Saking asiknya Disya melamun, dia tidak menyadari jika mereka sudah sampai dirumah sakit.
“Disya, ayo turun kita sudah sampai.” Brian memegang bahu Disya, karena dari tadi dia panggil Disya tidak menggubrisnya.
“Ah…sudah sampai.” Gumam Disya.
“Iya pak.” Disya tersentak melihat tangan Brian dibahunya.
Disya dan Brian kemudian turun lalu menuju ruangan bagian pemeriksaan kandungan.
Brian sudah membuat janji terlebih dahulu dengan dokternya, jadi mereka tidak perlu lagi mengantri bersama ibu-ibu hamil.
Brian memperkenalkan dirinya kepada perawat yang berjaga, jadi dia langsung diarahkan masuk keruangan karena didalam dia sudah ditunggu oleh dokter Sinta, yaitu dokter yang akan memeriksa kandungan Disya.
“Halo pak, bu, silahkan duduk dulu.” Ucap dokter Sinta ramah sambil mempersilahkan Brian dan Disya untuk duduk.
“Jadi apa keluhan anda bu?.” Ucap dokter Sinta dengan lembut.
“Sudah satu bulan lebih saya belum menstruasi dokter, dan kemarin saya juga sempat mual dan muntah ketika mencium masakan ibu saya yang mengandung bawang, lalu ketika saya tes menggunakan tespack ternyata saya positif hamil dok.” Ucap Disya.
Brian langsung mememalingkan wajahnya kearah Disya, jadi ini alasan kemarin Disya tidak kekampus.
“Kalau gitu mari bu ikut saya.” Dokter langsung mengarahkan Disya untuk berbaring keranjang pemeriksaan karena dia akan melakukan USG.
Brian selalu berada disamping Disya dengan perasaan yang entahlah, dia tidak bisa mendefinisikannya.
Dokter menyibak baju Disya hingga kebawah dada, kemudian mengoleskan gel ke perutnya.
Brian yang melihat kembali perut Disya langsung memalingkan wajahnya, dia takut tergoda dengan perut itu.
Dokter mengecek perut Disya, dan ternyata dilayar terlihat dua titik yang masih sangat kecil.
“Wahh…selamat ya pak Brian dan Ibu Disya. Sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua.”
“Dan bisa kita lihat sama-sama dilayar, ternyata dirahim Ibu Disya ada dua janin yang hidup, yang usianya diperkirakan berjalan 10 minggu.” Jelas dokter Sinta sambil tersenyum kearah dua calon orang tua itu.
Brian yang mendengarnya tidak berekspresi apa-apa padahal didalam hatinya yang terdalam dia sangat senang sekali karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah, walaupun caranya tidak seperti impian Brian selama ini.
Brian selalu bermimpi akan mempunyai anak ketika dia telah menikah dengan istri yang dicintainya lalu hidup bahagia bersama keluarga kecilnya itu, tapi sekarang sepertinya harapannya itu harus pupus karena dia mempunyai anak diluar nikah, plus akan menikah dengan wanita yang tidak dicintainya.
Disya yang melihat ekspresi Brian yang biasa saja merasa sakit hati yang luar biasa, tapi dia harus menahannya karena ini juga terjadi tidak sesuai dengan keinginan mereka.
“Jadi anak saya kembar dok?.” Tanya Disya kepada dokter Sinta.
Dokter Sinta menjelaskan bahwa mereka tidak hanya ada satu janin tapi ada dua, mendengarkan penjelasan dokter Sinta, seketika air mata Disya luruh, ternyata Tuhan tidak hanya menitipkan satu anak kepadanya tetapi dua.
Mungkin jika Disya hamil dengan orang yang dicintainya pasti dia akan sangat bahagia, tapi sekarang entahlah, dia masih dilema akan hal itu. Tapi dia akan berjanji untuk terus membahagiakan anaknya dan merawat anaknya dengan sepenuh hati.
Walaupun kehadirannya tidak seperti yang dia inginkan, yang namanya titipan langsung dari Tuhan apalagi berupa seorang anak, kita harus bersyukur.
