saja ya?! lihatlah, warna makanannya saja begitu pekat mencolok! aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu, dan calon anak kita sayang!" Tutur Viky saat Lusi memintanya membelikan sebuah jajanan dengan warna yang begitu pekat mencolok.

"Aku akan baik-baik saja, belikan 10 tusuk saja ya! please..." Bujuk Lusi memelas.

"Tidak! pokoknya kita beli makanan yang lain saja!" Sahut Viky hendak melajukan kembali mobilnya.

Namun belum sempat dia menginjak pedal gas, dia sudah dikejutkan dengan aksi Lusi yang turun sendiri dari mobilnya demi membeli makanan yang di inginkan nya.

Bruk... suara bantingan pintu mobil pun tak kalah membuat Viky terkejut. Pria tampan blasteran itu sampai mengelus dadanya karena terlampau syok.

"Astaga! ternyata wanita hamil begitu menyeramkan! bahkan pintu mobilku saja sampai di banting nya dengan kasar!" Gumam Viky menatap nanar kepergian sang istri menghampiri pedagang jajanan.

.

.

.

.

.

See you next episode guys... 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

aish kayakx siren ada niat jelek nih

2023-10-25

1

Noviyanti

Noviyanti

semangat thor

2023-09-21

0

Nasir

Nasir

Lusi sedang hamil

2023-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!