Eps 07.

Lusi memilih meraih tas perlengkapannya dan mencari beberapa obat-obatan untuk membantu sang Ibu baru itu pulih dari rasa nyeri pasca melahirkan.

"Ini adalah obat dan vitamin untuk anda Nyonya, cukup di minum satu kali sehari, dan harus di habiskan ya, nanti setelah lima hari ke depan saya akan berkunjung lagi ke sini untuk memeriksa jahitan Nyonya!" Tutur Lusi seraya menyerahkan obat dan vitamin yang sudah dia pilihkan untuk Bora.

"Terimakasih Dokter, kami benar-benar sangat beruntung bisa bertemu dengan anda, kami benar-benar terbantu dengan adanya para relawan medis di Desa kami ini, sekali lagi terimakasih ya!" Sahut Bora penuh haru.

"Ini sudah menjadi kewajiban saya sebagai tenaga medis, semoga anda dan bayinya sehat selalu ya Nyonya, sepertinya saya harus kembali ke markas sekarang, kalau begitu saya permisi ya!" Ucap Lusi secara beranjak siap melenggang.

"Tunggu! aku akan mengantarmu!" Seru Viky menahan pergelangan tangan Lusi.

"Tidak perlu Tuan, aku bisa kembali ke markas sendiri, lagi pula Pak Manuel sudah menyediakan sepeda untukku!" Sanggah Lusi seraya menaruh tas perlengkapannya di keranjang sepeda.

"Nona, apa perlu saya yang antar?!" Seru Joni menyusul bersama Pak Manuel.

"Tidak perlu Tuan, saya bisa kembali sendiri, lagi pula markas medis dari sini tidak terlalu jauh, jadi kalian tidak perlu khawatir," Sahut Lusi bersikukuh pulang sendiri.

Namun secepat kilat, Viky mendudukkan diri di belakang Lusi yang siap mengayuh sepeda. Pria tampan itu ternyata tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan lagi.

"Tuan! apa yang kau lakukan?! cepat turun!" Seru Lusi.

"Tidak mau! aku akan menemanimu sampai markas, kau boleh mengayuh sepedanya sekarang, ayo!" Sahut Viky tanpa tau malu.

Rei sang asisten pun sampai menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah konyol majikannya itu.

"Astaga, ternyata Tuan benar-benar menyukai Dokter Lusi!" Batin Rei.

Karena lelah sekaligus tak ingin berdebat lagi, akhirnya Lusi mau tak mau mengayuh sepedanya setelah berpamitan kembali pada semua orang di rumah Joni.

Sepanjang perjalanan, Viky terus mencoba berpegangan di pinggang Lusi, namun Dokter cantik itu terus menepis tangannya, hingga akhirnya Lusi menepikan sepedanya untuk menegur.

"Tuan! aku peringatkan ya! jika kau masih terus berusaha memeluk perut ku, aku akan meninggalkanmu di sini sendirian!" Tegur Lusi geram.

"Jika aku tak berpegangan atau memeluk perutmu, aku pasti jatuh, sayang! jalanan nya kan sangat jelek. Kau tidak mau kan wajah tampan kekasihmu ini terluka karena terjatuh?!" Seloroh Viky.

"Apa kau bilang?! kekasih?! siapa juga yang mau jadi kekasihmu?! jangan bermimpi ya! cepat turun! sepertinya kau memang harus aku tinggalkan di sini!" Tutur Lusi seraya bersiap mengayuh sepedanya lagi, namun lagi-lagi Viky berhasil mencegahnya.

Pria tampan itu menahan bagian belakang sepeda Lusi dengan sekuat tenaganya. Karena Geram Lusi akhirnya beranjak dari sepeda dan berniat kembali dengan berjalan kaki.

"Tunggu... tunggu! baiklah-baiklah, aku mengaku salah. Aku minta Maaf! aku janji tidak akan mengulanginya lagi, janji!" Seru Viky seraya mencekal pergelangan tangan Lusi.

Seketika langkah Lusi pun terhenti. perlahan Lusi membalikkan tubuhnya dan menghadap kembali ke arah Viky. Lusi menghela kasar nafasnya sebelum berucap.

"Apa kau benar-benar berjanji?! bahkan hari itu saja kau tidak menepati janjimu yang akan menjemput ku pulang!" Lirih Lusi. Entah mengapa dirinya menjadi berani berkeluh kesah dan mencurahkan kekesalannya pada Viky saat itu.

"Maaf, waktu itu aku benar-benar ada urusan yang sangat penting. Malam itu aku harus segera terbang ke Kota ini untuk urusan pekerjaan. Aku benar-benar menyesal sudah meninggalkanmu malam itu!" Sesal Viky tak kalah lirih.

"Sudahlah! sebaiknya kita bergegas saja sekarang, sepertinya langit akan segera hujan!" Seru Lusi mengakhiri perbincangan mereka, namu sayangnya hujan sudah terlebih dahulu turun dengan lebatnya, sehingga membuat sepasang manusia tersebut kebingungan untuk melanjutkan perjalanan.

"Bagaimana ini?! kita tidak mungkin melanjutkan perjalanan dengan hujan yang sangat deras ini!" Keluh Lusi.

"Kita coba berjalan saja dulu! kalau tidak salah di depan sana ada sebuah gubuk, kita bisa berteduh di sana, nanti!" Sahut Viky seraya mengambil alih sepeda yang sedang Lusi tuntun.

Tanpa membantah lagi, Lusi mengikuti langkah Viky menuju sebuah gubuk yang tadi pria itu bicarakan, ternyata tak jauh dari sana benar-benar ada gubuk kecil entah milik siapa, sepertinya gubuk itu di biarkan begitu saja oleh pemiliknya.

Beruntungnya gubuk itu masih sangat layak untuk di tempati berteduh, sehingga mereka berdua pun bisa sedikit tenang karena tidak harus menerobos hujan yang turun begitu derasnya sore menjelang malam itu.

"Astaga! di sini benar-benar sangat dingin!" Keluh Viky menggosok-gosok kedua telapak tangannya.

"Sepertinya aku membawa satu kain selimut tipis tadi! sebentar, aku akan mengambilnya untukmu!" Seru Lusi seraya mencari selimut dari tas perlengkapannya.

Setelah mendapatkan yang dia cari, Lusi segera memakaikan selimut tersebut pada tubuh Viky yang terlihat begitu menggigil karena kedinginan.

"Apa kau sendiri tidak merasa dingin?!" Tanya Viky.

"Dingin sih, tapi sepertinya kau lebih membutuhkan selimut itu di bandingkan aku!" Sahut Lusi seraya mengeratkan Jas kebanggaan miliknya yang sudah sebagian basah.

"Kemari lah! sebaiknya kita gunakan selimut ini berdua untuk menghangatkan diri, sepertinya hujannya masih lama untuk reda!" Seru Viky seraya menarik tangan Lusi hingga Dokter cantik itu pun menghampirinya dan membentur dada bidangnya.

"Astaga! apa kau tak bisa sedikit lembut ya pada perempuan?!" Gerutu Lusi seraya mengusap keningnya yang terasa sedikit sakit karena terbentur dada bidang Viky.

"Maaf, aku hanya ingin kau segara mendekat, aku benar-benar kedinginan sekarang!" Lirih Viky dengan tubuhnya yang kian menggigil.

"Astaga! Tuan, kau demam!" Panik Lusi setelah menempelkan punggung tangannya di kening Viky.

Haitcuh...

Seketika Viky pun bersin. Sepertinya dia benar-benar terserang flu dan demam. Apa lagi akhir-akhir ini dirinya memang kurang istirahat, sehingga imun tubuhnya pun melemah.

"Tuan, sebaiknya kau pakai selimut ini sendiri saja! aku akan mencari obat di dalam tas, kau berbaringlah di sini!" Seru Lusi setelah membenahi lantai yang mereka singgahi saat ini.

Namun belum sempat Lusi meraih tasnya, Viky segera memeluk Lusi dari belakang dengan erat. Pria itu seakan enggan di tinggalkan sedetik pun oleh Lusi.

"Tetap di sini! aku tidak perlu obat, aku hanya perlu pelukan dari mu yang bisa menghangatkan tubuhku!" Pinta Viky seraya menyembunyikan wajahnya di sela ceruk leher Lusi. Membuat Dokter cantik itu seketika mematung, merasakan desiran di tubuhnya.

"Tetap waras Lusi! kau tidak boleh gampang tergoda seperti ini! sadarlah!" Rutuk Lusi dalam hatinya.

"Kenapa kau wangi sekali?! aku suka aroma tubuhmu!" Racau Viky yang semakin tinggi demamnya.

"Astaga! kenapa badannya semakin panas! aku harus segera memberinya obat!" Gumam Lusi seraya mencoba meraih tasnya.

Sementara itu, Rei yang masih berada di rumah Joni. Semakin gelisah saat dirinya mencoba menghubungi sang bos, namun sambungannya sang sulit terhubung karena jaringan yang sering jelek di Desa itu jika sedang hujan terjadi.

"Jon, apa kau memiliki kendaraan lain selain sepeda? kereta kuda misalnya?!" Tanya Rei.

"Aku tidak punya Tuan, aku juga kurang tau siapa yang memiliki kereta kuda di Desa ini!" Sesal Joni.

"Aku tahu! jika kau mau aku bisa mengantarmu ke sana sekarang juga!" Seru Memei.

.

.

.

.

.

Jangan lupa dukungannya ya guys, see you next episode 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

muara cinta kita mampr mom

2023-10-04

1

Noviyanti

Noviyanti

bunga nya meluncur

2023-09-15

0

Mom La - La

Mom La - La

mesra2 gmna gitu klw pke sepeda.

2023-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!