Kecantikan Tersembunyi Milik Istri Dosen Tampan

Kecantikan Tersembunyi Milik Istri Dosen Tampan

Kecantikan Yang Tersembunyi Milik Istri Dosen Tampan

Pronolog

Mempunyai kecantikan yang berlebihan tentu saja dapat menjadi boomerang bagi wanita. Yah, bisa dibilang sesuatu yang berlebihan itu kadang tidak baik, kecuali uang.

Hal tesebutlah yang membuat trauma seorang gadis bernama Disya. Gadis cantik nan lembut serta memiliki hati bak malaikat. Ia terlahir dikeluarga yang bergelimang harta, tapi apalah arti itu semua jika tidak bisa membeli nyawa sang kakak yang telah tiada.

Kakak Disya bernama Cantika. Ia meninggal disaat Disya menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama. Dia melihat dengan jelas saat kakaknya bunuh diri dikarenakan pelecehan yang dilakukan oleh beberapa laki-laki yang tidak bertanggung jawab.

Cantika mempunyai wajah yang sangat cantik. Dia merupakan salah satu wanita yang banyak digandrungi oleh para pria di kampusnya karena kecantikannya.

Tapi hal tersebutlah yang menjadi boomerang bagi Cantika. Ia mengalami depresi mendalam akibat pelecehan yang dialaminya, sehingga tidak dapat mengontrol dirinya dan berakhir bunuh diri.

Tentu saja hal tersebut menjadi peristiwa yang sangat membekas diingatan Disya, karena ia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat sang kakak bunuh diri.

Berawal dari peristiwa tersebutlah Disya mempunyai ambisi untuk membuat wajahnya menjadi terlihat buruk rupa. Disya membuat wajahnya menjadi gadis dengan wajah yang kusam serta gigi yang tonggos dan jangan lupa dengan tompel yang menghiasi pipinya.

Tentunya dengan menjadi gadis yang buruk rupa tidak jarang Disya mengalami bullying di sekolah yang dia tempati. Tapi, dia tetap bersyukur karena dia tidak pernah mendapatkan kekerasan fisik walaupun cacian serta hinaan selalu menjadi makanan sehari-harinya.

Tak jarang Disya selalu berfikir agar memunculkan wajah yang sesungguhnya dia miliki. Karena ingin mematahkan statement mereka terkait dia yang memiliki wajah seperti itu. Tapi peristiwa sang kakak lebih mendominasi dipikirannya daripada perkataan mereka sehingga dia hanya bisa terus bersabar menjalani hari-harinya.

Dertt dertt derttt

“Hallo”. Ucap Disya saat sambungan telponnya sudah terhubung.

“Hallo Sya, kamu dimana? Ini udah jam sepuluh lewat lima belas loh, lima belas menit lagi pak Burhan masuk.” Jawab seorang wanita dari sebrang telpon yang tak lain adalah Dina teman Disya.

“iya bentar lagi, soalnya aku kejebak macet nih, semoga keburu.” Jawab Disya.

“Oh yaudah buruan, lo tau kan pak Burhan gimana, dia pasti nggak bakalan biarin lo masuk kalau terlambat.” Ucap Dina.

“Iya bawel, dikit lagi sampe nih.” Jawab Disya

“Yaudah kalau gitu hati-hati dijalan Sya, bye.” Ucap Dina

“Iya bye.” Ucap Disya yang kemudian langsung mematikan sambungan telponnya dengan Dina.

Setelah perjalanan yang menguras waktu akhirnya Disya tiba di kampus. Dia langsung berlari keruang kelas yang dia tempati. dan saat perjalannya ke kelas tak sengaja dia menabrak seseorang.

“Aduh, maaf ya saya nggak fokus jadinya nabrak kamu.” Ucap Disya sambil berdiri dan memungut buku-bukunya yang terjatuh juga.

“Iya, lain kali kalau jalan itu hati-hati, nggak usah buru-buru, malah celakai orang lain.” Jawab pemuda tersebut dengan tegas dan tatapan mata yang tajam.

“Iya, sekali lagi maaf ya, saya lagi buru-buru jadi tidak bisa berbicara lebih banyak lagi dengan kamu.” Ucap Disya yang bersiap untuk pergi.

“Emang yang mau bicara dengan kamu siapa, cih.” Jawab pemuda tersebut sambil berdecih dan berlalu pergi begitu saja.

“Dih, songong banget tuh cowok.” Ucap Disya sambil melanjutkan perjalanannya ke kelasnya.

Sampainya Disya dikelas dengan nafas yang masih ngos-ngosan dia langsung ke bangku yang telah disimpankan oleh Dina. Disya memang cuman mempunyai Dina sebagai temannya, karena cuman Dina yang mau berteman dengannya.

Awalnya Disya berpikir bahwa tak akan ada yang mau berteman dengannya karena fisiknya yang buruk. Tapi ternyata pada saat awal masuk kuliah Dina malah langsung berkenalan dengan Disya dan langsung merasa nyaman untuk berteman dengan Disya.

Dan disaat Disya mendapatkan cacian dan hinaan maka disitulah Dina akan membela Disya dengan cara apapun. Bahkan tak jarang Dina berkelahi dengan orang lain hanya untuk membela Disya. Makanya Disya sangat bersyukur memiliki sahabat dengan hati yang baik dan tulus seperti Dina.

“Sya, lo kok bisa hampir terlambat sih, padahal biasanya paling duluan datang kekampus.” Ucap Dina setelah Disya duduk dibangkunya dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

“Huftt, jadi tadi malam tuh gue begadang nonton drakor abisnya seru banget sih jadi gak kerasa ternyata udah jam tiga pagi, jadi gue baru tidur jam tiga dan pas bangun ternyata udah mau jam sepuluh yaudah gue langsung siap-siap bahkan gue nggak mandi loh saking paniknya.” Jawab Disya dengan berbisik diakhir kalimatnya.

“Ishh, pantes aja daritadi gue cium bau aneh ternyata lo pelakunya.” Jawab Dina sambil menutup hidungnya.

“Sialan lo Din, wangi gini dibilang bau.” Ucap Disya jelous sambil mengerucutkan bibirnya kedepan.

“Hehehe, bercanda kali Sya.” Jawab Dina sambil tertawa.

“Cih nggak lucu, lo sama tau nggak dengan cowok tadi, sama-sama nyebelin.” Ucap Disya yang mengingat pertemuannya dengan cowok tadi.

“Cowok tadi?” Jawab Dina dengan kening mengerti bingung.

“Iya, jadi tadi pas gue mau ke kelas kan gue lari dan gue nggak lihat kalau ternyata ada cowok yang kebetulan mau lewat dari arah depan gue, jadi akhirnya ya gue tabrak deh, dan otomatis gue minta maaf dong, tapi mukanya songong banget lagi pas diajak bicara, males gue kalo ingat tuh cowok malah bikin mood gue tambah hancur.” Jawab Disya sambil menunjukkan wajah tak sukanya tentang cowok yang dia tabrak tadi.

“Nggak boleh gitu tau Sya, nanti jadi jodoh baru tau rasa.”Ucap Dina

“Dih, amit-amit deh kalau gue ketemu sama dia lagi, lagipula mana mau dia sama cewek buruk rupa kayak gue, IMPOSSIBLE. Udah ah, udah ada dosen tuh mana gue masih ngantuk.” Ucap Disya dengan menekan kata IMPOSIBBLE sambil menguap.

“Tapi jodoh nggak ada yang tau loh Sya, gue doain deh lo berjodoh dengan dia.” Ucap Dina sambil tertawa.

“Terserah.” Jawab Disya sambil memutar bola matanya malas.

Setelah pelajaran berakhir Disya mengajak Dina untuk ke kantin karena perutnya sudah sangat lapar dan dia tidak sempat untuk sarapan pada saat ke kampus. Sesampainya di kantin Disya dan Dina memesan menu favorit mereka berdua yaitu pangsit.

“Sya, lo mau pesen apa, biar gue yang pesenin.” Ucap Dina.

“Seperti biasa aja Din.” Jawab Disya.

“Yaudah, tunggu ya.” Ucap Dina.

“Mbok, pesan dua pangsit, dan dua jus jeruknya yah di bawa kemeja sana.” Ucap Dina memesan makanan dan minuman mereka dan menunjuk kearah meja yang sedang mereka tempati.

“Sip lah non gelis.” Ucap Mbok Ratih penjual di kantin kampus yang Dina dan Disya tempati sambil mengacungkan satu jari jempolnya.

Sambil menunggu, Disya melihat kesekeliling kantin dan tanpa sengaja dia melihat pria yang tadi dia tabrak.

“Dia”. Ucap Disya.

Terpopuler

Comments

Pena Hitam

Pena Hitam

menarik

2023-02-18

0

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Ceritanya seru.

Hai, kak. Mampir di Karya aku juga ya kak. 😁
Salam kenal.

2023-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!