Dengan cepat pria tampan blasteran itu meraih bagian belakang gaun Lusi yang memang sedikit rumit untuk di buka jika di lakukan sendirian.
Glek...
Jakun sang pria pun terlihat naik turun saat melihat punggung mulus Lusi yang terpampang nyata di depan matanya.
"Astaga! kenapa kulitnya begitu mulus? rasanya aku tidak akan kuat jika lama-lama menatapnya!" Gumam Viky dalam hatinya.
"Ky, sudah belum?!" Tegur Lusi yang masih tak merasakan gaunnya melonggar.
"I... iya, sebentar sayang! sepertinya ini sedikit sulit!" Gugup Viky seraya mulai membuka pengait gaun yang di gunakan istrinya dengan tangan gemetar.
"Haist! kenapa kau malah gemetar begi... astaga! jangan bilang kau berpikiran mesum saat ini?!" Sangka Lusi. Sejurus kemudian dia merutuki kebodohannya karena sudah keceplosan bicara jika Viky sedang berpikiran mesum mengenai tubuhnya.
"K...kau sembarang! mana ada aku berpikiran mesum saat berkabung begini!" Sangkal Viky.
"Kau benar... sepertinya aku juga tak bisa menikmati hari bahagia kita saat ini, maaf ya! aku benar-benar masih belum bisa menerima sepenuhnya kepergian Papih, Ky!" Sahut Lusi berubah sendu.
Viky pun membuka seluruh bagian belakang gaun Lusi dan membalikkan tubuh istrinya yang tengah menahan gaunnya agar tak langsung melorot.
"Aku tau sayang, aku juga sangat kehilangan Om Adrian, bagaimana pun juga dia sudah seperti Papih ku sendiri. Aku sudah mengenalnya sejak dulu! jadi mana mungkin aku tak ikut sedih seperti mu?!" Tutur Viky seraya menangkap wajah sang istri dengan kedua telapak tangannya.
"Hm... kau benar! aku hampir lupa jika kau sebenarnya adalah tunangan Kakak ku, dulu!" Ucap Lusi terlihat semakin sedih.
"Jangan bilang kau menyesal menikah dengan ku! meski aku pernah mencintai Kakak mu, tapi saat ini hanya kau yang ada di hatiku, sayang! tidak ada yang lain! jadi berhentilah bersedih dan memikirkan yang tidak penting! aku akan selalu ada di sisimu mulai sekarang!" Tutur Viky panjang lebar.
Setelah keduanya selesai mencurahkan isi hati mereka masing-masing. Lusi dan Viky akhirnya kembali menghampiri Mamih Alina untuk membantu pemakaman Papih Adrian.
"Lin, sebaiknya kau menginap di rumah ku dulu saja malam ini! aku khawatir kau akan semakin kesepian jika pulang ke rumah sekarang, anak-anak kan, pasti menginap di hotel malam ini!" Seru Mommy Regina setelah pemakaman Papih Adrian selesai di laksanakan.
"Gina benar, Lin! kau menginap lah beberapa hari ini di rumah kami!" Sahut Papih Kevin menimpali.
"Hm... baiklah! terimakasih Ya Re, Vin... disaat aku tak memiliki sanak saudara lagi, kalian lah yang selalu ada untuk ku dalam segala keadaan, terimakasih ya!" Ucap Mamih Alina tulus.
"Ya sudah, sekarang sebaiknya kita pulang saja ya! kau juga harus beristirahat, jangan sampai kau jatuh sakit!" Tutur Mommy Regina.
Ketiga orangtua paruh baya tersebut akhirnya memutuskan pulang. Lain halnya dengan Viky dan Lusi. pasangan suami istri baru itu malah mampir terlebih dahulu ke makan sang mendiang Liana, Kakak Lusi, atau mantan tunangan Viky.
"Hai Kak! lama tak jumpa?! apa Kakak sudah bertemu dengan Papih sekarang?! semoga kalian berdua tenang di surga sana ya, aku akan selalu merindukan kalian berdua Kak!" Tutur Lusi seraya mengusap batu nisan yang terpasang di makam sang Kakak.
"Mereka sudah bahagia sayang! sebaiknya kita pulang menyusul Mamih dan yang lainnya saja ya! lagi pula ini sudah sangat malam! aku tidak ingin kau sakit!" Seru Viky seraya mengusap tengkuknya beberapa kali.
Hembusan angin malam di pemakaman yang terang oleh beberapa lampu yang terpasang itu masih membuat Viky gemetar menahan rasa ngeri. biar bagaimana pun juga itu adalah pemakaman, dimana tempat semua orang yang sudah meninggal beristirahat.
"Sa...sayang! ayo kita pulang!" Seru Viky lagi.
"Hm... baiklah! ayo!" Sahut Lusi berjalan mendahului.
"Tu...tunggu sayang! jangan tinggalkan aku!" Seru Viky mengejar sang istri yang terlihat semakin cepat berjalan. Bahkan Lusi sampai sedikit berlari kecil.
Ternyata, Lusi sengaja mempercepat langkahnya. Bukan karena dia takut, tapi Lusi ingin sedikit menjahili suaminya yang terlihat ketakutan sedari tadi.
"Hihihi... ternyata suamiku penakut juga ya!" Kekeh Lusi dalam hatinya.
Sesampainya di area parkir pemakaman, Viky segera menghampiri sang istri yang tengah menunggunya dengan bersandar di samping mobil.
"Ha... kenapa kau tega meninggalkan ku?! ha.... kau benar-benar tega!" Tutur Viky dengan nafas yang tersengal.
"Aku tidak meninggalkan mu sayang! kau saja yang larinya kurang cepat!" Sahut Lusi terkekeh.
"Astaga! ha... sudahlah! sebaiknya kita kembali ke hotel saja sekarang! sepertinya aku harus mandi lagi! tubuhku jadi berkeringat lagi karena olah raga tadi!" Ucap Viky seraya membuka kunci mobil melalui remote nya yang tergantung bersama kunci mobilnya.
Lusi tak menyahut lagi, gadis itu hanya menuruti ucapan sang suami dan duduk manis di sampingnya yang siap mengemudi.
"Hm... kau bisa menjahili ku di sini! tapi di hotel nanti, giliran ku yang menjahili mu sayang!" Batin Viky menyeringai.
...****************...
"Aku mandi duluan ya!" Seru Viky seraya melenggang masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah terlihat segar, pria tampan blasteran itu pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di bagian pusar hingga lututnya saja. Sehingga roti sobek miliknya terpampang jelas.
Glek...
Kini giliran Lusi yang susah payah menelan saliva nya sendiri. Bagaimana tidak, tubuh Viky yang sangat perfect itu menampilkan beberapa potongan roti sobek di bagian perutnya. Di tambah, aroma maskulin yang menguar dari sabun dan sampo yang Viky gunakan. Benar-benar menyegarkan dan semakin membuat Lusi terpesona pada suaminya.
Perlahan namun pasti, Viky menghampiri Lusi di atas tempat tidur mereka. "A... apa yang akan kau lakukan?!" Gugup Lusi. Viky seakan menulikan pendengarannya. Dia benar-benar tak menghiraukan pertanyaan istrinya tersebut. Yang ada dia semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Lusi yang sudah terlihat memerah.
"Sayang... aku menginginkan mu malam ini!" Bisik Viky tepay di samping telinga Lusi. Membuat gadis itu meremang geli karena hembusan nafas Viky yang begitu halus menyapu permukaan kulit telinganya.
"A...aku, aku... Ky! aku belum mandi, aku mandi dulu ya!" Ucap Lusi seraya mencoba meloloskan diri. Namun Viky ternyata sudah lebih cepat mengungkung tubuh istrinya dan mengunci pergerakan istrinya itu dengan kedua tangannya.
"Ya Tuhan... apa aku benar-benar harus menyerahkan mahkota ku malam ini?!" Batin Lusi meratap.
"Sebaiknya kita olah raga dulu, baru kita mandi bersama, ok!" Ucap Lembut Viky.
Perlahan bibir merah itu mengecup kening Lusi dengan cukup lama. Setelahnya Viky kembali menatap kedua bola mata sang istri dengan begitu intens, membuat sang gadis seperti terhipnotis dengan perlakuan lembutnya yang menghanyutkan.
Setelah puas menyelami kedua bola mata sang istri. Viky kembali mendekatkan wajahnya pada Lusi, kali ini sasarannya adalah benda kenyal berwarna merah jambu milik istrinya.
Cup...
Ciuman yang awalnya kecupan itu berlanjut menjadi ciuman yang dalam dan menuntut. Menghanyutkan kedua insan yang tengah di mabuk asmara dan gairahnya masing-masing. Mengarungi indahnya surga dunia yang baru pertama kali ini keduanya rasakan sepanjang hidup mereka.
.
.
.
.
.
See you next episode guys 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sena judifa
tunangan kakakx kn dulu skrang bkn
2023-10-08
1
MEMEY
bunga mawar 🌹 mendarat untuk mommy
2023-07-21
0
Dehan
yaelah.. masih juga lihat punggung 🤣🤣
2023-05-18
0