Setelah pemeriksaan kandungan Disya selesai Brian langsung mengajak Disya untuk pulang kerumah.
Seperti tadi, diperjalanan kali ini juga Disya dan Brian kembali tidak ada yang bersuara, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Setelah sampai Disya langsung turun dan masuk kedalam rumahnya, Brian tidak mampir karena dia harus segera memberitahukan kepada kedua orang tuanya terkait masalahnya dengan Disya.
Setelah sampai dirumahnya Brian langsung menuju ruang keluarga karena disana ada mamanya yang sedang menonton.
“Ma, Brian mau nikah.” Ucap Brian to the point kepada mamanya.
“Kesambet apa kamu tiba-tiba mau nikah, emang calonnya udah ada.” Ucap Fina yang kaget dengan permintaan Brian yang sangat tiba-tiba, apalagi ini menyangkut pernikahan, ikatan sakral sekali seumur hidup, jadi tidak boleh main-main dengan hal ini.
“Udah ma, besok aku mau ajak mama dan papa buat kerumah calon istriku.” Jawab Brian dengan tenang.
“Kamu jangan main-main Bry, pernikahan itu ikatan suci yang tidak bisa dipermainkan, kamu taukan di keluarga kita paling menghargai yang namanya pernikahan, jadi pikirkan baik-baik, mama mau kamu cuman nikah sekali seumur hidup.” Ucap Fina dengan tegas sambil menatap kearah Brian.
“Iya ma, lagi pula calon istri aku ini lagi hamil anak aku.”Ucap Brian santai, dan dia tidak mau memberitahukan rencana busuknya kepada mamanya ,karena pasti dia tidak akan diizinkan menikah.
“Apa….”Jantung Fina seakan mau copot mendengar pernyataan anaknya itu, dia tidak menyangka anak yang selama ini dia nggap penurut dan baik hati ternyata bisa berbuat bejat.
“Sama siapa kamu melakukan itu Bry, kenapa kamu bisa kelewatan batas seperti ini, mama dan papa kamu tidak pernah mengajarkan kamu buat berperilaku bejat seperti itu.” Fina menangis mendengar anak satu-satunya itu menghamili anak gadis orang.
“Brian tidak sengaja ma, lagipula disini bukan hanya Brian yang salah, tapi dia juga.” Ucap Brian sambil menenangkan mamanya. Dia merasa bersalah sekali, karena dia tau mamanya juga seorang perempuan, tapi ini juga bukan sepenuhnya kesalahannya.
“Jadi ceritakan sama mama, kenapa kamu bisa berbuat seperti itu.” Ucap mama Brian.
Brian pun langsung menceritakan kejadian yang menimpa dirinya waktu itu, mulai dari Disya yang masuk dikamarnya dan mengusirnya, sampai dia melakukan hal terlarang itu.
Fina hanya mendengarkan saja, bagaimana pun semuanya telah terjadi dan tidak ada yang perlu disesali. Yang harus dipikirkan saat ini adalah menyatukan mereka berdua agar pihak perempuan tidak dihina dilingkungan masyarakat karena kondisinya yang hamil diluar nikah.
Kasihan sekali nasib cucunya jika akan dikatai anak haram oleh masyarakat.
“Berapa usia kandungan perempuan itu?” tanya mama Brian yang sudah mulai menguasai dirinya.
“ Berjalan sepuluh minggu ma. Dan ternyata anak Brian kembar.” Ucap Brian.
“Apa…kembar.” Lagi-lagi Fina terkejut karena dikeluarganya tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
“Iya ma, sepertinya dari keluarga Disya ada yang mempunyai gen kembar makanya dia bisa hamil anak kembar.” Jelas Brian.
Mama Brian sangat bahagia dan antusias menantikan cucu-cucunya, karena selama ini hanya Brian lah anak yang dia punya, sehingga mendengar kabar ternyata Brian akan mempunyai anak kembar dia sangat antusias sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments